Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kurikulum merupakan rancangan dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dalam kurikulum 2013, guru mempunyai tugas sebagai fasilitator artinya guru sebagai
pendamping siswa dalam proses belajar mengajar berlangsung
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang
terjadi antara guru dengan anak didiknya. interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar
mengajar yang diarahkan untuk mencapai tujuan salah satunya Berkenaan dengan menulis teks anekdot
Kurikulum 2013 revisi, yang diutamakan dalam pembelajaran bukan hanya aspek pengetahuan dan
ketermpilan saja, namun, pendidik diharapkan dapat membentuk karakter peserta didik dengan
menginterprestasikan nilai-nilai karakter pada setiap pembelajaran seperti nilai karakter rasa ingin tahu.agar
proses blajar mengajar berlangsung dengan baik dan tidak membosankan guru menggunakan bahan ajar
sebagai bahan dalam memberi pelajaran seperti Lkpd yang berisikan tugas yang harus dikerjakan peserta
didik dan biasanya berupa petunjuk langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas agar proses belajar
mengajar menyenangkan.
Identifikasi Masalah
Menurut Amien Silalahi (2003 : 25) “Identifikasi masalah merupakan usaha untuk mendaftarsebanyak-

banyaknya pertanyaan terhadap suatu masalah yang sekiranya bisa ditemukan jawabannya”.

Menurut Setyosari (2012 : 64) Identifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara

mendaftar faktor-faktor yang berupa permasalahan mengidentifikasi masalah-masalah penelitian bukan

sekedar mendaftar jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih dari pada itu karena masalah yang telah

dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau signifikansi untuk dipecahkan

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan, maka ditemukan cakupan masalah yaitu :
 Terbatasnya bahan ajar LKPD teks anekdot bermuatan rasa ingin tahu
 Perlunya pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa yang menarikdan mudah dipahami oleh siswa
 Perlunya referensi lain bagi Siswa agar mampu memahami materi teks anekdot
 Masih belum banyak LKPD bermuatan rasa ingin tahu yang membantu perkembangan pengetahuan Siswa
Pembatasan Masalah

Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas atau lebar sehingga

penelitian itu lebih bisa fokus untuk dilakukan oleh peneliti.

Arikunto (2009 : 4) “Menyatakan bahwa masalah yang berhasil didaftar atau diidentifikasi dengan menyesuaikan diri pada

keterbatasan-keterbatasan yangdimiliki penelitian hanya memiliki satu atau beberapa masalah yang dipandang penting untuk

dicarikan pemecahnya”.
Tahi (2011 :19) “Pembatasan masalah adalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai masalah yang telah
diidentifikasi,dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus,lebih sederhana dan segalanya akan lebih muda kita
amati karena dengan pembatasan masalah maka seorang penelitiakan lebih fokus dan terarah sehingga tahu kemana akan
melangkah selanjutnya dan apa tindakan selanjutnya.”
Berdasarkan identifikasi masalah maka masalah dibatasi pada:
 Bahan ajar yang akan dikembangkan adalah lembar kerja pesetra didik (LKPD)
 Materi yang dimuat LKPD adalah anekdot yang sesuai dengan KD 4.6 menciptakan kembali teks anekdot dengan
memperhatikan struktur,dan kebahasaan
 LKPD memuat teks anekdot bermuatan rasa ingin tahu sesuai dengan acuan buku teks pelajaran bahasa indonesia K 13 yang
saat ini digunakan ditingkat SMA.
 Subjek penelitian ini adalah dosen ahli materi teks anekdot dan dosen ahlidesain produk
 Objek dalam penelitian ini adalah aspek isi dari LKPD tersebut
Rumusan Masalah

Menurut Pariata Westra (1981 : 263) “Menyatakan bahwa suatu masalah yang terjadi apabila
seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai
tujuan itu hingga berhasil”.
Menurut Sutrisno Hadi (1973 : 3)”Menyatakan bahwa masalah adalah kejadian yang
menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah penelitian ini dapat diajukan beberapa
rumusan masalah,sebagai berikut:
 Bagaimanakah proses pengembangan bahan ajar teks anekdotuntuk menanamkan nilai rasa
ingin tahu pada siswa kelas X SMA berupa LKPD?
 Bagaimanakah validasi bahan ajar teks anekdot untuk menanamkan nilai rasa ingin tahu pada
siswa berupa LKPD menurut ahli materi dan desain untuk siswa kelas X SMA?
 Bagaimanakah Keefektifan bahan ajar teks anekdot untuk menanamkan nilai rasa ingin tahu
pada siswa berupa LKPD menurut ahli materi dan desain untuk siswa Kelas X SMA?
Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah untuk mencari atau menemukan kebenaran atau pengetahuan yang benar.
Arikunto (2013 : 97) “Mengatakan tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu
hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.

Locke,Spirduso dan Silverman (2013) dalam Creswel (2002 : 16) “menyatakan bahwa tujuan penelitian berarti
menunjukan serangkaian pertanyaan tentang apa yangingin anda lakukan dalam penelitian“.
Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang harus dicapai peneliti adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
 Mendeskripsikan produk bahan ajar berupa LKPD teks anekdot bermuatan rasa ingin tahu bagi siswa kls X
SMA
 Mendeskripsikan validasi bahan ajar teks anekdot untuk menanamkan nilai rasa ingin tahu pada siswa
berupa LKPD menurut ahli materi dan desainuntuk siswa kelas X SMA
 Mendeskripsikan keefektifan bahan ajar cerita hikayat untuk menanamkan nilai rasa ingin tahu pada siswa
berupa LKPD menurut para ahli materi untuk siswa kelas X SMA
Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari pencapaian tujuandalam penelitian, tujuan dapat tercapai
dan rumusan masalahdapat dipecahkan secara tepat dan akurat, maka manfaatnya secara
teoretismaupun secara praktis.
Menurut Soekidjo (2010 : 30) “manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian, baik bagi
kepentingan pengembangan maupun kepentingan ilmu pengetahuan“. Berdasarkan tujuan penelitian
di atas maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teorotis maupun praktis. Adapun
manfaat penelitian ini adalah :
Secara teoretis
Secara peraktis
2. Secara Praktis
1. Secara Teoretis
a.Bagi siswa untuk mengetahui tingkat hasil belajar
a. Bagi semua pihak yang terkait dalam bidang
agar dapat memperbaikinya ke depan kelak
pendidikan dapat menambah informasih ilmiah dalam
b.Sebagai masukan untuk guru dalam usaha
rangka pengembangan bahan ajar berupa Lembar Kerja
meningkatkan kompetensi pedagogiknya sehingga
Peserta Didik (LKPD)
lebih baik dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
b. Bagi dunia pendidikan, sebagai sumbangan bagi
c. Bagi sekolah sebagai salah satu alternatif untuk
dunia pendidikan untuk kemajuan dunia pendidikan
meningkatkan sistem pengajaran dan untuk
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
memberikan pembinaan serta pengembangan
c. Diharapkan penelitian ini menjadi bahan acuan bagi
pengajaran dan bahan ajar agar tercapainya tujuan
pembaca atau peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji
pembelajaran.
secara mendalam tentang pengembangan Lembar Kerja
 
Peserta Didik (LKPD) yang digunakan di sekolah
 
BAB II
Kajian Teoretis
 KAJIAN TEORETIS
Kajian teori dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan
(literatur)yang ada kaitannya dengan tema yang akan diangkat dalam penelitian.kajian teori ini dimaksud dalam
rangka menelaah konsep-konsep atau variabel yang akan diteliti untuk memberikan jawaban teoritik terhadap
permasalahan penelitian yang telah dirumuskan
Siswoyo dalam Mardalis (2003 : 42) ”Menyatakan bahwa teori diartikan sebagai seperangkat konsep dan
devinisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematik mengenal fenomena dengan
menghubungkan antar variabel,dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan fenomena”.
John W. Creswell (1993 : 120) “Menyatakan bahwa teori merupakan serangkaian bagian atau variabel definisi
dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena
dengan menentukan hubungan antar variabel,dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah”.
Hoy dan Miskel dalam Sugiyono (2010 : 55) “Menyatakan bahwateori adalah seperangkat konsep, asumsi dan
generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskanperilaku dalam berbagai organisasi”.
Dari pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa kajian teori adalah alur logika atau penalaran yang
merupakan seperangkat konsep dan proposisi yang disusun secara sistematis.
Pengertian Pengembangan
Bahan Ajar

Menurut Tomlimson (1998 : 2) “Pengembangan


Menurut Whardana (2010 : 29) “pengembangan
bahan ajar adalah apa yang dilakukan Penulis,
bahan ajar adalah menambahkan bahwa bahan ajar
Guru dan Siswa untuk memberikan sumber
merupakan media untuk mencapai keinginan atau
masukan berbagai pengalaman yang dirancang
tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik“.
untuk meningkatkan belajar“.

Kesimpulan

Menurut Widodo & Jasmani (2008 : 55) Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat diambil
“Pengembangan bahan ajar baikuntuk proses kesimpulan bahwa pengembangan bahan ajar adalah
pembelajaran jarak jauh maupun langsung adanya suatu proses yang sistematis dalam mengidentifikasi,
tatap muka antara pendidik dengan peserta didik mengembangkan, dan mengevaluasi isi dan strategi
merupakan sebuah ciri dari sistem pembelajaran“. pembelajaran secara lebih efisien.
Pengertian Pengembangan

Gay (1990:179) “Menyatakan bahwa


pengembangan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan suatu produk yang efektif Menurut Brog and Gall (1998) dalam Sugiyono
untuk digunakan di sekolah dan bukan untuk (2019 : 28) “menyatakan bahwa penelitian dan
menguji teori”. pengembangan merupakan proses\metode yang
digunakan untuk memvalidasi dan mengembangkan
produk”.

Menurut Dick and Carey (2005 : 6-8)


Menyatakan bahwa dalam melakukan kegiatan
pengembangan,ada beberapa pertimbangan yang perlu di
pahami seperti: (1) identitas tujuan pembelajaran (standar
kompetensi), (2) analisis pembelajaran, (3) analisis peserta
didik dan konteks,(4) menulis tujuan instruksional khusus Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat
(kompetensi dasar), (5) mengembangkan instrumen asesmen disimpulkan pengembangan adalah suatu usaha
(6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) untuk mengembangkan suatu produk pendidikan
mengembangkan dan menyeleksi materi pembelajaran (8) agar proses belajar mengajar dapat berlangsung
mendesain dan melakukan evaluasi formatif,(9) melekukan
secara efektif dan efisien
revisi, (10) mendesain dan melakukan evaluasi sumatif.
Pengertian Bahan Ajar

Ahmadi (2010 : 159) “Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru\instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis”.
Lestari (2013 : 2) “Menyatakan bahan ajar adalah seperangkat materi pelajaran yang mengacu pada kurikulum yang
digunakan dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan”.
Direktorad Pembinaan Sekolah Menengah Atas(2008 : 6)“menyatakan pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupunbahan tidak tertulis”.
 Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain:
 Petunjuk belajar (petunjuk siswa\guru)
 Kompetensi yang akan dicapai
 Informasih pendukung
 Latihan-latihan
 Petunjuk kerja,dapat berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Dari pendapat para ahli dapat kita simpulkan bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru
sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Jenis –Jenis Bahan Ajar

Bahan ajar memiliki beberapa jenis, ada yang cetak maupun non cetak. Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout,
buku, modul dan lembar kerja peserta didik.
 Handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan peserta didik ( Prastowo, 2011 : 79 )
 Buku sebagai bahan ajar merupakan buku berisi tentang pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Contohnya adalah buku teks pelajaran, karena buku teks pelajaran disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku ( prastowo, 2011 : 166
)
 Modul merupakan bahan ajar yang ditulis yang bertujuan agar siswa dapat belajar mandiri tanpa ada bimbingan dari guru. Oleh karena
itu modul harus berisi tentang petunjuk belajar kompetensi yang akan dicapai, isi materi pembelajaran, informasi pendukung, latihan
soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadap hasil evaluasi, ( Prastowo, 2011 : 104 – 105)
 Pratowo (2011 : 204) “menyatakan bahwa lembar kerja peserta didik
 (LKPD) adalah materi yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri.
dalam LKPDsiswa akan mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu, siswa juga dapat menemukan
arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang
barkaitan dengan materi tersebut”.
 Sedangkan bahan ajar non cetak meliputi bahan ajar dengar (Audio) seperti kaset, piringan hitam, dan compact disc audio,Bahan ajar
pandang dengar (Audio Visual) seperti video compact disc dan film. Bahan ajar multimedia interaktif seperti CAI (Computer Assited
Instruction) Compact Disk (CD) , multemedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis WEB (Web Based Learning Material ).
Keunggulan dan Keterbatasan Bahan
Ajar
Menurut Mulyasa ( 2006 : 46-47 ) ada beberapa keunggulan dan keterbatasan dari bahan ajar diantaranya adalah sebagai berikut.
 Keunggulan dari bahan ajar :
 Berfokus kepada individual siswa, karena pada hakikatnya siswa memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih
bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
 Adanya kontrol terhadap hasil belajar mengenai standart kompetensi dalam setiap bahan ajar yang harus dicapai dengan
siswa.
 Relevansi kurikulum ditunjukan dengan adanya tujuan dan pencapaiannya sehingga siswa mengetahui keterkaitan antara
pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.
 Keterbatasan dari penggunaan bahan ajar adalah :
 Penyusunan bahan ajar yang baikmembutuhkan keahlian tertentu sukses atau gagalnya bahan ajar tergantung pada
penyusunannya .
 Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta membutuhkan mana management pendidikan yang berbeda dari
pembelajaran konvensioanal, karena setiap siswa menyelesaikan bahan ajar dalam waktu yang berbeda-beda, bergantung pada
kecepatan dan kemampuan masing-masing.
 Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup mahal, karena setiap siswa harus mencari sendiri.
Berbeda dengan pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti alat peraga dapat digunakan bersama sama dalam
pembelajaran
Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar

Prastowo (2011 : 25-26) Mengatakan bahwa fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan semua aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
sekaligus sebagai subtansi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.sedangkan bagi siswa adalah sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dan
merupakan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari.
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi 23macam yaitu fungsi dalam pembelajaran kalasikal,
pembelajaran individual dan pembelajaran kelompok.
fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal
 Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendalian proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa bersifat pasif, artinya sebatas
menerima pengetahuan dan belajar sesuai dengan kecepatan siswa dalam belajar)
 Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan
fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual
 Sebagai media utama dalam proses pembelajaran
 Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasih
 Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya
fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok
 Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok dengan cara memberi informasih tentang latar belakang materiinformasih tentang
peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok,serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompok sendiri.
 Sebagai bahan pendukung bahan ajar utama, dan apabiladirancang sedemikian rupa maka dapat meningkatkan motivasi belajar.
 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bahan ajar LKPD sebagai bahan ajar yang akan dikembangkan dalam penelitian
Teks Anekdot

Kata anekdot berasal dari kata bahasa yunani anekdota,yang berarti memoar atau kisah rahasia.kisah itu merupakan koleksi kejadian-
kejadian singkat dari kehidupan pribadi dari istana bizantin.lama-kelamaan,makna anekdot dipakai untuk setiap kisahyangdigunakan
untuk menekankan atau mengilustrasikan ide si penulis.

 Pada perkembangannya,anekdot diartikan sebagai sebuah cerita singkat mengenai suatu kejadian yang tidak biasa baik fakta
maupun imajinasi, dengan tujuan menghibur pembaca, Anekdot tercipta sebagai salah satu bentuk penyadaran sosial. anekdot
menyampaikan realitas sosial dengan cara yang unik, yaitu humor yang menghibur merupakan media efektif untuk menyampaikan
realitas sosial.
 Didalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2008 : 62) mengungkapkan bahwa anekdot merupakan cerita singkat yang menarik karena
lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
 Menurut Tim Kemendikbud (2013 : 111) “Mengungkapkan bahwa anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebanarnya”.
 Menurut Wijana (1995 : 24) “Mengungkapkan bahwa anekdot adalah teks atau wacana yang bermuatan humor untuk menyindir,
bersenda gurau atau mengkritik secara tidak langsung segala macam ketidak beresan yang tengah terjadi dikalangan masyarakat”.
Dari pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa Teks anekdot adalah merupakan cerita singkat yang menarik karena lucu
dan mengesankan biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya yang harus dilakukannya.
Struktur Teks Anekdot

Agar menganalisis teks anekdot efektif dilakukan, maka ada struktur dankaidah yang harus dipahami. Penulisan
teks anekdot mempunyai struktur anekdotberupa cerita atau narasi singkat, teks anekdot dapat dengan mudah
dikenali karena memuat lelucon atau cerita jenaka.

Menurut Tim Kemendikbud (2013 : 194) Menyatakan, bahwa struktur teks anekdot sebagai berikut.
 Abstraksi adalah diawali bagian paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang teks biasanya bagian ini
menunjukkan hal unik yang akan dibahasdalam teks.
 Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa
terjadi. Penulis biasanya bercerita dengan detail dibagian ini.
 Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada sipenulis
atau orang yang diceritakan.
 Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul
dikrisis tadi.
 Koda adalah merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang
kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
Ciri kebahasaan Teks Anekdot

Kemendikbud(2013 : 117) Menyatakan bahwa ciri kebahasaan teks anekdot sebagai


berikut:
 Partisipasi yang terlibat pada anekdot
 Di dalam teks anekdot terdapat unsur lucu
 Teks anekdot mengandung sindiran
 Dalam anekdot terkandung konjungsi.
Dari pernyataan di atas penulis menyimpulkan ada beberapa ciri kebahasaan yang
terkandung dalam teks anekdot tentunya membedakan dengan yang lainnya.Ciri
kebahasaan utama terletak pada unsur kelucuan dan mengandung sindiran.
Contoh Teks Anekdot bermuatan rasa
ingin tahu
1. Suatu hari di kelas ada seorang guru yang sedang mengajar muridnya.Guru tersebut senang apabila banyak muridnya
yang bertanya.
Murid 1 :”Bapak, apa gunanya saya sekolah dan belajar jika setelah lulus saya melanjutkan mengelolah sawah milik
orang tua saya?”
Guru: “Semua yang telah kita pelajari di dunia ini tidak ada yang sia-sia muridku”.
Murid 2: “Lalu, mengapa saya harus hafal rumus kimia, Pak? Cita-cita saya kan ingin memiliki warung makan”.
Guru : “Banyak kelebihannya,salah satunya kamu akan mempunyai pola pikir yang bagus untuk mengurus warung
makanmu”.
Murid 3 : “Lalu, bagaimana agar saya dapat menjadi murid dan orang yang baik guru?”
Guru : “kita bisa memulainya dengan melakukan kesalahan akibat ketidaktahuan. Seorang murid yang baik itu senang
belajar dari hal yang baru dan hal yang lama. Selain itu, kita harus menganggap semua hal itu sebagai hal baik”.
Murid 4: “lalu apa tujuan kita belajar?”
 Guru : “Tujuannya untuk memahami bahwa kita bukanlah apa-apa sehingga membutuhkan belajar.
Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
dari suatu yang dipelajarinya dilihat dan didengar Kemendiknas, (2010 : 5) “keterkaitan itu ditandai dengan
adanya proses yang berpikiryakni digunakannya semua panca indra yang kita miliki secara
maksimal.pengaktifan bisa diawali dengan pengamatan melalui mata atau mendengar informasi dari orang
lain”.
 Menurut Fadilah dan Kholida (2013 : 44) “Mengatakan bahwarasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan
yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya,dilihatdan
didengar “.
 Kurniawan (2013 : 149) “Mengatakan bahwa rasa ingin tahu adalah sebagian dari karakter peserta didik
dan keinginan untuk selalu belajar tanpa harus dipaksa serta tidak mudah dibodohi dan ditipu oleh
informasi”. rasa ingin tahu membuat bekerjanya kedua jenis otak, yaitu otak kiri dan otak kanan, yang satu
adalah kemampuan untuk memahami dan mengantisipasi informasi, sedang yang lain adalah menguatkan
dan mengencangkan memberi jangka panjang untuk informasih baru yang mengejutkan”.
Dari pendapat para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa rasa ingin tahu adalah suatu rasa atau kehendak
yang ada dalam diri manusia yang mendorong atau memotivasi manusia tersebut untuk berkeinginan
mengetahui hal-hal yang baru mempedalam dan memperluas pengetahuan
Pngertian LKPD

LKPD adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan yang
jelas.pengguna bahan ajar LKPD yang tepat dapat menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan peserta didik
belajar dengan kondisi yang tidak membosankan.
 Menurut Prastowo (2012 : 204 ) “Mengatakan bahwa LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa
lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan petunjuk, yang harus dilaksanakan oleh peserta didik . dalam
hal ini tugas-tugas ini sudah disesuaikan dengan kompetensi dasar yang sudah dicapai”.
 Trianto (2009 : 222) “LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan
penyelidikan atau pemecahan masalah”.
 Majid ( 2012:9 ) “Lembar Kerja Peserta Didik(LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan peserta didik”.
Menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa LKPD adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas
siswa yang harus dikerjakan oleh peserta didik pada saat proses belajar mengajar agar tidak membosankan.
Sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperluas pemahaman materi yang menjadi tujuan
pembelajaran.
Fungsi LKPD

Lembar Kerja Peserta Didik menurut Prastowo ( 2012 : 205 ) memiliki beberapa fungsi dalam kegiatan
kegiatan pembelajaran sebagai berikut :
 Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta
didk.
 Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik, untuk memahami materi yang disampaikan.
 Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih
 Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta diidk.

Berdasarkanpendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa secara umum fungsi LKPD adalah
sebagai media yang membantu siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi melalui
urutan langkah yang telah dirancang sebelumnya dan siswa dapat mengekspresikan kemampuannya
dalam memecahkan masalah.
Manfaat LKPD

Menurut Wulandari (2013 : 8-9) “Menyatakan bahwa peran LKPD sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan
aktivitas peserta didik dalam belajar dan kegunaannya dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk mengarahkan peserta didiknya
menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri“.
Disamping itu LKPD juga dapat mengembangkan keterampilan meningkatkan ativitas pesertadidik dan dapat mengoptimalkan
aktivitas belajar.
Manfaat secara umum antara lain :
 Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran
 Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar
 Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar mengajar
 Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis
 Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan
 Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep berdasarkan uraian pandangan mengenai manfaat LKPD maka dapat
disimpulkan bahwa manfaat LKPD yaitu mengaktifkan para peserta didik dalam proses belajar mengajar, membantu peserta didik
untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis, dan mengaktifkan peserta
didik dalam mengembangkan konsep.
 
Tujuan LKPD

Menurut Prastowo (2012 : 205 ) bahwa terdapat empat point penting yang menjadi tujuan penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik yaitu :
 Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memberi interaksi dengan materi yang diberikan
 Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan
 Melatih kemandirian peserta didik
 Memudahkan pendidik dalam memberi tugas kepada peserta didik.
 Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan mengenai tujuan dan dari penyusunan LPKPD dalam kegiatan pembelajaran secara
umum LKPD memperlihatkan kepada siswa apa yang menjadi tujuan pencapaian pembelajaran.
 LKPD menyajikan urutan langkah-langkah yang berguna untuk memahami isi materi secara urut dan mencapai tujuan pembelajaran yang
dimaksud serta meningkatkan pehamanan diri akan materi pembelajaran.
 Untuk dapat menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran teks anekdot,perlu adanya bahan ajar yang dapat membantu siswa untuk dapat
lebih memahami pembelajaran teks anekdot, LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri.
Oleh karena itu,peneliti akan mengembangkan LKPD pembelajaran teks anekdot untuk siswa kelas X tingkat SMA, yang didalamnya berisikan
materi tentang mengenal lebih dalam teks anekdot dengan mendalamkan nilai rasa ingin tahu dalam diri siwa.
Berdasarkan uraian diatas,peneliti ini dilakukan dalam rangka mengembangkan bahan ajar dilakukan pada materi teks anekdot dalam pelajaran
Bahasa Indonesia. Dengan di harapkan siswa mampu mendalami materi teks anekdot yang menanamkan nilai rasa ingin tahu pada diri peserta
didik.
 
Kerangka Konseptual

Secara garis besar bahan ajar merupakan media atau alat utama guru dalam
pembelajaran yang disusun secara sistematis dan terdiri dari pengetahuan
keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa guna mencapai tujuan
pembelajaran berdasarkan kompetensi yang telah ditentukan.
Dalam dunia pendidikan bahan ajar merupakan media dan sumber pembelajaran
yang sangat penting, salah satunya buku teks yang dapat memusatkan siswa
terhadap ilmu pengetahuan. keterampilan, sikap, serta nilai-nilai kehidupan yang
berkaitan dengan kompetensi yang diajarkan.
Analisi Kebutuhan

Analisis kebutuhan pada peneliti ini diharapkan LKPD ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
bahan ajar dalam dunia pendidikan diantaranya:

• Sekolah, dengan adanya bahan ajar berupa LKPD di sekolah, pihak sekolah dapat membantu para guru
dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

• Guru, kebutuhan bahan ajar diperlukan sehingga peneliti mengharapkan dengan adanya pengembangan
bahan ajar teks anekdot bermuatan rasa ingin tahu berupa LKPD ini membantu guru dalam mengajarkan
teks anekdot.

• Anekdot pada tingkat SMA sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran teks anekdot seperti yang
diharapkan.

• Siswa, kebutuhan bahan ajar masih sangat diperlukan untuk kebutuhan belajar yang lebih aktif dan
efektif. adanya pengembangan bahan ajar teks anekdot bermuatan rasa ingin tahu ini diharapkan siswa
lebih terdorong dalam pembelajaran teks anekdot bermuatan rasa ingin tahu terutama untuk mengasah
kemampuan mengidentifikasi teks anekdot siswa ditingkat SMA.
Setelah melakukan analisis kebutuhan terhadap sekolah, guru, dan siswa selanjutnya peneliti melakukan kuesioner kepada tim
ahli Validator untuk mengembangkan bahan ajar LKPD diantaranya adalah ahli Validator materi, Ahli bahasa dan ahli validator
desain. Hasil kuesioner tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam membuat bahan ajar teks anekdot berupa LKPD.

Adapun yang akan dimuat dalam kuesioner/angket tersebut adalah :

• kelayakan isi

• komponen penyajian

• komponen kegrafikan

• penilaian Bahasa

hal-hal yang dimuat dalam kuesioner tim validator desain

• kesesuaian dengan syarat didaktik/syarat materi organisasi

• aspek kontruksi

• kesusaian dengan syarat teknis


Penelitian Yang Relevan

• Benedikta Ango Skripsi pengembangan LKPD mata pelajaran Teknoloi Informasi dan Komunikasi
Berdasarkan Standar Isi Untuk SMA Kelas X Semester Gasal.Yokyakarta. Universitas Yokyakarta 2013

• Arifa Ainun Rodiah Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA 1 Petanahan Kabumen
Tahun Pelajaran 2014\2015

• Jurnal Umi Hartati dan Rizki Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sejarah Masa
Pendudukan Jepang Di Indonesia Berbasis Nilai Karakter Untuk Kelas XI SMA Negeri 1 Pasirsakti.
Universitas Muhammadiyah Mertro. Lampung 2019

• Melati Verianita Skripsi Pengembangan Template Media Pembelajaran Sebagai Sarana Presentasi
Mahasiswa Dalam Mata Kulia Seminar Tata Boga. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung 2017

• Endang Surani Skripsi Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Representasi Ganda
Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik. Universitas Negeri

Yogyakarta.Yokyakarta 2018.

 
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan saat masa pandemi terjadi, sehingga peneliti melaksanakan penelitian sekunder yang tidak harus
menentukan peneliti untuk terjun ke lapangan sehingga harus memilih tempat yang spesifik untuk melaksanakan penelitian.
Namun, peneliti saat melaksanakan penelitian berada di medan sumatera utara sebagai tempat untuk peneliti.

waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu yang telah peneliti jadwalkan, yaitu mulai dari juli 2020 sampai januari 2021.
Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian tujuannya agar suatu proses penelitian bisa terarah
sesuai dengan objek yang diteliti.

Menurut Subagyo (1997 : 2) “Menyatakan bahwa metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk mendapatkan
kembali pemecahan terhadap segala permasalahan tyang diajukan“.

Menurut Sugiyono (1999 : 1) ”Menyatakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan kegunaan tertentu “.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat kita simulkan bahwa Metode penelitian digunakan sebagai acuan dalam melakukan
penelitian. Dengan adanya metode penelitian, peneliti tidak akan kesulitan menentukan bagaimana melaksanakan suatu peneliti
karena sudah adanya aturan - aturan yang diatur berdasarkan metode apa yang digunakan pada peneliti ini, peneliti menggunakan

metode penelitian dan pengembangan 4D oleh Thigarajan.


metode penelitian dan pengembangan
oleh Thiagarajan.

1. Devine (pendefinisian) Sugiyono (2017 : 38) “ mengatakan bahwa Define berisi kegiatan menetapkan produk apa yang akan dikembangkan, beserta spesifikasinya ”.

2. Desig (perancangan). Menurut Sugiyono (2017 : 38), ”Design berisi kegiatan untuk membuat rancangan terhadap produk yang telah ditetapkan” pada tahap ini peneliti
akan membuat rancangan LKPD dengan memperhatikan bentuk dan susunan visualnya dan isi materi yang sesuai dengan permintaan silabus.

3. Development (pengembangan) menurut Sugiyono (2017 : 38)


“Development berisi kegiatan untuk membuat rancangan menjadi produk
dan menguji validitas produk secara berulang-ulang sampai dihasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan” pada tahap ini peneliti akan membuat produk
bahan ajar LKPD sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. setelah itu, akan menguji validitas produk dengan meminta para ahli media dan ahli materi untuk melihat
apakah produk tersebut layak untuk digunakan atau tidak.

4. Dissemination (diseminasi), menurut Sugiyono (2017:38)

Dissimination berisi tentang kegiatan menyebarluaskan produk yang telah teruji untuk dimanfaatkan orang lain ” pada tahap ini peneliti tidak akan
melaksanakannya karena situasi pandemi yang tidak memungkinkan adanya penelitian di lapangan, yaitu tahap penguji produk, maka penelitian ini akan dilakukan
hanya sampai pada tahap revisi atau pada tahap Dissemination
Subjek Penelitian

Arikunto (2007 : 152) “Menyatakan bahwa subjek penelitian merupakan suatu yang sangat penting kedudukannya di dalam
penelitian, subjek penelitian harus ditata sebelum penelitian siap untuk mengumpulkan data. subjek penelitian dapat berupa benda, hal
atau orang lain”.

Subjek pada penelitian ini meliputi ahli materi dan ahli desain sebagai responden untuk merevisi produk dan mendapatkan masukan
untuk perbaikan hasil produk.

No Ahli Materi Ahli Desain

1. Dra. Rosmawati Harahap, Pandu Prabowo, M. Pd


M.Pd

2. Rika Kartika, S.Pd., M.Pd Drs. Budianto, M. Pd


Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini diperoleh melalui kuesioner


kemudian angket tersebut akan disesuaikan dengan tujuan
dan desain pengembangan yang digunakan. Adapun jenis
data yang digunakan dalam penelitian adalah data deskripsi
kuantitatif sebagai data pokok yang terkumpul melalui angket
dengan skala penilaian 1 sampai dengan 4 dengan ketentuan
nilai 1 = tidak ada 2 = kurang baik 3 = baik 4 = sangat baik.
Tehnik
Pengumpulan Data

Sugiyono (2016 : 224) “Mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah paling
strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara
dan dokumentasi”.
Menurut Riduwan (2010 : 51) pengertian dari teknik pengumpulan data adalah : “Metode
pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data
Berdasarkan paparan mengenai pengumpulan data menurut para ahli di atas maka
teknik pengumpulan data pada penelitian ini berdasarkan penelitian pengembangan yang
dikembangkan oleh Thiajaran oleh 4D yang dimodifikasi menjadi 3D .
Adapun 3D yang dimaksud adalah tahap pendefisian, tahap perancangan, dan tahap
pengembangan. Sesuai dengan keadaan darurat kesehatan virus covid 19 saat ini yang
mewabah di indonesia maka teknik pengumpulan data yang dilakukan akan disesuaikan
dengan jenis data yang diperlukan.
Teknik pengumpulan data ada banyak yang kita ketahui dari ke empat pengumpulan data tersebut
menurut ahli tersebut dan demi mencegah terjadinya penularan dan penyebaran virus covid 19 maka
pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan kuesioner (angket) untuk menilai produk yang
dikembangkan yaitu berupa lembar angket validasi tim ahli yang terdiri dari ahli materi bahasa dan
desain.
Menurut Sugiyono (2013 : 199) “menyatakan bahwa Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab“.
Menurut Sugiyono (2016:224), Menyatakan bahwa Teknik pengumpulan data
merupakan langkah paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan
metode pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Kemudian, kuesioner /
angket ini digunakan untuk mendapatkan data validasi dari tim ahli sebagai acuan dalam
mengetahui kevaliditan dan kelayakan bahan ajar teks anekdot bermuatan rasa ingin tahu
yang dikembangkan berupa LKPD.
 
F. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Menurut Sugiyono (2014 : 148) “Instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Siregar (2014 : 46) “Instrumen
penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh mengolah dan
menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan
menggunakan pola ukur yang sama”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan salah satu faktor yang
dapat menentukan kualitas dari sebuah penelitian dan merupakan alat ukur yang digunakan
dalam sebuah penelitian.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner (angket).
Kuesioner (angket) Menurut Sugiyono (2014 : 199) “Menyatakan bahwa Kuesioner (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya “.
Kuesioner (angket) Menurut Sangadji ( 2010 : 47) “Menyatakan bahwa adalah teknik penelitian yang
dilakukan dengan menyebarkan angket, sehingga dalam waktu yang relatif singkat dapat menjangkau
banyak responden“.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan pertanyaan yang telah disusun secara sistematis berdasarkan variabel untuk mendapatkan data
dari responden, baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Setelah mendapatkan data dari
responden melalui teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumya, untuk melakukan pengukuran
dengan data kuantitatif yang akurat maka data yang telah diperoleh harus mempunyai skala penelitian.
Adapun instrumen penelitian pada penelitian ini menggunakan kuesioner\angket. artinya responden
tinggal memilih jawaban yang telah disediaka dalam angket tersebut.

Penilaian menggunakan format Skala Likert.


Skala Likert menurut Djali (2008:28) “Skala ialah yang dapat dipergunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena
pendidikan”..
Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert
telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Adapun istrumen yang dibutuhkan adalah angket penelitian dari
tanggapan ahli materi, instumen penelitian untuk validator dibuat dalam
skala likert yang telah diberIkan skor seperti yang terlihat pada tabel
Kriteria jawaban instrumen penelitian.
  Skor jawaban dengan Skala Likert, ( Sugiyono, 2015 : 166 )

No Jawaban Skor

1 Sangat Baik 5

2 Baik 4

3 Cukup Baik 3

4 Kurang Baik 2

5 Tidak Baik 1
Kisi-kisi instrumen
angket kelayakan
materi dan bahasa

NO Aspek Indikator
1 Kelayakan Isi  Kesusaian isi bahan ajar dengan KI dan KD
 Keakuratan materi
 Kemutakhiran materi
 Mendorong kreativitas

2 Kelayakan Penyajian  Teknik penyajian


 Pendukung penyajian
 Penyajian pembelajaran
 Koherensi

3 Komponen kegrafikan  Sampul bahan ajar


 Isi bahan ajar
 Keterbacaan ( kesusaian dalam pemilihan huruf, ilustrasi, dan format )
 Kualitas cetakan ( kejelasan, kerataan, dan warna cetakan )
 Kekuatan fisik bahan ajar ( kertas isi, bahan kulit , dan sistem penjilitan )

4 Kelayakan Kebahasaan  Lugas


 Komunikatif
 Sesuai dengan perkembangan peserta didik
 Sesuai dengan kaidah bahasa indonesia
Kisi-kisi
instrumen
angket
kelayakan
desain oleh
desain ahli No Komponen Aspek
1. Kesusaian dengan syarat  Kesesuaian KD dan KI
didaktik / syarat materi  Penyajian menuntut peserta didik
belajar aktif
2 Aspek kontruksi  Penggunaan bahasa yang tepat
 Penggunaa kalimat yang tepat
 Pertanyaan dalam LKPD
 Kegiatan / percobaan dalam LKPD
 LKPD menyediakan ruang untuk
peserta didik menuliskan hasil
kegiatan/percobaan
 Memiliki tujuan pembelajaran yang
jelas
 
3. Kesusaian dengan syarat  Penampilan LKPD
teknis  Konsitensi tulisan yang digunakan
 Penggunaan gambar yang tepat
Teknik Analisis Data
Setelah data tersebut dikumpulkan, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik
pengolahan data. Analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini bertujuan untuk
menjawab pertanyaan yang tercantum dalam identifikasi masalah.

Menurut Sugiyono (2013:206) yang dimaksud dengan analisis data adalah sebagai berikut : “
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.”
Sugiyono (2013 : 135) Menyatakan bahwa dalam pengembangan bahan ajar teks anekdot ini
maka validitas dimaksudkan untuk menguji kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan dalam
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), apabila media pembelajaran tersebut dapat digunakan
sebagai salah satu media pembelajaran yang layak atau tidak sehingga dapat diketahui tingkat kebenaran
dan ketepatan penggunaan media
Kategori dalam sekala likert

N SKO Keterangan
O R
1. 5 Sangat baik / selalu/ sangat layak/ sangat baik/ sangat
bermanfaat sangat bermotivasi
2. 4 Baik / setuju / sering/ positif /sesuai/ mudah/ layak/
bermanfaat / bermotivasi
 
    Cukup baik / kadang-kadang/ nertral/ cukp setuju/
cukup baik/ cukup sesuai/ cukup mudah/ cukup
menarik/cukup sesuai / cukup layak /cukup manfaat
cukup termotivasi

4. 2 Kurang baik / hampir tidak penah /negatif/ kurang


setuju/ kurang baik/ kurang sesuai/ urang menaril/
kurang paham/ kurang layak/ kurang bermanfaat/
kurang termotivasi

5. 1 Tidak baik / sangat tidak baik/ sangat kurang sesuai/


sangat kurang meanarik/ sangat kurang paham/ sangat
kurang layak/ sangat kurang bermanfaat
Tingkat pencapaian dengan sekala likert

No Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

1 81 – 100 % Sangat baik Sangat layak/ sangat valid/ tidak perlu direvisi

2 61 -80 % Baik Layak / valid / tidak perlu direvisi

3 41 – 60 % Cukup baik Kurang layak / tidak valid/ perlu direvisi

4 21- 40 % Kurang baik Tidak layak / tidak valid/ perlu direvisi

5 < 20 % Sangat tidak baik Sangat tidak layak / tidak valid/ perlu direvisi
Kevaliditan :
1. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (81-100%) maka LKPD tersebut
kualifikasinya sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
2. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (61-80%) maka LKPD tersebut
kualifikasinya baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
3. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (41-600%) maka LKPD tersebut
kualifikasinya cukup baik untuk digunakan dalam pembelajaran
4. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (21-40%) maka LKPD tersebut
kualifikasinya kurang baik untuk digunakan dalam pembelajaran.
5. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria E (< 20 % ) maka LKPD tersebut
kualifikasinya sangat tidak baik digunakan dalam pembelajaran.

 
Simpulan

Penelitian ini merupakan pengembangan bahan ajar teks anekdot bermuatan rasa
ingin tahu Kelas X SMA, Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang
menjadi objek penelitian adalah LKPD,dan subjek penelitian adalah ahli materi dan
ahli desain,dan instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket.

Anda mungkin juga menyukai