Universitas Palembang PIDANA • Nestapa/derita • Yang dijatuhkan dengan sengaja oleh negara (melalui pengadilan) • Dikenakan pada seseorang • Yang secara sah telah melanggar hukum pidana • Melalui proses peradilan pidana Pidana sebagai pranata sosial
• Sebagai bagian dari reaksi sosial manakala terjadi
pelanggaran terhadap norma2 yang berlaku • Mencerminkan nilai & struktur masyarakat • Merupakan reafirmasi simbolis atas pelanggaran terhadap ‘hati nurani bersama’ • Sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadap perilaku tertentu • Selalu berupa konsekwensi yang menderitakan, atau setidaknya tidak menyenangkan. Pengertian Hukum Penitentier (Utrecht II hal. 268) : • Segala peraturan positif mengenai sistem hukuman dan sistem tindakan yang memuat: – Jenis sanksi atas tindak pidana yang dilakukan; (straafsoort) – Beratnya sanksi itu; (Staarfmaat) – Lamanya sanksi itu dijalankan oleh pelaku; – Perumusannya dalam aturan pidana; – Cara sanksi itu dilakukan; (straafmodus) – Tempat sanksi itu dijalankan; Unsur-unsur atau ciri-ciri pidana
• Merupakan suatu pengenaan penderitaan/nestapa atau
akibat-akibat lain yang tidak menyenangkan; • Diberikan dengan sengaja oleh badan yang memiliki kekuasaan (berwenang); • Dikenakan pada seseorang penanggung jawab peristiwa pidana menurut UU (orang memenuhi rumusan delik/pasal). (Muladi & Barda Nawawi Arief, 1982) PEMIDANAAN Penjatuhan Pidana/sentencing : • Upaya yang sah • Yang dilandasi oleh hukum • Untuk mengenakan nestapa penderitaan • Pada seseorang yang melalui proses peradilan pidana • Terbukti secara sah dan meyakinkan • Bersalah melakukan suatu tindak pidana. Dasar-Dasar Hukuman :
• Hukum pidana sebagai suatu sanksi yang
bersifat istimewa: terkadang dikatakan melanggar HAM melakukan perampasan terhadap harta kekayaan (pidana denda), pembatasan kebebasan bergerak/ kemerdekaan orang (pidana kurungan/penjara) dan perampasan terhadap nyawa (hukuman mati). • Merupakan Ultimum Remedium (senjata pamungkas, jalan terakhir, jalan satu- satunya/tiada jalan lain). TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA