Anda di halaman 1dari 15

TEKNIK PEMERIKSAAN

KONTRAS BARIUM ENEMA


Nama Kelompok :
Nuri Nurhayati (TRO/14/01017)
Rafid Alauddin Ramdhan (TRO/14/00981)
Santi Pramesti (TRO/14/00985)
Septhian Nugraha (TRO/14/00986)
PENGERTIAN BARIUM ENEMA

Barium enema adalah pemeriksaan sinar x yang dilakukan pada saluran pencernaan
bawah. Prosedur ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan atau kelainan pada usus besar
atau kolon.
TUJUAN PEMERIKSAAN BARIUM
ENEMA

ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan atau kelainan pada usus besar atau kolon yang
meliputi :
-Nyeri perut
-Pendarahan rektal yakni perdarahan yang keluar lewat anus
-Perubahan pola buang air besar
-Diare kronis
-Konstipasi kronis
INDIKASI PEMERIKSAAN
Indikasi barium enema X-ray adalah untuk mendeteksi abnormalitas struktural atau
fungsional di kolon dan rektum, misalnya pada kanker kolorektal, penyakit divertikular,
fistula kolon, inflammatory bowel disease, dan penebalan lapisan kolon.
Selain itu, barium enema X-ray juga dapat digunakan untuk evaluasi sindrom obstruksi
intestinal distal, evaluasi temuan klinis yang kurang jelas dari metode lain
(seperti kolonoskopi atau CT scan), evaluasi volvulus kolon, dan deteksi polip kolon.
Tindakan ini juga dapat dilakukan untuk memeriksa integritas anastomosis rektal dan
evaluasi perioperatif untuk perencanaan tindakan bedah dan follow-up.
Pada anak-anak, indikasi barium enema adalah untuk menentukan kausa nyeri perut,
kausa konstipasi, dan komplikasi serta terapi inflammatory bowel disease. Tindakan ini
juga dapat digunakan untuk evaluasi intususepsi dan evaluasi obstruksi usus bagian bawah
pada neonatus (seperti penyakit Hirschsprung, ileus mekonium, atresia usus, dan small left
colon syndromeatau meconium plug).
ANATOMI DAN FISIOLOGI DARI
ORGAN COLON
Kolon Asenden
Kolon asenden merupakan bagian paling besar dari usus besar kolon asenden memiliki tugas yaitu menyerap
air maupun nutrisi yang sebelumnya terlewatkan oleh usus halus.
• Kolon Transversum
Kolon transversum juga merupakan bagian usus besar yang langsung menempel dengan perut karena
direkatkan oleh jaringan omentum.
• Kolon Desenden
Kolon ini bertugas menampung feses sementara sebelum diteruskan ke bagian rectum.
• Kolon Sigmoid
Dalam bagian usus besar yang berukuran pendek tersebut terjadi kontraksi yang kuat agar feses dari kolon
desenden bisa dikeluarkan melalui anus
• Rektum
ini merupakan tempat penyimpanan akhir sebelum feses dikeluarkan lewat anus
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1. Pesawat Sinar-x
2. Kaset dan Film
3. Computer Radiografi
4. Alat proteksi radiasi
5. Cateter
6. kontras iohexol
7. larutan NaCl
8. Spuit
9. Takaran air
PROYEKSI PEMERIKSAAN BARIUM
ENEMA SUSPECT HIRSCHPRUNG

1. Foto polos (AP)


2. Ap
3. Lateral.
TEKNIK PEMERIKSAAN
Foto polos (plain photo)
Foto polos ini bertujuan untuk melihat persiapan pasien dan juga untuk menentukan faktor Eksposi sehingga tidak terjadi
pengulangan foto. Sebelum diambil foto abdomen anterior posterior
(AP) marker berbentuk tanda panah di tempelkan dianus pasien sebagai penanda.
• Posisi Pasien:
pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan MSP tubuh berada tepat pada garis tengah meja
pemeriksaan.
Kedua tangan pasien diletakkan ke atas kepala dan dipegang oleh orang tuanya. Kedua kaki
lurus ke bawah dan dipegang oleh orang tuanya.
• Posisi Objek:
Pasien supine atau tidur terlentang lurus diatas meja pemeriksaan, MSP tegak lurus dengan garis
tengah meja pemeriksaan, dengan batas atas setinggi processus xypoideus dan batas bawah mencakup
symphysis pubis.
CR : vertikal tegak lurus
CP : pada umbilikus
FFD : 100 cm
HASIL GAMBARAN
TEKNIK PEMASUKAN MEDIA
KONTRAS
Setelah dilakukan foto polos kemudian pemeriksaan kedua akan dilakukan setelah
memasukkan media kontras ke dalam rektum, teknik dan cara memasukkan media kontras
yang telah disiapkan untuk pemeriksaan suspect hirschprung
adalah sebagai berikut:
• Isi spuit 50 cc dengan larutan media kontras sebanyak 3 : 1.
• Kateter lunak yang sebelumnya sudah disiapkan dan sudah diolesi jelly pada bagian
ujung kateter dimasukkan kedalam anus kira-kira 2,5 cm.
• Bahan kontras yang dipakai adalah iohexol sebanyak dengan NaCl Kemudian masukkan
kontras secara berlahan-lahan mengunakan spuit yang sudah diisi kontras.
• Setelah kontras dimasukkan, kira-kira kontras sudah memasuki kolon segera dilakukan
pengambilan foto abdomen yang kedua dan proyeksi selanjutnya dengan
posisi AP.
PROYEKSI PEMERIKSAAN
Proyeksi AP (Anterior Posterior)
• Posisi Pasien : Tempatkan pasien pada posisi
supine atau tidur terlentang di atas meja pemeriksaan dengan posisi kedua lengan berada
di atas kepala dan dipegang oleh orang tua, dan kaki lurus ke bawah dan dipegang orang
tuanya.
• Posisi Objek : MSP tegak lurus dengan garis tengah meja pemeriksaan, dengan batas atas
setinggi processus xypoideus dan batas bawah mencakup symphysis pubis.
CR : Vertikal tegak lurus
CP : Pada umbilicus
FFD : 100 cm
HASIL GAMBARAN
PROYEKSI LATERAL
Posisi Pasien : Pasien tidur miring diatas meja pemeriksaan dengan kedua tangan di atas
kepala dan
dipegang oleh orang tua. Abdomen pada pertengahan kaset dengan posisi true lateral.
CR : Vertikal tegak lurus
CP : Searah umbilicus.
FFD : 100 cm
Kaset : 35 X 35 Cm
FE : Kv : 53,4.
mAs : 4,1.
HASIL GAMBARAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai