REPORTING STANDARDS)
OLEH:
Neraca
Laporan laba komprehensif
Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan
Laporan posisi keuangan pada perioda komparatif
PERBANDINGAN DAN PERBEDAAN IFRS DAN PSAK
IFRS
1. First time adoption of IFRS
2. Share-based payment
3. Business Combinations
4. Insurance Contract
5. Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
6. Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
7. Financial Instruments: Disclosures
PERBANDINGAN DAN PERBEDAAN IFRS DAN PSAK
PSAK
1. Belum diadopsi.
2. PSAK 53 belum adopsi IFRS 2, referensi menggunakan US SFAS 123
3. PSAK 22 belum mengadopsi IFRS 3, referensi menggunakan IAS 22 (1993).
4. PSAK 28 dan 36, belum adopsi IFRS 4, referensi menggunakan US SFAS dan regulasi industri
asuransi.
5. PSAK 58 belum adopsi IFRS 5, referensi menggunakan IAS 35 (1998).
6. PSAK 29 dan 33, belum adopsi IFRS 6, referensi US SFAS dan regulasi industri
7. PSAK 31 dan 55, belum adopsi IFRS 7, referensi menggunaka IAS 30, US SFAS dan regulasi
industri.
PERBEDAAN MENDASAR ANTARA PSAK DENGAN IFRS
1. PSAK yang semula berdasarkan Historical Cost mengubah paradigmanya menjadi Fair Value based.
2. PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana US GAAP) berubah menjadi
Prinsiple Based.
3. Pemutakhiran (Update) PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan
untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal.
MANFAAT PENERAPAN IFRS DI INDONESIA
1. Penggunaan standar akuntansi keuangan dapat meningkatkan keakuratan dalam menilai performa
perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan.
2. Dimungkinkannya perbandingan antar perusahaan yang berdomisili pada dua tempat yang berbeda
KENDALA PENERAPAN IFRS DI INDONESIA
1. Full Adoption, pada tingkat ini suatu negara mengadopsi seluruh IFRS dan menterjemahkan word by
word.
2. Adapted, mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan kondisi di suatu negara.
3. Piecemeal, suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS, yaitu nomor standar atau paragraf
tertentu
4. Referenced, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf
yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar
5. Not adoption at all, suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
MENGENAL LEBIH DEKAT, STANDAR AKUNTANSI IFRS (INTERNATIONAL
FINANCIAL REPORTING STANDARDS)
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) adalah kumpulan dari standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang menjadi standar global untuk
penyusunan laporan keuangan perusahaan publik.
TUJUAN IFRS
Memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode
yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar “dasar prinsip” yang kemudian menetapkan peraturan badan
juga mendikte penerapan-penerapan tertentu.
RUANG LINGKUP STANDAR
Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertama kalinya melalui suatu
pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan
interim untuk periode pelaporan tertentu) menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada
para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan.
KONSEP POKOK
1. Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporam keuangan pertama yang
secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut sesuai dengan IFRS (sebagai contoh 31 Desember
2006).
2. Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun
sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah 31 Desember 2006).
KONSEP POKOK
Judul: Pengaruh Manajemen Laba Riil Terhadap Kinerja Perusahaan Setelah Konvergensi
International Financial Reporting Standards (IFRS)
Penulis: Megawati Marine Putri , Akhmad Saebani, Andi Manggal Putra
ISSN Number: P-ISSN : 2502-3020, E-ISSN : 2502-4159
Jurnal: Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIAFE)
Volume dan Halaman: Vol. 6 No. 1 dan Hal. 53-70
Tahun: 2020 (Juni)
Tanggal Reviewer: 30 Desember 2021
JURNAL REVIEW
Latar Belakang: Dewasa ini, standar akuntansi yang berlaku secara internasional menjadi momok
penting secara fleksibel untuk mempermudah transaksi antar negara dan transparansi terhadap prinsip-
prinsip akuntansi yang berbeda di setiap negara (Utami, dkk., 2016). International Financial Reporting
Standards (IFRS) merupakan standar yang disusun sebagai solusi dalam perbedaan standarstandar
yang berlaku umum di berbagai negara, tetapi tidak berlaku di negara lain yang berlandaskan pada
prinsip (principle-based) serta diharapkan dapat meningkatkan kualitas akuntansi yang tinggi (Senjani,
2013). Oleh sebab itu, untuk memenuhi kebutuhan akan standar yang berlaku secara internasional,
Indonesia melalui Ikatan Akuntansi Indonesia mengadopsi IFRS ke dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK).
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh manajemen laba riil terhadap kinerja
perusahaan setelah konvergensi IFRS.
Teori: Teori yang digunakan dalam jurnal ini yaitu : Teori Akuntansi Positif dan Teori Agensi.
JURNAL REVIEW
Metode Penelitian: (1) Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan
perusahaan infrastruktur periode tahun 2012 hingga tahun 2018. Data diperoleh dari laman resmi Bursa
Efek Indonesia (BEI). (2) Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
memperhitungkan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Variabel
tersebut digunakan untuk menganalisa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan yang diukur
dari besaran nilai residual untuk setiap regresi menggunakan regresi sederhana. (3) Regresi dalam
penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, dimana regresi pertama dilakukan untuk menganalisa besaran
nilai residu untuk setiap komponen variabel independen. Setelah memperoleh hasil nilai residu dari tiap
komponen, peneliti kemudian menggunakan analisis regresi sederhana (Ordinary-Least Square) dengan
aplikasi STATA untuk memperoleh hasil dari besaran pengaruh manajemen laba riil yang digambarkan
melalui abnormal penjualan, produksi, dan biaya diskresional.
JURNAL REVIEW
Populasi dan Sampel: (1) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan di sektor
infrastruktur, telekomunikasi, dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di tahun 2012
hingga tahun 2018. (2) Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Kriteria yang digunakan adalah perusahaan ITELT yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2012 hingga tahun 2018, tidak pernah delisting selama tahun tersebut, dan memiliki data yang
lengkap. Jumlah sampel yang diperoleh dari perusahaan di sektor Infrastruktur, Telekomunikasi dan
Transportasi dengan kriteria diperoleh sampel sebanyak 329 sampel yang berasal dari 47 perusahaan
ITELT yang konsisten dan memiliki data yang lengkap dari tahun 2012 hingga tahun 2018.
JURNAL REVIEW
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah terjadinya konvergensi IFRS,
manajemen laba riil masih terjadi di perusahaan sebagai metode substantif dari metode peningkatan
kinerja yang lain. Peningkatan penjualan secara tidak wajar serta kelebihan tingkat produksi tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penurunan beban diskresional berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan manajemen laba riil sebagai cara lain dalam
meningkatkan kinerja perusahaan yang terukur secara garis besar melalui nilai aset perusahaan dan
besaran laba yang dihasilkan perusahaan dalam periode tertentu, meskipun tidak memberikan
pengaruh yang cukup besar dalam peningkatan kinerja perusahaan. Oleh sebab itu, perlu dianalisis
lebih lanjut bagi para manajer perusahaan untuk menambahkan cara lain guna meningkatkan kinerja
perusahaan.
KESIMPULAN
SAK Indonesia direncanakan akan mengadopsi penuh IFRS pada yahun 2012, hal ini diharapkan akan
semakin membawa perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat bersaing dengan perusahaan
Internasional lainnya. Karena dengan melakukan adopsi ini tentunya penyajian laporan keuangan yang
dilakukan oleh perusahaan juga akan semakin akuntabel dan transparan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala yang di hadapi dalam menerapkan
full adoption terhadapIFRS, namun demi kepentingan semakin terciptanya proses akuntansi yang
semakin baik IFRS harus ditetapkan.
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA