Atresia Esofagus
Atresia Esofagus
KELOMPOK :
AMALIA
ANGGUN CAHAYANI
MEDA KRISNA YURDILA
MEGA
MUHAMMAD MAULID
VIRA ANGGELINA JULIANTI
DEFINISI
Atresia berarti buntu, atresia esofagus adalah suatu
keadaan tidak adanya lubang atau muara (buntu),
pada esofagus. Pada sebagian besar kasus atresia
esofagus ujung esofagus buntu, sedangkan pada ¼ -1/3
kasus lainnya esophagus bagian bawah berhubungan
dengan trakea setinggi karina (disebut sebagai atresia
esophagus dengan fistula).
ETIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa
yang bisa menyebabkan terjadinya kelainan atresia
esophagus, hanya dilaporkan angka rekuren sekitar 2
% jika salah satu dari saudara kandung yang terkena.
Namun saat ini, teori tentang terjadinya atresia
esophagus menurut sebagian besar ahli tidak lagi
berhubungan dengan kelainan genetik. Perdebatan
tentang proses embriopatologi masih terus berlanjut.
Atresia Esophagus dapat disebababkan oleh beberapa hal,
diantaranya sebagai berikut:
Faktor obat
Faktor radiasi
Faktor gizi
Deferensasi usus depan yang tidak sempurna dan memisahkan
dari masing–masing menjadi esopagus dan trachea.
Perkembangan sel endoteal yang lengkap sehingga
menyebabkan terjadinya atresia.
Perlengkapan dinding lateral usus depan yang tidak sempurna
sehingga terjadi fistula trachea esofagus
Tumor esofagus.
Kehamilan dengan hidramnion
Bayi lahir prematur,
KLASIFIKASI ATRESIA ASOFAGUS
Terdapat variasi dalam atresia esofagus berdasar klasifikasi
anatomi. Menurut Gross of Boston, variasi atresia esofagus
beserta frekuensinya adalah sebagai berikut:
Tipe A – atresia esofagus tanpa fistula atau atresia esofagus
murni (10%)
Tipe B – atresia esofagus dengan TEF proksimal (<1%)
Tipe C – atresia esofagus dengan TEF distal (85%)
Tipe D – atresia esofagus dengan TEF proksimal dan distal
(<1%)
Tipe E – TEF tanpa atresia esofagus atau fistula tipe H (4%)
Tipe F – stenosis esofagus kongenital (<1%)
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala Atresia Esofagus yang mungkin
timbul:
Batuk ketika makan atau minum.
Bayi menunjukkan kurangnya minat terhadap
makanan atau ketidakmampuan untuk menerima
nutrisi yang cukup (pemberian makan yang buruk).
Gelembung berbusa putih di mulut bayi.
Memiliki kesulitan bernapas.
Memiliki warna biru atau ungu pada kulit dan
membran mukosa karena kekurangan oksigen
(sianosis).
Meneteskan air liur.
Muntah-muntah.
Biasanya disertai hidramnion (60%) dan hal ini pula
yang menyebabkan kenaikan frekuensi bayi lahir
prematur.
Timbul sesak yang disertai dengan air liur yang
meleleh keluar.
Segera setelah di beri minum, bayi akan berbangkis,
batuk dan sianosis karena aspirasi cairan kedalam jalan
nafas.
Pada fistula trakeosofagus, cairan lambung juga dapat
masuk kedalam paru, oleh karena itu bayi sering
sianosis.
PATHWAY
PENGOBATAN ATRESIA ESOFAGUS
Penderita atresia esofagus seharusnya ditengkurapkan
untuk mengurangi kemungkinan isi lambung masuk
ke dalam paru-paru.
Tahap pertama biasanya adalah pengikatan fistula dan
pemasukan pipa gastrotomi untuk memasukkan
makanan,
Tahap kedua adalah anastomosis primer, makanan
lewat mulut biasanya dapat diterima. Esofagografi
pada hari ke 10 akan menolong menilai keberhasilan
anastomosis.
KOMPLIKASI
Dismotilitas esofagus
Gastroesofagus refluk
Trakeo esogfagus fistula berulang
Disfagia atau kesulitan menelan
Kesulitan bernafas dan tersedak
Batuk kronis
Meningkatnya infeksi saluran pernafasan
ASKEP ATRESIA ESOFAGUS
PENGKAJIAN
Lakukan pengkajian pada bayi baru lahir.
Saliva berlebihan dan mengiler.
Tersedak.
Sianosis.
Apnea.
Peningkatan distres pernapasan setelah makan.
Distensi abdomen.
Observasi, Manifestasi atresia esophagus.
Bantu dengan prosedur diagnostik
Pantau dengan sering tanda-tanda distres pernapasan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan lubang abnormal antara esophagus dan trakea
atau obstruksi untuk menelan sekresi.
2. Ansietas berhubungan dengan kesulitan menelan,
dan ketidaknyamanan .
3. Gangguan menelan berhubungan dengan obstruksi
mekanis.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
Diagnosa Keperawtan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan lubang
abnormal antara esophagus dan trakea atau obstruksi untuk
menelan sekresi.
NOC
• Respiratory status: ventilation
Respiratory status: airway patency
Kriteria hasil:
Mendemonstrasikan bentuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspnea (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
Mampu mengidentifikasi dan mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafas
NIC
Airway suction
Pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning
Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
Informasikan pada klien dan keluarga rentang suction
Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan
Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
Monitor status oksigen pasien
Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi,
peningkatan saturasi O2,dll.
Airway Management
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan secret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Berikan bronkodilator bila perlu
Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
Monitor respirasi dan status O2
2. Ansietas berhubungan dengan kesulitan menelan, dan ketidaknyamanan
NOC
Anxiety self control
Anxiety level
Kriteria Hasil
Klien mampu mengidentifikasi pasien dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk
mengontrol cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
NIC
Gunakan pendekatan yang menenangkan pasien
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
Pahami prespektif pasien terhadap situasi strees
Temani pasien untuk memberikan kenyamanan dan megurangi takut
3. Gangguan menelan berhubungan dengan obstruksi
mekanis
NOC
Pencegahan aspirasi
Ketidakefektifan pola menyusui
Status menelan: tindakan pribadi untuk mencegah
pengeluaran cairan dan partikel padat kedalam paru
Status menelan: fase esophagus: penyaluran cairan
atau partikel padat dari faring ke lambung
Status menelan: fase oral: persiapan, penahanan,dan
pergerakan cairan atau partikel padat kearah posterior
dimulut
Status menelan: fase faring: penyaluran cairan dan
partikel padat dari mulut ke esophagus
Kriteria Hasil:
Dapat mempertahankan makanan didalam mulut
Kemampuan menelan adekuat
Kemampuan untuk mengosongkan rongga mulut
Mampu mengontrol mual dan muntah
Pengetahuan tentang prosedur pengobatan
Tidak ada kerusakan otot tenggorokan atau otot wajah, menelan,
menggerakkan lidah, atau reflex muntah
Pemulihan pasca prosedur pengobatan
Kondisi pernafasan, ventilasi adekuat
Mampu melakukan perawatan terhadap non pengobatan parenteral
Mengidentifikasi factor emosi atau psikologis yang menghambat
menelan
Dapat mentolerasnsi ingesti makanan tanpa tersedak atau aspirasi
Menyusui adekuat
Kondisi menelan bayi
Memelihara kondisi gizi: makanan dan asupan cairan ibu dan bayi
Hidrasi tidak ditemukan
Kondisi pernafasan adekuat
NIC
Aspiration Precautions
Memantau tingkat kesadaran, reflex batuk, reflex muntah,
dan kemampuan menelan
Memonitor status paru
Menjaga/mempertahanakan jalan nafas
Posisi tegak 90 derajat atau sejauh mungkin
Jauhkan pengaturan hisap yang tersedia
Menyuapkan makanan dalam jumlah kecil
Hindari cairan atau menggunakan zat pengental
Potong makanan menjadi potongan kecil
Jauhkan kepala tempat tidur atau ditinggikan 30-45 menit
stelah makan
Sarankan pidato/berbicara sesuai patologi berkonsultasi
Sarankan barium menelan kue atau video fluoroskopi
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
NOC
Nutritional status: food and fluid
Intake
Nutritional status: nutrient intake
Weight control
Kriteria hasil:
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC
Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake protein dan vitamin
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan mengandung serat untuk mecegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih (sudah konsultasi dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan BB
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor pertumbuhan dan perkembangan