Anda di halaman 1dari 13

7 Langkah Keselamatan

Pasien Di Rumah Sakit


DASAR PELAKSANAAN

 Undang-Undang Nomor 44  Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 43 ayat (1)
mewajibkan Rumah Sakit menerapkan standar keselamatan pasien.
 Pasal 43 ayat (2) dilaksanakan melalui pelaporan insiden*, menganalisa, dan menetapkan
pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan
*insiden keselamatan pasien adalah kesalahan medis (medical error), kejadian yang tidak
diharapkan (adverse event), dan nyaris terjadi (near miss).
 Menteri Kesehatan menurut Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, membentuk
Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah SakiT
7 langkah keselamatan pasien

Dasar : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan


Pasien Rum ah Sakit, Pasal 7 ayat (2)
1. Hak pasien;
2. Mendidik pasien dan keluarga;
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien;
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien;dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
7 langkah keselamatan pasien

Pasal 8 Peraturan Menteri Kesehatan tersebut diatas mewajibkan setiap Rumah


Sakit untuk mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien yang
meliputi tercapainya 6 (enam) hal :
1. Ketepatan identifikasi pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan;dan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
7 langkah keselamatan pasien

Pasal 9 Peraturan Menteri Kesehatan tersebut diatas, Rumah Sakit melaksanakan Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit

1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;


2. Memimpin dan mendukung staf;
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4. Mengembangkan sistem pelaporan;
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;dan
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
7 langkah keselamatan pasien

Dengan diberlakukan peraturan tersebu, hak pasien dalam pelayanan kesehatan


yang harus terpenuhi antara lain untuk memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedural operasional serta
layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi.
Rumah Sakit Membentuk TKPRS

Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (TKPRS)


TKPRS bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit. Keanggotaan TKPRS terdiri
dari manajemen Rumah Sakit dan unsur dari profesi kesehatan di Rumah Sakit.

TUGAS TKPRS
1. Mengembangkan program keselamatan pasien Rumah Sakit sesuai dengan
kekhususan Rumah Sakit tersebut;
2. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien
Rumah Sakit;
Rumah Sakit Membentuk TKPRS

TUGAS TKPRS
3. Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi, pemantauan
(monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan (implementasi) program
keselamatan pasien Rumah Sakit;
4. Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit untuk
melakukan pelatihan internal keselamatan pasien Rumah Sakit;
5. Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta mengembangkan
solusi untuk pembelajaran;
6. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam rangka
pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit;dan
7. Membuat laporan kegiatan kepada Kepala Rumah Sakit.
PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN
SOLUSI
Pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
mencakup KTD, KNC dan KTC, dilakukan setelah analisis dan mendapatkan
rekomendasi dan solusi dari TKPRS

Pelaporan insiden kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit harus
dijamin keamanannya, bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas), tidak mudah
diakses oleh yang tidak berhak. Pelaporan tersebut ditujukan untuk menurunkan
insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan
tidak untuk menyalahkan orang (non blaming).
PELAPORAN INSIDEN, ANALISIS DAN
SOLUSI
Harus dilaporkan secara internal kepada TKPRS dalam waktu paling lambat 2x 24 jam
sesuai format laporan yang ditentukan. TKPRS melakukan analisis dan memberikan
rekomendasi serta solusi atas insiden yang dilaporkan. TKPRS melaporkan hasil
kegiatannya kepada Kepala Rumah Sakit.

Keselamatan Pasien Rumah Sakit harus melaporkan insiden, analisis, rekomendasi


dan solusi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) secara tertulis kepada Komite Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit sesuai dengan format yang ditentukan. Komite
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan pengkajian dan memberikan
umpan balik (feedback) dan solusi atas laporan KTD secara nasional.
TINDAKAN ADMINISTRATIF

Tindakan administratif terhadap pelanggaran pemenuhan kewajiban Rumah Sakit


1. Teguran lisan;
2. Teguran tertulis;atau
3. Penundaan atau penangguhan perpanjangan izin operasional.
Menteri Kesehatan, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota secara berjenjang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
kegiatan Keselamatan Pasien Rumah Sakit sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan tersebut Menteri Kesehatan, Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengikutsertakan
asosiasi perumahsakitan dan organisasi profesi kesehatan. Kepala Rumah Sakit secara
berkala wajib melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatan keselamatan pasien yang
dilaksanakan oleh TKPRS
selamAT BelaJar

Anda mungkin juga menyukai