Anda di halaman 1dari 21

Questions:

1. Dalam teori belajar sosial, dikenal istilah imitation


dan modeling, jelaskan maksudnya.
2. Jelaskan yg dimaksud dg strategi belajar memahami
isi materi pelajaran & strategi meyakini arti penting
isi materi pelajaran.
3. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif dikatakan
sbg sumber sekaligus pengendali ranah2 kejiwaan
lainnya. Jelaskan maksud pernyataan ini.

01/10/22 Designed by Musiman 1


C. Perkembangan Sosial & Moral Siswa
Pendidikan, ditinjau dari sudut psikososial (kejiwaan kemasyarakatan)
adalah upaya penumbuhkembangan sumberdaya manusia melalui proses
hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi) yg berlangsung dlm
lingkungan masyarakat yg terorganisasi, dlm hal ini masyarakat
pendidikan & keluarga.
Pendidikan baik yg berlangsung secara formal di sekolah maupun yg
berlangsung secara informal di lingkungan keluarga memiliki peranan
penting dalam mengembangkan psikososial siswa.
Perkembangan psikososial siswa, atau sebut saja perkembangan sosial
siswa, adalah proses perkembangan kepribadian siswa selaku seorang
anggota masyarakat dlm berhubungan dg orang lain. Perkembangan ini
berlangsung sejak masa bayi hingga akhir hayatnya.

01/10/22 Designed by Musiman 2


Proses perkembangan sosial & moral siswa, juga selalu berkaitan dg
proses belajar. Konsekuensinya, kualitas hasil perkembangan
sosial siswa sangat bergantung pada kualitas proses belajar
(khususnya belajar sosial) siswa tsb baik di lingkungan sekolah &
keluarga maupun di lingkungan yg lebih luas.
Dalam psikologi pendidikan, terdapat aneka ragam aliran pemikiran
yg berhubungan dg perkembangan sosial. Yang paling menojol &
banyak dijadikan rujukan adalah: 1)aliran teori cognitive
phychology dg tokoh utama Jean Piaget & Lawrence Kohlberg,
2)aliran teori social learning dg tokoh utama albert Bandura &
R.H.Walters.

01/10/22 Designed by Musiman 3


A. Perkembangan Moral versi Piaget & Kohlberg
Perkembangan sosial hampir dapat dipastikan juga perkembangan moral, sebab
perilaku moral pada umumnya merupakan unsur fundamental dalam
bertingkahlaku sosial. Seorang siswa hanya akan mampu berperilaku sosial dlm
situasi sosial tertentu secara memadai apabila menguasai pemikiran norma
perilaku moral yg diperlukan utk situasi sosial tsb.
Piaget & Kohlberg menekankan bahwa pemikiran moral seorang anak, terutama
ditentukan oleh kematangan kapasitas kognitifnya. Pada tahap perkembangan
kognitif yg memungkinkan sikap & perilaku egosentrisme seorang anak
berkurang, lazimnya pertimbangan moral (moral reasoning) anak tsb menjadi
lebih matang.
Berdasarkan 2 studi yg dilakukan Piaget mengenai perkembangan moral anak &
remaja, ia menemukan 2 tahap perkembangan moral anak & remaja yg antara
tahap pertama dan kedua diselingi dg masa transisi, yakni pada usia 7 – 10 th.
Utk lebih jelasnya, lihat tabel 1.

01/10/22 Designed by Musiman 4


Tabel 1: Dua tahap perkembangan moral

versi Piaget
Usia Tahap Ciri Khas
4 – 7 tahun Realisme moral 1. Memusatkan pada akibat-akibat
(pra-operasional) perbuatan
2. Aturan-aturan tak berubah
3. Hukuman atas pelanggaran bersifat
otomatis
7-10 tahun Masa transisi (konkret Perubahan secara bertahap ke pemilikan
operasional) moral tahap kedua

11 tahun ke Otonomi moral, realis- 1. Mempertimbangkan tujuan-tujuan


atas me, dan resiprositas perilaku moral
(formal operasional) 2. Menyadari bahwa aturan moral
adalah kesepakatan tradisi yg dapat
berubah

01/10/22 Designed by Musiman 5


Selanjutnya, pengikut Piaget, Lawrence Kohlberg, menemukan tiga tingkat
perkembangan moral yg dilalui manusia prayuwana, yuwana, dan
pascayuwana. Setiap tingkat terdiri atas dua tahap perkembangan, sehingga
keseluruhan ada 6 tahap.

Tabel 2: Enam Tahap perkembangan Moral Versi Kohlberg

Tingkat Tahap Konsep Moral


Tingkat I Moralitas prakonvensional 1. Anak menentukan keburukan
(usia 4-10 tahun) perilaku berdasarkan tingkat
Tahap 1: memperhatikan hukuman akibat keburukan
ketaatan dan hukum tersebut.
2. Perilaku baik dihubungkan dg
penghindaran dari hukuman

Tahap 2: memperhatikan 1. Perilaku baik dihubungkan dg


pemuasan kebutuhan pemuasan keinginan dan
kebutuhan tanpa
mempertimbangkan kebutuhan
01/10/22 orang lain.
Designed by Musiman 6
Tabel 2: Enam Tahap perkembangan Moral Versi Kohlberg (lanjutan)

Tingkat Tahap Konsep Moral


Tingkat II Moralitas konvensional 1. Anak dan remaja berperilaku sesuai
(usia 10-13 tahun) dg aturan dan patokan moral agar
Tahap 3: memperhatikan memperoleh persetujuan orang
citra “anak baik” dewasa, bukan utk menghindari
hukuman
2. Perbuatan baik dan buruk dinilai
berdasarkan tujuannya. Jadi ada
perkembangan kesadaran terhadap
perlunya aturan

Tahap 4: memperhatikan 1. Anak dan remaja memiliki sikap


hukum dan peraturan pasti terhadap wewenang dan
aturan.
2. Hukum harus ditaati oleh semua
orang

01/10/22 Designed by Musiman 7


Tingkat Tahap Konsep Moral
Tingkat III Moralitas pascakonvensional 1. Remaja & dewasa mengartikan perilaku
(usia 13 tahun ke atas) baik dg hak pribadi sesuai dg aturan &
Tahap 5: memperhatikan hak patokan sosial.
perseorangan 2. Perubahan hukum & aturan dpt diterima
jika diperlukan utk mencapai hal2 yg
paling baik.
3. Pelanggaran hukum & aturan dpt terjadi
karena alasan2 tertentu.
Tahap 6: memperhatikan
prinsip2 etika 1. Keputusan mengenai perilaku2 sosial
didasarkan atas prinsip2 moral pribadi
yg bersumber dari hukum universal yg
selaras dg kebaikan umum &
kepentingan orang lain.
2. Keyakinan thd moral pribadi & nilai2
tetap melekat, meskipun sewaktu2
berlawanan dg hukum yg dibuat utk
mengekalkan aturan sosial. Contoh:
seorang suami yg tak beruang boleh jadi
akan mencuri obat utk menyelamatkan
nyawa istrinya dg keyakinan bahwa
melestarikan kehidupan manusia itu
01/10/22 merupakan kewajiban moral yg lebih8
Designed by Musiman
tinggi daripada mencuri itu sendiri.
Singkatnya, menurut Kohlberg, perkembangan
sosial & moral manusia itu terjadi dlm tiga tingkatan
besar, yg meliputi

1. Tingkat moralitas prekonvensional, fase prayuwana/4-10 th,


yang belum menganggap moral sebagai kesepakatan
tradisi sosial.

2. Tingkat moralitas konvensional, fase yuwana/10-13 th,


yang sudah menganggap moral sebagai kesepakatan
tradisi sosial.

3. Tingkat moralitas pascakonvensional, fase yuwana dan


pascayuwana/13 tahun ke atas, yang memandang moral
lebih dari sekedar kesepakatan tradisi sosial.
01/10/22 Designed by Musiman 9
B. Perkembangan Sosial & Moral menurut
Teori Belajar Sosial
Salah satu tokoh utama teori ini adalah Albert Bandura, seorang psikolog
pada Universitas Stanford, AS, yg dianggap sbg seorang behavioris
moderat. Tdk seperti rekan2nya sesama penganut aliran behaviorisme,
Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata2 refleks
otomatis atas stimulus (S – R bond), melainkan juga akibat reaksi yg
timbul akibat interaksi antara lingkungan dg skema kognitif manusia itu
sendiri.
Prinsip dasar belajar hasil temuan Bandura termasuk belajar sosial dan
moral. Menurut Barlow (1985), sebagian besar upaya belajar manusia
terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku
(modeling). Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses
perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya
conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan).

01/10/22 Designed by Musiman 10


Conditioning. Menurut prinsip2 kondisioning, prosedur belajar dlm
mengembangkan perilaku sosial dan moral pada dasarnya sama dg
prosedur belajar dlm mengembangkan perilaku2 lainnya, yakni dg
“reward” (ganjaran/memberi hadiah atau mengganjar) dan punishment
(hukuman/memberi hukuman).
Dasar pemikirannya adalah sekali seorang siswa mempelajari perbedaan
antara perilaku yg menghasilkan ganjaran dg perilaku yg mengakibatkan
hukuman, ia senantiasa berpikir dan memutuskan perilaku sosial tertentu
yg perlu ia perbuat.
Imitation. Prosedur lain yg juga penting & menjadi bagian yg integral dg
prosedur2 belajar menurut teori social learning, ialah proses imitasi atau
peniruan. Dalam hal ini orangtua dan guru seyogianya memainkan peran
penting sbg seorang model atau tokoh yg dijadikan contoh berperilaku
sosial dan moral bagi siswa.

01/10/22 Designed by Musiman 11


Utk mempermudah membandingkan teori psikologi kognitif dg teori belajar sosial,
dapat dilihat di tabel berikut.

Tabel 3: Teori Perkembangan Moral Menurut Bandura & Kohlberg

Bandura Kohlberb
Tingkat
(Teori belajar Sosial (Teori Psi.Kognitif)
1. Tekanan Perilaku bergantung pada Pemikiran sbg perilaku kualitatif
dasar pengaruh orang lain dan dlm perkembangan
kondisi stimulus
2. Mekanisme Hasil dari conditioning dan Berlangsung dlm tahp2 yg
modeling teratur dan berkaitan dg
peolehan perkembangan kognitif
moralitas
3. Usia Belajar berlangsung Proses beljr berkesinambungan
perolehan sepanjang hayat, & ada sampai masa dewasa & dpt
moralitas perbedaan usia perolehan ditetapkan dlm usia2 tertentu
4. Kenisbian Moralitas bersifat nisbi secara Nilai2 moral dlm tahapan
kebudayaan kultural perkembangan bersifat universal
01/10/22 Designed by Musiman 12
Tabel 3: Teori Perkembangan Moral Menurut Bandura & Kohlberg
(lanjutan)

Bandura Kohlberb
Tingkat
(Teori belajar Sosial (Teori Psi.Kognitif)
5. Perilaku Model2 yg sangat Orang2 yg berada pada tahap
sosialisasi berpengaruh, orang2 dewasa perkembangan yg lebih tinggi
dan teman2 yg dpt dan memiliki pengaruh yg
menyalurkan ganjaran dan sangat besar
hukuman
6. Implikasi Guru harus menjadi teladan Guru harus berusaha merang-
yg baik dan mengganjar sang siswa agar mencapai
untuk setiap perilaku siswa yg tahap perkembangan selanjut-
pendidikan memadai nya, dan menjelaskan ciri2
perilaku moral tahap tersebut.

01/10/22 Designed by Musiman 13


D. Arti Penting Perkembangan Kognitif
Bagi Proses Belajar Siswa
Pengetahuan mengenai proses perkembangan dg segala aspeknya itu sangat
banyak menfaatnya, antara lain:
1. Guru dapat memberikan layanan bantuan & bimbingan yg tepat kepada
para siswa, relevan dg tingkat perkembangannya;
2. Guru dapat mengantisipasi kemungkinan2 timbulnya kesulitan belajar
siswa tertentu, lalu segera mengambil langkah2 yg tepat untuk
menanggulanginya;
3. Guru dapat mempertimbangkan waktu yg tepat utk memulai aktivitas
proses mengajar-belajar bidang studi tertentu;
4. Guru dapat menemukan dan menetapkan tujuan2 pengajaran, standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk materi atau pokok
bahasan yg akan disajikan.

01/10/22 Designed by Musiman 14


Salah satu kesulitan pokok yg dialami para guru dalam semua jenjang
pendidikan adalah menghayati makna yang dalam mengenai hubungan
perkembangan khususnya ranah kognitif dengan proses mengajar-
belajar yg menjadi tanggung jawabnya. Seberapa jauhkan signifikansi
perkembangan ranah kognitif bagi proses mengajar-belajar?
Ranah psikologis siswa yg terpenting adalah ranah kognitif. Ranah
kejiwaan yg berkedudukan pada otak ini, dalam perspektif psikologi
kognitif, adalah sumber sekaligus pengendali ranah2 kejiwaan lainnya,
yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Otak sbg
markas fungsi kognitif bukan hanya menjadi penggerak aktifitas akal
pikiran, melainkan juga menara pengontrol aktifitas perasaan dan
perbuatan.
Otak tidak hanya berpikir dg kesadaran, tetapi juga berpikir dg ketidak
sadaran (unconscious thinking).

01/10/22 Designed by Musiman 15


Faedah Pengembangan Ranah
Kognitif Siswa
Upaya pengembangan fungsi ranah kognitif akan berdampak
positif bukan hanya terhadap ranah kognitif sendiri,
melainkan juga terhadap ranah afektif dan psikomotor.

A. Mengembangkan Kecakapan Kognitif


Sekurang2nya ada 2 macam kecakapan kognitif siswa yang
amat perlu dikembanhgkan segera khususnya oleh guru,
yakni; 1) strategi belajar memahami isi materi pelajaran; 2)
strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan
aplikasinya serta menyerap pesan2 moral yg terkandung
dlm materi pelajaran tersebut.
01/10/22 Designed by Musiman 16
Strategi adalah sebuah istilah populer dlm psikologi kognitif, yg berarti prosedur
mental yg berbentuk tatanan tahapan yg memerlukan alokasi upaya2 yg bersifat
kognitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan2 kognitif atau pilihan2 kebiasaan
belajar (cognitive preferences) siswa. Pilihan kebiasaan belajar ini secara global
terdiri atas: 1) menghafal prinsip2yg terkandung dlm materi, 2)
mengaplikasikan prinsip2 materi.
Preferensi kognitif yg pertama pada umumnya timbul karena dorongan luar (motif
ekstrinsik) yg mengakibatkan siswa menganggap belajar hanya sbg alat
pencegah ketidak lulusan atau ketidak naikan. Aspirasi yg dimilikinyapun
bukan ingin menguasai materi scr mendalam, melainkan sekedar asal lulus atau
naik kelas.
Preferensi kognitif yg kedua biasanya timbul karena dorongan dari dalam diri
siswa sendiri (motif intrinsik), dlm arti siswa tsb memang tertarik dan
membutuhkan materi2 pelajaran yg disajikan gurunya. OKI, siswa ini lebih
memusatkan perhatiannya utk benar2 memahami dan juga memikirkan cara
menerapkannya.

01/10/22 Designed by Musiman 17


B. Mengembangkan Kecakapan Afektif

Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tdk hanya akan


membuahkan kecakapan kognitif, tetapi juga menghasilkan
kecakapan ranah afektif. Contoh; seorang guru agama yg
piawai dlm mengembangkan kecakapan kognitif dg cara yg
menarik, akan berdampak positif terhadap ranah afaektif para
siswa. Pemahaman siswa yg mendalam terhadap arti penting
materi pelajaran agama yg disajikan guru serta preferensi
kognitif yg mementingkan aplikasi prinsip2 tadi akan
meningkatkan kecakapan ranah afektif para siswa.
Peningkatan kecakapan afektif ini, antara lain berupa
kesadaran beragama yg mentap.
Dampak positif lainnya ialah dimilikinya sikap mental keagamaan
yg lebih tegas sesuai dg tuntunan ajaran agama yg telah ia
pahami dan yakini secara mendalam.
01/10/22 Designed by Musiman 18
C. Mengembangkan Kecakapan Psikomotor

Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak


positif terhadap perkembangan ranah psikomotor. Kecakapan
psikomotor segala amal jasmaniah yg konkret dan mudah
diamati, baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena
sifatnya yg terbuka. Kecakapan psikomotor siswa merupakan
menifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap
mentalnya.
Banyak contoh yg membuktikan bahwa kecakapan kognitif itu
berpengaruh besar terhadap berkembangnya kecakapan
psikomotor. Para siswa yg berprestasi baik (dlm arti luas dan
ideal) dlm bidang pelajaran agama misalnya sudah tentu akan
lebih rajin beribadah shalat, puasa, dan mengaji.

01/10/22 Designed by Musiman 19


Pola Pengembangan Fungsi Kognitif Siswa

1. Pengajaran strategi memahami, meyakini, dan


mengaplikasikan isi dan nilai pelajaran.
2. Pengajaran strategi memecahkan masalah dg
mengaplikasikan isi dan nilai materi pelajaran.

01/10/22 Designed by Musiman 20


Thanks
N
CU
01/10/22 Designed by Musiman 21

Anda mungkin juga menyukai