UNIVERSITAS RIAU Pangan Fungsional Berbasis Protein
RIZKIKA RIZKY AZHARI
DESIALIANI KHUSNUL KHULUQIAH SYAHRIAL EFFENDI ULIN NUHA M.SANUSI BERNAWA MUHAMMAD SANDEWA SUCI FEBRI RAHMADANI NOVIA AGUSTINA ERIZAL THOYEB NURASIKIN SITI AMINAH LIANA SARI ROZIKHIN RIDHO Pangan fungsional • Pangan fungsional adalah pangan yang karena kandungan komponen aktifnya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, diluar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalammya Syarat-Syarat Pangan Fungsional Menurut para ilmuwan Jepang, beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai pangan fungsional adalah: 1. Harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan (ingredient) alami. 2. Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu sehari – hari. 3. Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan. Kedelai Dari segi gizi kedelai utuh mengandung protein 35 - 38 % bahkan dalam varietas unggul kandungan protein dapat mencapai 40 - 44 % (Koswara, 1995). Komposisi zat gizi kedelai kering dan basah berbeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Bila dilihat dari komposisi kacang kacangan secara umum, maka sekitar 25% dari kalori (energi) yang terdapat dalam kacang- kacangan adalah protein. Kacang-kacangan biasanya kekurangan metionin, yaitu salah satu asam amino esensial yang diperlukan untuk membuat suatu protein lengkap (Winarno, 1993). Nilai protein kedelai jika difermentasi dan dimasak akan memiliki mutu yang lebih baik dari jenis kacang-kacangan lain. Disamping itu, protein kedelai merupakan satu-satunya leguminosa yang mengandung semua asam amino esensial (yang jumlahnya 8 buah atau 10 buah bila dimasukkan sistein dan tirosin) yang sangat diperlukan oleh tubuh. Peran Kedelai Sebagai Pangan Fungsional
Kacang kedelai merupakan sumber protein yang
dapat dicerna sangat baik. Meskipun kandungan vitamin (vitamin A, E, K dan beberapa jenis vitamin B) dan mineral (K, Fe, Zn dan P) didalamnya tinggi, kedelai rendah dalam kandungan asam lemak jenuh, dengan 60 % kandungan asam lemak tidak jenuhnya terdiri atas asam linoleat dan linolenat, yang keduanya diketahui membantu kesehatan jantung. Kedelai dan Kesehatan Jantung
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
suplementasi diet dengan protein kedelai akan menurunkan kolesterol darah. Terapi diet (terapi melalui pengaturan makanan) untuk menurunkan kolesterol lebih efektif jika menggunakan protein kedelai dibandingkan hanya menggunakan makanan rendah lemak saja karena mengandung isoflavon yang terdiri atas genistein, daidzein dan glicitein. Kedelai dan Osteoporosis
– Kedelai rendah kandungan asam amino bersulfur, Asam amino bersulfur
dapat menghambat resorpsi kalsium oleh ginjal, yang menyebabkan lebih banyak kehilangan kalsium dalam urine. – Protein hewani diketahui mempunyai kandungan phosfor dan phosfat yang tinggi, dan tingginya kandungan phosfor dan phosfat tersebut menyebabkan kehilangan kalsium dari tubuh. Oleh karena itu, penggantian protein hewani dengan protein kedelai dapat mengurangi kehilangan tersebut. Kedelai dan Manopause • Isoflavon yang terdapat dalam kedelai, terbukti dapat meniru peranan dari hormon wanita yaitu estrogen. Estrogen berikatan dengan reseptor estrogen sebagai bagian dari aktivitas hormonal, menyebabkan serangkaian reaksi yang menguntungkan tubuh. Jika tubuh mengkonsumsi isoflavon, misalnya dengan mengkonsumsi produk-produk kedelai, maka akan tejadi pengaruh pengikatan isoflavon dengan reseptor estrogen yang menghasilkan efek menguntungkan, sehingga mengurangi simptom menopause. Kedelai dan Kanker • Produk-produk dari kedelai yang digunakan dalam diet sehari-hari memperlihatkan efek perlindungan terhadap senyawa pembentukan kanker yang sangat kuat yaitu M-methyl-N-nitro-N-nitrosoguanidine (MNNG) yang menginduksi kanker lambung pada hewan percobaan. Produk-produk kedelai seperti tahu, isolat protein kedelai, susu kedelai dan miso juga mampu untuk memblokir pembentukan nitrit yang diketahui bersifat karsinogen. Kedelai dan Penyakit Ginjal Diet dengan kedelai menunjukkan efek positif pada pasien dengan ketidak seimbangan ginjal yang disebabkan sindrom nephrotic. Nephrotic syndrome adalah penyakit ginjal akibat hilangnya protein ke dalam urine dan menyebabkan oedema, hipertensi dan lemak darah yang tinggi. Protein kedelai juga memiliki asam amino esensial yang mudah diserap oleh orang yang memiliki gagal ginjal yang biasanya mempunyai masalah dengan pencernaannya. Protein kedelai juga dapat membantu penyerapan kembali kalsium oleh ginjal. Kedelai dan Diabetes Melitus Kedelai mempunyai glicaemix index yang rendah dan membantu menormalkan tingkat glukosa darah. Protein kedelai tinggi kandungan glisin dan arginin yang dapat menurunkan insulin dalam darah. Hal ini, pada gilirannya akan menurunkan sintesis kolesterol dalam hati, mengurangi kadar kolesterol darah yang tinggi, yang sering ditemui pada penderita diabetes. Mengganti protein hewani dengan protein kedelai dapat menjadi cara pencegahan dan pengobatan yang efektif untuk penyakit ini. Kesimpulan Kedelai merupakan salah satu contoh pangan fungsional yang memenuhi syarat pangan untuk disebut sebagai pangan fungsional. Kedelai tidak hanya mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh tetapi mengandung senyawa lain yang dianggap memiliki manfaat bagi kesehatan yaitu dalam mencegah penyakit jantung dengan menurunkan kolesterol, mencegah osteoporosis, mengurangi sindrom pada masa menopause, dan bermanfaat dalam diet penyakit ginjal dan diabetes mellitus. Hal tersebut disebabkan salah satunya karena kandungan isoflavon yang terdapat dalam kedelai. SEKIAN DAN TERIMA KASIH