Anda di halaman 1dari 17

PENGORGANISASIAN

MODEL PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN


MODEL/METODE KASUS
• Pada metode ini, seorang perawat memberikan
asuhan keperawatan pada seorang pasien secara
total dalam satu periode dinas
• Jumlah pasien yang dirawat oleh satu perawat
sangat bergantung pada kemampuan perawat dan
kompleksnya masalah pasien
• Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda
setiap shift
• Asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien menyeluruh
• Metode ini sesuai digunakan di ruang rawat
khusus (ICU, ICCU, hemodialisis, perawat di ruang
isolasi, dll)
...
• Kelebihan metode kasus:
– Perawat lebih memahami setiap kasus
– Lebih mudah dievaluasi oleh manajer
ruangan
• Kekurangan metode kasus:
– Perlu perawat lebih banyak dengan
kemampuan yang sama baik
– Setiap shift perawat berbeda
MODEL/METODE FUNGSIONAL
• Digunakan pada saat perang dunia ke – 2
• Pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada
penyelesaian tugas dan prosedur
• Setiap perawat diberi satu atau dua jenis tugas untuk
dilaksanakan kepada semua pasien di suatu ruangan
• Contoh : seorang perawat bertugas memberikan obat
(kepada semua pasien) atau merawat luka (kepada
semua pasien) atau memonitor infus (kepada semua
pasien), dst.
• Prioritas utama yang dikerjakan adalah kebutuhan fisik
dan kurang menekankan kepada kebutuhan holistik
• Penanggung jawab : perawat yang bertugas pada
tindakan tertentu
...
• Kelebihan metode fungsional :
– Perawat menjadi lebih terampil
– Tenaga perawat relatif sedikit dibutuhkan (baik untuk
RS yang kekurangan tenaga perawat)
• Kekurangan metode fungsional :
– Pekerjaan kadang menjadi tidak efektif
– Tugas perawat cenderung monoton sehingga
membuat bosan
– Kesempatan komunikasi antar perawat menjadi lebih
sedikit
– Askep tidak diberikan secara holistik
– Tidak dapat menerapkan proses keperawatan
– Kadang bisa terjadi saling melempar tanggung jawab
bila terjadi kesalahan
MODEL/METODE TIM
• Perawat dibagi menjadi 2/3 kelompok
(tim) untuk memberikan askep pada
sekelompok pasien.
• 6 – 7 perawat profesional dan perawat
pelaksana bekerja sebagai satu tim,
supervisi dilakukan oleh ketua tim
• Penanggung jawab : ketua tim
• Metode ini biasanya digunakan di ruang
rawat inap, rawat jalan dan unit gawat
darurat
...
• Pelaksanaan metode tim harus
berlandaskan konsep berikut :
– Ketua tim harus dapat membuat
keputusan tentang prioritas
perencanaan, supervisi dan evaluasi
asuhan keperawatan
– Komunikasi efektif
– Anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim
– Peran kepala ruangan penting dalam
metode tim
...
• Tanggung jawab kepala ruang :
– Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari
staf
– Membantu staf menetapkan sasaran dari
unit/ruangan
– Memberi kesempatan pada ketua tim untuk
pengembangan kepemimpinan
– Mengorientasikan tenaga yang baru tentang fungsi
metode tim keperawatan
– Menjadi narasumber bagi ketua tim
– Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan
melalui riset keperawatan
– Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka
...
• Tanggung jawab ketua tim:
– Membuat perencanaan
– Membuat penugasan, supervisi dan
evaluasi
– Mengenal tingkat ketergantungan
pasien
– Mengembangkan kemampuan anggota
tim
– Menyelenggarakan konferensi
...
• Tanggung jawab anggota tim:
– Memberikan asuhan keperawatan pada
pasien
– Memberikan laporan kepada ketua tim
– Melaksanakan kerjasama dalam tim
...
• Kelebihan metode tim :
– Pasien merasa diperlakukan lebih
manusiawi.
– Perawat dapat mengenali pasien
secara individual.
– Memungkinkan pelayanan
keperawatan secara holistik
– Perawat akan memperlihatkan kerja
lebih produktif melalui kerjasama dan
komunikasi dalam tim
...
• Kekurangan metode tim :
– Keterbatasan tenaga dan keahlian
dapat menyebabkan kebutuhan pasien
tidak terpenuhi.
– Bila konferensi tim jarang dilakukan,
maka komunikasi di dalam tim tidak
akan terjalin dengan baik
MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PRIMER

• Terdiri atas : kepala ruangan, Clinical Care Manager, PP dan PA


• Kepala ruangan :
– Mengatur jadwal dinas
– Mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
– Memonitor kegiatan PP (Perawat Primer) dan PA (Perawat
Asosiet)
– Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan
– Bila PP cuti, tanggung jawab diambil alih oleh karu
– Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang
dibutuhkan
– Memonitor penampilan kerja semua tenaga
– Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat
ruangan
– Melaksanakan evaluasi mutu askep
...
• Clinical Care Manager :
– Melakukan bimbingan dan evaluasi tentang
implementasi MPKP
– Memberi masukan pada diskusi kasus yang dilakukan PP
dan PA
– Mempresentasikan isu – isu baru terkait dengan asuhan
keperawatan
– Mengidentifikasi evidence yang memerlukan
pembuktian
– Mengidentifikasi masalah penelitian
– Menerapkan hasil – hasil penelitian
– Bekerjasama dengan kepala ruangan untuk evaluasi
asuhan keperawatan
– Mengevaluasi penkes yang diberikan PP
– Merancang pertemuan ilmiah
...
• Perawat Primer (PP) :
– Melakukan kontrak dengan pasien dan keluarga
– Melakukan pengkajian pad pasien baru
– Menetapkan renpra
– Menjelaskan renpra kepada PA
– Melakukan bimbingan dan evaluasi pada PA
– Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan
lab
– Mendampingi dokter visite
– Memberikan penkes pada pasien dan keluarga
– Membuat discharge planning
– Bekerjasama dg kepala ruangan
...
• Perawat Asosiet (PA) :
– Membaca renpra
– Mengorientasikan pasien baru jika PP tidak
ada
– Melakukan tindakan keperawatn
berdasarkan renpra
– Mengecek kerapihan dan kelengkapan status
keperawatan
– Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan
diagnostik
– Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait
dengan timnya
...
• Asisten Perawat:
– Membersihkan ruangan dan meja pasien
– Menyediakan alat – alat yang diperlukan
untuk tindakan keperawatan
– Membantu perawat dalam melaksanakan
askep
– Membersihkan alat – alat yang digunakan
– Mengurus pemberangkatan dan
pemulangan pasien

Anda mungkin juga menyukai