Anda di halaman 1dari 30

PEGADAIAN SYARIAH

(RAHN) & GADAI EMAS


SYARIAH
BY :
Toto Sugihyanto,SE.M.Ak.,SAS
Pendahuluan:
 Salah satu produk dalam pembiayaan syariah yang
berkembang cukup pesat di Indonesia dan khususnya
dalam praktik perbankan syariah adalah Rahn.
 Kekhasan produk perbankan syariah ini diminati
masyarakat karena memberikan dukungan dalam
memperoleh modal dalam mendukung kegiatan usaha
masyarakat.

 Pelaksanaanya yang mudah dan cepat serta halal


menjadi salah satu pertimbangan mengapa produk ini
menjadi pilihan bagi konsumen.
A. DEFINISI RAHN:
Menjadikan suatu benda berharga
dalam pandangan syara’ sebagai
jaminan hutang dengan
kemungkinan hutang tersebut bisa
dilunasi dengan barang tersebut
atau sebagiannya.
B. DASAR HUKUM RAHN
1. Al-Quran: “Jika kamu dalam perjalanan (dan
bermu’amalah secara tidak tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang).” al-
Baqarah:283
2. Hadis: Riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah
ra., ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah saw.
membeli makanan dengan berhutang dari
seorang Yahudi dan menggadaikan sebuah baju
besi kepadanya”.
3. Ijma’: Para ulama mujtahidin berijma’ atas
disyariatkannya rahn. (al-Zuhaili, al Fiqh al
Islami wa Adillatuhu, 1985, V:181).
C. RUKUN DAN SYARAT RAHN
1. RAHIN: Yaitu orang yang menggadaikan.
2. MURTAHIN: Yaitu orang yang menerima gadai.
Syarat keduanya adalah keduanya harus ahli tasarruf
(orang yang tindakannya itu berakibat hukum menurut
syara’).
3. MARHUN: Yaitu borg/barang jaminan).
Syaratnya:
a. Mempunyai nilai menurut syariat;
b. Harus ada pada waktu akad;
c. Harus bisa diserahkan seketika kepada Murtahin
atau wakilnya.
4. MARHUN BIH/DAIN: Yaitu hutang.
Syaratnya:
a. Harus jelas bagi Rahin dan Murtahin;
b. Harus tetap dapat dimanfaatkan;
c. Harus lazim (mengikat) pada waktu akad.
 IJAB DAN QABUL: Yaitu pernyataan gadai dari para
pihak.
Syaratnya:
a. Keduanya jelas mengungkapkan
keinginan membuat akad rahn.
b. Kesesuaian qabul dengan ijab.
c. Masing-masing orang yang berakad mengetahui
maksud lawannya.
d. Persambungan qabul dengan ijab dalam majlis akad.
D. BERAKHIRNYA AKAD
RAHN
1. Barang jaminan telah diserahkan kepada pemiliknya.
2. Rahin membayar hutangnya.
3. Barang gadai dijual dengan perintah hakim atas perintah
Rahin.
4. Pembebasan hutang dengan cara apapun, meskipun tidak
disetujui Rahin.
PERKEMBANGAN
PEGADAIAN SYARIAH
DI INDONESIA
1. Tahun1998: Beberapa General Manager melakukan studi
banding ke Malaysia. Setelah melakukan studi banding,
mulai dilakukan penggodokan rencana pendirian Pegadaian
Syariah.
2. Tahun 2000: Konsep bank syariah mulai marak. Saat itu,
Bank Muamalat Indonesia (BMI) menawarkan kejasama
dan membantu dari segi pembiayaan dan pengembangan.
3. Tahun 2002: MOU musyarakah antara Perum Pegadaian
dan BMI ditandatangani.
4. Tahun 2003: 14/1/2003 Pegadaian syariah resmi
dioperasikan atas kerjasama Perum pegadaian dengan
BMI. BMI mensupport dana (1,55 M) sementara Perum
Pegadaian menyediakan tenaga ahli dan operasional.
5. Tahun 2005: Sistem gadai syariah sudah berjalan di
13 kantor WIlayah (Kanwil) dengan dana yang
telah disalurkan sebesar Rp 151 Milyar.
6. Tahun 2006:
A. Omzet dan pendapatan: Pertumbuhan
Pegadaian Syariah mencapai 105 persen. Bank &
Asuransi Syariah hanya 40-50 persen. Pegadaian
Konvensional hanya 35-40 persen.
B. Nilai Pinjaman: Hingga April 2006, nilai
pinjaman yang disalurkan meningkat jadi Rp
158,564 miliar.
C. Kantor Cabang: Saat ini Pegadaian Syariah
telah memiliki 36 outlet di seluruh Indonesia.
MENGAPA PRODUK RAHN
BERKEMBANG
DENGAN PESAT?
1. Loyalitas nasabah: Loyalitas itu terjadi karena kesadaran nasabah dan
pelayanan yang cukup baik (praktis, cepat dan ramah).
2. Produk halal: Tidak terlibat dengan bunga/riba (menentramkan).
3. Resiko tidak terlalu besar: Sebab seluruh pinjaman yang diajukan telah
dijamin dengan barang gadaian yang nilainya melebihi nilai pinjaman.
4. Berkah.
Perbandingan Pegadaian Syariah dan Konvensional
Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional 12
Berdasarkan PP No 103 thn 2000 Berdasarkan PP No 103 thn 2000
Biaya Admin menurut ketetapan berdasarkan Biaya administrasi berdasarkan persentasi
golongan barang golongan barang
Bilamana lama pengembalian pinjaman lebih Bila lama pengembalin pinjaman lebih dari
dari akad, barang gadai nasabah dijual kepada pinjaman barang gadai dilelang kepada
masyarakat masyarakat

Jasa simpanan dihitung dengan konstanta x Sewa modal dihitung dengan Persentase x
taksiran Uang Pinjaman (UP)
Maksimal jangka waktu 3 bulan Maksimal jangka waktu 4 bulan
UK = Hasil Penjualan - (uang pinjaman + jasa UK = Hasil Lelang – (uang pinjaman + biaya
penitipan + biaya penjualan) sewa + biaya lelang)
Bila dalam satu tahun uang kelebiihan tidak Bila dalam satu tahun uang kelebihan tidak
diambil, diserahkan kepada lembaga ZIS diambil, uang kelebihan tersebut menjadi milik
pegadaian
1 hari dihitung 5 hari 1 hari dihitung 15 hari
Tidak mengenakan bunga pada nasabah yang Mengenakan bunga (sewa modal) pada
mendapatkan pinjaman, melainkan jasa nasabah yang mendapatkan pinjaman
penitipan
13

GADAI EMAS SYARI’AH


14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai