Anda di halaman 1dari 23

Teknik Penerapan AMDAL

Bidang Pertambangan & Energi

•Kebijakan Pemerintah bidang AMDAL


•Peraturan perundangan AMDAL
•Metode Penyusunan Kerangka Acuan
•Metode Pengumpulan Data
•Metode Prakiraan dan Evaluasi Dampak
•Rencana Pengelolaan Lingkungan
•Rencana Pemantauan Lingkungan
•Pelaporan Hasil Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Kebijakan Pemerintah Bidang AMDAL
• Kebijakan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009,
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.. Pemrakarsa
dalam hal ini tidak lepas dari kewajiban untuk melakukan tindakan
pengamanan dan pelestarian lingkungan hidup.
• Kegiatan Pembangunan segala jenis usaha / kegiatan, akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan yaitu pada saat tahap pra konstruksi,
konstruksi dan tahap operasional baik berupa dampak positif maupun
negatif.
• Untuk menduga dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya dampak
kegiatan terhadap lingkungan dilakukan dengan cara menyusun studi ANDAL
(Analisis Dampak Lingkungan) serta Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Peraturan dan Perundang undangan
• UU (Undang Undang) :
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
• PP (Peraturan Pemerintah) :
• Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
• Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
• Peraturan Pemerintah RI No.41, tentang Pengendalian pencemaran udara
• Peraturan menteri :
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 08 Tahun 2006, tentang Pedoman Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006, tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan
yang wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
• Peraturan peraturan daerah :

• Keputusan-keputusan :
• Keputusan Menteri Lingkungan hidup No.48/MENLH/11/1996, tentang baku tingkat kebisingan
• Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056 Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting.
• Keputusan Kepala Bapedal No.08 tahun 2000, tentang Keterlibatan masyarakat dan keterbukaan
informasi dalam proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
AMDAL
Pengertian AMDAL
• Amdal adalah Kajian mengenai Dampak Besar dan Penting sari suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

• Amdal merupakan proses pengkajian terpadu yang mempertimbangkan aspek fisik-kimia,


ekologim sosio-ekonomis, sosial-budaya dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap
kelayakan dari teknis ndan ekonomi suatu rencana kegiatan.

Tujuan Dan Sasaran AMDAL


Untuk menjamin suatu kegiatan pembangunan dapat berjalan secara berkesinambungan
tanpa merusak lingkungan hidup. Melalu\i AMDAL diharapkan kegiatan pembangunan
dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimalkan
dampak negatif dan memaksimalkan dampak poditif terhadap lingkungan hidup

Bentuk hasil kajian AMDAL


Bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL yang terdiri dari 5 (lima) dokumen yaitu :
• Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA – ANDAL)
• Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
• Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
• Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
• Dokumen Ringkasan Eksekutif
Prosedur AMDAL
RENCANA KEGIATAN DARI PEMRAKARSA

PROSES PENAPISAN
PERMEN LH No.11 TAHUN 2006

AMDAL DIPERSYARATKAN AMDAL tidak diperlukan

Sekretaris Komisi Penilai


AMDAL
Penyusunan Upaya Pengelolaan
Pengumuman Rencana Kegiatan Lingkungan (UKL) dan Upaya
dan Konsultasi Masyarakat Pemantauan Lingkungan (UPL)

Penyusunan Kerangka Acuan


(KA-ANDAL)

DITOLAK Rekomendasi dari


Penilaian KA-ANDAL
Instansi yang
berwenang
Surat Keputusan
Kesepakatan KA
Penyusunan Dokumen
ANDAL,RKL dan RPL

Penilaian ANDAL, RKL dan RPL Layak Lingkungan

Aurat Keputusan Kelayakan


Tidak Layak Lingkungan
Lingkungan dari
(Kegiatan ditolak)
MenLH/Gubernur/Bupati/Walikota

PROSES PERIJINAN
Lampiran I
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : 11 Tahun 2006
Tanggal : 2 Oktober 2006
I. Bidang Sumber Daya Energi dan Mineral
C. LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
1. Pembangunan jaringan > 150 kV  Keresahan masyarakat karena harga tanah turun
transmisi  Adanya medan magnet dan medan listrik
 Aspek sosial, ekonomi dan budaya terutama pada pembebasan lahan dan keresahan
masyarakat
2. Pembangunan ≥ 100 MW Berpotensi menimbulkan dampak pada:
a. PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU (dalam satu  Aspek fisik kimia, terutama pada kualitas udara (emisi, ambient dan kebisingan) dan
lokasi) kualitas air (ceceran minyak pelumas, limbah bahang) serta air tanah.
 Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada saat pembebasan lahan dan
pemindahan penduduk.
b. Pembangunan PLTP ≥ 55 MW Berpotensi menimbulkan dampak pada:
(pengembangan Panas  Aspek fisik-kimia, terutama pada kualitas udara (bau dan kebisingan) dan kualitas air.
Bumi)  Aspek flora fauna.
 Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada pembebasan lahan.
c. Pembangunan PLTA ≥ 15 m  Perubahan fungsi lahan
dengan: ≥ 200 ha  Berpotensi menimbulkan dampak pada:
- Tinggi bendung, atau ≥ 50 MW - Aspek fisik-kimia, terutama pada kualitas udara (bau dan kebisingan) dan kualitas air.
- Luas genangan, atau - Aspek flora fauna.
- Kapasitas daya (aliran - Aspek sosial, ekonomi dan budaya, terutama pada pembebasan lahan.
langsung)  Termasuk dalam kategori “large dam” (bendungan besar).
 Kegagalan bendungan (dam break), akan mengakibatkan gelombang banjir (flood surge)
yang sangat potensial untuk merusak lingkungan di bagian hilirnya.
 Pada skala ini dibutuhkan spesifikasi khusus baik bagi material dan desain konstruksinya.
 Pada skala ini diperlukan quarry/burrow area yang besar, sehingga berpotensi
menimbulkan dampak.
 Dampak pada hidrologi.
d. Pembangunan ≥ 10 MW  Membutuhkan areal yang sangat luas.
pembangkit listrik dari  Dampak visual (pandang).
jenis lain (antara lain:  Dampak kebisingan.
OTEC (Ocean Thermal  Khusus penggunaan gambut berpotensi menimbulkan gangguan terhadap ekosistem
Energy Conversion), gambut.
Surya, Angin, Biomassa,
Gambut,dan lain-lain)
KA - ANDAL
• Dokumen Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL) memegang peranan
penting dalam dalam proses AMDAL karena dalam dokumen inilah
pemrakarsa menuangkan niatnya melakukan kajian ANDAL dan
menjelaskan apa saja yang akan dikaji. Untuk menentukan apa yang akan
dikaji, akan dilakukan suatu tahap yang disebut pelingkupan.

Tujuan Pelingkupan :
Untuk merancang kajian ANDAL agar menjadi kajian yang tepat sasaran.

Sebuah rancangan kajian ilmiah harus bisa menjawab :


- Apa yang dikaji
- Dimana dan kapan kajian dilakukan
- Bagaimana Kajian akan dilakukan
- Siapa saja yang terlibat dalam kajian
Proses Pelingkupan
Deskripsi
Rencana
Kegiatan

Dampak Prioritas
Dampak
Penting Dampak Penting
Potensial
Hipotetik Hipotetik

Ron Lingkungan
Hisup

Identifikasi Evaluasi Klasifikasi


Dampak Dampak &
Potensial Potensial Prioritas

Proses Pelingkukan Sesuai dengan aturan Pemerintah (Permen LH No.8 /2006)


Penyusunan Dokumen KA-ANDAL
Sususnan Bab Dalam KA Substansi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kondisi yang melatar belakangi gagasan untuk mengembangkan rencana kegiatan, serta hal
hal relevan tentang riwayat rencana kegiatan
1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari rencana kegiatan dan hasil yang diharapkan dari adanya rencana kegiatan
1.3 Peraturan Peraturan peraturan yang relevan dan digunakan sebagai acuan dalam kajian lingkungan
serta penjelasan singkat mengenai relevansinya
BAB II RUANG LINGKUP STUDI
2.1 Lingkup Rencana Usaha/Kegiatan Status perencanaan rencana kegiatan, saat proses AMDAl dimulai
yang akan ditelaah dan Alternatif Deskripsi rencana kegiatan
Komponen Rencana Usaha/Kegiatan Kegiatan yang ada disekitar lokasi
Alternatif yang akan dikaji dalam ANDAL
2.2 Lingkup Rona LIngkungan Hidup Awal Uraian singkat rona lingkungan hidup di lokasi rencana kegiatan dan sekitarnya
2.3 Pelingkupan Proses Pelingkupan dan hasilnya :
- Dampak penting hipotetik
- Lingkup Wilayah studi dan waktu kajian
BAB III METODE STUDI
3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Metode pengumpulan dan analisis data yang dipilih untuk mempelajari lingkup yang telah
Data ditetapkan
3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting Metode prakiraan dampak penting yang digunakan
3.3 Metode Evaluasi Dampak Penting Metode untuk mengkonfirmasi dampak penting dan hasil prakiraan dampak penting di atas
BAB IV PELAKSANAAN STUDI
4.1 Pemrakarsa Informasi identitas pemrakarsa dan penanggungjawab rencana kegiatan
4.2 Penyusun Studi AMDAL Informasi tentang lembaga yang melaksanakan kajian AMDAL serta anggota tim penyusun
4.3 Biaya Studi Besaran relative (persentase)
4.4 Waktu Studi Jangka waktu dan jadwal pelaksanaan studi AMDAL
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ANDAL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Manfaat Kegiatan
1.2.1 Tujuan Proyek Pembangunan
1.2.2 Manfaat Proyek Pembangunan
1.3 Peraturan
BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
2.1 Identitas Pemrakarsa dan Penyusun
2.1.1 Identitas Pemrakarsa
2.1.2 Identitas Penyusun Studi ANDAL
2.2 Uraian Singkat Kegiatan
2.2.1 Status Studi AMDAL
2.2.2 Lokasi Proyek
2.2.3 Luas lahan
2.2.4 Letak Geografis
2.2.5 Kesesuaian Dengan Tata Ruang
2.2.6 Tata Guna Lahan
2.2.7 Deskripsi Perencanaan Rencana Kegiatan
2.2.7.1 Pelaksanaan Pembangunan
2.2.7.1.1 Tahap Pra Konstruksi
2.2.7.1.2 Tahap Konstruksi
2.2.7.1.3 Tahap Pasca Konstruksi
2.2.7.2 Jadwal Pelaksanaan
2.2.8 Kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar Rencana
2.2.9 Hubungan antara lokasi kegiatan dengan sumber daya material
2.2.10 Alternatif-alternatif yang akan di kaji dalam AMDAL
BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP
3.1 Fisik Kimia
3.1.1 Udara
3.1.1.1 Iklim (iklim local/iklim mikro)
3.1.1.2 Kualitas udara, debu dan kebauan
3.1.1.3 Kebisingan
3.1.2 Tanah
3.1.2.1 Daya dukung lahan dan geologi
3.1.2.2 Erosi dan gempa
3.1.3 Air
3.1.3.1 Hidrologi
3.1.3.1.1 Kuantitas air permukaan
3.1.3.1.2 Kualitas air permukaan
3.1.3.1.3 Peningkatan suhu air
3.1.3.2 Hidrogeologi
3.1.3.2.1 Kuantitas air tanah
3.1.3.2.2 Kualitas air tanah
3.2 Aspek Biologi
3.2.1 Flora
3.2.2 Fauna
3.2.3 Biota Air
3.3 Aspek tata ruang dan transportasi
3.3.1 Tata ruang
3.3.1.1 Struktur ruang
3.3.1.2 Pola pemanfaatan ruang
3.3.1.3 Penggunaan Lahan
3.3.2 Inflastruktur dan transportasi
3.3.2.1 Sistem transportasi
3.4 Aspek Sosial Ekonomi Budaya
3.4.1 Demografi
3.4.2 Sosial Ekonomi dan Ketenaga Kerjaan
3.4.2.1 Mata Pencaharian
3.4.2.2 Tingkat Pendapatan
3.4.2.3 Perekonomian Daerah
3.4.3 Sosial Budaya
3.4.3.1 Fasilitas Pendidikan
3.4.3.2 Kepemilikan Lahan
3.4.3.3 Persepsi Masyarakat
3.4.3.4 Aspirasi dan Harapan Masyarakat
3.5 Kesehatan Masyarakat
3.5.1 Insiden Penyakit
3.5.2 Vaktor Penyakit
3.5.3 Status Gizi Masyarakat
3.5.4 Jenis dan Jumlah Fasilitas Kesehatan
3.5.5 Sanitasi Lingkungan
BAB IV RUANG LINGKUP STUDI
4.1 Dampak Penting yang Ditelaah
4.1.1 Pelingkupan
4.1.2 Dampak Penting yang Ditelaah
4.2 Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
4.2.1 Lingkup Wilayah Studi
4.2.1.1 Batas Proyek
4.2.1.2 Batas Ekologis
4.2.1.3 Batas Sosial
4.2.1.4 Batas Administratif
4.2.1.5 Batas Ruang lingkup Wilayah Studi
4.2.2 Lingkup Batas Waktu Kajian ANDAL
BAB V PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
5.1 Kriteria Prakiraan Dampak
5.2 Prakiraan Dampak
5.2.1 Tahap Prakonstruksi
5.2.1.1 Keresahan Masyarakat
5.2.2 Tahap Konstruksi
5.2.2.1 Kesempatan Kerja, Peluang Berusaha, Peningkatan Pendapata, Perekonomian
Daerah
5.2.2.2 Penurunan Kualitas Udara
5.2.2.3 Peningkatan Kebisingan
5.2.2.4 Kerusakan Jalan dan Peningkatan Arus Lalu Lintas
5.2.2.5 Terganggunya Hidrologi
5.2.2.6 Hilangnya Vegetasi
5.2.2.7 Kecelakaan Kerja
5.2.2.8 Gangguan Kesehatan
5.2.2.9 Terganggunya Sanitasi Lingkungan
5.2.3 Tahap Pasca Konstruksi
5.2.3.1 Menurunnya Kualitas Udara
5.2.3.2 Meningkatnya Kebisingan
5.2.3.3 Kecelakaan
5.2.3.4 Pengaruh Terhadap tata ruang
5.2.3.5 Aspek Pembiayaan
5.2.3.6 Perubahan Mata Pencaharian
BAB VI EVALUASI DAMPAK PENTING
6.1 Telaah Terhadap Dampak Penting
6.1.1 Tahap Prakonstruksi
6.1.2 Tahap Konstruksi
6.1.3 Tahap Prakonstruksi
6.2 Pemilihan Alternatif Terbaik
6.3 Telaah Sebagai Dasar Pengelolaan
6.4 Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan

Berdasarkan Permen LH No.08 Tahun 2006, tetantang Pedoman Penyususnan Analisis mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
Parameter, Metode Analisis dan Peralatan Iklim

Iklim Udara Kebisingan


Wilayah telaah Daerah studi rencana Yang terdekat Sama dengan
kegiatan dengan rencana lokasi
kegiatan dengan pengukuran
jumlah sampling udara
sebanyak 6 titik
Parameter temperatur, curah hujan, debu, NOx, SO2, Intensitas
jumlah hari hujan dan kebisingan
CO, HC,
data iklim mikro
Metoda Pengumpulan data Sampling dan Pengukuran
sekunder dan analisa laboratorium langsung
pengukuran langsung
iklim mikro
Periode Minimal 5 tahun terakhir 1 hari 1 hari

Parameter, Metode Analisis dan Peralatan Kualitas Udara dan Kebisingan

No. Parameter Sat. Metoda Analisis Peralatan

1. Kelembaban udara % Pengukuran langsung Hygrometer


2. Curah hujan Mm Analisis rata-rata Obrometer
3. Arah angin - Analisis wind rose Wind vane
4. Kecepatan angin m / det Analisis wind rose Anemometer
5. Tekanan udara Mbar Analisis data Barometer
0
6. Suhu udara C - Termometer
7. Tipe iklim - Schmidt - Ferguson Rumus type iklim
berdasarkan klasifikasi
Schmidt & Ferguson
Parameter, Alat dan Metoda Analisis Kualitas Air
Pada Saluran Penerima Limbah / Sungai

No. PARAMETER UNIT ALAT/METODA KETERANGAN


FISIKA
o
1. Temperatur C Pemuaian,Thermometer In-situ
2. TSS Mg/l Gravimetrik Lab Induk
3. TDS Mg/l Grav[imetrik Lab Induk
KIMIAWI
1. pH - pH- meter In-situ
2. DO Mg/l DO Meter, Modifikasi Winkler, In-situ
3. BOD5 Mg/l Modifikasi Winkler Lab Induk
4. COD Mg/l Titrimetrik Lab Induk
5. Klorida (Cl) Mg/l AAS Lab Induk
6. Fluorida (F) Mg/l AAS Lab Induk
7 Nitrat (N-NO3) Mg/l Metode Brusin Lab Induk
8 Nitrit (N-NO2) Mg/l Metode Sulfanilik Lab Induk
9 Amoniak bebas Mg/l Metode Nessler Lab Induk
10 Sulfida Mg/l Titrimetrik/Spectrofotometrik Lab Induk
11 Sulfat (SO4) Mg/l Gravimetrik/Spectrofotometrik Lab Induk
12 Minyak / lemak Mg/l Ekstraksi Lab Induk
13 Natrium (Na) Mg/l AAS Lab Induk
14 Arsen (As) Mg/l AAS Lab Induk
15 Nikel (Ni) Mg/l AAS Lab Induk
16 Barium (Ba) Mg/l AAS Lab Induk
17 Besi (Fe) Mg/l AAS Lab Induk
18 Mangan (Mn) Mg/l AAS Lab Induk
19 Tembaga (Cu) Mg/l AAS Lab Induk
20 Timbal (Pb) Mg/l AAS Lab Induk
21 Seng (Zn) Mg/l AAS Lab Induk
22 Krom Total Mg/l AAS Lab Induk
23 Detergen Mg/l Gravimetri, Spektrofotometri Lab Induk
Inframerah
24 Fenol Mg/l Spektrofotometri Lab Induk
25 Senyawa aktif biru metilen Mg/l Spektrofotometrik / spektrofotometer
26 Posfat Mg/l Spektrofotometri Lab Induk
BAKTERIOLOGI
1. Total koliform JPT/100 Botol steril model tabung ganda, Lab Induk
ml inkubator
2. Koliform tinja JPT/100 Botol steril model tabung ganda, Lab Induk
ml inkubator
Sumber : Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 37 tahun
2003 tentang Metoda Analisa Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan
Parameter, Alat dan Metoda Analisis Kualitas Air Bersih / Sumur

No. PARAMETER UNIT ALAT/METODA KETERANGAN


FISIKA
o
1. Temperatur C Pemuaian,Thermometer In-situ
2. TDS Mg/l Gravimetrik Laboratorium Induk
3 Warna Unit Pt-Co Colorimeter Colorimeter
4 Kekeruhan NTU Nepheloturbidimetrik Turbidimeter
5. Daya Hantar Listrik mhos/cm Conductivity Electrode Pt Lab Induk
KIMIAWI
1. pH - pH- meter In-situ
2. Klorida (Cl) Mg/l AAS Lab Induk
3. Fluorida (F) Mg/l AAS Lab Induk
4. Nitrat (N-NO3) Mg/l Metode Brusin Lab Induk

5. Nitrit (N-NO2) Mg/l Metode Sulfanilik Lab Induk

6 Kesadahan Mg/l
7 Amoniak bebas Mg/l Metode Nessler Lab Induk
8. Natrium (Na) Mg/l AAS Lab Induk
9. Arsen (As) Mg/l AAS Lab Induk
10 Nikel (*Ni) Mg/l AAS Lab Induk
11. Barium (Ba) Mg/l AAS Lab Induk
12. Besi (Fe) Mg/l AAS Lab Induk
13. Mangan (Mn) Mg/l AAS Lab Induk
14 Tembaga (Cu) Mg/l AAS Lab Induk
15. Timbal (Pb) Mg/l AAS Lab Induk
16. Seng (Zn) Mg/l AAS Lab Induk
17. Krom Total Mg/l AAS Lab Induk
18. Zat organik Mg/l Spektrofotometri Lab induk
BAKTERIOLOGI
1. Total koliform JPT/100 ml Botol steril model tabung Lab Induk
ganda, inkubator
2. Koliform tinja JPT/100 ml Botol steril model tabung Lab Induk
ganda, inkubator
Sumber : Permenkes RI Nomor 416/PER/XI/1990
Prakiraan dan Evaluasi Dampak
a. Metoda Matematika

Metoda matematika digunakan untuk memprakirakan besarnya dampak yang dapat


didekati secara kuantitatif, seperti : kualitas udara, fisiografi dan geologi, hidrologi -
kualitas air, flora, fauna dan biota air.

1. Kualitas Udara dan Kebisingan

a. Kualitas Udara
Untuk memprediksi resuspensi debu yang diakibatkan oleh pergerakan roda
kendaraan pada tahap pematangan lahan digunakan persamaan :

eu = 5,9 (s/12) (S/30) (W/7)0,7 (w/4)0,5(d/365)

dimana :

eu = Jumlah debu per panjang jalan (lb/mile)


s = Silt Content (%)
S = Kecepatan kendaraan (mile/jam)
W = Berat kendaraan (ton)
w = Jumlah roda kendaraan
d = Jumlah hari tidak hujan dalam 1 tahun
Dispersi gas buang akibat kegiatan mobilisasi alat diprediksikan dengan
persamaan Gaussian (line source) sebagai berikut :

2QL  H 
2
C  x, z   .Exp  0,5  
 2  0,5
z   z  

dimana :

C (x,z) = Konsentrasi pencemar di udara ambien (atmosfer), g/m3


X = jarak antara jalan dengan receptor, m
Z = Tinggi receptor di atas permukaan tanah, m
Q = Emision rate per unit jarak, g/s.m.
 = Koefisien; 3,14
u = Rata-rata kjecepatan angin pada sumbu X, (m/det)
H = Tinggi sumber titik gas buang dari kendaraan, m
z = Koefisien dispersi vertikal Gaussian, m
Kebisingan

Dari sumber titik / diam yang kemungkinan ada di lokasi:

r2
LP2  LP1  20.log
r1
Dari sumber garis/bergerak dari kegiatan transportasi :

r2
LP2  LP1  10. log
r1

dimana :

LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA

LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA

r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1

r2 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2

3. Hidrologi dan Kualitas Air

a. Hidrologi

Untuk memprakirakan besarnya surface run off akibat kegiatan pematangan


lahan dan perkerasan lahan untuk liputan fisik bangunan akan dihitung
berdasarkan pendekatan besarnya hujan maksimum menurut periode ulangnya
dihitung dengan menggunakan metoda Gumbel, sedangkan taksiran intensitas
hujan digunakan dengan metoda Van Breen.

Prediksi debit banjir akan dihitung dengan rumus rasional, yaitu :

Q = 1/360 x C x I x A

dimana :
Q = Debit, m3/det
C = Koefisien run-off
I = Intensitas hujan, mm/jam
A = Luas Tanggkapan Air Hujan, Ha
Kualitas Air

Dasar pendekatan prediksi konsentrasi pencemar konservatif didasarkan


kepada Model Zona Pengadukan (Mixing Zone Model), yaitu :

Cr =  (C1 x Q1) + (C2 x Q2)  / Q1 + Q2

dimana :

Cr = Konsentrasi konsisten di sebelah hilir tapak proyek, mg/l

C1 = Konsentrasi konsisten di sebelah hulu lokasi tapak proyek, mg/l

C2 = K onsentrasi konsisten air limbah kegiatan, mg/l

Q1 = Debit di sebelah hilir lokasi tapak proyek, m3/det

Q2 = Debit di sebelah hulu lokasi tapak proyek, m3/det

Konsentrasi konsisten di sebelah hilir merupakan konsentrasi campuran di


badan air antara konsentrasi limbah cair dengan debit tertentu dengan kualitas
air di badan air dan debit tertentu.

Limbah cair dari kegiatan ini bersumber dari kegiatan serta sarana
penunjangnya pada tahap konstruksi maupun tahap operasi rencana kegiatan.
Prakiraan ini didasarkan pada kasus terburuk (worst case scenario) yang dapat
terkena dampak akibat adanya limbah cair dari kegiatan Proyek.
Metode non Matematis
a. Metode Analogi

Metode analogi digunakan untuk memperkirakan besarnya dampak yang mempunyai kesamaan dengan
dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan Pembangunan di tempat lain, seperti dampak penurunan kualitas
udara dan penurunan muka air tanah

b. Metode Penilaian Para Ahli (Professional Judgment)

Metode penilaian para ahli digunakan untuk memprakirakan besarnya dampak yang sulit diestimasi
dengan pendekatan model, seperti dampak pada kesehatan masyarakat, persepsi masyarakat, dan
sistem sosial lainnya.

EVALUASI DAMPAK
Dampak lingkungan dinyatakan penting apabila suatu komponen/indikator /parameter lingkungan
memenuhi kriteria dampak penting sebagaimana Keputusan Kepala Bapedal No. Kep 056/1994. Tujuh
kriteria dimaksud mencakup :

1. Jumlah manusia yang terkena dampak

2. Luas persebaran dampak

3. Lamanya dampak berlangsung

4. Intensitas dampak

5. Banyaknya komponen lain yang terkena dampak

6. Sifat kumulatif dampak

7. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak


RKL
Sususnan Bab Dalam RKL Substansi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pernyataan Maksud dan Tujuan Pernyataan harus dikemukakan secara sistematis, singkat dan jelas
Pelaksanaan RKL dan RPL
1.2 Pernyataan Kebijakan Lingkungan Uraian tentang komitmen pemrakarsa usaha dan/ atau kegiatan untuk
memenuhi peraturan dan perundangan di bidang lingkungan
1.3 Kegunaan dilaksanakan Rencana Uraian tentang kegunaan dilaksanakannya rencana pengelolaan lingkungan
Pengelolaan Lingkungan
BAB II PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
2.1 Pendekatan Teknologi Cara cara atau teknologi yang digunakan untuk mengelolan dampak
penting
2.2 Pendekatan sosial ekonomi Langkah-langkah yang akan ditempuh pemrakarsa dalam upaya
menanggulangi dampak penting melalui tindakan-tindakan yang
berdasarkan pada interaksi sosial
2.3 Pendekatan institusi Pendekatan secara mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh
pemrakarsa
BAB III METODE STUDI
3.1 Dampak Penting dan Sumber Dampak Penting
Dampak Penting Uraikan komponen atau parameter lingkungan hidup yang mengalami
perubahan
Sumber Dampak
Utarakan secara singkat sumber penyebab dampak
3.2 Tolok Ukur Dampak Tolok Ukur untuk mengukur komponen lingkungan hidup
3.3 Tujuan Rencana Pengelolaan Uraikan secara spesifik tujuan dikelolanya dampak penting yang bersifat
Lingkungan Hidup strategis
3.4 Pengelolaan Lingkungan Hidup Jelaskan secara rinci upaya upaya pengelolaan lingkungan hidup
3.5 Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Jelaskan rencana lokasi pengelolaan lingkungan hidup
3.6 Periode Pengelolaan Lingkungan Uraiak secara singkat rencana tentang kapan dan berapa lama kegiatan
Hidup
3.7 Institusi Pengelolaan Lingkungan Aturan tentang pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam Undang-
Hidup Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RPL
Sususnan Bab Dalam RPL Substansi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang pemantauan a. Latar belakang perlunya dilaksanakan renvcana pemantauan
lingkungan hidup lingkungan hidup
b. Uraikan secara singkat tujuan pemantauan
c. Uraikan tentang kegunaan dilaksanakan pemantauan lingkungan
BAB II RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
a Dampak Pentik yang dipantau 1. Jenis komponen atau parameter lingkungan hidup yang dipantau
2. Indikator dari dampak pentiung yang dipantau
b Sumber Dampak Uraikan sumber penyebab terjadinya dampak
c Parameter Lingkungan Hidup yang Parameter lingkungan hidup yang dipantau secara jelas tentang parameter
dipantau
d Tujuan Rencana Pemantauan Uraikan tujuan dipantaunya dampak penting
Lingkungan Hidup
e Metode Pemantauan Lingkungan
Hidup
1. Metode Pengumpulan dan Cantumklan secara singkat dan jelas metode yang digunakan dalam proses
analisis data pengumpulan data berikut dengan jenis peralatan, instrument yang
digunakan, uraikan juga metode yang digunakan
2. Lokasi Pemantauan Cantumkan lokasi pemantauan
Lingkungan Hidup
3. Jangka Waktu dan frekwensi Uraikan tentang jangka waktu atau lama periode pemantauan
pemantauan
f Institusi Pemantau Lingkungan Hidup Aturan tentang pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Pelaporan Hasil RKL dan RPL

Anda mungkin juga menyukai