Kartu Status: A3 A4 DGM 2O21 S
Kartu Status: A3 A4 DGM 2O21 S
A3 A4 DGM 2O21 S
• MUHAMMAD RIFKY
MAULANA
ILHAM RAMADHAN
M FAHRUL
RYZANNUR A.
ANDI ISTIQAMAH
MERRY NOVITA
NADYA FATIMAH
ALZAHRAH
NAILASIRRI ARIATI
NAMA ANGGOTA
NURIL ATQIYA
RAFIKA CAHYA
FITRIANI
Kartu status adalah suatu kartu yang digunakan untuk mencatat keadaan penderita. Pengisian
kartu status dilakukan dengan melakukan anamnesa untuk mencari riwayat pasien, melakukan
pemeriksaan terhadap pasien, baik pemeriksaan subjektif maupun objektif yang akan mengarah
pada diagnosis dan rencana perawatan.
FOTO KS
INFORMED CONSENT
Informed consent berasal dari dua kata, yaitu
informed yg berarti telah mendapat penjelasan
atau informasi dan consent yg berarti
persetujuan atau memberi izin
Informed consent merupakan persetujuan yg
diberikan oleh pasien atau keluarganya atas
dasar penjelasan mengenai tindakan medis yg
akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yg
berkaitan dengannya
JENIS JENIS INFORMED
CONSENT
IMPLIED CONSENT EXPRESSED CONSENT
Normal
Dapat dilakukan secara lisan maupun
Artinya dokter dapat menangkap persetujuan tertulis. Dalam tindakan medis yang bersifat
tindakan medis tersebut dari isyarat yang invasive dan mengandung resiko, dokter
diberikan pasien. sebaiknya mendapat persetujuan secara
tertulis, atau yang secara umum dikenal
dirumah sakit sebagai surat izin operasi
Emergency
Pada kasus emergency dokter memerlukan
tindakan segera sementara pasien dalam
keadaan tidak bisa memberikan persetujuan dan
keluarganya tidak ada ditempat, maka dokter
dapat melakukan tindakan medik terbaik
menurut dokter
FUNGSI DAN TUJUAN
IFORMED CONSENT
FUNGSI TUJUAN
FUNGSI TUJUAN
Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau
Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Persetujuan sebagaimana
dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Persetujuan sebagaimana
dimaksud diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap, yaitu diagnosis
dimaksud diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap, yaitu diagnosis
dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yang dilakukan, alternatif tindakan
dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yang dilakukan, alternatif tindakan
lain dan risikonya, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
lain dan risikonya, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan. Disebutkan didalamnya bahwa setiap tindakan kedokteran atau
tindakan yang dilakukan. Disebutkan didalamnya bahwa setiap tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan
kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan
tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan
RIWAYAT MEDIS
• Penyakit jantung bawaan adalah kelainan jantung yang ada sejak lahir, kelainan ini merupakan
suatu kelainan sekat pemisah bilik serambi jantung kiri atau kanan yang tidak menutup
sempurna.
• Hal yang perlu di perhatikan pada saat perawatan gigi adalah harus meminimalkan terjadinya
Infeksi Endokarditis (IE). IE adalah komplikasi dari bakterimia (streptococcus, actinomyces &
staphylococcus) pada penderita penyakit jantung sebagai akibat masuknya bakteri melalui alat
bedah, sehingga berlanjut pada kerusakan endokardial jantung
• Penanganan :
Dilakukan pencegahan dengan profilaksis antibiotika dengan golongan yang paling banyak dipakai ialah
penicilin.
7.C. PENYAKIT KARDIOVASKULAR
Stroke
• Berhentinya suplai darah ke otak akibat penyumbatan pembuluh darah
Serangan jantung
• Nyeri dada sesak napas yang dapat diakibatkan oleh penyakit jantung koroner
Hipertensi
• tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih
Arteriosklerosis
• Pengerasan pembuluh darah arteri akibat penumpukan plak di dinding arteri.
1
MODERATOR 3
ALERGI / REAKSI
HIPERSENSITIVITAS
Alergi merupakan suatu reaksi hipersensitivitas atau respon tubuh yang berlebihan terhadap
Alergi merupakan suatu reaksi hipersensitivitas atau respon tubuh yang berlebihan terhadap
alergen.
alergen.
1.SINUSITIS
Salah satu gangguan yang umum terjadi adalah sinusitis, dimana sinusitis merupakan
inflamasi pada hidung dan sinus paranasal. Sinusitis terjadi dalam bentuk akut yang
berlangsung kurang dari 4 minggu dan kronik berlangsung lebih dari 12 minggu.
Tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada pasien sinusitis meliputi masalah indera
penciuman, nyeri wajah, penyumbatan nasal, dan keluarnya cairan nasal mukopurulen.
Sinusitis menyebabkan penyumbatan pada nasal yang terjadi secara unilateral dan
bilateral. Penyumbatan nasal dapat menyebabkan pasien bernafas melalui mulut kemudian
muncul gejala xerostomia
MODERATOR
GANGGUAN SINUS
2. KOMUNIKASI
OROANTRAL
Disebabkan oleh komplikasi ekstraksi gigi posterior rahang atas atau patahnya akar
palatal gigi molar, destruksi dasar sinus akibat kelainan periapikal, perforasi dasar
sinus dan membran sinus akibat pemakaian instrumen yang salah, mendorong gigi
atau akar gigi kedalam sinus saat pencabutan gigi, proses pembedahan pada sinus
maksilaris atau pengambilan kista yang besar.
Akar gigi molar pertama dan kedua atas diduga memiliki hubungan yang dekat
dengan sinus maksilaris. Sering terjadi, akar tidak dilapisi oleh lamina dura akibat
infeksi periapikal kronis, sehingga apeks gigi berkontak langsung dengan tepi sinus.
Akibatnya besar kemungkinan saat dilakukan pencabutan gigi terdapat sebagian
sinus yang terbuka sehingga OC terjadi.
ASMA ATAU HAY FEVER
Faktor Faktor
Rencana perawatan Internal Eksternal
harus diperhatikan dan
didiskusikan dengan
dokter Sp. PD
1
7
ASMA / HAY FEVER
Asma adalah inflamasi kronik Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pasien asma
saluran nafas yang berhubungan • Mengevaluasi riwayat medis pasien dengan
dengan hiperaktivitas saluran nafas teliti untuk mengetahui tingkat keparahan,
sehingga mengakibatkan terjadinya frekuensi, dan durasi penyakit
episode mengi berulang • Menunda perawatan apabila kondisi pasien
(wheezing), sesak nafas, dada belumterkontrol
seperti ditekan dan batuk. • Pemberian teknik sedasi untuk mengurangi
kecemasan dan menghindari serangan asma
• Mengontrol rasa nyeri untuk mrnghindari
kecemasan dan memilih anestesi local yang
tepat
URTIKARIA ATAU RUAM KULIT
•Pingsanatau
•Pingsan atausinkop
sinkopmerupakan
merupakansuatusuatukeadaan
keadaanhilangnya
hilangnyakesadaran
kesadarandan
dan
kekuatantubuh
kekuatan tubuhseorang
seorangindividu
individuyang
yangterjadi
terjadisecara
secaramendadak.
mendadak.
•Kejangdapat
•Kejang dapatdiartikan
diartikansebagai
sebagaiperubahan
perubahanfungsi
fungsiotak
otaksecara
secaramendadak
mendadak
dansangat
dan sangatsingkat
singkatatau
atausementara
sementarayang
yangdapat
dapatdisebabkan
disebabkanoleh
olehaktifitas
aktifitas
yangabnormal.
yang abnormal.
DIABETES MELLITUS
•Diabetes Mellitus
•Diabetes Mellitus merupakan
merupakan penyakit
penyakit gangguan
gangguan metabolik
metabolik yang
yang
diakibatkanoleh
diakibatkan olehpankreas
pankreasyang
yangbersifat
bersifatmenahun,
menahun,ditandai
ditandaioleh
olehkenaikan
kenaikan
kadarglukosa
kadar glukosadalam
dalamdarahdarahatau
atauhiperglikemia.
hiperglikemia.
•TipeDiabetes:
•Tipe Diabetes:
-DiabetesTipe
-Diabetes Tipe1 1: tidak
: tidakmemproduksi
memproduksisecara
secaracukup
cukupinsulin
insulin
-DiabetesTipe
-Diabetes Tipe2 2: insulin
: insulinyang
yangdiproduksi
diproduksisecara
secaraefektif
efektiftidak
tidakdapat
dapat
digunakanoleh
digunakan olehtubuh
tubuh
DIABETES MELLITUS
2
3
HEPATITIS, IKTERUS, ATAU PENYAKIT HATI
LAINNYA
2
4
HEPATITIS
ARTHRITIS
ARTHRITIS
Artritis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan sendi, seperti lutut, pergelangan tangan,
Artritis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan sendi, seperti lutut, pergelangan tangan,
siku, jari, jari kaki, pinggul, bahu, leher dan punggung. Peradangan sering disertai dengan gejala
siku,
lain,jari, jari nyeri,
seperti kaki, pinggul,
bengkak,bahu,
kaku, leher
lemas,dan
danpunggung.
cacat. Peradangan sering disertai dengan gejala
lain, seperti nyeri, bengkak, kaku, lemas, dan cacat.
Gejala artritis mungkin timbul secara bertahap atau tiba-tiba dan rasa sakit yang terkait dengan
Gejala artritis mungkin timbul secara bertahap atau tiba-tiba dan rasa sakit yang terkait dengan
gejala tersebut mungkin tajam atau nyeri tumpul.
gejala tersebut mungkin tajam atau nyeri tumpul.
PENYAKIT LAMBUNG
●● Batuk
Batukmerupakan
merupakanrefleks
refleksyang
yangterangsang
terangsangoleh
olehiritasi
iritasiparu-paru
paru-paruatau
atau
saluranpernapasan.
saluran pernapasan.
●● Bila
Bilaterdapat
terdapatbenda
bendaasing
asingselain
selainudara
udarayang
yangmasuk
masukatauataumerangsang
merangsang
saluranpernapasan,
saluran pernapasan,otomatis
otomatisakan
akanbatuk
batukuntuk
untukmengeluarkan
mengeluarkanatau atau
menghilangkanbenda
menghilangkan bendatersebut.
tersebut.
●● Keadaan
Keadaanbatukbatukpada
padapasien
pasienjuga
jugadapat
dapatdicurigai
dicurigaipasien
pasienmengalami
mengalami
keadaanTBC.
keadaan TBC.TBCTBCmerupakan
merupakanpenyakit
penyakityang
yangsangat
sangatmudah
mudahtertular
tertular
pada drg, sehingga apabila pasien dengan gejala batuk terus
pada drg, sehingga apabila pasien dengan gejala batuk terus menerus menerus
sebagaidrg
sebagai drgharus
harusmewaspadainya.
mewaspadainya.
TEKANAN DARAH RENDAH
● Tekanan darah rendah (hipotensi) merupakan sebuah keadaan ketika tekanan darah di
● Tekanan darah rendah (hipotensi) merupakan sebuah keadaan ketika tekanan darah di
dalam arteri lebih rendah jika dibandingkan dengan tekanan darah normal (normal
dalam arteri lebih rendah jika dibandingkan dengan tekanan darah normal (normal
120/80 mmHg) dan menyebabkan beberapa gejala seperti pusing dan pingsan
120/80 mmHg) dan menyebabkan beberapa gejala seperti pusing dan pingsan
dikarenakan setiap organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup.
dikarenakan setiap organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup.
● Prosedur perawatan gigi sering menyebabkan pasien mengalami stres psikis akibat
● Prosedur perawatan gigi sering menyebabkan pasien mengalami stres psikis akibat
perasaan takut, ngeri atau rasa nyeri yang hebat.
perasaan takut, ngeri atau rasa nyeri yang hebat.
● Ketika hipotensi diperparah dengan kondisi psikologis tersebut, akan terjadi
● Ketika hipotensi diperparah dengan kondisi psikologis tersebut, akan terjadi
penurunan cerebral blood flow.
penurunan cerebral blood flow.
● Berkurangnya aliran darah ke otak dapat memicu terjadinya kegawatdarutan medik
● Berkurangnya aliran darah ke otak dapat memicu terjadinya kegawatdarutan medik
sinkop. Sinkop merupakan keadaan dimana seseorang mengalami penurunan atau
sinkop. Sinkop merupakan keadaan dimana seseorang mengalami penurunan atau
hilangnya kesadaran secara tiba-tiba dan bersifat sementara akibat tidak adekuatnya
hilangnya kesadaran secara tiba-tiba dan bersifat sementara akibat tidak adekuatnya
cerebral blood flow. Selain disebabkan oleh faktor psikogenik seperti rasa takut dan
cerebral blood flow. Selain disebabkan oleh faktor psikogenik seperti rasa takut dan
tegang, keadaan ini juga dapat dipicu oleh faktorfaktor non-psikogenik seperti rasa
tegang, keadaan ini juga dapat dipicu oleh faktorfaktor non-psikogenik seperti rasa
lapar, kondisi fisik yang jelek, serta lingkungan yang panas, lembab dan padat.
lapar, kondisi fisik yang jelek, serta lingkungan yang panas, lembab dan padat.
● Sinkop dapat muncul selama prosedur pencabutan gigi, pembedahan, injeksi anestesi
● Sinkop dapat muncul selama prosedur pencabutan gigi, pembedahan, injeksi anestesi
lokal, atau bahkan saat penderita duduk dalam posisi tegak sebelum ada tindakan
lokal, atau bahkan saat penderita duduk dalam posisi tegak sebelum ada tindakan
PENYAKIT
SIFILIS
VENERAL HIV/AIDS
● Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum ● HIV merupakan virus yang menyerang
● Penularan sifilis melalui hubungan seksual. kekebalan tubuh. Dan dapat menyebabkan
Penularan juga dapat terjadi secara vertikal dari aids
ibu kepada janin dalam kandungan atau saat ● AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang
kelahiran, melalui produk darah atau transfer sistem kekebalan tubuh kita selama lima
jaringan yang telah tercemar, kadang-kadang hingga sepuluh tahun atau lebih.1
dapat ditularkan melalui alat kesehatan ● Penularan AIDS dapat melalui ibu hamil pada
● Gejala keputihan, luka, pertumbuhan mirip anak, Penggunaan jarum suntik, Transfusi
kutil di genital Kulit: benjolan kecil, ruam atau darah, hubungan seksual.
ulkus dan dapat menyebabkan demam, malaise
7.S. PENYAKIT LAIN-LAIN
Kelainan Darah
Anemia
Hemofilia • Anemia :
• Anemia adalah defisiensi jumlah sel darah merah
• Gangguan pembekuan darah herediter atau jumlah hemoglobin (protein pembawa
(perdarahan berlebih dan Oksigen) yang dikandungnya.
berkepanjangan). • Penyebab anemia berhubungan dgn status gizi yang
• Defisiensi faktor koagulasi. diperngaruhi oleh pola makan, sosial ekonomi,
• Penatalaksanaan dental: lingkungan dan status kesehatan.
• Penekanan secara langsung pada area • Gejala : pucat, takikardi, sakit kepala, lesu dan
perdarahan atau dengan periodontal lelah.
dressing. • Penatalaksanaan dental: Dianjurkan menjaga OH
• Pemberian topikal thrombin untuk kontrol plak, konsumsi zat besi dan vitamin
3
4
8.A. APAKAH ANDA MUDAH MEMAR? Perdarahan abdomen akibat abortus atau
8.A. APAKAH ANDA MUDAH MEMAR? Perdarahanpembedahan,
abdomen akibat abortus atau
Berkaitan dengan mudah memar, perdarahan trauma.
Berkaitan
pada kulit, dengan mudahdan
mukosa, memar, perdarahan
perdarahan yang pembedahan, trauma.
pada kulit, mukosa, dan perdarahan yang Perdarahan yang diakibatkan oleh abortus atau
berlebihan pada setelah trauma/bedah itu dapat Perdarahan yang diakibatkan
pembedahan, trauma yang oleh abortus atau
dulu terjadi
berlebihan
dikaitkan pada setelah
dengan trauma/bedah
kelainan darah. itu dapat pembedahan, trauma yang padadulu terjadi
dikaitkan dengan kelainan darah. ditakutkan akan berpengaruh saat tindakan
- Spontan memar, terutama dengan ukuran lebih ditakutkan
perawatanakan
gigiberpengaruh
karena adapada saat tindakan
kemungkinan jika
- Spontan memar,
dari 2-3cm/ terutama
memar dengan
pada posisi ukuran
tidak biasalebih
dapat perawatan gigi karena ada kemungkinan jika
tubuh akan kehilangan banyak darah pada saat
dari 2-3cm/ memar pada posisi tidak
menjadi tanda yang harus dicurigai. biasa dapat tubuh akan kehilangan banyak darah pada saat
perawatan gigi yang mengakibatkan syok
menjadi tanda yang harus dicurigai. perawatan gigiatauyang mengakibatkan syok
- Harus dilihat riwayat kesehatan medis dan hipovolemik syok yang diakibatkan karena
- dilakukan
Harus dilihat riwayat penunjang.
kesehatan medis dan hipovolemik atau syok
tubuh kekurangan yang
cairan diakibatkan
baik karena
darah ataupun air.
pemeriksaan tubuh kekurangan cairan baik darah ataupun air.
dilakukan pemeriksaan penunjang.
9. APAKAH ANDA MEMILIKI GANGGUAN DARAH SEPERTI ANEMIA
Anemia dapat disebabkan berbagai hal seperti produksi sel darah merah yang berkurang, meningkatnya
destruksi sel darah merah, dan kehilangan darah seperti jika terjadi perdarahan atau trauma. Secara fisik
pasien yang mengalami anemia memiliki pucat pada permukaan tangannya, konjungtiva, dan kuku, ciri lain
dari pasien anemia adalah takikardi, dispnea, dapat juga ditemui peteki, gingival bleeding atau ulcer pada
pasien dengan anemia kronis.
Pemeriksaan lab seperti hematokrit, jumlah platelet, retikulosit, RDW, MCV, dan morfologi sel darah merah
menentukan keadaan anemia pasien. Sebelum tindakan dental jumlah Hb pasien harus 13 g/dL, jumlah
platelet 50.000/µL, tidak ada takikardi, tidak ada pucat pada pasien, pulsus normal, napas tidak pendek,
saturasi oksigen >91%. Jika pasien memiliki ciri selain yang sudah disebutkan perawatan dental rutin
sebaiknya ditunda hingga keadaan pasien stabil.
Saat tindakan dental usahakan secepat mungkin untuk menghindari kecemasan pasien. Karena jika pasien
cemas, tekanan darah tinggi dan menyebabkan bleeding. Jika pasien anemia dan tetap melakukan tindakan
dental, penyembuhan pasien akan lebih lama. Kelainan perdarahan harus diperhatikan sebelum dilakukan
tindakan dental. Kelainan perdarahan ini akan mempengaruhi vital sign yang lain seperti tekanan darah,
pulsus, dan suhu yang mengakibatkan komplikasi saat tindakan atau post tindakan jika diabaikan.
10. APAKAH ANDA PERNAH MENJALANI TERAPI SINAR X UNTUK TUMOR
ATAU KONDISI LAIN DI KEPALA/ LEHER
●●Radioterapi
Radioterapi adalah
adalah penggunaan
penggunaan sinar
sinar pengion
pengion dalam
dalam upaya
upaya mengobati
mengobati
penderitakanker.
penderita kanker.perawatan
perawataniniinidapat
dapatmenyebabkan
menyebabkanefek efeknegatif
negatifterhadap
terhadap
rongga mulut
rongga mulut yakni
yakni berupa
berupa mukositis,
mukositis, kandidiasis
kandidiasis oral,
oral, gangguan
gangguan
pengecapan,karies
pengecapan, kariesradiasi,
radiasi,osteoradionekrosis,
osteoradionekrosis,perdarahan
perdarahangingiva,
gingiva,nekrosis
nekrosis
jaringanlunak
jaringan lunakdan
danxerostomia.
xerostomia.
●●Osteoradionekrosis
Osteoradionekrosis (ORN)
(ORN) merupakan
merupakan salah
salah satu
satu komplikasi
komplikasi pencabutan,
pencabutan,
dimanasering
dimana seringditemui
ditemuipada
padapasien
pasienpost
postradioterapi.
radioterapi.yaitu
yaituberupa
berupamunculnya
munculnya
tulangyang
tulang yangnekrotik
nekrotik(squester)
(squester)setelah
setelahdilakukan
dilakukanpencabutan
pencabutangigigigibeberapa
beberapa
waktu.
waktu.
●●Untuk
Untuk menghindari
menghindari terjadinya
terjadinya ORN
ORN perlu
perlu dilakukan
dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan secara
secara
lengkapbaik
lengkap baiksubyektif
subyektifmaupun
maupunobjektif
objektifdan
danmempertimbangkan
mempertimbangkanwaktu waktuyang
yang
tepatdan
tepat danaman
amanuntuk
untukmelakukan
melakukantindakan
tindakaninvasif
invasifpada
padapasien
pasienpost
postradioterapi
radioterapi
11. APAKAH ANDA SEDANG MENGGUNAKAN OBAT?
11. APAKAH ANDA SEDANG MENGGUNAKAN OBAT?
3
9
12. JENIS OBAT OBATAN YANG DITANYAKAN
12.A. ANTIBIOTIKA
• Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh fungi)
atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan
organisme lain.
• Penggolongan antibiotika berdasarkan mekanisme kerja:
1. Penghambat sintesis dinding sel bakteri.
2. Penghambat transkripsi dan replikasi.
3. Penghambat sintesis protein.
4. Penghambat fungsi membran sel.
5. Penghambat fungsi sel lainnya.
6. Antimetabolit
• Diresepkan pada pasien saat ada:
1. Terdapat infeksi odontogenik.
2. Terdapat infeksi nonodontogenik.
3. Profilaksis untuk pasien beresiko.
4. Profilaksis ada infeksi lokal
• Pasca tindakan ekstraksi gigi antibiotic tidak terlalu disarankan karena terdapat thrombosis pada soket dan bila
sistem imun baik potensi infeksi rendah, kecuali pada keadaan soket besar dan pasien memiliki OH buruk.
4
1
12.B. ANTIKOAGULAN
• Obat untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau
menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan/ koagulasi.
• Biasanya digunakan pada terapi emboli di paru-paru, tromboemboli atau pencegahan stroke
• Efek samping: perdarahan.
• Paling sering dipakai: Heparin
o Mukopolisakarida yang terdiri dari glukosamin sulfat dan asam glukoronat.
o Secara farmakologis, heparin berfungsi sebagai antikoagulan yang mempunyai efek
langsung sebagai antitroombin III, akan tetapi dapat juga bekerja dengan melepaskan
plasmimogen aktivator jaringan dan tissue factor fatway inhibitor (TPFI) dari endotel.
TPFI ini dapat menekan /menetralisir pembentukan faktor Xa, sehingga tidak terjadi
pembekuan.
4
2
12. C. OBAT UNTUK TEKANAN DARAH TINGGI
Hormon steroid
• secara alami dihasilkan oleh tubuh yang menggunakan kolesterol sebagai substrat
• penting untuk
• kontrol metabolisme
• pengaturan air dan keseimbangan elektrolit
• pengaturan respons tubuh terhadap stress.
Kortikosteroid:
• obat-obatan yang dirancang untuk bertindak dengan cara yang sama seperti steroid.
4
4
12.D. KORTISON (STEROID)
• Pada pasien yang memiliki alergi harus lebih berhati-hati dalam pemilihan obat maupun bahan anastesi.
Untuk menguji alergi anastesi lokal dapat dilakukan uji kulit dengan graded challenge.
4
7
12.G. ASPIRIN
• Golongan obat NSAID yang sering digunakan untuk pereda atau penghilang nyeri,
peradangan atau anti trombosis.
• Mekanisme kerja Aspirin:
• Menghambat jalur cyclooxigenase (COX) dan sistesis prostaglandin
o menurunkan sekresi cairan mukus dan sekresi bikarbonat
o menyebabkan kerusakan vaskular
o pembentukan akumulasi leukosit
o menghambat diferensiasi sel.
KONTRASEPTIF ORAL
Jenis Kontrasepsi yang paling banyak beredar dipasaran adalah kontrasepsi pil oral
kombinasi
• Mengandung progesteron dan estrogen.
• Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah jaringan perifer dan jumlah eksudat
dalam sulkus gingiva.
• Keadaan ini merupakan predisposisi dari perluasan sel radang.
Salah satu faktor predisposis dari dry soket adalah kontrasepsi oral
Dry soket terjadi 3x lebih sering terjadi pada wanita yang mengkonsumsi obat kontrasepsi
oral dibandingkan dengan yang tidak.
Kontrasepsi oral dapat meningkatkan aktivitas fibrinolitik yang mempengaruhi stabilitas
bekuan darah setelah pencabutan gigi.
5
0
13.APAKAH ANDA
ALERGI TERHADAP....
IMAGE SLIDE
13.A. ALERGI ANASTETIK
LOKAL
Obat anastesi topikal jenis ester sering kali
menyebabkan alergi karena mengandung paba
(para-amino benzoic acid) sehingga apabila
pasien sudah diketahui mengalami alergi
terhadap anastesi topikal jenis ester maka kita
perlu menggantinya ke jenis amida. Namun
ada beberapa anastesi jenis amida yang
mengandung metyl paraben yang mirip
dengan paba, mevipacain merupakan jenis
anastesi amida yang tidak mengandung paba
maupun metil paraben sehingga lebih aman
digunakan pada pasien yang mengalamai
alergi. 51
13.APAKAH ANDA
ALERGI TERHADAP....
IMAGE SLIDE
13.A.PENICILIN ATAU ANTIBIOTIKA
LAIN
Penicillin adalah antibiotik yang memiliki cincin betalaktam dan bersifat
bakterisidal. Obat ini efektif melawan sebagian besar bakteri Gram positif.
Golongan penicillin dengan spektrum luas terhadap bakteri Gram positif dan
negatif antara lain amoksisilin dan ampisilin.
13.D ASPIRIN
• Hal yang dihindari adalah pemberian obat yang mengandung aspirin serta memperhatikan alternatif obat
Yang perlu diperhatikan :
1) Usia pasien
2) Gender
3) Riwayat Alergi obat selain aspirin
4) Komplikasi Penyakit lain dan penggunaan obat yang sering digunakan pasien
5) Pertimbangan kesehatan dan pengobatan yang ingin di lakukan 53
13.APAKAH ANDA ALERGI TERHADAP....
13.E IODOINE
Gejala IMAGE SLIDE
Paparan campuran yang juga mengandung yodium dapat menyebabkan beberapa reaksi berikut:
1. ruam gatal yang muncul perlahan (dermatitis kontak)
gatal-gatal (urtikaria)
2. anafilaksis, yaitu reaksi alergi mendadak yang dapat menyebabkan gatal-gatal, pembengkakan pada lidah dan
tenggorokan, dan sesak napas
Syok anafilaksis adalah bentuk anafilaksis yang paling parah dan mengancam nyawa. Ini membutuhkan perhatian
medis darurat
sakit perut
mual atau muntah
diare
kebingungan
tingkat kesadaran yang berubah
pusing
gatal-gatal 54
• sulit bernafas
13.APAKAH ANDA 13.E. IODINE
ALERGI TERHADAP....
IMAGE SLIDE
• Solusi dan makanan tertentu yang mengandung
yodium dapat menjadi penyebab reaksi yang • Pewarna kontras beryodium juga dapat
merugikan: menyebabkan reaksi alergi. Pewarna ini adalah
agen radiokontras sinar-X yang digunakan
Povidone-iodine (Betadine) adalah larutan yang untuk suntikan intravaskular (suntikan ke
biasa digunakan sebagai desinfektan kulit dalam pembuluh darah). Pewarna kontras yang
pengaturan medis. Ini dapat menyebabkan mengandung yodium bertanggung jawab atas
ruam pada orang yang sensitif reaksi parah (termasuk kematian) pada
sejumlah kecil orang. Mereka yang memiliki
alergi atau efek samping lain terhadap
pewarna radiokontras beryodium dapat
diberikan glukokortikosteroid sistemik sebelum
menerima kontras iodinasi. Atau penggunaan
kontras beryodium dapat dihindari sama
sekali.
55
13.APAKAH ANDA ALERGI
TERHADAP....
IMAGE SLIDE
13.F. CODEINE ATAU NERKOTIK LAIN
• Codeine merupakan obat keturunan morfin yang berasal dari biji poppy yang biasa
diresepkan sebagai obat anti analgesik dan bisa digunakan untuk meringankan gejala
batuk.
• Codine ternyata dapat menyebabkan reaksi alergi hipersensitifitas 1 yang diperantarai oleh
IgE dan dapat menyebabkan reaksi syok anafilaktik .
• Kandungan morfin dalam codeine yang dapat menyebabkan alergi dan syok anafilaktik
56
MASALAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TERAPI DENTAL
1.Anemia
2.Gangguan Hematologis
3.Penyakit Kardiovaskular
4.Penyakit Hati
5.Gangguan Ginjal
MASALAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TERAPI DENTAL
•Anemia Pada kedokteran gigi, bedah elektif jarang dilakukan pada pasien
dengan Hb<10 g/dl.
• Hemofilia A (defisiensi faktor VIII): Penyebab defek pembekuan yang
paling umum, pendarahan mulut banyak ditemukan. Pasca-trauma
pendarahan tampaknya berhenti, tetapi rembesan darah yang tidak dapat
hilang akan muncul setelah sekitar satu jam.
•Penyakit Kardiovaskular risiko terpicu gagal jantung atau infark
miokard. menghindari anestesi umum, terutama dalam 3 bulan setelah
infark miokard dan gunakan anestesi lokal yang adekuat dengan sedasi jika
perlu, serta hindari beban adrenalin yang berlebihan.
MASALAH YANG BERHUBUNGAN
DENGAN TERAPI DENTAL
•Penggunaansinar-X
•Penggunaan sinar-Xatau
atauradiasi
radiasipengion
pengionbiasanya
biasanya
digunakanpada
digunakan padaterapi,
terapi,terapi
terapitersebut
tersebutberfungsi
berfungsidalam
dalam
penghancuranDNA
penghancuran DNAdan dansel.
sel.
•Efekdari
•Efek dariradiasi
radiasitersebut
tersebutdapat
dapatmengurangi
mengurangivaskularisasi
vaskularisasi
pada daerah yang telah terkena radiasi, sehingga dapat
pada daerah yang telah terkena radiasi, sehingga dapat terjaditerjadi
komplikasiosteoradionekrosis
komplikasi osteoradionekrosispada padapasien
pasiensetelah
setelahdilakukan
dilakukan
tindakan
tindakan
KONTAK DENGAN ORANG YANG BERISIKO
Kontakdengan
Kontak denganorang
orangyang
yangberisiko
berisiko(Herpes,
(Herpes,
Tubercelosis,HIV/AIDS,
Tubercelosis, HIV/AIDS,Hepatitis)
Hepatitis)
Halini
Hal iniperlu
perludiketahui
diketahuiuntuk
untukmenghindari
menghindariinfeksi
infeksisilang
silang
danmelakukan
dan melakukanpengendalian
pengendalianyang
yangketat
ketatpada
padasaat
saatpraktik,
praktik,
karenamayoritas
karena mayoritasindividu
individudengan
denganpartikel
partikelvirus
virusyang
yangbisa
bisa
ditularkanadalah
ditularkan adalahasimtomatik
asimtomatiksehingga
sehinggatidak
tidakterdeteksi.
terdeteksi.
KHUSUS UNTUK WANITA HAMIL
Pemeriksaan
Pemeriksaanpadapadawanita
wanitahamil
hamilperlu
perludiperhatikan
diperhatikanpada
pada
dokter
doktergigi
gigiadalah
adalahusia
usiakehamilan,
kehamilan,tekanan
tekanandarah
darahdan
dan
pemberian resep obat dan mempertimbangkan prosedur
pemberian resep obat dan mempertimbangkan prosedur yang yang
dapat
dapatmenimbulkan
menimbulkancedera
cederaaseperti
asepertipenggunaan
penggunaanradiografi
radiografi
menghindari
menghindariperawatan
perawatanyang
yangdapat
dapatmenyebabkan
menyebabkan
hipoksia pada janin.
hipoksia pada janin.
)
)
Trimester kedua merupakan waktu terbaik untuk
melakukan perawatan gigi dan mulut pada ibu hamil (usia
kehamilan 14-20 minggu). Pada masa ini tidak terdapat
resiko teratogenesis, rasa mual dan muntah sudah
menurun, dan uterusbelum cukup besar untuk
menyebabkan ketidaknyamanan
(Nazir, 2020)
RIWAYAT DENTAL (PAST
DENTAL HISTORY )
Menanyakan tentang perawatan gigi yang mungkin pernah dilakukan pasien. Selain itu, penting
untuk mengukur sikap pasien terhadap dokter gigi dan apakah mereka cemas atau mau menerima
pengobatan.
Contoh pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada pasien:
Kapan terakhir kunjungan ke dokter gigi dan perawatan apa yang diterima
Seberapa sering menerima perawatan gigi atau perawatan kebersihan gigi
DITA
KELUHAN UTAMA
Keluhan utama merupakan pernyataan pasien mengenai masalah atau penyakit yang mendorong
penderita memeriksakan diri. Oleh karena itu tidak semua pasien datang dengan keluhan atau
complaint. Pernyataan masalah ini hendaknya sesuai dengan apa yang dikemukakan pasien atau
menggunakan bahasa pasien. Untuk itu pasien harus diberi kesempatan penuh untuk menceritakan
keluhan atau masalah yang sedang dihadapi.
• Riwayat keluhan utama Merupakan tahapan yang penting karena melalui kegiatan ini akan
diperoleh gambaran secara kronologis mengenai mulai pertama keluhan dirasakan dan hal-hal
yang terkait termasuk lokasi, durasi, hubungannya dengan fungsi fisiologis maupun pengobatan
yang pernah dialami.
• Untuk mendapat gambaran lebih nyata mengenai keluhan tersebut perlu diberikan penjelasan lebih
rinci meliputi dimensi: lokasi, kuantitas, onset, durasi, Hubungan keluhan dengan aktifitas
fisiologis , fenomena lain, Sikap penderita terhadap keluhan, Respon terhadap pengobatan
65
KINAD
KELUHAN UTAMA
Prosedur awal dari anamnesis adalah selalu memulainya dengan menanyakan keluhan utama
(Chief Complaint atau CC) dari penyakit atau gangguan kesehatan yang menyebabkan atau
mendorong pasien untuk datang memeriksakan diri atau berobat. Untuk melakukan anamnesis
yang baik kita bisa menggunakan dengan konsep Basic Four (B4) atau Fundamental Four (F4) dan
Sacred Seven (S7).
Konsep Basic Four sebagai materi anamnesis yang mampu menggali lebih luas problem kesehatan
yang dialami pasien:
1. Riwayat Penyakit Sekarang (Present History) yang mendalami pemahaman pemeriksa terhadap
CC dengan menggunakan S7
2. Riwayat Penyakit Dahulu ( Past History) yang berusaha menggali riwayat penyakit dan kondisi
kesehatan yang lalu
3. Riwayat Kesehatan Keluarga (Family History) untuk mengetahui kondisi kesehatan keluarga
pasien termasuk adanya penyakit keturunan
4. Riwayat Sosial (Social History) sebagai tambahan untuk mendapatkan informasi yang
menggambarkan kondisi masyarakat dan lingkungan di sekitar pasien.
66
KINAD
KELUHAN UTAMA
KINAD
Selain itu dapat ditanyakan beberapa hal berikut
Fenomena lain : gejala atau tanda lain yang muncul bersamaan atau menyertai
keluhan tersebut.
Sikap penderita terhadap keluhan : apakah penderita sebelumnya pernah
mengalami kejadian seperti yang dirasakan sekarang, dan upaya yang telah
dilakukan untuk mengatasinya.
Respon terhadap pengobatan : bagaimana respon terhadap pengobatan yang
telah diberikan sebelumnya.
68
KINAD
PEMERIKSAAN UMUM
1. PEMERIKSAAN
EKSTRAORAL
2. PEMERIKSAAN
INTRAORAL
PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL
PEMERIKSAAN KELENJAR
TIROID
• Inspeksi : Pasien diinstruksikan untuk mendongak sehingga leher tampak jelas. Pasien boleh dibekali
dengan air. Perhatikan outline dari kelenjar tiroid. Pasien diinstruksikan untuk menelan ludah atau
meminum air sedikit demi sedikit. Saat pasien melakukan gerakan menelan, perhatikan outline kelenjar
tiroid dan perhatikan apakah ada pembesaran, asimetri, kelainan kontur, maupun adanya massa.
Palpasi : Palpasi dilakukan secara bimanual menggunakan 3 jari meraba kedua lobus. Jari diletakkan pada
kedua sisi trakea dengan posisi jari telunjuk berada sejajar dengan kartilago krikoid. Kemudian saat pasien
melakukan gerakan penelanan, rasakan kedua lobus tersebut. Rasakan apakah ada asimetri, tekstur dan
konsistensi tertentu serta perkirakan ukuran masing-masing lobus. Pasien juga dapat diinstruksikan untuk
sedikit menoleh ke salah satu sisi untuk memeriksa kelenjar tiroid kontralateralnya.
PEMERIKSAAN KELENJAR
LIMFE
• Pemeriksaan kelenjar limfe dilakukan dengan palpasi sambil berdiri di belakang pasien
• Palpasi dilakukan secara bimanual menggunakan 3 jari
• Kelenjar diperiksa secara sistemaris, tiap regio perlu untuk diperiksa secara jelas dengan penekanan jari-jari
Metode memeriksa nodus limfe adalah dengan memulainya pada nodus paling superior dan berjalan terus menyusuri ke
bawah menuju ke klavikula.
Operator melakukan palpasi tepat di sebelah anterior dari tragus daun telinga untuk menemukan nodus preaurikular
kemudian menuju ke processus mastoideus dan dasar tengkorak untuk nodus aurikular posterior dan oksipital.
Tepat di bawah bawah dagu terdapat nodus submental, lebih ke posterior sepanjang mandibula terdapat nodus
submandibular
PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFE
Balaji,
PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL TMJ
Palpasi
1. Temporomandibular Joint
TMJ diperiksa secara bilateral di area preaurikular. Lakukan palpasi langsung di atas sendi dengan jari
telunjuk saat gerakan mandibula dilakukan. Sendi dapat diraba dengan dua metode:
1. Intraaural (jari melalui meatus auditorius eksterna)
2. Preaurikular (anterior ke tragus).
Sendi juga dapat auskultasi untuk mendeteksi krepitasi atau bunyi letupan.
PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL TMJ
Pemeriksaan intraoral merupakan pemeriksaan yang dilakukan dalam rongga mulut.
Pemeriksaan intraoral berkaitan dengan gigi dan jaringan sekitar (jaringan lunak
ataupun jaringan keras) sebagai berikut:
• Mirror examination
Pemeriksaan awal dari semua struktur yang terlihat di mulut, baik jaringan lunak
maupun keras, harus dilakukan terlebih dahulu untuk memberikan survei yang jelas
tentang keadaan umum mulut.
• Mucous membranes
Pipi, bibir, langit-langit dan dasar mulut diperiksa untuk warna, tekstur dan adanya
pembengkakan atau ulserasi. Perbandingan kedua sisi dengan palpasi sangat penting
untuk menemukan kelainan apapun
(Moore, 2011)
• Lidah
Keterbatasan pergerakan lidah merupakan tanda klinis yang penting pada inflamasi dan
neoplasia dini.
• Tonsil
Ini terlihat dengan menekan lidah dan meminta pasien untuk mengatakan 'Ah'.
• Faring
Pemeriksaan dilakukan dengan menekan lidah dan pasien diminta untuk mengatakan
'Ah'.
• Kelenjar Saliva
(Moore, 2011)
• Jaringan periodontal
Warna dan tekstur gingiva dicatat, dan standar kebersihan mulut diklasifikasikan, termasuk
memetakan keberadaan plak dan kalkulus. resesi, poket dan hiperplasia gingiva diukur, dan
mobilitas gigi dinilai.
• Gigi gigi
Periksa gigi terdapat karies dan tumpatan dengan kaca mulut dan probe.
• Edentulous ridge
Diperiksa untuk melihat bentuk ridge, akar yang tertinggal dan jaringan lunak atau kelainan tulang.
Denture yang dipakai harus diperiksa sebelum dilepas untuk memeriksa jaringan di bawahnya
• Oklusi
Analisis dengan mengambil model studi dan memasangnya pada artikulator dan biasanya hanya
untuk penilaian kasus ortognatik
(Moore, 2011)
Gambaran yang Mungkin Ditemukan
Dasar mulut dan bagian ventral lidah Bila terdapat adanya benjolan, maka kemungkinan ada
permulaan penyakit tumor
Palatum keras dan palatum lunak Rugae terletak pada papilla incisivus. Dapat dilihat pula
adanya benjolan atau tidak. Pada palatum yang dapat
dilihat ada tidaknya torus palatina
Gingiva Gingiva sehat tampak datar, pink pucat, dengan
permukaan stipling
Gigi geligi Dilihat adanya ekstra teeth (supernumary teeth), kurang
gigi (hypodontia, oligodontia), atau tidak ada gigi sama
sekali (anodontia), karies, penyakit periodontal, polip,
impaksi, malforasi, hipoplasi, staining, kalkulus, dll
Sianosis Angular Cheilitis Fordyce Spots
• Ukuran • Bleading
• Bentuk • Ulserasi
• Kontur • Pertumbuhan tidak normal
• Warna • Pocket
Tanda-tanda Gingiva Sehat :
Tanda-tanda Gingiva Sehat :
❏ Probing periodontal dan gingiva dilakukan dengan cara probe dimasukkan dengan
tegak dan tekanan lembut ke dalam poket
❏ Shank probe sejajar dengan panjang permukaan gigi yang telah diprobe
❏ Probe dilakukan dengan tekanan pada 6 titik di atas secara walking stroke /
Circumferensial mengelilingi gigi Anterior dan Posterior
❏ Pada gigi Posterior yang memiliki akar ganda, dilakukan pengujian juga pada
furkasi dengan pemeriksaan furkasi menggunakan Probe Nabers
❏ Dilakukan juga pemeriksaan BOP. BOP adalah ciri dari inflamasi yang terjadi di
jaringan periodontal. Tanpa BOP : Periodontal stabil dan bukan Perokok
❏ Catat dan tentukan poket pasien.
PEMERIKSAAN GIGI DAN
JARINGAN LUNAK
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
PADA
GIGI
Inspeksi: memeriksa dengan mengamati • Perkusi : dilakukan dengan cara mengetukkan
gigi bagaimana warna, ukuran, bentuk, jari atau instrumen ke arah jaringan.
hubungan anatomis, keutuhan, permukaan Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
jaringan, permukaan karies, abrasim dan adanya peradangan pada jaringan periodontal
resesi atau tidak
• Palpasi: dilakukan dengan cara menekan
Sondasi: dengan menggunakan sonde atau
jaringan ke arah tulang atau jaringan sekitarnya.
eksplorer dapat diketahui kedalaman Untuk mengetahui adanya peradangan pada
kavitas, dan reaksi pasien. Rasa sakit yang jaringan periosteal tulang rahang, adanya
menetap atau sebentar dan adanya rasa ngilu pembengkakan dengan fluktuasi atau tanpa
fluktuasi
PEMERIKSAAN OBYEKTIF
PADA GIGI
Tes mobilitas: gigi dimobilisasi untuk memeriksa ada tidaknya luksasi
Tes mobilitas: gigi dimobilisasi untuk memeriksa ada tidaknya luksasi
Tes suhu: tes yang dilakukan dengan iritan dingin atau panas untuk mengetahui vitalitas gigi.
Tes suhu: tes yang dilakukan dengan iritan dingin atau panas untuk mengetahui vitalitas gigi.
Biasanya menggunakan chlor ethyl, disemprotkan pada kapas kemudian ditempelkan pada
Biasanya menggunakan chlor ethyl, disemprotkan pada kapas kemudian ditempelkan pada
bagian servikal gigi
bagian servikal gigi
Tes elektrik : pemakaian alat pulp tester untuk mengetahui vitalitas gigi
Tes elektrik : pemakaian alat pulp tester untuk mengetahui vitalitas gigi
Transluminasi : menggunakan iluminator dari arah palatal atau lingual. Untuk mengetahui
Transluminasi : menggunakan iluminator dari arah palatal atau lingual. Untuk mengetahui
adanya karies di lingual palatal, membedakan gigi nekrosis dan gigi vital, serta membantu
adanya karies di lingual palatal, membedakan gigi nekrosis dan gigi vital, serta membantu
mendeteksi fraktur yang tidak terlihat
mendeteksi fraktur yang tidak terlihat
Termal Test suatu tes kevitalan gigi yang meliputi aplikasi panas dan dingin pada gigi untuk menentukan sensitivitas terhadap
Termal Test suatu tes kevitalan gigi yang meliputi aplikasi panas dan dingin pada gigi untuk menentukan sensitivitas terhadap
perubahan termal.
perubahan termal.
Tes dingin (Cold test) dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan, yaitu Chlor Ethyl, salju karbon dioksida (es kering)
Tes dingin (Cold test) dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan, yaitu Chlor Ethyl, salju karbon dioksida (es kering)
dan refrigerant (-50oC). Aplikasi tes dingin dilakukan dengan cara sebagai berikut:
dan refrigerant (-50oC). Aplikasi tes dingin dilakukan dengan cara sebagai berikut:
○ Mengkondisikan keadaan mulut pasien (Berkumur, scalling jika perlu apabila terdapat kalkulus yang akan menghalangi saat test)
○ Mengkondisikan keadaan mulut pasien (Berkumur, scalling jika perlu apabila terdapat kalkulus yang akan menghalangi saat test)
○ Mengisolasi daerah gigi yang akan diperiksa dengan menggunakan cotton roll maupun rubber dam
○ Mengisolasi daerah gigi yang akan diperiksa dengan menggunakan cotton roll maupun rubber dam
○ Mengeringkan gigi yang akan dites.
○ Mengeringkan gigi yang akan dites.
○ Semprotkan chlor ethyl pada cotton pellet.
○ Semprotkan chlor ethyl pada cotton pellet.
○ Mengoleskan cotton pellet pada sepertiga servikal gigi.
○ Mengoleskan cotton pellet pada sepertiga servikal gigi.
○ Mencatat respon pasien.
○ Mencatat respon pasien.
Catatan: Test dapat dilakukan pada gigi kontrol terlebih dahulu
Catatan: Test dapat dilakukan pada gigi kontrol terlebih dahulu
Tes panas (Heat Test) pemeriksaan ini jarang digunakan karena dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah apabila stimulus
Tes panas (Heat Test) pemeriksaan ini jarang digunakan karena dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah apabila stimulus
yang diberikan terlalu berlebih. Tes panas dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan yaitu gutta perca panas, compound panas,
yang diberikan terlalu berlebih. Tes panas dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan yaitu gutta perca panas, compound panas,
alat touch and heat dan instrumen yang dapat menghantarkan panas dengan baik.
alat touch and heat dan instrumen yang dapat menghantarkan panas dengan baik.
KARIES GIGI
Klasifikasi menurut International Caries Detection and Assessment System (ICDAS)
Sistem penilaian klinis yang digunakan untuk mendeteksi dan menilai karies gigi pada
permukaan koronal, dapat diterapkan pada karies email, karies dentin, dan lesi non-kavitas
0 Sehat
3 Terdapat kerusakan pada enamel yang terlokalisir (tanpa visual klinis tanda-tanda adanya
keterlibatan dentin)
6 Terdapat kavitas yang lebih luas dengan dentin yang terlihat dan terlibat lebih dari setengah
permukaan
Klasifikasi karies berdasarkan letak lesi menurut GV Black
Klasifikasi karies berdasarkan letak lesi menurut GV Black
Klas 1
Klas 1
Karies fit dan fissure yang terjadi di permukaan oklusal gigi posterior (molar dan premolar), 2/3 permukaan
Karies fit dan fissure yang terjadi di permukaan oklusal gigi posterior (molar dan premolar), 2/3 permukaan
bukal dan lingual dari molar, dan permukaan palatal anterior maksilaris
bukal dan lingual dari molar, dan permukaan palatal anterior maksilaris
Klas 2
Klas 2
Karies pada oklusal gigi posterior yang melibatkan proksimal
Karies pada oklusal gigi posterior yang melibatkan proksimal
Klas 3
Klas 3
Karies pada permukaan proksimal gigi anterior.
Karies pada permukaan proksimal gigi anterior.
Klas 4
Klas 4
Karies pada permukaan proksimal gigi anterior yang melibatkan insisal edge
Karies pada permukaan proksimal gigi anterior yang melibatkan insisal edge
Klas 5
Klas 5
Karies pada 1/3 servikal gigi anterior maupun gigi posterior
Karies pada 1/3 servikal gigi anterior maupun gigi posterior
Klas 6
Klas 6
Karies yang terdapat pada bagian puncak cups
Karies yang terdapat pada bagian puncak cups
Klasifikasi karies Berdasarkan Site Dan Size Oleh G.J Mount
Klasifikasi karies Berdasarkan Site Dan Size Oleh G.J Mount
Berdasarkan Site
Berdasarkan Site
Site 1 = pit, fissure, defek kecil yang mengekspos permukaan enamel gigi
Site 1 = pit, fissure, defek kecil yang mengekspos permukaan enamel gigi
Site 2 = permukaan enamel pada bagian proksimal gigi
Site 2 = permukaan enamel pada bagian proksimal gigi
Site 3 = sepertiga servikal dari mahkota dan dapat juga permukaan akar yang terekspos
Site 3 = sepertiga servikal dari mahkota dan dapat juga permukaan akar yang terekspos
Berdasarkan Size
Berdasarkan Size
Size 0 = lesi karies awal dan terlihat sebagai tahap awal demineralisasi seperti “whitespot lesion” dan erosi
Size 0 = lesi karies awal dan terlihat sebagai tahap awal demineralisasi seperti “whitespot lesion” dan erosi
tahap awal
tahap awal
Size 1 = lesi karies sudah membentuk kavitas minimal pada permukaan enamel
Size 1 = lesi karies sudah membentuk kavitas minimal pada permukaan enamel
Size 2 = kehilangan struktur gigi sedang karena terjadi progresi kavitas, akan tetapi struktur gigi sehat masih
Size 2 = kehilangan struktur gigi sedang karena terjadi progresi kavitas, akan tetapi struktur gigi sehat masih
tersisa dengan baik
tersisa dengan baik
Size 3 = terjadi perluasan lesi melebihi moderate melibatkan satu cusp atau incisal edge
Size 3 = terjadi perluasan lesi melebihi moderate melibatkan satu cusp atau incisal edge
Size 4 = karies ekstensif, erosi, atau trauma yang menyebabkan kehilangan sebagian besar struktur gigi, terjadi
Size 4 = karies ekstensif, erosi, atau trauma yang menyebabkan kehilangan sebagian besar struktur gigi, terjadi
kehilangan > 1 cusp
kehilangan > 1 cusp
SOAP
SUBJEKTIF
Pemeriksaan tanda vital (Vital Sign) merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Tanda vital meliputi :
-Suhu tubuh
-Denyut nadi
-Frekuensi pernafasan
-Tekanan Darah
Pemeliharaan
DAFTAR PUSTAKA
Balaji SM, Padma B. 2018. Textbook of Oral Maxillofacial Surgery. Elsevier, Tamil. Nadu, India, Third Edition: 58-71
Birnbaum, W., Dunne, S.M., 2010, Oral Diagnosis The Clinician Guide, SunnyMede Trust, Wales.
Kamadjaja DB. 2019. Anestesi Lokal di Rongga Mulut: Prosedur, Problema, dan Solusinya. Surabaya. Airlangga University
Press.
Ananda RS, khatimah H, sukmana BI. 2016. Perbedaan angka kejadian dry socket pada pengguna kontrasepsi hormonal dan
yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal. Dentino jurnal kedokteran gigi . 1(1). 21-26.
Bakar A. 2015. Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2. Yogyakarta : Quantum Sinergis Media
Busro A. Aspek Hukum Persetujuan Tindakan Medis (Inform Consent) Dalam pelayanan Kesehatan. Law, Development &
Justice Review. 2018 Nov 9;1(1):1-8.
Herfiyanti L. Kelengkapan informed consent tindakan bedah menunjang akreditasi jci standar hpk 6 pasien orthopedi. Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI). 2015 Dec 17;3(2).
Suardi HN. 2014. ANTIBIOTIK DALAM DUNIA KEDOKTERAN GIGI. Cakradonya Dent J.6(2):678-744.
Spatz ES, Krumholz HM, Moulton BW. The new era of informed consent: getting to a reasonable-patient standard through
shared decision making. Jama. 2016 May 17;315(19)
Donald C. Implan Gigi. In: Fedi PF, Vernino AR, Gray JL, eds. Silabus Periodonti. Alih bahasa drg. Amaliya. Ed ke-4. Jakarta:
EGC, 2005
Ali ARB, et al. 2017. Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Comorbid Faktor Diabetes Melitus Dan
Hipertensi di Ruangan Hemodialisa RSUP. Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO. e-Jurnal Keperawatan (e-Kp). 5(2).
Hasanah U. 2016. Mengenal Penyakit Batu Ginjal. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera. 14(28).
Sumampouw OJ. 2018. Uji sensitivitas antibiotik terhadap bakteri Escherichia coli penyebab diare balita di kota manado. Journal
of current pharmaceutical sciences. 2(1). 2018. 104-110.
Septina F, et al. 2020. Mengenal Terapi Radiasi dan Kemoterapi Bagi Dokter Gigi. Malang: UB Press.
Mitchell L, Mitchell DA, McCaul L. Kedokteran Gigi Klinik Edisi 5. Jakarta: EGC; 2016. p.10-13 p. 621-623.
Owosho AA, et al. 2015. Radiographic Osteoradionecrosis of The Jaw with Intact Mucosa: Proposal of Clinical Guidelines for
Early Identification of this Condition. Oral Oncology; 51(12): e93-e96.
Nazir M. Dental phobia among pregnant women : consideration for healthcare professionals.2020. 2(35)
Setyawan BE. Komunikasi Medis : Hubungan Dokter-Pasien. 20171(4)
Departemen Kesehatan RI. Standar nasional rekam medik kedokteran gigi Cetakan II. Jakarta : Bakti Husada; 2004.
Kementrian Kesehatan RI. Panduan rekam medik kedokteran gigi. Jakarta : Bakti Husada; 2014.
Longkutoy WM, Kristanto E, Maryono J. Gambaran pelaksanaan rekam medis di balai pengobatan rsgm universitas sam
ratulangi manado berdasarkan permenkes ri nomor 269 tahun 2008. Jurnal e-Gigi Vol 1; 2013:2
Hiremath SS. Textbook of Preventive and Community Dentistry Ed 2 nd. Elsevier. 2011.
White an Pharoah. Oral Radiology Principles and Interpretations. 7th Edition. Elsevier: 2014.
Suardi HN. 2014. ANTIBIOTIK DALAM DUNIA KEDOKTERAN GIGI. Cakradonya Dent J.6(2):678-744.
Hutasoit GA. 2019. Perlukah skin test pada anak sebelum pemberian antibiotik injeksi. Jurnal Kesehatan Tadulako. 5 (3) . 1-3
Sari F, Satya Wydya Yenny. 2018. Antihistamin terbaru dibidang dermatologi. Jurnal Kesehatan Andalas.7(4). 61-65
Aditya M. 2016. Review kortikosteroid induksi sindrom psikotik. Jurnal Wiyata. 3(1).31-37
Sami’un, Ajeng Dian Pertiwi, Sri Rahmawati. 2018. Evaluasi ketepatan obat anti hipertensi pada pasien rawat jalan dengan
hipertensi komplikasi. Jurnal Farmasetis.7(1). 23 – 32.
Devi GAPGL, I Wayan Aryabiantara, IGAG Utara Hartawan. 2018. Profil penggunaan antikoagulan pada pasien kardiovaskular
yang dirawat di ruang iccu rsup sanglah periode januari 2016 - juni 2016. E-jurnal medika. 7 (10). 1-11
Pusporini R. 2019. Antibiotik kedokteran gigi. UB Press. Malang.
Riwayati. 2015.Reaksi Hipersensitivitas atau Alergi. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera. 13(26).
Sunnati, et al. 2019. Gambaran Status Periodontal pada Pasien Sinusitis. Journal of Syiah Kuala Dentistry Society. 4(2);
26-31.
Ireland R. 2015. Kamus Kedokteran Gigi. EGC: Jakarta.
Runtuwene IKT, et al. 2016. Prevalensi dan Faktor-Faktor Risiko yang Menyebabkan Asma pada Anak di RSU GMIM
Bethesda TomohonPeriode Agustus 2011-Juli 2016. Jurnal e-Clinic (eCl). 4(2).
Debora V, Zuraida R. 2020. Penatalaksanaan Holistik pada Remaja Laki-Laki dengan Urtikaria Kronik Tanpa
Angioedema et causa Rangsangan Fisik. Jurnal Medula. 9(4).
Febriana, et al. 2017. Hubungan Pengetahuan Siswa Palang Merah Remaja dengan Tindakan Pertolongan Pertama
Penderita Sinkop di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Bukit Tinggi. Jurnal Kesehatan Andalas. 6(2).
Indrayati N, Haryanti D. 2019. Peningkatan Kemampuan Orangtua dalam Penanganan Pertama Kejang Demam pada
Anak. Jurnal Peduli Masyarakat. 1(1).
Noorratri ED, Leni ASM. 2019. Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Dengan Terapi Fisik. Jurnal Ilmu
Keperawatan Komunitas. 2(1); 19 – 25.
Budhiarta DMF. 2017. Penatalaksanaan dan edukasi pasien sirosis hati dengan varises esofagus di RSUP Sanglah
Denpasar tahun 2014. Intisari Sains Medis. 8(1).
Fajrian FM. 2020. Enzim Transferase dengan Bilirubin Total Penderita Ikterus Obstruktif. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi
Husada. 11(1).
Kirman, et al. 2019. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit Lambung Dan Penanganannya Menggunakan Metode
Dempster Shafer. Jurnal Pseudocode. VI (1).
Sumarni, Dina Andriani. 2019. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Dispepsia. Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi
(JKF). 2(1).
Rahman AA, et al. 2018. Gambaran Terapi Awal Pada Pasien Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease) Di Poliklinik
Penyakit dalam Rsud Dr. Soekardjo. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ri Pangkalpinang. 2(6).