Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 13

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG


KELAINAN PLASENTA

Disusun oleh:
Selly Lutrisna (33411901047)
Lia Astutik (33411901059)
Riki Fathorrazi
(33411901089)
DEFINISI PLASENTA AKRETA
Plasenta akreta adalah tertahanya atau belum lahirnya
plasenta hingga atau
melebihi waktu 1- menit setelah bayi lahir.
Plasenta akreta adalah plasenta yang melekat secara
abnormal pada uterus, dimana villi korionik berhubungan
langsung dengan miometrium tanpa desidua diantaranya
Plasenta akreta dapat dibagi lagi menjadi plasenta akreta
total atau kompleta dan plasenta akreta parsialis.
Plasenta akreta total atau kompleta, yaitu jika seluruh
permukaannya melekat dengan erat pada dinding rahim.
Plasenta akretaparsialis, yaitu jika hanya beberapa bagian
dari permukaannya lebih erat berhubungan dengan
dinding rahim dari biasa
PENYEBAB
a. Memiliki posisi plasenta pada bagian
bawah rahim ketika hamil.
b. Menderita plasenta previa (plasenta
menutupi sebagian atau seluruh
dinding rahim)
c. Menderita fibroid rahim submukosa
rahim tumbuh menonjol ke dalam rongga
rahim
d. Memiliki jaringan parut atau kelainan
pada endometrium dinding rahim
bagian dalam
TANDA DAN GEJALA
Plasenta akreta umumnya pada trimester awal memiliki tanda-
tanda yang tidak bisa dilihat secara kasat mata. Kondisi ini dapat
terdeteksi ketika melakukan USG, namun plasenta akreta dapat
menyebabkan pendarahan vagina diminggu ke-28 sampai ke-40
masa kehamilan trimester ketiga. Berikut tanda gejala plasenta
akreta.
 Plasenta gagal lepas setelah 1- menit setelah bayi lahir

 Pendarahan vagina yang hebat tetapi bergantung pada bagian


plasenta yang terkena.
 Bentuk uterus discoid.

 Tali pusat tidak terjulur.

 TFU (tinggi fundus uteri) setinggi pusat.

 Akral dingin.

 Histerektomi Cesarian
PENATA LAKSANAAN
1.Mengindentifikasi plasenta akreta pada
klien .petugas harus waspasa terhadap
status risiki klien.
2. Membantu dengan terapi dan intervensi
yang cepat. Untuk itu siapkan dilatasi
dan Kuretasi atau histerektomi.
3. Memberi dukungan fisik dan emosional
4. Memberi penyuluhan klien dan
keluarga
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. identitas klien
b. keluhan utama, keluhan yang paling dirasakan oleh pasien,
seperti nyeri pada daerah perut dan terjadi pendarahan vagina
pada trimester ketiga.
c. Riwayat penyakit dahulu, apakah pasien dulu pernah
mengalami penyakit seperti yang di derita saat ini.
d. Riwayat penyakit keluarga, apakah didalam keluarga
pasien pernah mengalami penyakit yang diderita pasien saat ini.
e. kondisi lingkungan, di lihat dari ingkungan , daerah sekitar
tempat tinggal klien tidak begitu peduli pada kondisi
kesehatan lingkungan sehingga saat hamil pun ibu-ibu hamil
jarang tanggap seperti memeriksakan kandungan ke dokter
kandungan.
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. keadaan umum, Pemeriksaan fisik umum
meliputi pemeriksaan pada ibu hamil dimana
kondisi pasien lemah.
b. Tanda-tanda vital pemeriksaan yang terdiri
dari suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah
c. Pernafasan : Bentuk dada simetris atau tidak,
ada suara tambahan atau tidak
d. Persepsi sensori terdiri dari pendengaran,
perabaan, penglihatan dan penciuman.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan
kontraksi pada uterus
b. Defisit Volume cairan tubuh
berhubungan dengan perdarahan terus
menerus
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1. Setelah dilakuka 1. Klien dapat melakukan 1. Ajarkan teknik
tindakan tindakan untuk relaksasi dan
keperawatan selama mengurangi nyeri distraksi
3X24 Jam diharapkan 2. Klien kooperatiF 2. Berikan posisi yang
klien dapat beradaptasi dengan tindakan yang nyaman
dengan diberikan 3. Libatkan suami dan
nyeri yang dialami keluarga dalam
pengonntrolan nyeri
4. Kolaborasi dengan
tim medis.

2. Setelah diberikan 1. TTV dalam keadaan 1. Kaji kondisi status


tindakan keperawatan normal hemodinamika
selama 3x24 jam 2. perdarahan berkurang 2. ukur pengeluaran
diharapkan intake dan sampai dengan berhenti harian
output (airan klien Kulit tidak pucat 3. catat intake dan output
kembali adekuat 4. observasi nadi dan TD
5. Pantau nilai hasil
laboratorium Hb atau
Hematokrit
5. IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI
1. Nyeri akut berhubungan dengan 1.Mengajarkan teknik relaksasi
kontraksi pada uterus distraksi pernapasan
2. Memberikan posisi yang nyaman
miring ke kiri
3. Melibatkan suami dalam
tindakan pengontrolan nyeri
4. Mengkolaborasikan dalam
pemberian analgetik sesuai
indikasi

2. Defisit Volume cairan tubuh 1. Mengkaji kondisi status


berhubungan dengan perdarahan hemodinamika
Uterus menerus 2. Mengukur pengeluaran harian
3. MenCatat intake dan output
4. Mengobser;asi nadi dan T&
5. Memantau nilai hasil
laboratorium Hb atau hematokrit
6. EVALUASI
NO DIAGNOSA EVALUASI
1. Nyeri akut berhubungan dengan S : Klien mengatakan sudah bisa
kontraksi pada uterus melakukan teknik relaksasi yang
diajarkan dan mengatakan skala
nyeri menunjukkan angka 2
dari semula berskala 7
O: Klien tampak lebih tenang
daripada sebelumnya
A: Masalah gangguan rasa
nyaman nyeri teratasi sebagian
P :nter;ensi dilanjutkan

2. Defisit Volume cairan tubuh S : pasien mengatakan sudah tidak


berhubungan dengan perdarahan mengalami perdarahan dan mual-
Uterus menerus muntah
O : pasien tidak lemah, pucat dan
mulai bertenaga
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
KESIMPULAN
Plasenta akreta adalah plasenta dimana vili dari plasenta menginvasi langsung ke
miometrium.
Plasenta akreta dapat dibagi lagi menjadi plasenta akreta total atau kompleta dan
plasenta akreta parsialis.
Sebagian besar plasenta akreta disebabkan oleh pembedahan uterus sebelumnya dan
plasenta previa. Plasenta akreta memiliki tanda-tanda yang tidak bisa dilihat secara
kasat mata. Pada trimester pertama dan kedua plasenta akreta dapat terdeteksi ketika
melakukan USG, sedangkan pada trimester ketiga biasanya terjadi pendarahan vagina,
namun saat terjadi proses persalinan plasenta akreta ini dapat diketahui saat plasenta
gagal lepas.
Klien dengan kondisi plasenta akreta membutuhkan perhatian yang lebih saat
melakukan asuhan keperawatan, banyak hal yang perlu diperhatikan oleh perawat.
Perawat harus memperhatikan klien secara keseluruhan agar mendapatkan informasi
pengkajian yang lengkap dan akurat, sehingga dapat mendiagnosa dengan benar.
Diagnosa yang benar akan mendapatkan intervensi dan implementasi yang tepat,
sehingga saat evaluasi permasalahan kesehatan klien dapat teratasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai