Anda di halaman 1dari 10

BIOSTATISTIK DAN EPIDEMIOLOGI

“Surveilans penyakit"

Kel 7 :
Hana Azzahra (203110131)
Ifva Ardi Anisa Dwi (203110132)
Pindo (203110143)
Priska Aulia (203110144)
Susan Nurul Nisa (203110155)
Syaifil Mazana (203110156)
Wanda Dwi Putri (203110160)

Dosen Pembimbing :
Darwel, SKM., M, Epid
Defenisi Surveilans Epidemioogi
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau
masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalahmasalah
kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Tujuan khusus surveilans:
a. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit
Tujuan Surveilans b. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk
Surveilans bertujuan memberikan mendeteksi dini out break
informasi tepat waktu tentang masalah c. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban
kesehatan populasi, sehingga penyakit dan penyakit (disease burden) pada populasi
factor risiko dapat dideteksi dini dan dapat d. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu
dilakukan respons pelayanan kesehatan perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi
dengan lebih efektif. program kesehatan
e. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan
f. Mengidentifikasi kebutuhan riset.
Sumber Daya Surveilans
Agar kegiatan surveilans dalam mencapai tujuan yang diinginkan atau telah ditetapkan
dibutuhkan infrastruktur sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan atau program surveilans harus mencakup beberapa hal,
yaitu :
1. Definisi infeksi
2. Populasi surveilans
3. Indentifikasi sumber data
4. Pemilihan metoda surveilans
5. Distribusi laporan dan penilaian
b. Sumber Daya Manusia
c. Komputer
d. Dana dan sumber daya lainnya
Jenis Surveielans
A. Surveilans Individu
Surveilans individu (individual surveillance) mendeteksi dan memonitor individu yang mengalami kontak
dengan penyakit serius, misalnya pes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning, sifilis. Surveilans individu
memungkinkan dilakukannya isolasi institusional segera terhadap kontak, sehingga penyakit yang dicurigai
dapat dikendalikan.
B. Surveilans Penyakit
Surveilans penyakit (disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus terhadap distribusi dan
kecenderungan insidensi penyakit, melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi terhadap laporan-
laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya.
C. Surveilans Sindromik
Syndromic surveillance (multiple disease surveillance) melakukan pengawasan terus-menerus terhadap
sindroma (kumpulan gejala) penyakit, bukan masing-masing penyakit. Surveilans sindromik mengandalkan
deteksi indikator-indikator kesehatan individual maupun populasi yang bisa diamati sebelum konfirmasi
diagnosis.
D. Surveilans Berbasis
Laboratorium Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor penyakit infeksi.
E. Surveilans Terpadu
Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua kegiatan surveilans di suatu
wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai sebuah pelayanan public bersama.
Prinsip Umum Surveilans Epidemiologi
Prinsip umum survelian epidemiologi adalah sebagai berikut (Eko Budiarto, 2003):
Pengumpulan data Pencatatan insidensi terhadap population at risk.
Pengelolaan data
Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan
Penyebarluasan data dan keterangan termasuk umpan balik
Evaluasi

Fungsi Surveilans
Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans
mutlak diperlukan pada setiap upaya kesehatan masyarakat baik upaya pencegahan maupun pemberantasan penyakit menular.
 Kegunaan surveilans epidemiologi
Mendeteksi perubahan masalah kesehatan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan kontrol atau preventif terhadap perubahan
tersebut.
Deteksi perubahan lingkungan/vector yang dianggap dapat menimbulkan penyakit pada populasi.
Mutlak digunakan pada program-program pemberantasan penyakit menular sebagai dasar perencanaan, monitoring dan evaluasi program.
Menilai kejadian penyakit pada populasi seperti insidensi atau prevalensi.
Data surveilans dapat digunakan untuk perencanaa dan pelaksanaan program kesehatan. Manfaat surveilans epidemiologi
Pendekatan surveilans

 Surveilans pasif
Surveilans pasif memantau pen-
yakit secara pasif, dengan
 Surveilans aktif
Surveilans aktif menggunakan petugas
menggunakan data penyakit yang khusus surveilans untuk kunjungan berkala
harus dilaporkan (report-able kelapangan, desa-desa, tempat praktik
diseases) yang tersedia di fasilitas pribadi dokter dan tenaga medis lainnya,
puskesmas, klinik, dan rumah sakit, dengan
pelayanan kesehatan. Kelebihan tujuan mengidentifikasi kasus baru
surveilans pa-sif, relatif murah dan penyakit atau kematian, disebut penemuan
mudah untuk kasus (case finding), dan konfirmasi lapo-
dilakukanKekurangan surveilans ran kasus indeks. Kelebihan surveilans ak-
tif, lebih akurat daripada sur-veilans pasif,
pasif adalah kurang sensitif dalam sebab dilakukan oleh petugas yang
mendeteksi ke-cenderungan memang dipekerjakan untuk menjalank-an
penyakit. tanggungjawab itu.
Langkah Surveilans

Langah-langkah dalam surveilans sangat di butuhkan agar kita mendapatkan hasil yang
diinginkan dan tepat penggunaannya. Terdapat beberapa langkah-langkah dalam
suerveilans epidemiologi, antara lain yaitu:
 Perencanaan surveilans
 Pengumpulan data
 Pengolahan dan penyajian data
 Analisis data
 Penyebarluasan informasi
 Umpan balik
 Investigasi penyakit
 Tindakan penanggulangan
 Evaluasi data sistem surveilans
Hambatan yang terjadi dalam surveilans epidemiologi
 Kerjasama lintas sectoral
 Partisipasi masyarkat rendah
 Sumber daya
 Ilmu pengetahuan dan teknologi
 Kebijakan
 Dana
 Jarak dan Transportasi
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, Risky Ahmad. 2015. Surveilans Epidemiologi.
KMK no 1116/MENKES. 2003. Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
DCP2. 2008 . Public health surveillance. The best weapon to avert
epidemics. Disease Control Priority Project.
www.dcp2.org/file/153/dcppsurveillance.pdf
Ridwan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi
Sebuah Pengantar. FKM-UNHAS. Wahyudin Rajab, M.Epid. 2009.
Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION
Fresh cartoon teaching template
Pupil

Anda mungkin juga menyukai