4
Virus
• Agen infeksius terkecil (Ø 20-300 nm).
• Hanya mengandung 1 jenis asam nukleat (RNA atau DNA).
• Inert di ekstrasel, hanya bereplikasi dalam sel hidup.
• Memodifikasi lingkungan intrasel host yang dimasuki untuk
meningkatkan efisiensi proses replikasi virus.
• Komponen:
selubung (envelope): membran lipid yang mengelilingi partikel
virus.
Kapsomer: unit morfologis yg tampak di permukaan partikel
virus dengan mikroskop elektron.
Kapsid: mantel protein yang membungkus genom asam nukleat.
Nukleokapsid: kompleks asam nukleat-protein
5
Sifat Fisika & Kimiawi Virus
• 56 – 60ᵒ C selama 30 menit (pasteurisasi) inaktivitas dan
menurun atau hilang daya infeksinya.
• 4-8ᵒ C tahan hidup beberapa bulan, pada suhu -70ᵒ C bisa
tahan bertahun – tahun.
• Larutan garam Mg ; Mg ; Na2 mempertinggi stabilitas pada
pemanasan .
• Replikasi optimal pada pH 5 – 7,5 dan diluar suhu tersebut
virus akan mati atau inaktif (optimal pH 7,0 – 7,4); arbovirus
tahan hingga pH 9,0.
• Sinar X & UV: inaktivasi & membunuh virus.
• Virus berenvelope (mengandung lipid): inaktif dalam eter.
• Desinfektan: alkohol, lysol & chlor konsentrasi tinggi
membunuh virus; inaktif pada formalin.
Diagram skematis virus
7
8
Klasifikasi Virus
9
Virus yang mengandung RNA
Virus yang mengandung DNA
• Parvovirus • Picornavirus • Coronavirus
• Polyomavirus • Astrovirus • Retrovirus
• • Calicivirus • Orthomyxovirus
Papillomavirus
• Hepevirus • Bunyavirus
• Adenovirus • Reovirus • Bornavirus
• Hepadnavirus • Arbovirus • Rhabdovirus
• Herpesvirus • Togavirus • Paramyxovirus
• Poxvirus • Flavivirus • Filovirus
• Arenavirus
10
Komponen Kimiawi Virus
Protein Virus
• Menentukan karakteristik antigenik virus.
• Protein struktural
• Fungsi:
memfasilitasi transfer asam nukleat dari satu sel host ke sel yg lain.
melindungi genom virus dari inaktivasi oleh nuklease
berperan dalam perlekatan partikel virus ke sel yg rentan
memberi simetri struktural partikel virus
• Protein enzim
• Fungsi: penting untuk inisiasi siklus replikasi virus saat virion masuk ke sel
host.
Asam Nukleat Virus
• Menyandi informasi genetik yang diperlukan untuk replikasi virus.
• Berbentuk sirkular atau linear, untai-tunggal atau untai-ganda, bersegmen
atau tak bersegmen.
11
12
Selubung Lipid Virus
• Berasal dari sel host saat nukleokapsid virus menonjol keluar
membran sel selama terjadinya pematangan pada siklus
replikasi budding.
• Proses budding bervariasi tergantung strategi replikasi virus
dan struktur nukleokapsid.
• Virus yang mengandung lipid sensitif thd eter & pelarut
organik lainnya lipid rusak infektivitas hilang.
• Virus yang tidak mengandung lipid umumnya resisten thd eter.
Glikoprotein Virus
• Disandikan oleh virus itu sendiri.
• Berperan dalam fusi membran pada infeksi.
• Terlibat dalam interaksi partikel virus dgn antibodi penetral
(neutralizing antibody).
13
14
Pembiakan Virus
• Ditumbuhkan di dalam kultur sel atau telur yang fertil di
bawah kondisi terkontrol ketat.
• Lab diagnostik: isolasi virus dari sampel klinis untuk
memastikan penyebab penyakit.
• Lab riset: membiakkan virus sebagai dasar bagi analisis
terperinci mengenai ekspresi & replikasi virus.
15
Deteksi sel terinfeksi virus:
Munculnya efek sitopatik: perubahan morfologis pada sel
(lisis, nekrosis, pembentukan badan inklusi, pembentukan
badan raksasa, vakuolisasi).
Timbulnya protein yang disandi virus (mis. Hemaglutinin milik
virus influenza).
Deteksi asam nukleat-spesifik virus.
Absorpsi eritrosit ke sel terinfeksi.
Pertumbuhan virus dalam telur ayam berembrio
menyebabkan kematian embrio.
16
17
18
Patofisiologi Infeksi Virus
1. Transmisi
2. Replikasi/ multiplikasi
3. Infeksi
4. Pertahanan/ Imunitas Tubuh
5. Tanda & Gejala Penyakit
Transmisi Virus
Transmisi:
Langsung
kontak droplet/ aerosol (mis. Influenza, campak, smallpox)
kontak seksual (mis.HIV, papillomavirus)
kontak tangan-mulut, tangan-mata, mulut-mulut (mis. Herpes
simpleks virus)
kontak darah yg terkontaminasi (mis. Hepatitis B virus).
Tidak langsung:
Jalur fekal-oral (mis. Rotavirus, enterovirus)
Melalui muntahan (mis. Rhinovirus)
Transmisi hewan ke hewan, manusia sbg host aksidental (mis.
Hantavirus)
Transmisi melalui vektor artropoda (mis. Arbovirus, flavivirus)
20
Replikasi Virus
1. Attachment of a virion to a cell
2. Entry into the cell
3. Transcription of virus genes into messenger
RNA molecules (mRNAs)
4. Translation of virus mRNAs into virus proteins
5. Genome replication
6. Assembly of proteins and genomes into virions
7. Exit of the virions from the cell.
21
Replikasi Virus
22
23
Imunitas Terhadap Infeksi Virus
Respons nonspesifik :
• Infeksi virus secara langsung yang akan merangsang produksi
interferon (IFN) oleh sel-sel terinfeksi; IFN berfungsi
menghambat replikasi virus.
• Sel NK mampu membunuh virus yang berada di dalam sel,
walaupun virus menghambat presentasi antigen dan ekspresi
MHC klas I. IFN tipe I akan meningkatkan kemampuan sel NK
untuk memusnahkan virus yang berada di dalam sel.
• Aktivasi komplemen dan fagositosis menghilangkan virus
yang datang dari ekstraseluler dan sirkulasi.
Mekanisme respons imun spesifik:
1. respons imunitas humoral.
2. respons imunitas selular.
Infeksi Kronik
Infeksi Subklinis
a.Membatasi molekul yang dikenal
Modulasi imun virus pada sel terinfeksi
menghindari pertahanan
imun spesifik dan non- b.Mempengaruhi fungsi limfosit
spesifik dan makrofag, termasuk
modifikasi produksi sitokin dan
imunosupresi (HIV-1, HIV-2, EBV)
e.Toleransi imun
- Down regulasi beberapa gen
Modulasi ekspresi gen
viral oleh produk gen regulator
virus viral maupun selular (HIV,HPV)
33
Any question ?????
34
Mikologi Dasar
35
36
KARAKTERISITIK FUNGI
37
Fungi yang berada dalam bentuk
memiliki tubuh buah dan
umumnya berukuran besar CENDAWAN/MUSHROOM
(makroskopik)
40
Fungi bereproduksi dengan cara melepaskan spora yang dapat
dihasilkan secara aseksual maupun seksual. Dihasilkan oleh hifa
yang terspesialisasi.
Reproduksi fungi ditentukan oleh keadaan lingkungan.
Jika keadaan lingkungan memungkinkan, maka lebih
menguntungan melepas spora aseksual (konidia):
dihasilkan dalam jumlah besar
mudah terbawa angin, atau aliran air ke tempat yang lebih
jauh
Jika keadaan lingkungan buruk, jalan reproduksi yang digunakan
adalah dengan membuat spora seksual (spora):
jumlah terbatas
menghasilkan keturunan dengan keragaman genetik yang
lebih tinggi
41
Fungi uniseluler (khamir), bereproduksi aseksual
dengan cara bertunas (budding), membelah diri
(binnary fission), menghasilkan arthrospora, dan
menghasilkan sterigma.
A. Binnary fission
(Schizosaccharomyces pombe )
B. Budding (Saccharomyces
cerevisiae)
C. Sterigmata
D. Arthrospora (Geotrichum sp.)
42
Fungi uniseluler (khamir) bereproduksi secara seksual
dengan menghasilkan ascospora atau basidiospora.
Terutama untuk identifikasi fungi uniseluler, spora seksual
merupakan karakter yang sangat penting untuk diketahui.
43
Metabolisme fungi
Metabolisme adalah seluruh proses kimia di dalam
organisme hidup untuk memperoleh dan menggunakan
energi sehingga dapat menjalankan fungsi hidup (Voet & Voet
1995).
Gula sederhana
Fungi termasuk Asam organik
mikroorganisme sederhana
Gula alkohol
HETEROTROF karena Fungi mampu
Karbon rantai
tidak mampu memetabolisme pendek/ panjang
mengoksidasi Karbohidrat, protein, kompleks
senyawa karbon lipid, as.nukleat
anorganik, atau (Madigan, et.al 2002)
senyawa yang hanya
memiliki satu karbon
44
Faktor Virulensi
Faktor virulensi :
Faktor-faktor yang memungkinkan mikroorganisme untuk
tumbuh pada kondisi buruk yang timbul akibat respon dari inang.
Faktor virulensi menyebabkan proses infeksi dan patogenesis
mikosis.
Faktor virulensi juga berkaitan dengan adhesi jamur,
kolonisasi, penyebaran dan kemampuan untuk bertahan
hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan dan
menghindari mekanisme respon imun host.
45
46
Faktor-faktor Virulensi
• Thermotolerance: kemampuan untuk bertahan hidup dan
bereplikasi pada suhu 37 ° C
• Dimorfisme: karakteristik jamur yang tergantung pada perubahan
suhu dan / atau nutrisi, membantu jamur untuk menahan agresi
oleh host.
• Dinding sel: α - (1,3)-glukan,
• Molekul adhesi: menggunakan glycosphingolipids, sebagai reseptor
adhesi yang tedapat pada permukaan sel, untuk mengikat jaringan
inang .
• Reseptor hormon: hormon dapat mengubah metabolisme jamur
atau zat jamur dapat mempengaruhi metabolisme host.
• Enzim: Jamur mengeluarkan beberapa enzim hidrolitik seperti
proteinase, lipase dan phospholipase dalam media kultur.
47
Mikosis
58
Any question ?????
59
TerimaKasih
60