Anda di halaman 1dari 29

INTERNAL AUDIT

Good Corporate Governance


(Tata kelola perusahaan yang baik)
Apakah itu GCG ?

 Acceptable
Good  Obbey the law
 Value Creation

Corporate  Tata Kelola Perusahaan


Governance
corporate governance adalah :
“The roles of shareholders, directors and
other managers in corporate decision
making.”

Good governance merupakan tata kelola yang baik


pada suatu usaha yang dilandasi oleh etika
profesional dalam berusaha atau berkarya. Pada
prinsipnya tujuan corporate governance adalah
menciptakan nilai bagi pihak yang berkepentingan.
Pihak-pihak tersebut adalah pihak internal yang
meliputi dewan komisaris, direksi, karyawan, dan
pihak eksternal yang berkepentingan.
Good Corporate Governance

pola hubungan, sistem dan proses yang digunakan dalam perusahaan


untuk mendorong terciptanya tata kelola perusahaan yang efisien,
transparan dan konsisten dengan peraturan perundangan yang
dapat membantu tercapainya kesinambungan perusahaan melalui
pengelolaan berdasarkan prinsip-prinsip good governance.
Good Corporate Governance

World bank

Good Governance sebagai suatu penyelenggaraan manajemen


pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan
dengan prinsip demokrasi dan pasar efisien, menghindarkan
salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik
secara politik maupun administratif menjalankan disiplin
anggaran serta menciptakan legal and framework bagi
pertumbuhan aktivitas usaha.
PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE Menurut SK Menteri Nomor :
KEP-117/117/M-MBU/2002

Keterbukaan dalam mengungkapkan informasi yang material dan


Transparency relevan serta kertebukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan

kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ


Accountability perusahaan sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif

kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan perusahaan


Responsibility terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan
yang berlaku

suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa


Indepedency beturan kepentingan dan pengaruh maupun tekanan dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat

keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder


Fairness yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Tujuan Good Corporate Governance

Menciptakan nilai tambah (value added) bagi semua pihak


1 yang berkepentingan (stakeholders). 

2 Memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan telah dicapai.

3 Memastikan bahwa aktiva perusahaan dijaga dengan baik. 

Memastikan perusahaan menjalankan praktik-praktik usaha


4 yang sehat. 

5 Memastikan kegiatan-kegiatan perusahaan bersifat transparan.


Manfaat Good
Corporate Governance
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. 
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan
tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan
meningkatkan corporate value. 
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders’s value dan deviden. Khusus
bagi BUMN akan dapat membantu penerimaan bagi APBN terutama dari
hasil privatisasi
Faktor –Faktor yang
mempengaruhi

1. Terdapat sistem hukum yang baik


2. Adanya dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik
Faktor 3. Standar pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional
Eksternal 4. Terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung
penerapan GCG di masyarakat
5. Adanya semangat anti korupsi yang berkembang di
lingkungan publik
1. Terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture)
2. Adanya berbagai kebijakan dan peraturan perusahaan
mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG
3. Adanya manajemen pengendalian resiko perusahaan
Faktor pada kaidah-kaidah standar GCG
Internal 4. Terdapatnya sistem audit yang efektif dalam perusahaan
5. Adanya keterbukaan informasi bagi publik
6. Kualitas, skill, kredibilitas dan integritas berbagai pihak
yang menggerakan perusahaan
Audit Good
Internal Corporate
Governance
1. Mendukung komite audit dalam memenuhi tanggung jawabnya
2. Berpartisipasi dalam komite disclosure perusahaan
3. Mereview keefektifan kode etik perusahaan
4. Membantu perusahaan dalam menakar resiko dan mengukur kinerja
5. Mengawasi aktivitas tata kelola perusahaan dan pemenuhannya dengan kebijakan
organisasi
6. Meningkatkan komunikasi dengan jajaran eksekutif perusahaan
7. Mengevaluasi kegiatan tata kelola perusahaan dan menemukan dimana titik yang
harus di kembangkan

Sumber : A Crowe White Paper by


Rick Julien and Larry Rieger
Crowe
Corpo
Frame rate G
wor k overn
terdap a
at 7 ko menyatak nce
saling m p on an
en d
sebua berhubunga asar dan
h tata
kelola n dalam
yang b
aik

A Crowe White Paper by Rick Julien


and Larry Rieger “ Strengthening
Corporate Governance With Internal
Audit”.
Crowe Corporate Governance Framework
Unsur dan Aspek Good Corporate Governance 
Participation. Mengarah pada jaminan keterlibatan bahwa setiap warga negara dalam pembuatan suatu
keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi atau institusi yang mewakili
kepentingannya. Hal ini dibangun atas dasar demokrasi dan partisipasi secara konstruktif. 

Rule of Law. Bahwa hukum harus mencerminkan nilai keadilan dan kesamaan setiap orang didepan hukum
serta dilakukannya law enforcement dan hak asasi manusia. 
Transparency (Transparansi). Hal ini dibangun atas dasar kebebasan informasi dimana proses, lembaga, dan informasi dapat
langsung diakses oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Setiap informasi tersebut harus bersifat
komunikatif, dapat dipahami dan dimonitor. 

Responsiveness. Bahwa setiap proses dan kelembagaan yang ada harus dapat melayani setiap stakeholders. 
Consensus Orientation. Hal ini menyelesaikan bahwa prinsip corporate governance menjadi mediasi antara kepentingan
yang berbeda untuk memperoleh pilihan yang terbaik bagi kepentingan yang lebih luas dalam
setiap kebijakan maupun prosedur. 

Equity. Bahwa semua warga negara mempunyai kesempatan yang sama dalam upaya meningkatkan dan
mempertahankan kesejahteraannya. 
Effectiveness and Efficiency Adanya jaminan bahwa setiap proses dan lembaga yang ada harus menghasilkan sesuatu yang
(Efektivitas dan Efisiensi). sesuai dengan program yang telah digariskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. 
Accountability (Akuntabilitas). Bahwa pengambil keputusan dalam pemerintahan sektor swasta dan masyarakat mesti
bertanggungjawab kepada publik dan lembaga-lembaga stakeholders. 
Strategic Vision. Pimpinan suatu perusahaan harus berlandaskan perspectif corporate governance.
1. Dewan Direksi dan Komite

3 dewan komite yang


menginsruksi pengawasan
audit, mengatur kompensasi,
menentukan arah dan nilai dari mengatur nominasi dan
sebuah perusahaan, mengawasi kebijakan tata kelola
kinerja, dan melindungi
kepentingan pemegang saham
Dewan Direksi dan
Komite
Internal Audit

1. Membantu dewan direksi dan komite dengan kinerja mereka yg


terbaik
2. Mengukur efektivitas komite audit dan pemenuhan kewajibannya
berdasarkan peraturan yang berlaku
3. Meninjau sertifikat komite audit dengan bantuan penasihat hukum
4. Memberikan praktek kerja terbaik tentang pengendalian intern
dan manajemen resiko untuk anggota komite audit
5. Menentukan keakuratan dari informasi yang digunakan dalam
mengambil keputusan
6. Membantu dewan dengan memberikan laporan apabila ada
kesalahan dalam manajemen resiko
2. Hukum dan Peraturan

Bagian ini membicarakan batasan-batasan


hukum dalam mengoperasikan perusahaan
sesuai dengan hukum dan peraturan
internasional, federal, dan nasional yg berlaku
saat ini. Persoalan ini sangat rumit, terlebih
Internal Audit
untuk perusahaan besar

Menguji –dengan petunjuk hukum- bahwa


perusahaan beroperasi dan mencapai tujuan
tidak dengan melakukan kecurangan atau fraud
mencari peluang untuk meningkatkan kegiatan
kepatuhan dan kemampuan untuk mengurangi
biaya jangka panjang dan meningkatkan
kinerja.
3. Praktek Bisnis dan Etika
batasan moralitas perusahaan yg
harus diperhatikan dalam
mencapai tujuannya
Terarah pada aturan whistle-
blower SOX
taktik operasional dan langkah-langkah yang
digunakan untuk
mencapai tujuan dan strategi. Tujuan utama
adalah untuk menjaga konsistensi,
prediktabilitas, dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan, pengambilan keputusan, dan
kinerja
Praktek Bisnis dan Etika Internal Audit

1. Meninjau kebijakan kode etik, membuktikan bahwa pada waktu tertentu kode
etik diperbaharui dan dikomunikasikan kepada manajemen dan karyawan.
2. Melakukan peninjauan ilmu perilaku etika untuk menilai pemahaman dan
persepsi dari kepatuhan pada semua tingkat organisasi
3. Membantu manajemen dan komite audit menjaga semua karyawan pada
semua tingkat untuk tetap akuntabel
4. Melayani dalam peran pengawasan etika atau menganugerahkan dengan
petugas etika organisasi
5. Melayani dalam peran pengawas etika
6. Berpartisipasi dalam whistle-blower dan penyelidikan keluhan lainnya
7. Melakukan audit tahunan dan melaporkan hasilnya kepada komite audit
8. Menilai hubungan etika untuk penetapan tujuan dan proses evaluasi kinerja.
4. Pengungkapan dan Transparansi

dan transparansi yang tepat


kepada semua pemangku
Laporan keuangan harus kepentingan, bukan hanya
memenuhi ekspektasi hukum pemegang saham.
untuk kejelasan, relevansi,  
keandalan, dan daya banding
Pengungkapan dan Internal Audit
Transparansi
1. Melakukan pengujian pengungkapan keuangan dan mengurusnya dengan
CFO
2. Memahami perusahaan untuk pengungkapan dan transparansi,
menyelaraskan penilaian risiko dengan harapan para pemangku kepentingan
3. Dalam rencana audit tahunan, ditujukan untuk pengungkapan dan
transparansi
4. Memahami secara luas dan dalam dari kemungkinan pengungkapan dan
transparansi
5. Aktif dalam komite pengungkapan, termasuk mengevaluasi efektivitasnya
6. Meninjau ulang proses sub sertifikasi.
5. Enterprise Risk Management

sebuah pendekatan terpadu untuk mengelola risiko dan


memperkuat kebutuhan untuk pendekatan yang
komprehensif untuk mengurangi risiko dan
meningkatkan tata kelola perusahaan
Enterprise Risk
Internal Audit
Management
1. Secara proaktif pendukung dan berpartisipasi dalam upaya ERM
organisasi, termasuk membangun ERM pemerintahan praktis struktur
memiliki komitmen untuk metodologi umum dan alat-alat
2. Memfasilitasi identifikasi area risiko penting bagi organisasi serta proses
yang paling penting
3. Memastikan strategi bisnis terkait dengan proses ERM
4. Membantu pemilik dengan pemahaman, menilai, merancang, dan
mendokumentasikan kontrol
5. Persediaan organisasi risiko dan kepatuhan kegiatan, dan berusaha untuk
mengintegrasikan mereka ke dalam metodologi umum
6. Mengevaluasi bisnis dan proses pemilik untuk mengambil tanggung
jawab untuk ERM.
6. Monitoring

mengevaluasi apakah komponen dari kerangka


tata kelola beroperasi sebagai dimaksudkan dan
menyediakan pelaporan ke berbagai tingkatan
organisasi
Monitoring Internal Audit

1. Memahami apa kegiatan monitoring berlangsung dalam organisasi untuk


masing-masing komponen lain dari kerangka tata kelola
2. Memfasilitasi pelaksanaan metodologi pemantauan risiko umum di semua
fungsi tata kelola perusahaan, sebagai umpan sistem pelaporan yang
terintegrasi
3. Melakukan audit tata kelola perusahaan tingkat strategis
4. Menggabungkan aspek tata kelola perusahaan tingkat taktis ke dalam
rencana audit
5. Mengembangkan sebuah kartu nilai jaminan dan melaporkannya
triwulanan.
7. Komunikasi

Sebuah bahasa tata kelola umum memfasilitasi


dialog yang produktif sehingga setiap orang
dapat bekerja sama untuk memperkuat kinerja
tata kelola perusahaan
Komunikasi Internal Audit

1. Berpartisipasi dalam dialog yang berkelanjutan dengan penasihat umum,


direktur keuangan petugas, dan petugas manajemen senior lainnya
2. Menjaga komunikasi yang stabil dengan anggota komite audit dan
pengawasan eksekutif
3. Termasuk informasi tentang tata kelola perusahaan dalam laporan audit
4. Membantu dalam membangun komunikasi tata kelola perusahaan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai