Anda di halaman 1dari 20

Latar belakang Jepang menjadi negara

imperialis
SEJARAH INDONESIA
11 IPA/IPS
FUJI HASTUTI, S. Pd
Jepang menjadi negara imperialisme atau negara yang melakukan ekspansisionis
dilatarbelakangi beberapa penyebab, antara lain:

1. Adanya perkembangan Jepang dalam segala bidang mengakibatkan


berlipat gandanya pertambahan penduduk.
2. Adanya perkembangan industri yang begitu pesat, butuh daerah
pasaran dan bahan mentah demi kelangsungan proses
industrialisasi.
3. Adanya restriksi (pembatasan) imigran Jepang yang dilakukan oleh
negara-negara barat.
4. Pengaruh ajaran Shinto tentang Hakko I Chi-u (dunia sebagai
keluarga).
5. Ingin menjadi negara besar yang sejajar dengan negara – negara
besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis.
 Walaupun Jepang terdiri atas ribuan pulau, namun luasnya tidak besar dan miskin akan
bahan tambang dan hanya sebagian kecil yang dapat diusahakan sebagai pertanian yang
hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Berbeda dengan Indonesia yang
mempunyai banyak pulau. Padahal kalau dibanding Jepang kita banyak lahan untuk
ditanami berbagai komoditi baik itu untuk kebutuhan sehari-hari seperti padi dan
sebagainya juga bahan hutan, kayu-kayu yang ada di Kalimantan dan Papua. 
 Bahkan kita mempunyai banyak bahan tambang, misalnya batu bara di
Kalimantan, emas di Jayapura, terus minyak bumi di Porong Sidoarjo,
namun sayangnya kekayaan alam kita dikeruk oleh bangsa lain dan
kita hanya mengais-ngais dari sisa sisa mereka aja.
 Selain itu pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan sulit untuk
mencari lapangan pekerjaan yang dapat memberi kehidupan yang
baik. Terlihat dari letak geografis Jepang yaitu negara yang memiliki
luas 381.269 km dan terdiri empat pulau besar yaitu besar yaitu :
pulau Honshu, Pulau Shikoku, Kyushu, Hokkaido, terletak diantara
30-50.
 Latar belakang Jepang sebagai negara imperialisme, dilihat dari
sejarah Jepang sebelum Perang Dunia II penduduk Jepang sangat
padat, sedangkan hasil bahan pangan sedikit dan dalam mengatasi
masalah itu Jepang berusaha di bidang perdagangan, industri serta
membatasi laju pertumbuhan penduduk. Jepang berjiwa militeris
dan  ekspansionis sejak pemerintahan wangsa Fujiwara (858-1069)
Jepang aristokratis. Kekuasaan tertinggi di tangan para bangsawan.
 Masa pemerintahan wangsa Fujiwara berakhir tahun 1192 akibat adanya perang antara
kaum bangsawan.
 Kekuatan paling atas pada masyarakat Jepang adalah Tenno serta keluarganya yang
tinggal di istana di Kyoto. Tenno tidak memerintah rakyat langsung tapi hanya boneka saja.
Dibawah Tenno adalah Shogun yang memegang kekuasaan tertinggi di Jepang yang tinggal di
istana kemiliteran di Yedo beserta keluarga. Dibawah Shogun ialah Daimyo yaitu bangsawan
yamg mempunyai kedaulatan besar, berhak memungut pajak, berhak menjalankan peradilan
dan hak-hak sipil. Di bawah Daimyo adalah Samurai yaitu petani, pedagang, seniman.
 Bangsa Jepang mulai merantau ke Asia Tenggara dan bekerjasama dengan bangsa Eropa
yang datang ke negara timur untuk berdagang dan nenyebarkan agama nasrani. Hal ini
membawa perubahan untuk perdagangan Jepang yang semakin pesat bagi pedagang
sedangkan kedudukan kaum tani semakin lemah sehingga menyebabkan pemberontakan.
 Akhir zaman Muromachi diwarnai perang saudara sehingga muncul tiga orang yang kuat
menghentikan peperangan yaitu Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi, Togugawa Ieyashu.
Pemerintahan Togugawa perdagangan semakin maju dan penyebaran agama
nasrani  semakin intensif, namun menyebabkan konflik agama dan budaya sehingga
diadakan peraturan yang melarang tersebarnya agama nasrani  dan menutup bangsa asing
masuk ke Jepang, hanya Belanda dan Cina yang boleh masuk tapi dibatasi pada  Pulau
Desima dan Nagasaki  sehingga terbentuk pola masyarakat tertutup.
 Bulan Maret 1856 Shogun Togugawa menandatangani perjanjian Kanagawa yang berisi,
Jepang mengizinkan pembukaan pelabuhan Shimoda dan Hakodata bagi kapal- kapal asing.
 Para pedagang menjadi kaya namun bangsawan dan samurai banyak yang  jatuh miskin.
Setelah dua setengah abad Jepang menutup dari bangsa asing akhirnya membuka diri dari
bangsa asing lagi, dan pada tahun 1853 kapal Komodor Matthew C. Perry  pimpinan
komando skuadron Amerika Serikat di kawasan Hindia Timur muncul dan mendekat pada
teluk Yedo dan membujuk pemerintah Jepang agar diperkenankan berlabuh dan
menyampaikan pesan Presiden Persetujuan tersebut tidak pada seluruh bangsa Jepang
sehingga menimbulkan kekacauan ekonomi rakyat kecil semakin miskin dan kekacauan
tersebut dimanfaatkan oleh bangsa luar kota untuk melakukan perebutan kekuasaan terhadap
para  bangsawan kota yang memegang kendali pemerintahan yang dikenal dari klan Choshu
dan Satsuma kedua klan tersebut bergabung dan bekerjasama dengan Tenno sehingga
kedudukan Shogun tersudut.
 Tahun 1867 Shogun Tokugawa menyerahkan kekuasaan pemerintahan Jepang kepada
Tenno dan diganti oleh Tenno Mutsuhito yang terkenal Kaisar Meiji. Meiji tidak
terpengaruh terhadap desakan agar Jepang mengusir orang- orang asing yang datang
Kaisar Meiji tetap melaksanakan politik terbuka untuk bangsa asing yang datang dengan
kesadaran bahwa bangsa barat lebih unggul di segala bidang sehingga ia mengarahkan
pandangan ke dunia barat. Restorasi Meiji berupaya untuk menjadikan Jepang sebagai
negara modern dengan meninggalkan gaya hidup feodalistik.
Nah di masa meiji ini Jepang mengalami kemajuan antara lain yaitu:

a. Bidang politik yaitu rasa persatuan dan kesatuan yang kokoh dari seluruh bangsa Jepang.
b. Bidang pendidikan yaitu tahun 1871 di bentuk kementrian yang mengurus
pendidikan.Dalam bidang pendidikan Jepang banyak mencontoh pendidikan bangsa
barat seperti administrasi Jepang meniru cara yang di gunakan oleh bangsa Prancis.
c. Bidang perekonomian yaitu perekonomian yang feodal diganti dengan perekonomian
model kapitalis,didirikan industri berat khususnya yang berkaitan dengan kebutuhan
militer.
d. Bidang spiritual yaitu rakyat di beri kebebasan memeluk agama dan agama nasrani di
ijinkan untuk berkembang, rasa nasionalisme di pupuk.
e. Bidang kemiliteran yaitu pendidikan militer di tingkatkan dan yang di didik tidak hanya
para samurai tetapi juga anak-anak petani, pedagang,di buat kapal-kapal di berbagai
kalangan.
Pada pemerintahan Kaisar Meiji terjadi dua kali perang yaitu
dengan Cina ( 1894-1895) dan Uni Soviet ( 1904-1905) dan
mengadakan persekutuan dengan Inggris juga  menaklukan Korea
( 1910).
Dari perkembangan yang bertahap itu Jepang mengalami
perkembangan pada saat pemerintahan Kaisar Meiji khususnya di
bidang industri namun karena negara Jepang tidak memiliki bahan
yang cukup dari negaranya sendiri maka Jepang harus mengimpor
dari negara lain. (Indonesia mesti).
 Pemerintah Jepang memang tidak dapat menolak kepentingan Amerika
Serikat dan Inggris karena secara ekonomi mereka masih sangat
bergantung pada kedua negara tersebut. Lambat laun, seiring dengan
semakin menebalnya nasionalisme pada diri bangsa Jepang, berbagai
kebijakan tersebut oleh sebagian masyarakat Jepang dianggap sebagai
upaya mengerdilkan kembali bangsanya dalam pergaulan internasional.
Untuk melepaskan ketergantungan ekonomi kepada negara-negara Barat
seperti yang dilakukan oleh gandi satya graha, bangsa Jepang berusaha
untuk menguasai wilayah-wilayah yang dipandang memiliki sumber
daya alam vital, seperti minyak bumi.
Sejak Perang Dunia I Jepang sudah tertarik pada Indonesia (tu kan bener
Indonesia) yang terlihat kaya dari segi ekonomi, strategis, dan politik. Berkaitan
dengan ini, Angkatan Laut Jepang memandang wilayah Selatan, khususnya
Indonesia, sebagai daerah yang harus dikuasai oleh Jepang. Bagi Jepang
Indonesia sangat berharga juga kaya akan bahan – bahan mentah untuk keperluan
industri Jepang seperti minyak, karet, timal, nikel, bauksit, mangan dan lain –
lain. Pandangan Angkatan Laut Jepang terhadap Indonesia  Bangsa Jepang perlu
mengamankan wilayah-wilayah yang mendukung proses industrialisasinya, baik
wilayah yang memiliki sumber daya alam maupun wilayah yang memiliki potensi
sebagai pasar hasil industrinya. Dengan perkataan lain, ekspansi yang dilakukan
Jepang ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari upaya Pemerintah Jepang untuk
memperluas ruang penghidupannya (lebensraum), baik secara politik maupun
ekonomi.
 Selain itu penduduk Indonesia yang padat bagi Jepang baik untuk pemasaran barang – barang
hasil industrinya. Untuk melancarkan pemasarannya barang – barang hasil produksinya
Jepang mengirim orang – orang Jepang ke Indonesia dan orang – orang tersebut sebagai
penyalur.  Jepang juga sebagai pengumpul bahan-bahan mentah yang akan di kirim ke Jepang
seperti kopra (daging kelapa yang di keringkan) dan lain-lain. Selain itu juga sebagai mata-
mata untuk mencari informasi bagi kepentingan Jepang. Hubungan Jepang dengan Amerika
Serikat saat itu mulai renggang karena Amerika Serikat curiga akan tingkah laku Jepang di
Timur jauh yang agresif dan ekspansionistis. Penguasaan terhadap wilayah ini akan menjamin
hidup bangsa Jepang yang memang tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah. Dalam
perkembangan selanjutnya, orang-orang Belanda ini menjadi perantara bagi orang-orang asing
yang ingin melakukan perdagangan dengan bangsa jepang. Kenyataan tersebut oleh Amerika
Serikat dipandang sebagai sesuatu yang tidak konsisten dan akan menjadi penghalang bagi
kepentingan negaranya di Cina. (perang aja sana hahahahah )
 Pertumbuhan Jepang sebagai negara Imperialis Sampai dengan
pertengahan abad ke-19, Jepang masih merupakan sebuah negara
tradisional yang memperlihatkan ciri-ciri kehidupan feodalistik.
Keadaan ini disebabkan oleh penerapan kebijakan politik isolasi diri
oleh Rezim Tokugawa yang berkuasa di Jepang sejak tahun 1603.
Dengan kebijakan feodalistik bangsa Jepang tidak mau membuka
negaranya bagi negara-negara asing karena merasa
khawatir  kebudayaan mereka akan terpengaruh oleh kebudayaan
Barat namun Rezim Tokugawa masih mengizinkan orang-orang
Belanda.
 Jepang mengalami kekacauan politik yang berdampak pada melemahnya perekonomian
negara. Hal ini mengakibatkan kewibawaan Rezim Tokugawa di mata bangsa Jepang
semakin melemah oleh karena itu melahirkan kesadaran nasional yang disimbolkan dengan
munculnya gerakan anti-orang asing pada tahun 1860an yang dipelopori oleh kaum
bangsawan desa atau kaum samurai rendahan (shishi). Gerakan ini memperlihatkan
semangat patriotisme dalam pengertian sonnojoi yang bermakna ‘muliakan kaisar dengan
cara mengusir orang-orang biadab’. Kekacauan politik tersebut bermuara pada peristiwa
perebutan kekuasaan. Penguasaan atas beberapa wilayah Cina tersebut  menandai
dimulainya era baru Jepang sebagai negara imperialis.Kemenangan tersebut membawa
dampak yang besar bagi bangsa Jepang untuk menjadi yang termaju di antara bangsa Asia
lainnya.
 Pada masa Perang Dunia Pertama, bangsa Jepang bergabung dengan
negara-negara Barat untuk memerangi kekuatan militer Jerman dan
Turki. Setelah peperangan ini berakhir pada tahun 1919, Liga
Bangsa-Bangsa (LBB) menyerahkan seluruh jajahan Jerman di
Pasifik Selatan kepada Pemerintah Jepang. Akan tetapi, pada sisi
lain hasil-hasil ekspansi yang diperoleh tersebut melahirkan
ketidakpuasan di kalangan sebagian masyarakat Jepang. Reaksi
Kaum Pergerakan Indonesia Ketika Angkatan Laut Jepang mulai
mengampanyekan rencana ekspansi ke wilayah Selatan
KESIMPULAN
 Tujuan Jepang menjadi Negara imperalisme adalah untuk menyamakan
kedudukan dengan Negara lain khususnya Negara barat seperti Amerika
Serikat, Inggris, Jerman, Perancis. Dengan melakukan ekspansionisme ke
wilayah – wilayah yang memiliki potensi bahan-bahan mentah untuk
memenuhi kebutuhan industrialisasi di Jepang. Bangsa Jepang
mengamankan wilayah-wilayah yang mendukung proses industrialisasinya,
baik wilayah yang memiliki sumber daya alam maupun wilayah yang
memiliki potensi sebagai pasar hasil industrinya khususnya wilayah
Indonesia yang memiliki kekayaan alam melimpah. Dan adanya restriksi
(pembatasan) imigran jepang yang dilakukan oleh negara-negara barat,
pengaruh ajaran Shinto tentang Hakko I Chi-u (dunia sebagai keluarga).
 Dari perkembangan yang bertahap itu Jepang mengalami perkembangan
pada saat pemerintahan Kaisar Meiji khususnya di bidang industri
namun karena negara Jepang tidak memiliki bahan yang cukup dari
negaranya sendiri maka Jepang harus mengimpor dari negara lain.
Jepang mengalami kekacauan politik yang berdampak pada
melemahnya perekonomian negara. Hal ini mengakibatkan kewibawaan
Rezim Tokugawa di mata bangsa Jepang semakin melemah oleh karena
itu melahirkan kesadaran nasional yang disimbolkan dengan munculnya
gerakan anti-orang asing pada tahun 1860an yang dipelopori oleh kaum
bangsawan desa atau kaum samurai rendahan (shishi).

Anda mungkin juga menyukai