Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 9

SISTEM DRAINASE DAERAH PERSAWAHAN


Habib Maulana
1922201007
M. Anggika Pratama
1922201091
Willy Dian Prasetyo
1922201098
STUDI EVALUASI SALURAN PEMBU
ANG PADA DAERAH IRIGASI KEBO
NAGUNG KABUPATEN SUMENEP

Willy Dian Prasetyo – Muhammad Anggika Pratama – Habib Maulana 2


POINT PRESENTASI

ADAPUN BAGIAN-BAGIAN YANG


PERLU DI BAHAS ANTARA LAIN:
1. PENDAHULUAN
2. LANDASAN TEORI
3. PEMBAHASAN
4. KESIMPULAN
PENDAHULUA
N
Daerah Irigasi kebonagung adalah salah
satu Daerah Irigasi di kabupaten Sumenep
yang memiliki luas baku sawah 767 Ha.

Daerah Irigasi Kebonagung meliputi 3 (tiga)


kecamatan, Salah satu Kecamatan yang
memiliki permasalahan pengaturan saluran
pembuang di areal persawahan yaitu
kecamatan Batuan, tepatnya di desa Patean.

Areal persawahan di desa Patean selalu terjadi


banjir apabila intensitas hujan tinggi Banjir
yang terjadi pada areal persawahan ini
tentunya sangat merugikan petani-petani di
desa Patean.
t e r k e n a b a n j i r
a w a h a n
Areal pers
Evaluasi saluran pembuang di
areal persawahan ini perlu
dilakukan dengan harapan
permasalahan banjir saat ini
dapat segera diatasi
sehingga tidak menghambat pertumbuhan
tanaman akibat banjir dan efeknya pada
penurunan hasil panen padi bahkan beresiko
gagal panen tidak terjadi lagi.

Willy Dian Prasetyo – Muhammad Anggika Pratama – Habib Maulana 5


E A P E R S A W A H
J I R D I A R
AKIBAT BAN AN

BANJIR DI DAERAH PERSAWAHAN KEBONAGUNG KABUPATEN S


UMENEP
Willy Dian Prasetyo – Muhammad Anggika Pratama – Habib Maulana
IDENTIFIKAS MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas,


maka diperoleh identifikasi masalah sebagai
berikut :

1. Saluran pembuang yang ada tidak mampu


menampung debit air akibat hujan

2. Kurangnya perawatan pada saluran pembuang


yang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan
air dari saluran pembuang menuju ke sungai

3. Kurangnya perawatan pada saluran pembuang.


DASAR TEOR
I
Analisa Hidrologi
Curah Hujan Efektif
Curah hujan effektif adalah curah hujan yang jatuh
Analisis data hidrologi dimaksudkan untuk pada suatu daerah dan dapat dipergunakan oleh
memperoleh besarnya debit banjir rencana. tanaman untuk pertumbuhannya

Curah Hujan Rerata Perencanaan Saluran Pembuang


Daerah Hujan daerah adalah curah hujan rata-rata Saluran pembuang pada umumnya direncanakan
di seluruh daerah yang ditinjau, bukan curah hujan untuk mengalirkan kelebihan air secara gravitasi
pada suatu titik terentu yang dinyatakan dalam mm. karena dari segi ekonomi, pembuangan kelebihan air
(Sosrodarsono, 2003) dengan pompa tidak layak.

Curah Hujan Andalan Kebutuhan Pembuang untuk Tanaman Padi


Curah hujan andalan digunakan untuk menentukan Jumlah kelebihan air yang harus dikeringkan per
curah hujan efektif, dimana curah hujan efektif petak disebut modulus pembuang atau koefisien
adalah curah hujan yang digunakan oleh tanaman pembuang.
untuk pertumbuhan.

8
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian maka didapat data-data :


1. Analisa Curah Hujan Rancangan
2. Curah Hujan Andalan
Lokasi Penelitian 3. Curah Hujan Efektif
4. Kebutuhan Air Irigasi Evapotranspirasi Potensial
Lokasi penelitian terletak di 5. Kebutuhan Air untuk Pengolahan Lahan
Daerah Irigasi Kebonagung di 6. Pergantian Lapisan Air (WLR)
7. Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan
desa Patean kecamatan Batuan 8. Pola Tanam
kabupaten Sumenep . 9. Perhitungan Volume Kebutuhan Air Irigasi
10.Perencanaan Saluran pembuang Metode Modulus Saluran
pembuang
11.Perhitungan Debit Saluran Rencana
12.Perhitungan Debit Saluran Eksisting
karna banjir yang sering terjadi diakibatkan
karna saluran pembuangan pada daerah ini tidak
mampu mengalirkan air, maka yang akan kami
tekankan pada presentasi ini adalah evaluasi
dimensi saluran existing dan perhitungan dimensi
saluran rencana.
i S a l u r a n E x i s t i
Dimen s
ng

( S a l u r a n perse 2 ( S a l u r a n t r a p esiu g 3 ( S a l u r a n t r a pesiu


Pembu a n g 1 Pembuang Pembuan
gi) m) m)

Debit (Q) = A x V = Debit (Q) = A x V = 4,2 x Debit (Q) = A x V = 2,


0,39 x 0,519 = 0,20 1,052 = 4,418 m3 /det 16 x 0,891 = 1,924
2 m3 /det m3 /det

11
saluran pembuang 1

Debit saluran pembuang 1 eksisting sebesar 0,202


m3 /det sedangkan debit rencana sebesar 1,364
m3 /det, dengan demikian dimensi saluran eksisting
tidak mampu memuat dan mengalirkan debit air
yang akan dibuang sehingga diperlukan
perencanaan ulang.
saluran pembuang 2

Debit saluran pembuang 2 eksisting sebesar 4,418 m3 /det sedangkan


debit rencana sebesar 2,631 m3 /det, dengan demikian dimensi saluran
eksisting mampu memuat dan mengalirkan debit air yang akan dibuang
sehingga tidak diperlukan perencanaan ulang. Akan tetapi masalah yang
ada yaitu debit pembuang 2 tidak langsung dialirkan kesungai sehingga
banjir tetap terjadi dibagian hilir meskipun dimensi saluran telah
memenuhi.
saluran pembuang 3

Debit saluran pembuang 3 eksisting sebesar 1,924 m3 /det


sedangkan debit rencana sebesar 2,631 m3 /det, dengan demikian
dimensi saluran eksisting tidak mampu memuat dan mengalirkan
debit air yang akan dibuang.
KESIMPULAN
1. Kebutuhan air irigasi untuk Daerah Irigasi Kebonagung diambil yang
terbesar yaitu 2,3934 ltr/det/ha.

2. Dalam menganalisa debit buangan dari lahandilakukan perhitungan


dengan menggunakan metode modulus pembuang, besar debit yang
diperoleh untuk saluran pembuang 1 sebesar1,353m3 /dt, saluran
pembuang 2 sebesar 2,631 m3 /dt, saluran pembuang 3 sebesar 4,171 m3
/dt, dan saluran pembuang 4 sebesar 9,514 m3 /dt. 3. Kondisi
KESIMPULAN
3 saluran pembuang eksisting pada Daerah Irigasi Kebonagung yaitu:
a) Pembuang 1 tidak mampu memuat dan mengalirkan debit air yang akan dibuang sehingga
diperlukan perencanaan ulang karena debit saluran pembuang 1 eksisting sebesar 0,202
m3 /dtsedangkan debit rencana sebesar 1,353 m3 /dt
b) Debit saluran pembuang 2 eksisting sebesar 4,418 m3 /dtsedangkan debit rencana sebesar
2,631 m3 /dt, dengan demikian dimensi saluran eksisting mampu memuat dan mengalirkan
debit air yang akan dibuangsehingga tidak diperlukan perencanaan ulang
c) Debit saluran pembuang 3 eksisting sebesar 1,924 m3 /det sedangkan debit rencana sebesar
2,631 m3 /det, dengan demikian dimensi saluran eksisting tidak mampu memuat dan
mengalirkan debit air yang akan dibuang.

4. Dimesi rencana pada saluran pembuang 1 yaitu B=0,9 m, h=0,89 m, z=1:2, saluran
pembuang 2 tambahan yaitu B=1,7 m, h=1 m, z=1:2, sudetan yaitu B=0,95 m, h=1,03 m.
SARAN

Endapan pada saluran alami Peran serta


biasanya sering terjadi sehingga masyarakat sangat
lambat laun ketinggian saluran akan dibutuhkan dalam
berkurang maka dari itu diperlukan menjaga kebersihan
saluran pembuang buatan. saluran pembuang
karena salah satu
Pembangunan saluran pembuang
penyebab banjir yaitu
yang berfungsi membuang air
tidak terawatnya
kesungai sangat penting agar air
saluran pembuang
tidak mengalir ke lahan pertanian
dan mengganggu petumbuhan
tanaman
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai