Anda di halaman 1dari 10

New Year Purposes

FRAGALITAS
OSMOTIK
Kelompok A4

HOME
HOME BACKGROUNDS
BACKGROUNDS AVATAR
AVATAR KIT
KIT PLANNERS
PLANNERS HOMEWORK
HOMEWORK
KELOMPOK A4
1. DELLA PUSPITA AMALIA LATUDI :2011304045
2. ARI SILFI ROFIYANA : 2011304046
3. NABELA OKTAVIANI : 2011304047
4. MUTIARA MARAJABESSY : 2011304048
5. RISKI HOERUNNISA : 2011304049
6. RISKI WAHYUNINGSIH KOBANDAHA : 2011304050
7. QOIRIYAH NISA RAMADANI : 2011304051
8. DIKI SAPUTRA : 2011304052
9. TIANSI PALAHIDU : 2011304053
10. NURISLAMIAH : 2011304054
11. ASTRI LATIFAH : 2011304055
12. INTAN CHAYATI ANUM KELEN : 2011304056
13. CESSY TRECIA :2011304057
HOME
HOME BACKGROUNDS
BACKGROUNDS AVATAR
AVATAR KIT
KIT PLANNERS
PLANNERS HOMEWORK
HOMEWORK
Dasar Teori
Fragilitas osmotik merupakan salah satu metode untuk meneliti keadaan mengukur resistensi
eritrosit yang mengalami hemolisis saat dipaparkan pada berbagai tingkat konsentrasi larutan salin
hipotonis. Larutan hipotonis yang digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik, yaitu NaCl
dengan berbagai tingkat konsentrasi dari konsentrasi 0,1–1%. Ketika eritrosit terpapar oleh
lingkungan yang hipotonis air akan masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel tersebut mengalami
pembengkakan dan akhirnya lisis. Persentase eritrosit hemolisis dalam larutan hipotonis diperoleh
dari membandingkan absorbansi larutan yang diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 540 nm dengan absorbansi larutan aquabides. Metode one tube osmotic
fragility (OTOF) sering dilakukan untuk uji saring thalasemia. Pemeriksaan OTOF ini
menggunakan 1 konsentrasi, yaitu 0,35%. Penelitian yang menggunakan 1 konsentrasi larutan
utama, yaitu NaCl 0,35% dan konsentrasi larutan di atasnya, yaitu NaCl 0,40% dan konsentrasi
NaCl 0,30% sebagai konsentrasi larutan di bawahnya.

HOME
HOME BACKGROUNDS
BACKGROUNDS AVATAR
AVATAR KIT
KIT PLANNERS
PLANNERS HOMEWORK
HOMEWORK
Dasar Teori
Darah yang akan diperiksa untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit tidak
boleh dalam keadaan beku, oleh karena itu digunakan antikoagulan.
Antikoagulan yang biasa dipakai, yaitu ethylenediaminetetra-acetic-acid
(EDTA), heparin, natrium sitrat, dan oksalat. Menurut David Rover (2012),
sampel yang digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, yaitu
darah dengan antikoagulan heparin, tetapi tidak disebutkan mengenai
penggunaan antikoagulan EDTA. Heparin jarang digunakan dalam
pemeriksaan hematologi karena harganya relatif mahal dan dapat
memengaruhi hasil dari pemeriksaan apusan darah tepi. Antikoagulan EDTA
menghambat proses pembekuan dengan mengikat ion kalsium dalam darah.

HOME
HOME BACKGROUNDS
BACKGROUNDS AVATAR
AVATAR KIT
KIT PLANNERS
PLANNERS HOMEWORK
HOMEWORK
Masalah Klinis
PENURUNAN FRAGILITAS : Talasemia mayor dan minor
(anemia Mediterania atau anemia Cooley), anemia (defisiensi
besi, defisiensi asam folat, defisiensi vit B6, sel sabit), penyakit
hemoglobin C, polisitemia vera, post splenektomi, nekrosis hati
akut dan sub akut, ikterik obstruktif.
PENINGKATAN FRAGILITAS : Sferositosis herediter, transfusi
(inkompatibilitas ABO dan Rhesus), anemia hemolitik autoimun
(AIHA), penyakit hemoglobin C, toksisitas obat atau zat kimia,
leukemia limfositik kronis, luka bakar (termal).
HOME
HOME BACKGROUNDS
BACKGROUNDS AVATAR
AVATAR KIT
KIT PLANNERS
PLANNERS HOMEWORK
HOMEWORK
Prosedure kerja
Uji ini biasanya dilakukan pada sampel darah segar kurang dari 3 jam dan/atu
sampel darah 24 jam yang diinkubasi pada suhu 37oC. Sampel darah yang
digunakan berupa darah heparin atau darah “defibrinated”. Tidak ada
pembatasan asupan makanan atau minuman. Pada pengujian ini dibuat larutan
NaCl dengan konsentrasi yang berbeda. Penilaian hasil dengan metode
fotokolorimetri (menggunakan alat fotometer atau spektrofotometer). Sebelum
melakukan pengujian, sediakan dulu larutan stock buffer NaCl 10% yang
terbuat dari NaCl 9 gram, Na2HPO4 1,365 gram, dan NaH2PO4.H2O 0,215
gram. Bahan-bahan tersebut kemudian dilarutkan dengan aquadest sampai 100
ml. Sebelum digunakan untuk pemeriksaan, buatlah larutan pokok NaCl 1,0%
dengan cara melarutkan 5,0 ml stock buffer saline 10% dengan aquadest
hingga 50,0 ml.
Cara Kerja
Selanjutnya lakukan pengujian sebagai berikut :
1. Sediakan 12 buah tabung lalu buatlah pengenceran bertingkat larutan NaCl dengan
konsentrasi : 0,85%, 0,75%, 0,65%, 0,60%, 0,55%, 0,50%, 0,45%, 0,40%, 0,35%,
0,30%, 0,20% dan 0,10%, masing-masing sebanyak 5,0 ml. Larutan-larutan NaCl
tersebut dibuat dari larutan pokok NaCl 1,0%.2. Tambahkan ke dalam tabung-tabung
itu masing-masing 50 µl sampel darah. Campur (homogenisasi) dengan cara
membolak-balikkan tabung beberapa kali.
3. Inkubasikan selama 30 menit pada suhu kamar.
4. Campur (homogenisasi) lagi lalu pusingkan (centrifuge) tiap tabung tersebut
selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
5. Ukur absorbans (OD) dari supernatant pada λ 540 nm dengan blanko supernatant
tabung ke-1 (NaCl 0,85%).
Cara Kerja

6. Hitung % hemolisis dengan cara membagi absorbans (OD) sampel


dengan absorbans (OD) tabung ke-12 dikalikan 100%.
7. Buat kurva dengan konsentrasi NaCl sebagai axis (x) dan %
hemolisis sebagai ordinat (y). Bandingkanlah dengan kurva dari
kontrol darah normal.
Nilai Normal
Permulaan hemolisis pada konsentrasi NaCl 0,40% - 0,45%
Hemolisis sempurna pada konsentrasi NaCl 0,30% - 0,35%
Persentase hemolisis dalam keadaan normal adalah :
97 - 100 % hemolisis dalam NaCl 0,30%
50 - 90 % hemolisis dalam NaCl 0,40%
5 - 45 % hemolisis dalam NaCl 0,45%
0 % hemolisis dalam NaCl 0,55%
Faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium
• pH plasma, suhu, konsentrasi glukosa, dan saturasi oksigen pada darah
• Eritrosit yang berumur lama cenderung memiliki fragilitas osmotik yang tinggi
• Sampel darah yang diambil lebih dari 3 jam dapat menunjukkan peningkatan fragilitas
osmotik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai