Anda di halaman 1dari 15

Kasus Gagal Ginjal Akut

dan Kronik
Contoh kasus : Gagal Ginjal Kronis
Seorang pasien ( AG ), laki-laki, 46 thn menderita GGK . Nilai
Creatinine 0,5 mg/dl, nilai creatinine normal adalah 0,7 – 1,4
mg/dl. Mula-mula pasien diberi Seftriaxone inj ( vial 1 gram/
12 jam ) selama 4 hari, kemudian diganti dengan Siprofloksasin ( 2 x 250
mg ) selama 2 hari. Data parameter farmakokinetik Siprofoksasin adalah
sbb :
t ½ = 4 jam ; V = 2L/kgBB ; F = 0,8 ; Range Terapi = 3,4 -4,3
ng/ml, fe = 40 – 65 %, BB = 55 kg. Hitung dosis Siprofoksasin berdasarkan
creatinine clearance pasien.
Jawab : 0,5mg / dl
1,05mg / dl
KF =CrCl ( ri ) / CrCl ( nl ) = = 0.48

Tentukan fraksi obat tak berubah yang dieksresikan oleh ginjal ( fe )


untuk pasien dengan ginjal normal
fe = Cl R / Cl = kR / k

diperoleh dari literature 40 -65 %. = 50 %


LANJUTAN CONTOH KASUS
Tentukan Clearance obat pada pasien gagal ginjal dengan
menggunakan rumus berikut :
k = 0,693/ t ½ = 0,693/4 jam = 0,17 jam-1
Cl(nl) = k.V
= 0,17 jam-1 . 2L/kg . 55kg = 18,7 L/jam

Cl ( ri )
Cl ( nl )
= 1 – fe . ( 1 – KF )

Cl (ri) = Cl(nl) { 1-fe. ( 1 – KF ) }


= 18,7 L/jam { 1-0,5 ( 1 – 0,48 ) }

= 18,7 L/jam . 0,74


= 13,8 L/jam

F x D/τ = Cl xCss
0,8 . D/τ = 13,8 L/jam . 4 ng/ml
0,8 . D/τ= 13800 ml/jam.4 ng/ml
D/τ = 69000ng/jam = 69mcg/jam
LANJUTAN
 Pada kasus ini interval pemberian terlalu panjang yi
12jam, sedangkan t1/2nya singkat dan range terapi sempit
 secara teori, konsentrasi obat di dalam plasma akan
cepat turun. Oleh karena Itu, perlu ditentukan τmax
dengan rumus sbb :
C max 4,3
C min 3,4
τmax = 1.44 t1/2 . ln = 1,44 . 4 jam .ln =1.44 . 4
jam . (1,5 – 1,2) = 1,7 = 2 jam
Pilih interval 6, 8, 12 atau 24 jam, maka yang paling
mendekati adalah 6 jam.
Dosis = 6 jam . 69 mcg /jam = 414 mcg
Bila interval pemberian = 12 jam, maka :
Dosis = 12 jam . 69 mcg/jam = 828 mcg
Contoh Kasus Gagal Ginjal Akut

 Bu Lady (58 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan letih dan lemas. Dia
mengatakan bahwa dalam 3-4 hari terakhir, konsumsi airnya kurang.
 Riwayat penyakit : Hipertensi, Parkinson’s disease, hypotiroidism
 Riwayat pengobatan : Carbidopa-Levodopa (Sinemet), Levothyroxine (Synthroid),
HCTZ
 Hasil Laboratorium :
 Glukosa 66 mg/dl
 BUN 41 mg/dl
 Cr 1,5 mg/dl
 Sodium 142 mmol/L
 Potassium 4,2 mmol/L
 Chloride 110 mmol/L
 CO2 22 mmol/L
 Anion gap 10 mmol/L
 Calcium 8,3 mg/dl
 Sodium Urine Random 165 mmol/L
 Cr Urine Random 80,8 mg/dl
Penyelesaian
 DESKRIPSI DAN ANALISIS KASUS
 1. Subjektif
 Bu Lady (58 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan letih dan lemas. Dia mengatakan bahwa
dalam 3-4 hari terakhir, konsumsi airnya kurang.
 Riwayat penyakit : Hipertensi, Parkinson’s disease, hypotiroidism
 Riwayat pengobatan : Carbidopa - Levodopa (Sinemet), Levothyroxine (Synthroid), HCTZ
 2. Obyektif
 Hasil Laboratorium :
 Glukosa 66 mg/dl normal : 70-110 mg/dl
 BUN 41 mg/dl normal : 8,0-20 mg/dl
 Cr 1,5 mg/dl normal: 0,5-1,9 mg/dl
 Sodium 142 mmol/L normal: 137- 145 mmol/l
 Potassium 4,2 mmol/L normal: 2,7-3,9 mmol/l
 Chloride 110 mmol/L normal: 116-122 mmol/l
 CO2 22 mmol/L normal: 20-24 mmol/l
 Anion gap 10 mmol/L
 Calcium 8,3 mg/dl
 Sodium Urine Random 165 mmol/L
 Cr Urine Random 80,8 mg/dl
Cont..
 3. Assesment
 Gagal ginjal akut yang disertai penyakit hipertensi, parkinson’s disease dan hipotiroidisme.
 Perhitungan FENA = ( UNA x PCR x 100) / ( UCR x PNA )
 = (165 x 1,5 x 100) / (80,8 x 142)
 = 2,16 % ( termasuk kategori acute intrinsic renal failure)
 Perhitungan CLcr, dengan menggunkan rumus Jellife (woman) ;
 CLcr = (80/1,5) – 7
 = 46,33 mg/dl
 4. Plan
 Obat-obat yang digunakan :
 a. Tolkapon : Untuk pengobatan penyakit Parkinson
 Dosis : 100 mg 3 x sehari, dengan selang waktu 6 jam setiap dosis
 b. Levothyroxin : Untuk pengobatan hipotiroidisme
 Dosis : 25 mcg/ hari, diberikan pada saat perut kosong 1/2 – 1 jam sebelum makan.
 c. Furosemid : Untuk pengobatan gagal ginjal akut sekaligus terapi hipertensi
 Dosis : 40 mg pada pagi hari, dosis awal 1 tablet/ hari (40 mg).
Cont..(2)
 EVALUASI TERAPI TERPILIH
 * Terapi non farmakologi
 1. Dengan menggunakan terapi radio kontras.
 Prinsipnya yaitu dengan memaksimalkan perfusi ginjal karena menaikknya perfusi
itu dapat menaikkan aliran darah.
 Cara kerjanya yaitu dengan membandingkan infuse 0,9% NaCl atau 5% dekstrosa
dengan 0,45% NaCl yang diadministrasikan ke radio kontras. Kecepatan infunya
1ml/Kg/jam yang dimulai pada pagi hari.
 2. Dialysis
 Untuk mengurangi terjadinya nefrotoksisitas yang berhubungan dengan radio
kontras yaitu dengan RRT profilaksis.
 3. Renal ultra sound
 4. Renal biopsy
Cont...(3)
 Terapi farmakologi
 1. Furosemid
 Indikasi : edema yang berhubungan dengan gagal jantung, sirosis hati, dan penyakit ginjal,
syndrome nefrotik.
 Sebagai terapi tunggal atau kombinasi utuk hipertensi ringan dan sedang.
 Dosis : edema dewasa awal 20-80mg dosis tunggal dapat diulangi jika diperlukan, dengan
interval 6-8 jam, dapat ditingkatkan 20-40mg tiap 6-8 jam sampai diperoleh respon yang
diinginkan.
 Edema akut dosis dapat ditingkatkan sampai dengan 600mg per hari. Anak ; awal 1-2
mg/KgBB 6-8jam, maksimal 6 mg/KgBB/hari.
 Pemeliharaan : dosis dapat diturunkan s/d diperoleh dosis minimal efektif.
 Hipertensi dewasa : 40mg 2x sehari.
 Kontraindikasi : hipersensitif terhadap furosemid/sulfonamide.
 Peringatan ; pasien dengan defisiensi elektrolit. Hamil dan laktasi, usia lanjut, gangguan
ginjal berat.
 Efek samping ; gangguan GI, reaksi hipersensitifitas, reaksi SSP, reaksi kulit, gangguan KV,
hiperglikemia, glikosuria, hiperurisemia, reaksi hematologi.
 Interaksi obat ; aminoglikosida, probenesid, salisilat, litium.
 Kemasan/harga ; tablet 40mg x 10 x 10 = Rp. 49.500,00.
Cont..(4)
 2. Tolkapon
 Indikasi ; terapi tambahan untuk levodopa dengan inhibitor
dekarboksilase dopa pada penyakit Parkinson.
 Peringatan ; penggunaan dihentikan bila uji fungsi hati
menunjukkan hasil yang abnormal atau terjadi gejala gangguan
hati; jika sudah dihentikan tolkapon tidak boleh digunakan lagi.
 Kontra indikasi ; gangguan fungsi hati, peningkatan enzim hati,
dikinesia berat, feokromositoma, riwayat keganasan neuroleptik,
rabdomiolisis atau hipertermia.
 Efek samping ; diare, konstipasi, dispepesia, nyeri abdomen,
hepat
 Otoksisitas, peningkatan efek samping levodopa.
 Dosis ; 100mg 3x sehari dengan selang waktu 6 jam setiap dosis;
maksimal 200mg 3x sehari pada kondisi terpaksa.
Cont..(5)
 Monitoring
 1. Monitoring subjektif
 Apakah gagal ginjal akut yang diderita Bu Lady sudah berkurang atau belum dengan
terapi non farmakologi dan farmakologi diatas?
 2. Monitoring objektif
 Menjaga tekanan darah arteri dibawah 140/90 mmHg guna mencegah morbiditas
dan mortalitas kardiovaskuler, hilangnya rasa pusing. Tekanan darah ambulatory
dapat digunakan efektif untuk pengontrolan 24 jam. Pembacaaan sebaiknya
dilakukan 2-4 minggu setelah terapi awal atau perubahan terapi. Hindari
penggunaan terapi farmakologi yaitu pemberian obat-obatan karena akan
memperburuk keadaan si pasien.
Cont..(6)
 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pasien
 1. Tolkapon : Untuk pengobatan penyakit Parkinson
 Dosis : 100 mg 3 x sehari, dengan selang waktu 6 jam setiap dosis
 2. Levothyroxin : Untuk pengobatan hipotiroidisme
 Dosis : 25 mcg/ hari, diberikan pada saat perut kosong 1/2 – 1 jam sebelum
makan.
 3. Furosemid : Untuk pengobatan gagal ginjal akut sekaligus terapi hipertensi
 Dosis : 40 mg pada pagi hari, dosis awal 1 tablet/ hari (40 mg).
 4. Disarankan untuk menjaga pola makan dan yang teratur.
 5. Pasien disarankan untuk modifikasi gaya hidup, antara lain dengan
mengkonsumsi makanan yang sehat serta kontrol intake kalori dan perbanyak
aktivitas seperti olah raga.
TUGAS
Kasus Gagal Ginjal kronik
Ny. Ct (59 th, BB = 48 kg, TB = 152 cm), datang ke rumah sakit
dengan keluhan nyeri pada lambung sudah 3 hari. Diketahui
juga bahwa Ny. Ct menderita gagal ginjal kronis sejak 6 bulan
terakhir menggunakan obat Nifedipine 30 mg dua kali sehari
dan Lisinopril 25 mg sekali sehari serta digoksin untuk
mengatasi gangguan jantung 0,125 mg sekali sehari. Setelah
diperiksa oleh dokter ternyata dokter meresepkan Ranitidine
50 mg PO 3 kali sehari dan Sukralfat 3 x sehari satu sendok
makan. Hari pertama di rumah sakit mendapatkan Catapress
0,2 mg tiap jam dengan infusion pump untuk menangani krisis
hipertensi
(Tensi saat masuk 190/120mmHg),dimana SrCr : 8,5 mg/
dl(normal:0,7-1,4mg/dl).
Terima Kasih
Seorang pasien ( AG ), laki-laki, 46 thn menderita GGK . Nilai
Creatinine 0,5 mg/dl, nilai creatinine normal adalah 0,7 – 1,4
mg/dl. Mula-mula pasien diberi Seftriaxone inj ( vial 1 gram/
12 jam ) selama 4 hari, kemudian diganti dengan Siprofloksasin ( 2 x 250
mg ) selama 2 hari. Data parameter farmakokinetik Siprofoksasin adalah
sbb :
t ½ = 4 jam ; V = 2L/kgBB ; F = 0,8 ; Range Terapi = 3,4 -4,3
ng/ml, fe = 40 – 65 %, BB = 55 kg. Hitung dosis Siprofoksasin
berdasarkan creatinine clearance pasien.

Anda mungkin juga menyukai