Anda di halaman 1dari 17

Perkenalan Kelompok 5

Nama Anggota
Kelompok :
Deby Nurcahyani 07
Iffar Rokhma 18
Nissa Nur Iffa 27
Reyvine Ananda Prasetya 31
Safrida Febriyanti 33
BAB 5
Ketentuan Pernikahan dalam Islam
Pengertian dan Dasar Hukum

Secara Bahasa Nikah berasal dari Bahasa arab, yaitu nakaha-yankihu-nikahan, yang berarti mengumpulkan,
menggabungkan, dan menjodohkan.

Secara Syariat Pernikahan adalah akad yang memberikan kewenangan kepada seorang pria dengan seorang wanita
yang bukan makhramnya untuk bergaul secara sah sehingga menimbulkan hak dan kewajiban tertentu

Dalil yang menjadi dasar pelaksanaan pernikahan bagi umat islam

Q.S. Az Zariyat :49

‫خلَقْنَا َز ْو َجيْ ِنل ََعلَّك ُْم تَ َذك َّ ُر ْو َن‬


َ ‫َو ِم ْن ك ّ ُِل َش ْي ٍء‬
Artinya : “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).”
Pengertian dan Dasar Hukum
Q.S. An Nur : 32

‫صلِ ِحي َْن مِنْ عِ َبا ِد ُك ْم َو ِا َم ۤا ِٕٕىِ ُك ۗ ْم اِنْ َّي ُك ْو ُن ْوا فُ َق َر ۤا َء ي ُْغن ِِه ُم هّٰللا ُ مِنْ َفضْ ل ۗ ِٖه َوهّٰللا ُ َواسِ ٌع َعلِ ْي ٌم‬
ّ ٰ ‫َواَ ْن ِكحُوا ااْل َ َي ٰامى ِم ْن ُك ْم َوال‬
Artinya:
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang
layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin,
Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas
(pemberian-Nya), Maha Mengetahui.”

Q.S. An Nahl : 72

‫تالل ّ ٰ ِه ُه ْم‬
ِ ‫اط ِل ي ُ ْؤ ِمن ُ ْو َن َو ِب ِن ْع َم‬
ِ َ‫تۗ ا َ َفبِال ْب‬
ِ ٰ‫الطيِّب‬ ً ‫َوالل ّ ٰ ُه َج َع َللَك ُْم ِ ّم ْن اَن ْ ُف ِسك ُْم ا َ ْز َو‬
َّ ‫اجا َّو َج َع َللَك ُْم ِ ّم ْن ا َ ْز َواجِ ك ُْم بَ ِني ْ َن َو َح َف َد ًة َّو َر َز َقك ُْم ِ ّم َن‬
ۙ َ ‫يَكْفُ ُر ْو‬
‫ن‬
Artinya:
“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka
beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?”
Hukum Pernikahan
Dalam ajaran Islam, hukum asal pernikahan yaitu jaiz/mubah/boleh. Meskipun demikian,
dalam keadaan tertentu hukum tersebut dapat berubah sebagai berikut.
MAKRU
SUNNAH
Hukum pernikahan menjadi sunah bagi
H
Hukum pernikahan menjadi makruh bagi

01 mereka yang berkeinginan menikah dan


mempunyai kemampuan untuk 02 mereka yang belum berkeinginan untuk
menikah. Apabila menikah,
membiayai keluarga dan mengurusi dikhawatirkan mereka akan teledor
rumah tangga. dalam menunaikan kewajibannya.

WAJIB HARAM
Hukum pernikahan menjadi wajib bagi Hukum pernikahan menjadi haram bagi

03 mereka yang berkeinginan menikah dan


mempunya kemampuan untuk berumah 04 mereka yang mempunyai niat jelek
dalam pernikahannya, misalnya ingin
tangga. Apabila tidak segera menikah, membalas dendam dengan menyakiti
mereka dikhawatirkan terlibat zina. hati istrinya.
Tujuan dan Hikmah Pernikahan

Tujuan Pernikahan Hikmah Pernikahan


1. Untuk memperoleh rasa cinta dan kasih 1. Menimbulkan naluri kebapakan dan keibuan
sayang. yang menumbuhkan pada perasaan cinta dan
2. Mengikuti sunah Rasulullah saw.. kasih sayang.
3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual 2. Merupakan jalan keluar yang paling baik untuk
secara sah dan diridai Allah swt.. memenuhi kebutuhan seksual.
3. Menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh
4. Untuk memperoleh keturunan yang sah.
dalam bekerja karena adanya rasa tanggung
5. Untuk memperoleh kebahagiaan dan jawab terhadap keluarga.
ketentraman hidup. 4. Mempererat tali kekeluargaan.
6. Menjaga kehormatan dan harkat 5. Berlakunya hukum pewarisan.
manusia. 6. Merupakan jalan terbaik untuk memuliakan
7. Untuk mewujdkan keluarga bahagia di anak, memperbanyak keturunan, dan
dunia dan akhirat memelihara nasab.
7. Menjalin hubungan silahturahmi antara keluarga
suami dan keluarga istri.
Rukun dan Syarat Pernikahan
• Laki-laki yang sudah berusia • Wanita yang sudah
dewasa cukup umur
• Beragama Islam • Bukan perempuan
• Tidak dipaksa/terpaksa musyrik
• Tidak sedang dalam ihram Calon Suami • Tidak dalam ikatan
haji/umrah 1 perkawinan dengan
• Bukan mahram calon orang lain
istrinya • Bukan mahram bagi
2 Calon Istri calon suami
• Tidak dalam keadaan
• Beragama Islam ihram haji/umrah
Laki-laki

• Baligh dan Berakal
Wali Nikah 3
• Merdeka
• Bersifat adilTidak sedang
ihram haji/umrah
 Wali Nasab, yaitu wali yang mempunyai pertalian
darah deengan mempelai wanita yang akan dinikahkan.
 Wali Hakim, yaitu kepala negara yang beragama Islam.
Wali hakim bertindak sebagai wali nikah jika wali
nasab
tidak ada atau tidak bisa memenuhi tugasnya.
Rukun dan Syarat Pernikahan
• Tidak tergantung • Beragama Islam
dengan syarat lain • Laki-Laki
• Tidak terikat dengan • Baligh (dewasa)
waktu tertentu • Berakal sehat
• Boleh dengan bahasa • Dapat mendengar,
asing dapat melihat, dapat
• Menggunakan kata 4 Dua Orang Saksi
berbicara
tazwij atau nikah • Adil dan tidak fasik
• Tidak boleh dalam • Tidak sedang ihram
bentuk kinayah
(sindiran)
Akad Nikah 5 •
haji/umrah
Merdeka/bukan hamba
• Kabul harus dengan sahaya
ucapan qabiltu
nikahaha/tazwijaha
dan boleh didahulukan Akad nikah merupakan ucapan ijab kabul dalam pernikahan.
dari ijab  Ijab, yaitu ucapan wali (dari pihak mempelai wanita)
sebagain penyerahan kepada mempelai laki-laki
 Kabul, yaitu ucapan mempelai laki-laki sebagai tanda
penerimaan. Suami wajib memberikan maskawin (mahar)
kepada istrinya, karena merupakan syarat nikah, tetapi
mengucapkannya dalam akad nikah hukumnya sunnah.
Kewajiban dan Hak Suami Istri
Kewajiban Suami terhadap Istri Kewajiban Istri terhadap Suami
1. Membimbing dan mengarahkan
1. Menjaga kehormatan diri dan rumah
seluruh keluarga ke jalan yang
tangganya.
benar.
2. Mendidik, memelihara, dan mengajarkan
2. Mengasihi istri sebagaimana
agama kepada anak - anaknya.
tuntunan agama.
3. Sopan dan hormat kepada orang tua,
3. Memberikan kebutuhan hidup,
baik kepada orang tua sendiri maupun
baik materil maupun spiritual.
mertua.
4. Melindungi keluarganya dari
4. Berusaha menasehati suami apabila
berbagai ancaman serta
berbuat tidak baik.
memelihara diri dan keluarganya
5. Membantu suami dalam mengatur
dari perbuatan dosa.
rumah tangga.
5. Bergaul dengan istri secara
6. Patuh kepada suami, selama
makruh.
perintahnya tidak bertentangan dengan
6. Sopan dan hormat kepada orang
ajaran agama islam.
tua, baik kepada orang tua
maupun mertua.
Orang yang Tidak Boleh Dinikahi
Mahram Mahram Gairu
Muabbad Muabbad

Mahram muabbad adalah orang yang haram Mahram gairu muabbad adalah orang yang
di nikahi selama-lamanya.Orang - orang yang haram dinikahi sementara waktu.orang –
termasuk mahram muabbad adalah sebagai orang yang termasuk mahram guru muabbad
berikut : adalah sebagai berikut :
1) Keturunan . 1) Orang yang masih berstatus istri orang.
2) Satu susuan ( ibu susuan dan saudara 2) Sebab idah (dalam masa idah ).
susuan ). 3) Menghimpun dua perempuan bersaudara.
3) Mertua perempuan 2. Pernikahan yang tidak sah
4) Anak tiri,jika ibunya sudah di campuri.
5) Bekas menantu perempuan
6) Bekas ibu tiri
Pernikahan yang Tidak Sah
Pernikahan
Pernikahan Muhallil
Syigar Adalah pernikahan seorang
wanita yang telah di talak
Adalah pernikahan tiga oleh suaminya yang
dengan persyaratan 1 3 karenanya diharamkan rujuk
barter tanpa kepadanya, kemudian wanita
pemberian mahar. itu di nikahi laki-laki lain
dengan tujuan untuk
menghalalkan dinikahi lagi oleh
mantan suaminya.
Pernikahan Pernikahan Orang yang
Mut’ah Ihram
Adalah pernikahan Pernikahan orang yang
yang dibatasi untuk sedang melaksanakan
jangka waktu
2 4 ihram haji atau umrah
tertentu,baik sebentar serta belum memasuki
ataupun lama. waktu tahalul.
Pernikahan yang Tidak Sah
Pernikahan dalam
Masa Idah
Adalah pernikahan yang di Pernikahan dengan
lakukan antara seorang laki-laki
dan seorang perempuan ketika Wanita Kafir selain
perempuan tersebut sedang
5 7
Wanita-Wanita Ahli
dalam masa idah, baik karena
perceraian ataupun karena Kitab
meninggal dunia.

Pernikahan
tanpa Wali
Menikahi mahram, baik
Adalah pernikahan yang mahram untuk selamanya,
dilakukan seorang laki-
laki dengan seorang 6 8 mahram karena pernikahan,
atau karena sepersusuan.
perempuan tanpa seizin
walinya.
Talak, Idah dan Rujuk

Talak Idah Rujuk


Idah adalah masa menunggu (tidak
Rujuk adalah mengembalikan
boleh menikah) yang diwajibkan bagi
Talak adalah melepaskan atau perempuan yang diceraikan oleh istri yang telah diceraikan pada
menanggalkan dan sering pula suaminya, baik cerai hidup maupun ikatan perkawinan semula
disebut cerai. Menurut istilah, cerai mati. Idah bagi perempuan (sebelum diceraikan). Rujuk
talak atau cerai adalah melepaskan dimaksudkan untuk mengetahui tidak memerlukan akad baru
seorang perempuan dari ikatan apakah hamil atau tidak. Apabila sebab akad yang lama belum
hamil, anak tersebut adalah anak terputus dan hanya
perkawinannya
suami yang menceraikannya. Dengan
meneruskan perkawinan yang
demikian, garis keturunan anak
tersebut akan jelas. lama.
Undang-Undang Pernikahan
Undang-undang di Indonesia yang mengatur tentang pernikahan adalah Undang Undang
Nomor 1 Tahun 1974. Undang-undang tersebut terdiri dari 14 bab dan terbagi dalam
67 pasal. Isi masing-masing bab pada undang-undang pernikahan di Indonesia secara
garis besar adalah sebagai berikut.
 Bab I memuat dasar-dasar perkawinan
 Bab II memuat syarat-syarat perkawinan.
 Bab III memuat hal-hal tentang pencegahan perkawinan.
 Bab IV memuat hal-hal tentang batalnya perkawinan.
 Bab V memuat hal-hal tentang perjanjian perkawinan.
 Bab VI memuat tentang hak dan kewajiban suami istri.
 Bab VII memuat seluk beluk harta benda dalam perkawinan.
 Bab Vill memuat seluk beluk putusnya perkawinan serta akibatnya.
 Bab IX memuat tentang kedudukan anak.
 Bab X memuat tentang hak dan kewajiban orang tua dan anak.
 Bab XI memuat tentang perwalian.
 Bab XII memuat berbagai ketentuan-ketentuan lain.
 Bab XIII memuat berbagai ketentuan perwalian.
 Bab XIV adalah penutup.
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju
surga.”

HR. Muslim, no. 2699


Thank
You

Anda mungkin juga menyukai