Anda di halaman 1dari 16

z

ROBEKAN JALAN LAHIR


Gusrida Umairo, S.SiT, M.Keb
z
Definisi ?

 Robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara


spontan maupun dengan alat atau tindakan. Robekan
perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa
menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat.
z
Penyebab Robekan Perineum
Faktor ibu
 partus presipitatus → hypertnic uterine contraction
 Pasien atau ibu bersalin tidak mampu berhenti meneran
 Adanya dorongan fundus yang terlalu kuat sehingga janin keluar
terlalu cepat.
 Adanya kelainan vulva
 Arkus pubis yang terlalu sempit
 Episiotomi
z

Faktor janin
 Janin besar
 Posisi kepala abnormal
 Presentasi bokong
 Terjadinya ekstraksi vakum atau forseps yang sukar
 Distosia bahu
z Klasifikasi
DERAJAT 1 DERAJAT 2
• Mukosa Vagina • Mukosa Vagina
• Fourchette • Fourchette
Posterior Posterior
• Kulit Perineum. • Kulit Perineum
• Otot-otot
Perineum

DERAJAT 3 DERAJAT 4
• Mukosa Vagina • Mukosa Vagina
• Fourchette • Fourchette
Posterior Posterior
• Kulit Perineum • Kulit Perineum
• Otot-otot Perineum • Otot-otot Perineum
• Sfingter Ani • Sfingter Ani
Eksterna. Eksterna.
• Dinding Rektum
Anterior
z
Penatalaksanaan

 Derajat I : robekan ini kalau tidak terlalu besar, tidak perlu dijahit
 Derajat II : lakukan penjahitan
 Derajat III dan IV : lakukan rujukan
PENJAHITAN
z
Pengertian
 Suatu tindakan untuk menyatukan kembali jaringan tubuh
(mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu
(memastikan hemostasis) dengan melakukan penjahitan luka
episiotomi/laserasi
Tujuan penjahitan
 untuk menyatukan pembali atau mendekatkan jaringan tubuh
 mencegah kehilangan darah
z
Prinsip-Prinsip Penjahitan

 Bidan memiliki penglihatan yang baik terhadap lapang kerja penjahitan perineum

 Posisi pasien memungkinkan bidan dapat dengan nyaman dan leluasa melakukan penjahitan, yaitu
litotomi. Jika diperlukan dapat ditambahkan pengganjal di bawah bokong dengan ketebalan beberapa cm

 Penggunaan cahaya yang cukup terang

 Anatomi dapat dilihat dengan jelas.

 Teknik yang steril

1. Menggunakan sarung tangan ekstra di atas sarung tangan steril yang telah dikenakan sebelumnya.
Tujuannya untuk menghindari kontaminasi ketika melakukan pemeriksaan rectum,

2. Mengatur posisi kain steril di area rectum dan di bawahnya sampai di bawah ketinggian meja atau
tempat tdur untuk mengupayakan area yang tidak terkontaminasi jika benang jatuh kearea tersebut
dan menyeka apapun yang terdapat ditempat tersebut.
z

 Tindakan cepat
 Gunakan pinset untuk menarik jarum melalui jaringan
 Bekerja dengan hati-hati. Hati-hati jangan sampai
kasa/kapas tertinggal dalam vagina.
z
PERSIAPAN DALAM MELAKUKAN
PENJAHITAN
 ALAT 1. Heacting set, yang berisi:
 Sarung tangan DTT/steril b
1. Tempat tidur
 Kasa
2. Phantom perineum
 Jarum otot dan kulit
3. Schort
 Benang kromik ukuran 2-0 atau 3-0
4. Handuk/kain bersih
 Pemegang jarum/needle holder
5. Lampu sorot
 Pinset cirurgis
6. Spuit dengan jarum ukuran 22 panjang
 Gunting benang
4 cm
z

 Bahan  PASIEN
1. Air bersih dan sabun untuk 1. Menjelaskan prosedur yang
cuci tangan akan dilakukan
2. Betadin 2. Mengatur ibu dalam posisi
litotomi
3. Lidokain 1 % untuk
anestesI
z
Teknik Penjahitan/ Hecting
Teknik Penjahitan Perineum Konvesional
z Teknik Penjahitan Continous/ jelujur
z
Teknik Penjahitan Subkutikuler
z
Daftar pustaka

 Kurniuarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi


Baru Lahir. Jakarta : Kemenkes RI
 Walyani, Elisabeth Siwi & Purwoastuti, Endang. Asuhan
Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir Yogyakarta : PT.
Pustaka Baru
z

Anda mungkin juga menyukai