Anda di halaman 1dari 16

BELAJAR

OLEH :
WINDAH MARIA (170940003)
HAKEKAT BELAJAR
A. PENGERTIAN BELAJAR SECARA UMUM
Pengertian Belajar secara umum adalah
perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil
dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat
menunjukkan perubahan perilakunya.
B. PENGERTIAN BELAJAR MENURUT PARA AHLI
 Menurut Slameto (1995) belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
 Menurut Santrock dan Yussen (1994) mendefinisikan
belajar sebagai perubahan yang relatif bersifat permanen
karena adanya pengalaman.
 Menurut Reber (1988) mendefinisikan belajar dalam 2
pengertian.
1. Belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan
2. Belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif
langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar
secara umum :
• Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam
berbagai bentuk perilaku.
• Sifat perubahannya relatif permanen
• Perubahannya tidak harus langsung mengikuti
pengalaman belajar.
• Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman, praktik atau latihan.
Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku
dalam belajar menurut Slameto (1995)
adalah :
• Perubahan terjadi secara sadar
• Perubahan bersifat kontinu dan fungsional
• Perubahan bersifat positif dan aktif
• Perubahan bukan bersifat sementara
• Perubahan dalam belajar bertujuan dan
terarah
• Perubahan mencakup seluruh aspek
tingkah laku
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI BELAJAR
A. SECARA UMUM
 FAKTOR INTERNAL
 KESEHATAN
 INTELEGENSI (KECERDASAN)
 BAKAT
 MINAT
 MOTIVASI
 CARA BELAJAR
 KEMAMPUAN KOGNITIF (KONSEP DIRI)
 FAKTOR EKSTERNAL
 KELUARGA
 SEKOLAH
 MASYARAKAT
 LINGKUNGAN SEKITAR
B. MENURUT PARA AHLI
 MENURUT SLAMETO
- FAKTOR INTERN MELIPUTI FAKTOR JASMANIAH DAN
FAKTOR PSIKOLOGIS
- FAKTOR EKSTERN MELIPUTI KELUARGA, SEKOLAH DAN
MASYARAKAT
 MENURUT MUHIBBINSYAH
- FAKTOR INTERNAL YANG MELIPUTI KEADAAN JASMANI
DAN ROHANI SISWA
- FAKTOR EKSTERNAL YANG MERUPAKAN KONDISI
LINGKUNGAN DISEKITAR SISWA
- FAKTOR PENDEKATAN BELAJAR YANG MELIPUTI
STRATEGI DAN METODE YANG DIGUNAKAN SISWA
UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN MEMPELAJARI MATERI-
MATERI PELAJARAN.
Ditinjau dari faktor pendekatan belajar,
terdapat 3 bentuk dasar pendekatan belajar
siswa menurut Biggs (1991), yaitu:

1. Pendekatan Surface (permukaan/bersifat


lahiriah)
2. Pendekatan deep (mendalam)
3. Pendekatan achieving (pencapaian prestasi
tinggi)
TUJUAN BELAJAR
A. SECARA UMUM
Dalam bukunya Sardiman mengatakan tujuan
belajar ditinjau secara umum terdapat 3
tujuan belajar, yaitu:
a) Untuk mendapatkan pengetahuan
b) Penanaman konsep dan keterampilan
c) Pembentukan sikap
• MENURUT PARA AHLI
- Menurut Ralph Tyler ada 3 alasan penting tujuan
belajar yang ditetapkan dalam tujuan instruksional,
yaitu:
1) Memberikan panduan dalam merencanakan
pembelajaran, apa yang diharapkan akan dicapai murid
setelah pembelajaran selesai.
2) Berguna dalam pengukuran prestasi belajar
3) Siswa mengetahui sebelumnya apa yang harus dipelajari
dalam satu unit pelajaran, sehingga selanjutnya ia dapat
lebih mengarahkan perhatian dan usahanya.
PROSES BELAJAR
A. DEFINISI PROSES BELAJAR

Proses adalah merupakan kata yang berasal dari bahasa latin


“Processus” yang berarti “berjalan ke depan”. Kata ini
mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang
mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Sedangkan belajar
adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan. Jadi yang dimaksud proses belajar
adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotor yang terjadi dalam diri siswa sebagai akibat
pengalaman dan latihan. Proses belajar adalah situasi yang
sebenarnya dan bereaksi dengan sungguh-sungguh terhadap
berbagai aspek situasi itu demi tujuan-tujuan yang nyata bagi
pelajar (S. Nasution, 2000:99) 
B. FASE – FASE DALAM BELAJAR
Belajar merupakan aktifitas yang membutuhkan proses, sudah
barang tentu di dalamnya mengalami perubahn-perubahan atau
tahapan-tahapan yang mengarah kepada tingkat kematangan dan
kedewasaan pelajar. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui
fase-fase dimana antara satu dengan lainnya saling berkaitan secara
terpadu.
Menurut Jerome S. Brunner (1985) sebagaimana dikutip oleh
Muhibbin Syah, bahwa dalam proses belajar siswa menempuh tiga
episode atau tiga fase yaitu : Fase informasi (tahap penerimaan
materi), fase transformasi (tahap pengubahan materi), fase evaluasi
(tahap penilaian materi) (Muhibbin Stah, 2000:113)
1)      Fase Informasi
Dalam fase informasi, seorang siswa yang sedang belajar
memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang
dipelajari. Diantara informasi yang diperoleh itu ada yang sama
sekali baru dan berdiri sendiri, adapula yang berfungsi menambah,
2)      Fase Transformasi
Dalam fase transformasi, informasi yang telah
diperoleh itu dianalisis diubah atau
ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak
atau konseptual supaya kelak pada gilirannya
dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas.
Bagi siswa pemula, fase ini akan berlangsung
lebih mudah apabila disertai bimbingan dari guru
yang kompeten.
3)      Fase Evaluasi
Dalam fase evaluasi, seorang siswa akan menilai
sampai sejauh manakah pengetahuan (informasi
yang telah ditransformasikan) dapat dimanfaatkan
Contoh Kasus
Talia seorang gadis cilik duduk dikelas III SD. Ia termasuk
salah seorang dari sejumlah anak dikelasnya yang belum dapat
membaca dengan lancar. Setiap pelajaran membaca, ia menjadi
ketakutan karena setiap membuka mulut, ia ditertawakan oleh
teman-temannya. Gurunya hanya membiarkan saja dan
mengalihkan giliran kepada murid lain. Akibatnya, Talia selalu
ketinggalan dari teman-temannya. Dirumah, Talia selalu
dimarahi karena dalam membaca ia dikalahkan Doli adiknya
yang duduk dikelas II. Pada kasus ini tampaknya lebih banyak
menekankan pada pengaruh lingkungan, ketinggalan Talia
dalam membaca tampaknya lebih banyak disebabkan oleh
“rasa takut” dan tertekan yang ditimbulkan oleh sikap
lingkungan yang tidak mendorong Talia untuk belajar.
Bu Is akan mengajarkan IPA dengan topic pernapasan pada manusia,
dikelas V SD. Ia mempersiapkan media berupa gambar organ
pernapasan dan model organ pernapasan manusia. Ia juga
mempersiapkan LKS tentang nama – nama organ pernapasan manusia.
Sebelum mengajar, Bu Is memberikan persepsi bahwa salah satu cirri
makhluk hidup adalah bernapas. Bu Is juga menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu macam/nama organ pernapasan
manusia dan fungsi masing – masing organ tersebut. Setelah itu, Bu Is
mulai mengajar materi tentang organ pernapasan. Ia menyuruh semua
murid menarik napas untuk membuktikan bahwa manusia bernapas dan
untuk mengetahui dimana letak organ-organ pernapasan tersebut. Bu Is
memasang organ pernapasan manusia dipapan tulis, dan Tanya jawab
tentang nama – nama organ pernapasan manusia. Setelah itu, Bu Is
memberikan LKS sebagai latihan secara berkelompok. Siswa
melaporkan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya. Untuk
menambah pemahaman siswa, Bu Is menunjukkan model organ
pernapasan manusia. Hal ini juga bertujuan membuat siswa lebih tertarik
untuk mengetahui letak dan fungsi organ pernapasan manusia. Sambil
menunjukkan pada model, Bu Is mengadakan Tanya jawab tentang
fungsi masing – masing organ pernapasan pada manusia.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai