Anda di halaman 1dari 11

BAB X

SOSIALISASI POLITIK
.
PENGERTIAN
Sosialisasi secara harfiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti
proses belajar seorang anggota masyarakat untuk menghayati kebudayaan
masyarakat dalam lingkungannya.
Dalam pengertian tersebut terlihat bahwasannya sosialisasi merupakan kegiatan
yang melibatkan proses penyampaian suatu nilai-nilai ataupun kultur kepada
masyarakat.
Sedangkan definisi lengkapnya mengenai sosialisasi menurut Ramlan Surbakti
sosialisasi politik merupakan satu kesatuan metode penyampaian pesan politik,
yang dibagi menjadi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi politik
Sosialisasi politik merupakan bagian dari proses pendidikan politik yang
didalamnya terdapat tujuan untuk membangun bagaimana seharusnya sikap
masyarakat berpartisipasi melalui aktivitas politik dan sistem politik yang ada.
Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell Jr mendefinisikan sosialisasi
politik sebagai ”the process by which political cultures are formad,
maintained, and changed”. Terlihat bahwa definisi tersebut lebih condong
mengatakan bahwa sosialisasi politik merupakan proses pembentukan budaya
politik masyarakat, yang di dalamnya terdapat pengenalan nilai-nilai politik.
Seperti contohnya dalam pendidikan di Indonesia, sedari kecil masyarakat
sudah mengetahui konsep keBhinekaan karena telah diajarkan dan ditanamkan
nilai-nilai pancasila melalui proses sosialisasi politik yang berjalan bersama
masyarakat. Hal tersebut memperlihatkan proses pengenalan serta
pendalaman nilai-nilai politik yang kemudian menjadi orientasi politik
pemahaman peran-peran masyarakat dalam sistem politik yang memiliki sifat
stabil dan berkesinambungan.
Didukung dengan pandangan Dennish Kanavagh yang menyatakan
bahwa sosialisasi politik dan pendidikan politik merupakan suatu usaha
yang dilakukan untuk melestarikan ataupun mengubah budaya politik di
masyarakat. Sejalan dengan pandangan tersebut Kenneth P. Langton
melihat sosialisasi politik sebagai ―political socialization, in the
broadest sense, refers to the way society transmits it’s political culture
from generation to generation”. Pemberian pengetahuan pengalaman
berdasarkan budaya politik yang ingin diteruskan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya, melalui transfer nilai, keyakinan, sikap dan
khususnya perilaku politik.
Melalui aktivitas inilah terjadinya proses pembentukan
pengetahuan serta pemahaman dan budaya yang ingin dilestarikan
ataupun budaya mana yang ingin diubah.
Sosialisasi politik dapat diumpamakan sebagai jembatan
penghubung yang mentransfer nilai-nilai keyakinan politik dan
budaya politik kepada generasi penerus.
Sosialisasi politik dinilai sebagai suatu cara untuk membentuk insan-
insan dalam memahami serta menyadari status dan kedudukannya
secara politik dalam kehidupan bermasyarakat.
Sosialisasi politik memuat hal-hal penting yang berhubungan dengan
proses dan tujuan yang diinginkan dalam perjalanan politik di suatu
negara, dengan demikian sosialisasi politik mempunyai hubungan yang
erat dengan transmisi pemberian pengetahuan mengenai nilai-nilai, sikap
politik, kepercayaan politik serta harapan politik.
Melalui beberapa penjelasan pengertian sosialisasi politik, dapat
disimpulkan bahwa sosialisasi politik adalah upaya edukatif baik disengaja
ataupun tidak disengaja, yang dipergunakan untuk membentuk individu
yang sadar akan politik.
Sehingga masyarakat mampu menjadi pelaku politik yang partisipan dan
bertanggung jawab dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Agen-Agen Sosialisasi Politik
Salah satu elemen terpenting dalam sosialisasi politik adalah peranan
agen atau aktor yang menyelenggarakan sosialisasi politik. Agen
sosialisasi politik adalah pihak-pihak yang sangat berperan dalam
memberikan pengetahuan mengenai segala aspek politik seperti nilai
dan norma yang berindikasi pelajaran dalam berperilaku berlandaskan
pada pengetahuan dan informasi yang didapatkan melalui agen
sosialisasi.
Berikut adalah agen-agen sosialisasi politik yang ada dalam
masyarakat.
1. Keluarga
Keluarga sebagai agen sosialisasi pertama yang berinteraksi sedari kecil untuk
membentuk suatu kepribadian seseorang, keluarga berperan sangat besar dalam
membentuk kepribadian yang berkepemimpinan, serta cara berinteraksi dengan
orang lain. Pengaruh yang diberikan melalui keluarga terhadap individu sangatlah
besar dalam pembentukan sikap dan melakukan interaksi politik dengan aktif.
2. Sekolah
Tidak dapat dipungkiri bahwa Sekolah adalah agen sosialisasi pendidikan politik
yang memiliki kontribusi besar dalam menyempurnakan sosialisasi awal yang
diperoleh sebelumnya dari keluarga. Kurikulum serta peran guru dengan gaya
kepemimpinannya berpengaruh pada pembentukan sikap ataupun pandangan
murid mengenai pengetahuan akan ilmu sosial, ekonomi dan politik.
3. Kelompok Pergaulan
Kelompok pergaulan sebagai agen yang memiliki ikatan yang erat dengan tiap individu
mampu untuk memberikan motivasi agar aktif dalam bidang politik, kelompok ini memiliki
sifat tidak formal sehingga mudah untuk menyesuaikan pendapat dan pandangan masing-
masing. Interaksi antar teman seperti memberikan motivasi untuk aktif dalam aktivitas
politik menjadi salah satu dorongan untuk mengembangkan partisipasi masyarakat. Teman
sebaya menjadi kelompok rujukan dalam mengembangkan sikap maupun perilaku
termasuk dalam bidang politik.
4. Media Massa
Sebagai masyarakat yang modern media massa menjadi makanan setiap harinya, media
komunikasi yang sangat beragam seperti elektronik handphone, radio, internet
menyediakan berbagai bentuk informasi dan pendidikan politik yang intens diberikan
kepada masyarakat. Seperti contohnya penyiaran berita mengenai aktivitas politik seperti
diskusi politik dan berita situasi negara merupakan salah satu bentuk dari peranan media
massa dalam menjadi agen sosialisasi.
5. Kontak-Kontak Politik Langsung
Segala kegiatan yang berhubungan dengan kontak politik secara
langsung. Aktifitas yang disadari atau tidak disadari yang
menyebabkan seseorang mengalami proses sosialisasi politik.
Seperti contohnya ketika para calon legislatif mengalami banyak
peristiwa politis yang menghadapkan dirinya dengan kondisi atau
kultur politik ketika berhubungan atau berinteraksi secara langsung
dengan aktivis partai lainnya.
Uraian mengenai peranan agen sosialisasi yang telah dijelaskan sebelumnya,
menunjukkan bahwasannya proses sosialisasi politik yang dijalani tiap
individu, merupakan proses yang kompleks dan bukan proses yang sederhana.
Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya
agen sosialisasi sebagai pihak yang mentransfer materi sosialisasi, dengan
menggunakan metode maupun cara pemberian materi yang berbeda satu
sama lain.
Mulai dari konten pembahasan, cara ataupun metode penyampaian materi,
serta kualitas materi. Meskipun materi yang disampaikan pada masyarakat itu
sama, tetapi hasilnya akan berbeda. Karena terdapat proses penyampaian
yang berbeda dan peranan setiap agen yang menyampaikan sosialisasi dengan
beragam.

Anda mungkin juga menyukai