0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan23 halaman
Temuan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotic profilaksis secara terus menerus dan intermiten dapat mengurangi eksaserbasi pada pasien PPOK. Antibiotik makrolida yang diberikan 3 kali seminggu terbukti efektif dibandingkan pemberian harian atau pulsed regimen. NICE merekomendasikan pemberian antibiotic hanya bila ada gejala infeksi bakteri untuk mencegah overuse antibiotik pada PPOK.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotic profilaksis secara terus menerus dan intermiten dapat mengurangi eksaserbasi pada pasien PPOK. Antibiotik makrolida yang diberikan 3 kali seminggu terbukti efektif dibandingkan pemberian harian atau pulsed regimen. NICE merekomendasikan pemberian antibiotic hanya bila ada gejala infeksi bakteri untuk mencegah overuse antibiotik pada PPOK.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan antibiotic profilaksis secara terus menerus dan intermiten dapat mengurangi eksaserbasi pada pasien PPOK. Antibiotik makrolida yang diberikan 3 kali seminggu terbukti efektif dibandingkan pemberian harian atau pulsed regimen. NICE merekomendasikan pemberian antibiotic hanya bila ada gejala infeksi bakteri untuk mencegah overuse antibiotik pada PPOK.
1 Treatment Of Stable Copd: Pharmacological Treatment (GOLD, 2021) Pharmacological therapies can reduce symptoms, and the risk and severity of exacerbations, as well as improve thehealth status and exercise tolerance of patients with COPD.
GOLD. 2021. Pocket Guide To Copd Diagnosis,
Management, and Prevention : A Guide for Health Care Professionals. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease Follow-up pharmacological management • The need to treat primarily dyspnea/exercise limitation or prevent exacerbations further should be evaluated. If a change in treatment is considered necessary then select the corresponding algorithm for dyspnea or exacerbations; • the exacerbation algorithm should also be used for patients who require a change in treatment for both dyspnea and exacerbations. • Identify which box corresponds to the patient’s the current treatment. GOLD, 2021 2 Huckle, A. W., Fairclough, L. C., & Todd, I. (2018). Prophylactic antibiotic use in COPD and the potential anti-inflammatory activities of antibiotics. Respiratory care, 63(5), 609-619. 3 NICE. 2018. Guideline : Chronic obstructive pulmonary disease (acute exacerbation): antimicrobial prescribing. National Institue for Health and Care Excellence, England 4 • Latar Belakang dan Tujuan : Untuk menentukan management terapi pengobatan dan penggunaan antibiotic profilaksis pada pasien PPOK untuk mengurangi frekuensi eksaserbasi dan meningkatkan kualitas hidup pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). • Prosedur dan Metode Penelitian : Melakukan uji coba terkontrol secara acak pada pasien menggunakan metode Cochrane standar yang terdafar pada Daftar Percobaan Group Cochrane Airways dan bibliografi studi yang relevan. • Memasukkan 14 studi yang melibatkan 3932 peserta pada tahun 2001- 2015. • 9 penelitian : antibiotic makrolida • 2 penelitian : profilaksis antibiotic intermiten (3x dalam seminggu) • 2 penelitian : pulsed antibiotic regimens misalnya( 5 hari setiap 8 minggu) • 1 penelitian : 1 intermiten dan 1 : pulsed antibiotic regimens : (azitromisin, eritromisin, klaritromisin, doksisilin, roksitromisin, dan moksifloksasin. Ringkasan Temuan Hasil Penelitian
• Penggunaan antibiotic profilaksis terus menerus dan intermiten
menghasilkan manfaat klinis yang signifikan dalam mengurangi eksaserbasi pada PPOK pasien. Antibiotik makrolida tercatat bermanfaat untuk penggunaan yang diresepkan setidaknya 3x seminggu. Dampak dari pulsed antibiotic regimens tidak dapat dipastikan dan membutuhkan penelitian lebih lanjut. • Antibiotik yang diberikan 3x seminggu lebih efektif daripada pemberian antibiotic setiap hari diikuti dengan istirahat beberapa minggu / pulsed antibiotic regimens. 5 • Antibiotik hanya boleh dimulai/dilanjutkan pada pasien dengan gejala infeksi bakteri meliputi : 1. Peningkatan dispnea, peningkatan purulensi sputum, dan peningkatan volume sputum, atau 2. Dukungan ventilator (infasif atau non-infasif)
• Untuk membantu dalam menentukan apakah antibiotic diperlukan dalam
terapi atau dalam menentukan durasi pengobatan dapatdengan memantau procalcitonin (PCT). • Pasien dengan PCT < 0,1 ng/mL tidak mendapatkan manfaat dari terapi antibiotic, akan tetapi putusan pemberian antibiotic secara individual dapat berdasarkan factor klinis dan keparahan penyakit. • Antibiotik yang direkomendasikan oleh pedoman GOLD termasuk agen seperti: amoksisilin/klauvulanat, azitromizin atau doksisiklin, kecuali diperlukan cakupan organisme yang lebih resisten berdasarkan factor klinis. • Pada pasien dengan penggunaan antibiotic selama 30 hari terakhir atau berulang harus dikonsultasikan dan dipertimbangkan. • FEV 1 = Volume ekspirasi paksa dalam 1 detik.