Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 6

• ARIFANDI
• DIANA AGNES
• IZUL HUDA
• MUTHIARA ANDINI
ADHD
DEFINISI

1. ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity


disorder, (Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity =
hiperaktif, dan Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia,
ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif (Indira,
2017)
2. Pengertian ADHD (attention deficit hyperactivity) atau gangguan
pemusatan perhatian/hiperaktivitas adalah salah satu gangguan
kesehatan mental yang paling umum pada masa kanak-kanak, mengenai
7% hingga 10% semua anak, dan hingga 5% orang dewasa (Vessey &
Wilkinson, 2008). ADHD ditandai dengan tidak perhatian, impulsivitas,
mudah terdistraksi, dan hiperaktivitas. terdapat tiga subtipe ADHD
yaitu, h.iperaktif-impulsif, tidak penuh perhatian, dan kombinasi.
ETIOLOGI

Etiologi dari ADHD memang belum jelas diketahui. Faktor neurobiologi diduga
salah satu faktor yang cukup kuat untuk timbulnya gangguan ini. Pemaparan zat
toksik prenatal, prematuritas, dan mekanisme kelahiran yang mengganggu sistem
saraf diperkirakan berhubungan dengan gangguan ini (Franke et al., 2017). Faktor
psikososial juga diduga memiliki peran pada ADHD. Beberapa faktor yang diduga
berhubungan atau sebagai penyebab ADHD antara lain :
● Faktor Genetik, riset yang dilakukan pada anak kembar dan anak adopsi,
menunjukkan tingkat heritabilitas antara 60%-90% (Faraone and Larsson, 2018).
● Faktor Lingkungan, antara lain adanya riwayat merokok, penggunaan alkohol,
penggunaan obat-obatan atau anemia selama kehamilan, dan kelahiran anak yang
prematur (Waldie et al., 2017), zat aditif pada makanan (Schneider-Momm et al.,
2018), serta intoksikasi logam berat timbal (Daneshparvar et al., 2016).
PATOFISIOLOGI
Penyebab ADHD dipahami sebagai disregulasi neurotransmiter tertentu di dalam
otak yang membuat seseorang lebih sulit untuk memiliki atau mengatur
stimulus internal dan eksternal. Beberapa neurotransmiter, termasuk dopamin
dan norepinefrin, memengaruhi produksi, pemakaian, pengaturan neuro-
transmiter lain serta beberapa struktur otak.
Faktor-faktor yang mungkin berperan dalam terjadinya ADHD, yaitu:
1. Faktor Genetik
2. Faktor Neurokimiawi
3. Cedera Otak
4. Faktor psikososial
KLASIFIKASI
Ciri-ciri ADHD muncul pada masa kanak-kanak awal, bersifat menahun, dan tidak
diakibatkan oleh kelainan fisik yang lain, mental, maupun emosional. Ciri utama
individu dengan gangguan pemusatan perhatian meliputi: gangguan pemusatan
perhatian (inattention), gangguan pengendalian diri (impulsivity), dan gangguan
dengan aktivitas yang berlebihan (hiperactivity). Terdapat 3 subtipe ADHD,
yaitu:
Predominan hiperaktif-impulsif (ADHD/ HI): Simtom terbanyak (≥6) ialah kategori
hiperaktif-impulsif; <6 simtom inatensi.
Predominan inatensi: Simtom terbanyak (≥6) ialah kategori inatensi dan <6 simptom
dari hiperaktif-impulsif. Anak dengan subtipe ini kurang berperan atau
mempunyai kesulitan bersama dengan anak lain. Mereka duduk tenang, tetapi
tidak memberikan perhatian kepada apa yang dilakukan. Orang tua mungkin tidak
memperhatikan simtom ADHD
Kombinasi hiperaktif-impulsif dan inatensi: ≥6 simtom inatensi dan ≥6 simtom
hiperaktif-impulsif.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis ADHD ditengarai merupakan gangguan dari inefisiensi
“tuning” neurotransmitter dopamin dan norepinefrin di cortex prefrontal
(Stahl,2013). Gangguan neurokimiawi pada ADHD tidak sesederhana
hipotesa bahwa telah terjadi kekurangan neurotransmiter dopamin (DA)
dan norepinefrin (NE) di celah sinaps. Faktanya, pemberian obat agonis
dopamin tidak meredakan gejala ADHD. Hiperaktivitas dan hipoaktivitas
dari sistem katekolamin diduga menyebabkan munculnya serangkaian
gejala pada ADHD. Pada kondisi hipoaktif, rilis DA dan NE yang
berkurang menyebabkan insufisiensi aktivasi pada reseptor pasca sinaps.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada anak dengan ADHD
antara lain:
● Pemeriksaan tiroid: dapat menunjukkan gangguan hipertiroid atau
hipotiroid yang memberatkan masalah.
● Tes neurologist (misalnya EEG, CT scan) menentukan adanya
gangguan otak organik.
● Tes psikologis sesuai indikasi: menyingkirkan adanya gangguan
ansietas, mengidentifikasi bawaan, anak tidak mau belajar dan
mengkaji responsivitas sosial dan perkembangan bahasa.
● Pemeriksaan diagnostik individual bergantung pada adanya gejala
fisik (misalnya: ruam, penyakit saluran pernapasan atas, atau gejala
alergi lain).
PENATALAKSANAAN

ADHD merupakan gangguan yang bersifat heterogen dengan manifestasi klinis


beragam. Sampai saat ini belum ada satu jenis terapi yang dapat diakui untuk
menyembuhkan anak dengan ADHD secara total. Berdasarkan National
Institute of Mental Health, serta organisasi profesi lainnya di dunia seperti
American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), penanganan
anak dengan ADHD dilakukan dengan pendekatan komprehensif berdasarkan
prinsip pendekatan yang multidisiplin dan multimodal.
Tujuan utama penanganan anak dengan ADHD ialah:
● Memperbaiki pola perilaku dan sikap anak dalam menjalankan fungsinya
sehari-hari terutama dengan memperbaiki fungsi pengendalian diri.
● Memperbaiki pola adaptasi dan penyesuaian sosial anak sehingga terbentuk
kemampuan adaptasi yang lebih baik dan matang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
Next..
● Berdasarkan prinsip pendekatan yang multidisiplin dan
multimodal ini maka terapi yang diberikan dapat berupa obat,
diet, latihan, terapi perilaku, terapi kognitif dan latihan
keterampilan sosial; juga psikoedukasi kepada orang tua,
pengasuh serta guru yang sehari-hari berhadapan dengan anak
tersebut.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
○ Identitas Klien:
ADHD lebih banyak terjadi pada anak usia 3 tahun dan laki-laki 4 kali lebih sering mengalami ADHD daripada perempuan
○ Keluhan utama:
Biasanya keluarga mengatakan bahwa anak tidak bisa diam, tangan atau kakinya bergerak terus
○ Riwayat penyakit sekarang:
Orang tua atau pengasuh melihat tanda-tanda awal dari ADHD:
1. Anak tidak bisa duduk tenang
2. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
3. Perubahan suasana hati yang mendadak/implusive
○ Riwayat penyakit sebelumnya:
Tanyakan kepada keluarga apakah anak dulu pernah mengalami cedera otak
○ Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan kepada keluarga apakah ada faktor genetic yang diduga sebagai penyebab dari gangguan hiperaktivitas pada anak.
○ Riwayat psiko, sosio, dan spiritual :
A n a k m e n g a l a m i h a m b a t a n d a l a m b e r m a i n d e n g a n t e m a n d a n m e m b i n a hubungan dengan teman sebaya nya karena
hiperaktivitas dan impulsivitas
○ Riwayat tumbuh kembang :
Prenatal : Ditanyakan apakah ibu ada masalah asupan alcohol atau obat-obatan selama kehamilan
natal : Ditanyakan kepada ibu apakah ada penyulit selama persalinan. lahir  premature, berat badan lahir rendah (BBLR)
Postnatal : Ditanyakan apakah setelah lahir langsung diberikan imunisasi apa tidak. 
○ Riwayat imunisasi:
Tanyakan pada keluarga apakah anak mendapat imunisasi lengkap.
● Usia <7 hari anak mendapat imunisasi hepatitis B
● Usia 1 bulan anak mendapat imunisasi BCG dan polio 1
● Usia anak 2 anak mendapat imunisasi DPT/HB 1 dan polio 2
● Usia 3 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB 2 dan polio 3
● Usia 4 bulan anak mendapat imunisasi DPT/HB 3 dan polio 4
● Usia 9 bulan anak mendapat imunisasi campak
○ Pemeriksaan fisik
Perlu observasi yang baik terhadap perilaku penderita ADHD karena pada penderita ADHD menunjukkan gejala yang sedikit
pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi : tanda vital, tinggi badan, berat badan, tekanan darah dan
nadi. Pemeriksaan fisik umum termasuk penglihatan, pendengaran dan neurologis. Tidak ada pemeriksaan fisik dan
laboratorium yang spesifik untuk ADHD. Pemeriksaan fisik yang dilakukan secara seksama, mungkin dapat membantu dalam
menegakkan diagnosa, dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain.
○ Activity daily living (ADL):
1. Nutrisi: anak nafsu makan berkurang (anoreksia)
2. Aktivitas: anak sulit untuk diam dan terus bergerak tanpa tujuan
3. Eliminasi: anak tidak mengalami gangguan dalam eliminasi
4. Istirahat tidur: anak mengalami gangguan pola tidur
5. Personal higiane: anak kurang memperhatikan kebersihan dirinya dan sulit diatur
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku implusive
2. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kelainan fungsi dari
system keluarga dan perkembangan ego yang terhambat, serta penganiayaan
dan pengabaian anak
3. Ansietas berhubungan dengan cemas berlebihan, ancaman konsep diri, rasa
takut terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubunganantara
orang tua dan anak yang tidak memuaskan.
4. Stres berlebihan berhubungan dengan stres berlebihan
5. Kontrol emosi labil berhubungan dengan emosi tidak sesuai dengan faktor
pencetus, gangguan emosi, gangguan mood
6. Keletihan berhubungan dengan gangguan konsentrasi, tidak mampu
mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat yang biasanya, peningkatan
kelelahan fisik.
7. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kesulitan jatuh tertidur,
kewaspadaan berlebihan
INTERVENSI
THANKYO
U

Anda mungkin juga menyukai