Anda di halaman 1dari 14

Gangguan Eliminasi

Urine
Kelompok 9 :

1. ITA LESTARI 202107001

2. MITA AGUSTINA 202107023

3. DIYAH FRANSISKA DEWI 202107024

4. DEVI RATNASARI 202107087


Definisi
Eliminasi urin normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai
hasil filtrasi dari plasma darah di glomerulus. Dari 180 liter darah
yang masuk ke ginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang
dapat berupa urin. Sebagian besar hasil filtrasi akan diserap
kembali di tubulus ginjal untuk dimanfaatkan oleh tubuh (Tarwoto
& Wartonah, 2010).
Gangguan Eliminasi Urine adalah keadaan dimana seorang
individu mengalami atau beresiko mengalami disfungsi eliminasi
urine.
Penyebab

a) Intake cairan,
 Jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi output urine atau miksi.

a) Aktivitas
 Aktivitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot.
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang
baik untuk tonus sfingter internal dan eksternal.
Faktor yang Mempengaruhi Gangguan
Eliminasi Urine

1. Respon keinginan awal untuk berkemih atau miksi.


2. Gaya hidup.
3. Stress psikologi.
4. Tingkat perkembangan.
5. kondisi patologis.
6. obat- obatan
Masalah-masalah pada Gangguan Eliminasi

1. Retensi, yaitu adanya penumpukan urine didalam kandung kemih dan


ketidak sanggupan kandung kemih untuk mengosongkan diri.

2. Inkontinensi urine, yaitu ketidaksanggupan sementara atau permanen


otot sfingter eksterna untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung
kemih.

3. Enuresis, Sering terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi pada malam


hari (nocturnal enuresis), dapat terjadi satu kali atau lebih dalam semalam.
4. Urgency, adalah perasaan seseorang untuk berkemih.

5. Dysuria, adanya rasa sakit atau kesulitan dalam berkemih.

6. Polyuria, Produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal,


seperti 2.500 ml/hari, tanpa adanya peningkatan intake cairan.

7. Urinari suppresi, adalah berhenti mendadak produksi urine


Intervensi menurut SIKI :
Manajemen Eliminasi Urine
Mengidentifikasi dan mengelola gangguan pola eliminasi urine

Tindakan

Observasi

 (O) Identifikasi tanda dan gejala retensi urine atau inkontinesia urine

Rasional : Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada pasien

 (O) Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi urine atau inkontinensia

Rasional : Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada pasien

 (O) Monitor eliminasi urine (mis. Frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna)

Rasional : Mengetahui karakteristik dari urin


Terapeutik

 (T) catat waktu-wktu dan haluaran berkemih

Rasional : Mengetahui jadwal waktu berkemih pasien

 (T) Batasi asupan cairan, jika perlu

Rasional : Untuk menghindari kelebihan cairan pada pasien

 (T) Ambil sampel urine tengah (minstream) atau kultur

Rasional : Mengetahui infeksi yang terjadi pada saluran kemih pasien


Edukasi  (E) Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot

 (E) Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih panggul/berkemihan

Rasional : Menguatkan otot dasar pelvis


Rasional : Memberikan informasi kepada pasien terkait masalah yang

dialami pasien
 (E) Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
 (E) Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
Rasional : Membantu mencegah adanya komplikasi
Rasional : Untuk mengetahui status keseimbangan cairan tubuh
 (E) Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
pasien
 (E) Ajarkan mengambil spesimen urine minstream Rasional : Untuk menghindari inkontinensia urin pada
malam hari
Rasional : Agar pasien bisa mengambil spesiemen urine dengan benar
 
 (E) Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk
Kolaborasi
berkemih
 (K) Kolaborasi pemberian obat dan kateterisasi
Rasional : Mengetahui jadwal berkemih pasien
Rasional : Mengatasi faktor penyebab
Kritisi jurnal

 Jurnal 1 berjudul “Pemenuhan kebutuhan eliminasi pada


inkontinesia urine dengan kegel exercise di UPT pelayanan
anita lanjut usia Binjai”

 Jurnal 2 berjudul “Teknik relaksasi pernapasan terhadap


frekuensi berkemih pada lansia”
Pembahasan

Dari jurnal 1 dan jurnal 2 terdapat implementasi dari beberapa intervensi yang
terdapat pada SIKI, yaitu :

1. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul/berkemihan

2. Monitor eliminasi urine (mis. Frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna).

3. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih,

4. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi.

5. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur.


Namun pada kedua jurnal tersebut lebih fokus meneliti pada
intervensi mengajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul/berkemihan. Untuk mengetahui apakah senam kegel dan
Teknik relaksasi pernapasan dapat mengurangi gangguan eliminasi
urine.
KESIMPULAN

Dari makalah yang kelompok kami tulis, diharapkan perawat


dapat melaksanakan implementasi sesuai dengan intervensi yang
sudah disusun berdasarkan buku yang sudah dibuat sesuai dengan
SOP khususnya pada pasien ganguan eliminasi urine. Dapat
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai