Anda di halaman 1dari 15

Teori Elit

Preambule

 Generasi awal setelah berakhirnya Perang Dunia I


 Diperuntukkan untuk Eropa Barat dan Tengah sebagaikritik terhadap
demokrasi dan sosialisme
 Diserap oleh ilmuan Amerika untuk menjelaskan proses-proses politik
di negara yang bersifat demokratis
 Teori Elit bersandar pada kenyataan bahwa masyarakat terbagi
menjadi 2 :
1. Sekelompok kecil manusia yang berkemampuan dan sejatinya bisa
menduduki posisi untuk memerintah
2. Sejumlah besar massa yang ditakdirkan untuk diperintah
Lanjutan. . .

 Konsep Dasar bahwa di dalam kelompok penguasa (the rulling class), selain
ada elit yang berkuasa (the rulling elite), ada elit tandingan yang mampu
meraih kekuasaan jika elita yang berkuasa kehilangan kemampuan untuk
memerintah
 Lahir dari diskusi para ilmuwan sosial Amerika tahun 1950-an, Schumpeter
(ekonom), Lasswell (ilmuwan Politik), dan C. Wright Mills (Sosiolog),
yang mencoba melacak tulisan pemikir Eropa pada masa awal munculnya
Fasisme, seperti Vilfredo Pareto & Gaetano Mosca (Italia), Robert Michels
(Jerman keturunan Swiss) dan Jose Ortega Y. Gasset (Spanyol)
Lanjutan. . .

 individu2 yang berhasil memiliki bagian terbanyak dari nilai-nilai


(values) dikarenakan kecakapannya, serta sifat2 kepribadian mereka;
dan karena kelebihan tersebut maka mereka terlibat aktif dalam proses
pengambilan keputusan; (Harold D. Laswell)

 Elite adalah individu2 yang menduduki posisi puncak dalam institusi2


ekonomi, politik dan militer (C. Wright Mills)
Teori Elit Klasik Menurut
Putnam
 Kekuasaan politik didistribusikan secara tidak merata;
 Pada hakekatnya, manusia dikelompokkan ke dalam 2 kelompok
yaitu kelompok yang memiliki kekuasaan politik penting, dan
kelompok yang tidak memiliki;
 Secara internal, elit mempunyai sifat : homogen, bersatu padu, dan
memiliki kesadaran kelompok;
 Elit pd umumnya berasal dari lapisan masyarakat yang sangat terbatas
dan mengatur sendiri kelangsungan hidupnya;
 Kelompok elit pada dasarnya bersifat otonom;

Tokoh2nya :
 Gaetano Mosca, Vilfredo Pareto dan Robert Michels
Teori Elit Menurut Pareto
 Pencetus konsep pergantian (sirkulasi) elit.

 Ada dua jenis pergantian elit, yaitu ; (1) diantara kelompok-


kelompok elit yang memerintah itu sendiri; dan (2) diantara elit
dengan penduduk lainnya.

 Maksud point kedua adalah pemasukan dari : (a) individu-


individu dari lapisan yang berbeda ke dalam kelompok elit
yang sudah ada, dan / atau (b) individu-individu dari lapisan
bawah yang membentuk kelompok elit baru dan masuk ke
dalam suatu kancah perebutan kekuasaan dengan elit yang
sudah ada
Lanjutan. . .
 Memunculkan konsep RESIDU
Teori Elit Menurut Mosca
 Menolak bentuk pemerintahan Monarki, Aristokrasi, dan Demokrasi
yang telah dipakai sejak era Aristoteles
 Menegaskan satu bentuk pemerintahan, yaitu Oligarki.
 Dalam setiap masyarakat akan terdapat dua kelas penduduk, yaitu satu
kelas yang berkuasa (the rulling class) dan satu kelas yang dikuasai (the
rulled class)
 Terdapat dua kelas, yaitu ; (1) kelas yang memerintah -> jumlahnya
lebih sedikit, memegang semua fungsi politik, monopoli kekuasaan, dan
menikmati keuntungan yang di dapat dari kekuasaan; (2) kelas yang
diperintah -> jumlahnya lebih besar, diatur dan dikontrol oleh pemegang
kekuasaan, dan aspirasi terwakili oleh kelompok pemegang kekuasaan.
 Percaya dengan teori pergantian elit
 Karakteristik pembeda antara elit dan non elit adalah kecakapan untuk
memimpin dan menjalankan control politik
Lanjutan. . .

 Mosca berkeyakinan bahwa elit yang berkuasa tidak lagi


mampu memberikan layanan-layanan yang diperlukan oleh
massa (citizen)
 Layanan yang diberikan dianggap tidak bernilai, atau muncul
agama atau kepercayaan baru, atau terjadi perubahan pada
kekuatan-kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat (tidak
bisa dihindari)
 Elit pemerintah secara bertahap dalam sistem politik agar dapat
menyesuaikan dengan perubahan jaman yang dikehendaki oleh
masyarakat
 Masyarakat yang dinamis dan berubah melalui persuasi
Teori Elit Menurut Michels
 Iron law of Oligarchy atau hokum besi Oligarki
 Konsep fikiran masyarakat yang bersifat apatis, malas dan berjiwa
budak, dan tidak mampu memerintah diri sendiri
 Sekali seorang manusia mencapai puncak kekuasaan, maka tak ada
sesuatu yang dapat menjatuhkan
 Jika hokum telah dilangkahi untuk mengawasi penguasa, maka hokum
akan bersifat melemah, bukan pada sosok pemimpin
 Revolusi akan terjadi, tetapi akan muncul sebuah tirani-tirani baru
Harold D. Laswell menyebutkan bahwa nilai-nilai yang
menjadi dasar stratifikasi elit antara lain :

 Kekuasaan (politik) ;
 Kekayaan (ekonomi);
 Kehormatan (sosial/budaya);
 Pengetahuan (ilmu);

Elit yang paling unggul adalah elit yang mempunyai kekuasaan politik
karena kekuasaan politik dapat menghasilkan keputusan-keputusan
yang wujudnya secara formal paling otoritatif diantara nilai-nilai lain
yang ada dalam masyarakat.
Stratifikasi Politik

Governing Elite

Elite
Non Governing
The Rulling Elite
Class

(Massa)
Non-Elite
The Rulled Class

Konsepsi Konsepsi
Gaetano Mosca Vilfredo Pareto
Stratifikasi Politik 1

Governing Political Class Political


Class
The Ruling Class
Opposition Political Class

The Ruled Class

Konsepsi
Guido Dorso
Stratifikasi Politik 2
Kel.Pembuat Keput. 1
Kaum Berpengaruh
2
Aktivis 3

Publik peminat politik


1
4

5
Kaum Pemilih

6 Non Partisipan

Konsepsi Robert D Putnam


Konsepsi Putnam ttg Stratifikasi Politik
Dasar Stratifikasi Aktivitas dan partisipasi orang dalam kehidupan
politik
Asumsi Dasar Tidak sama untuk semua masy.
Tidak sama untuk satu kurun waktu
Kelompok pembuat Orang-orang yang menduduki jabatan resmi
keputusan utama
Kaum berpengaruh Birokrat tingkat tinggi, tuan tanah, bankir,
industrialis, pemimpin kelompok kepentingan

Aktivis Anggota parpol dan birokrat tingkat menengah

Publik peminat politik Orang-orang yang berminat politik

Kaum pemilih Sebagian besar masyarakat yang peduli politik


pada saat pemilu
Non partisipan Masyarakat obyek politik

Anda mungkin juga menyukai