Kelas: X MIPA 1 Pengertian Wakaf Pengertian wakaf secara bahasa (lughowi) adalah menahan. Secara istilah, wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum tanpa mengurangi nilai harta. Wakaf bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Berbeda dengan sedekah, pahala wakaf jauh lebih besar lantaran manfaatnya dirasakan oleh banyak orang dan sifatnya kekal. Pahala wakaf akan terus mengalir meskipun wakifnya telah meninggal dunia. Macam Macam Wakaf Wakaf dibagi menjadi 4 macam yaitu: Wakaf berdasHP,kan peruntukan Berdasarkan peruntukan, terdapat 2 wakaf yang mesti diketahui, yakni wakaf ahli dan Khairi. Wakaf ahli sendiri adalah wakaf yang tujuannya diperuntukan untuk kepentingan dan jaminan sosial dalam lingkungan kerabat sendiri dan keluarga. Sedangkan wakaf Khairi adalah wakaf yang dilakukan untuk kepentingan agama atau kemasyarakatan (kebajikan umum). . Wakaf berdasarkan jenis harta Wakaf berdasarkan jenis harta dibagi ke dalam 3 kelompok, yakni benda tidak bergerak, benda bergerak selain uang, dan benda bergerak berupa uang. Benda tidak bergerak: Hak atas tanah: hak milik strata title, HGB/HGU/HP, Bangunan/bagian bangunan/satuan rumah susun, Tanaman dan benda yang berhubungan dengan tanah, dan benda tidak bergerak lainnya. Benda bergerak selain uang: Benda yang dapat berpindah,benda yang bisa dihabiskan dan yang tidak, air dan bahan bakar minyak, benda bergerak karena sifatnya yang bisa diwakafkan, surat berharga, hak atas kekayaan intelektual; dan hak atas benda bergerak lainnya. Benda bergerak berupa uang Wakaf tunai dan Cash waqf. Hukum Wakaf Wakaf hukumnya adalah amalan sunnah yang dianjurkan. Hal itu berdasarkan firman Allah SWT dalam Al Quran surat Yasin ayat 12 yang berbunyi: ص ْي ٰنهُ فِ ْٓي اِ َم ٍام ُّمبِ ْي ٍن َ َب َما قَ َّد ُم ْوا َو ٰاث ْ ار ُه ۗ ْم َو ُك َّل ش َ َي ٍء اَ ْح ُ ُاِنَّا نَ ْحنُ نُ ْح ِي ا ْل َم ْو ٰتى َونَ ْكت
Latin: innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai`in
aḥṣaināhu fī imāmim mubīn. Artinya: Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh). Dari ayat di atas, Syaikh Prof Dr Khalid bin Ali Al-Musyaiqih berkata, “Di antara bekas yang ditinggalkan oleh orang yang telah wafat adalah wakaf.” Rukun Dan Syarat Wakaf Ada empat rukun dalam berwakaf, yakni orang yang berwakaf (al-waqif), benda yang diwakafkan (al-mauquf), orang yang menerima manfaat waqaf (al-mauquf ‘alaihi), dan terakhir lafadz atau ikrar wakaf (sighah). Syarat wakaf pada orang yang melaksanakannya, benda yang diwakafkan, orang yang menerima, hingga ucapan lafadz berbeda-beda. Adapun seperti di bawah ini -Syarat orang yang berwakaf, yakni memiliki secara penuh harta tersebut, berakal, baligh, dan mampu bertindak secara hukum (rasyid). -Syarat benda yang akan diwakafkan pertama adalah barang berharga, barang yang diketahui jumlahnya, dimiliki oleh orang yang berwakaf, dan benda yang berdiri sendiri atau tidak melekat pada harta lain. -Syarat orang yang menerima manfaat wakaf adalah orang Muslim, merdeka, dan kafir zimmi untuk tertentu. Sedangkan, untuk tidak tertentu adalah orang yang menerima harus menjadikan wakaf untuk kebaikan yang dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah. Wakaf hanya ditujukan untuk kepentingan Islam saja. -Syarat wakaf yang terakhir berkaitan dengan isi ucapan. Pertama, ucapan harus menunjukkan kekal (ta’bid). Tidak sah bila ucapan dengan batas tertentu. Kedua, ucapan harus dapat direalisasikan. Lalu ucapan bersifat pasti dan keempat tidak diikuti syarat yang bisa membatalkan. Hikmah Dan Manfaat Wakaf Hikmah Wakaf Menghilangkan sifat tamak dan kikir manusia atas harta yang dimilikinya. Menanamkan kesadaran bahwa di dalam setiap harta benda itu meski telah menjadi milik seseorang secara sah, tetapi masih ada di dalamnya harta agama yang mesti diserahkan sebagaimana halnya juga zakat. Menyadarkan seseorang bahwa kehidupan di akhirat memerlukan persiapan yang cukup . Maka persiapan bekal itu diantaranya adalah harta yang pernah diwakafkan. Dapat menopang dan mengerakan kehidupan sosial kemasyarakatan umat islam, baik aspek ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lainnya. Manfaat Wakaf Pahala yang trus menerus mengalir selama benda yang diwakafkan masih dimanfaatkan walaupun si wakif sudah meninggal dunia Terus-menerusnya manfaat dalam berbagai jenis kebaikan dan tidak terputus dengan sebab berpindahnya kepemilikan. Skema tata cara wakaf 1. Pewakaf Wajib Bertemu Pihak Nadzir (Penerima) Skema tata cara wakaf yang pertama adalah seorang al-wakif harus bertemu pihak nadzir atau si penerima harta wakaf tersebut. Pertemuan ini harus langsung disaksikan oleh Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW), yang merupakan pejabat berwenang dan telah dtunjuk oleh Kementerian Agama. Apabila harta yang ingin diwakafkan tidak menentu jumlahnya, maka pihak penerima tidak diwajibkan hadir. Begitupun sebaliknya, jika benda atau harta yang diwakafkan dapat diukur jumlahnya, maka pihak nadzir wajib mendampingi. 2. Mengucapkan ikrar wakaf Ikrar wakaf biasanya diucapkan oleh seorang wakif dihadapan nadzir. Ini juga merupakan poin penting dalam skema tata cara wakaf. Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 41 tahun 2004, ikrar wakaf adalah pernyataan yang diucapkan oleh seorang wakif baik secara lisan ataupun tulisan kepada nazir dan dihadapan PPAIW serta dua orang lainnya sebagai saksi, ketika dia akan mewakafkan sebagian harta miliknya. Nantinya ikrar wakaf yang sudah diucapkan tersebut akan ditulis kembali dalam Akta Ikrar Wakaf oleh PPAIW. 3. Penyampaian Akta Ikrar Wakaf Kepada Kementerian Agama dan Badan Wakaf Indonesia Setelah membacakan ikrar, skema tata cara wakaf berikutnya adalah pihak PPAIW menyampaikan Akta Ikrar Wakaf tersebut kepada Kementerian Agama dan Badan Wakaf Indonesia (BWI). Nantinya, akta ini akan dimuat dalam register umum wakaf oleh BWI. 4. Menyertakan Dokumen Sah akan Harta yang Ingin Diwakafkan Terakhir, ketika akta sudah dimuat dalam register umum, seorang wakif wajib menyertakan dokumen asli atas harta yang akan diwakafkan. Dokumen yang dimaksud tersebut dalam skema tata cara wakaf ini adalah sertifikat tanah atau surat berharga lainnya. Jangan lupa untuk melengkapi dokumen tersebut dengan identitas diri secara jelas dan lengkap yang telah dilegalisir oleh pejabat berwenang.