Anda di halaman 1dari 18

GASTROSCHISIS

Disusun oleh :
Marni Widyasa (112020057)
 
Pembimbing :
dr. Melvin P Togatorop, Sp.B
Definisi

• Gastroschisis adalah suatu keadaan dimana terjadi keluarnya isi


Abdomen terutama usus secara bebas melalui defek pada dinding
depan Abdomen, dimana seluruh lapisan dinding Abdomen mengalami
fusi namun tidak menutupi seluruh permukaan Abdomen, defek sering
kali di daerah paramedian kanan. Isi Abdomen yang keluar tidak
ditutupi oleh kantung Peritoneum.
Embriologi

• Perkembangan usus pada minggu ke 8 ujung kaudal


bersambung dengan rektum yang berkembang dari kloaka.

• Pada minggu ke 10 usus cepat masuk kembali ke dalam perut.


Kemudian kolon mencapai bentuk sempurna.
Epidemiologi

Sebuah studi oleh Russel et al. tahun 2013, mengamati perubahan


prevalensi gastroschisis selama 11 tahun (1995–2005) pada 15 negara,
didapatkan peningkatan kejadian gastroschisis dari 2.32 per 10.000
menjadi 4.42 per 10.000 kelahiran hidup
Etiologi

 Kehamilan risiko tinggi


 infeksi dan penyakit maternal,
 pengguna obat-obatan terlarang,
 merokok,
 abnormalitas genetik

 Defisiensi asam Folat, hipoksia dan salisilat dapat


mengakibatkan defek dari dinding perut.
 Kelainan Kromosom (herediter)
Patofisiologi

 Involusi abnormal dari dari vena umbillical kanan pada usia


kandungan 4 minggu, yang mengkibatkan dinding abdomen depan
menjadi titik terlemah, dan akan mengalami ruptur.

 Ruptur tersebut disebabkan karena gagalnya pembentukan


umbilical coelom, sehingga usus yang berkembang tidak
mempunyai tempat ekspansi sehingga mengakibatkan ruptur
dinding Abdomen yang paling lemah.
Patofisiologi

 Gastroschisis merupakan hasil dari Omphalocele yang ruptur,


dimana ruptur omphaloceles yang kecil didalam kandungan dan
berubah menjadi Gastroschisis.

 Teori lain mengatakan etiologi Gastroschisis adalah premature


interruption dari A.omphalomesenteric kanan, yang
menyebabkan jejas iskemik pada dinding anterior Abdomen
dimana herniasi (proses keluarnya) isi abdomen terjadi.
Keadaan Klinis

 Defek hampir selalu berukuran kecil (< 5cm), dan berlokalisasi


disebelah kanan dari insersi tali pusat, letak yang disebelah kiri
sangat jarang ditemukan.
 Defek sering kali berlokasi di persambungan antara umbilicus
dan kulit normal, dan tidak ada lapisan kantung yang menutupi
isi Cavum abdomen yang berherniasi.
 Usus biasanya terlihat edematous, menebal, berubah warna,
dan tertutup eksudat.
Gastroschisis
Penatalaksanaan Awal

• Segera taruh pasien dalam lingkungan yang hangat, dan lakukan


Silastic silo
• NGT
• Berikan oksigenasi bila terdapat respiratory distress
• Berikan cairan IV dengan volume 2 ½ sampai 3 kali lebih banyak
• Berikan Antibiotik broad spectrum, dan Vitamin K
Terapi Bedah

 Setelah stabilisasi, maka dilakukan terapi Operatif. Jika Usus yang


keluar (berherniasi) lembut, lunak, dan defek dinding Abdomen
berukuran seperti Gastroschisis yang kecil-sedang, maka primary
closure dapat segera dilakukan.

 Sedangkan apabila tidak memungkinkan, maka dilakukan staged


closure dengan terlebih dahulu dipasang Silastic silo untuk
mereduksi secara gradual isi usus yang keluar.
Terapi Bedah
Silastic silo
Terapi Post Operatif

 Pada kebanyakan kasus, bayi dapat dilepaskan dari ventilator


mekanik dan di ekstubasi dalam 24 jam pertama setelah
perbaikan defek dinding perut

 Semua bayi post-operatif membutuhkan TPN (Total Parenteral


Nutrition) hingga fungsi motilitas usus dapat kembali normal,
biasanya dibutuhkan waktu sekitar 3-4 minggu setelah
penutupan defek
Komplikasi

• IUGR (38-77%) dikarenakan kehilangan nutrisi sekunder yang


disebabkan terpaparnya usus sehingga usus menjadi edema
• 48% bayi dengan Gastroschisis merupakan bayi dengan berat
badan kecil untuk masa kehamilan.
• mudah dehidrasi dan hipotermi, sehingga bayi dengan
Gastroschisis membutuhkan cairan dalam jumlah yang 2 ½
sampai 3 kali lebih banyak dari bayi normal
Prognosis

 Prognosis pada pasien ini juga tergantung dari


permasalahan yang dihadapi, seperti: atresia intestinal, short
bowel syndromes, dan Ileus fungsional, namun dengan
teknologi diagnostik prenatal yang semakin maju, maka
survival ratenya cukup baik, yaitu kurang lebih 72%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai