Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN ASUHAN

KEPERAWATAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI PADA PASIEN
KRITIS

Dosen Pengampuh M.K


Kurniawan Amin S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN. 0905038606
NUTRISI
POKOK
BAHASAN
METABOLISME

BASAL METABOLIC RATE /


BMR

PENGKAJIAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

PERENCANAAN/TINDAKAN
KEPERAWATAN

EVALUASI
Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan
NUTRISI

Substansi
Substansi organik
organik yang
yang
dibutuhkan
dibutuhkan organisme
organisme untuk
untuk
fungsi
fungsi normal
normal dari
dari sistem
sistem
tubuh
tubuh ,, pertumbuhan
pertumbuhan ,,
pemeliharaan
pemeliharaan kesehatan
kesehatan
Bahan Makanan sbg Sumber Energi

4 jenis nutrien utama, yaitu:


1. Makronutrien (karbohidrat, protein, lipid)
menyuplai energi bagi tubuh
2. Vitamin membantu penggunaan makronutrien dan
mempertahankan jaringan tubuh.
3. Mineral mempertahankan homeostasis, dan
4. Air sbg pelarut dalam tubuh, dan sbg alat transport
untuk mendistribusikan nutrien ke jaringan.

faal_metabolisme/ikun/2006 5
Fungsi Makronutrien

 Sumber energi
Energi yang dilepaskan dari ikatan kimia nutrien ialah
ATP, fosfokreatin, dan zat molekul berenergi tinggi.
Energi ini digunakan untuk transport dan kerja
mekanik.
 Sintesis
Makromolekul digunakan untuk mensintesis bahan
dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
pertahanan sel dan jaringan.
 Simpanan
Jika makanan yang kita makan melebihi kebutuhan
tubuh untuk energi dan sintesis, kelebihan nutien
tersebut akan disimpan sebagai glikogen dan lemak.
Simpanan ini menyediakan energi saat puasa.
faal_metabolisme/ikun/2006 6
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NUTRISI
 Perkembangan
 Jenis kelamin
 Suku dan budaya
 Keyakinan terhadap makanan
 Personal preferences
 Agama
 Gaya hidup
 Pengobatan

7
 Status kesehatan
 Adiksi
 Advertising
 Faktor psikologis

8
Food Guide Pyramid

Figure 24.1
M
ET
AB
O LI
S M
E

Keseluruhan
Keseluruhan reaksi
reaksi yang
yang
terjadi
terjadi di
di dalam
dalam sel,
sel,
meliputi
meliputi proses
proses
penguraian
penguraian dandan sintesis
sintesis
molekul
molekul kimia
kimia yang
yang
menghasilkan
menghasilkan dandan
membutuhkan
membutuhkan panas
panas
(energi)
(energi) serta
serta dikatalisis
dikatalisis
oleh
oleh enzim
enzim
METABOLISME
METABOLISME

Jalur Sintesis (anabolisme/endorgenik)


Jalur Sintesis (anabolisme/endorgenik)
Menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi
Menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi
makromolekul yang lebih kompleks,
makromolekul yang lebih kompleks,
memerlukan energi yang disuplai dari hidrolisis
memerlukan energi yang disuplai dari hidrolisis
ATP
ATP

Jalur Degradatif (kataboisme/eksorgenik)


Memecahkan molekul-molekul kompleks menjadi
molekul yang lebih sederhana, melepaskan energi
yang dibutuhkan untuk mensintesis ATP
Karbohidrat

 Sebagian besar diabsorbsi dalam bentuk glukosa.


 Konsentrasi glukosa plasma paling penting 
karena hanya glukosa yang dapat dimetabolisme
oleh otak.
 Komposisi karbohidrat dalam diet dianjurkan
sebesar 55% dari total kalori.
 Karbohidrat yang kita makan ada 2 jenis, yaitu:
1) available carbohydrat yang dicerna, diabsorbsi,
dan digunakan sebagai sumber energi
2) unavailable carbohydrate yang menyuplai serat.

faal_metabolisme/ikun/2006 12
Glukosa

 Jika kadar glukosa darah dalam batas normal 


sebagian besar jaringan menggunakan glukosa
sebagai sumber energi.
 Kelebihan glukosa akan disimpan sebagai
glikogen. Sintesis glikogen dari glukosa disebut
glikogenesis.

faal_metabolisme/ikun/2006 13
Glukosa
 Simpanan glikogen terbatas sehingga kelebihan
glukosa yang lain diubah menjadi lemak
(lipogenesis).
 Jika kadar glukosa darah turun, tubuh mengubah
glikogen kembali menjadi glukosa (glikogenolisis)

faal_metabolisme/ikun/2006 14
 Dengan menyeimbangkan metabolisme
oksidatif, sintesis glikogen, pemecahan
glikogen, dan sintesis lemak, tubuh
dapat mempertahankan kadar glukosa
darah dalam batas normal.
 Jika homeostasis gagal dan glukosa
darah melebihi kadar kritis (pada
diabetes mellitus), kelebihan glukosa
akan diekskresi dalam urin.
 Ekskresi glukosa dalam urin hanya
terjadi jika ambang ginjal untuk
reabsorbsi glukosa terlampaui.

faal_metabolisme/ikun/2006 15
Protein

 Asam amino dalam tubuh terutama digunakan


untuk sintesis protein. Tetapi, jika asupan
glukosa rendah, asam amino dapat diubah
menjadi glukosa melalui jalur yang disebut
glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa
baru dari prekursor nonkarbohidrat.
 Proporsi protein sebagai sumber energi dalam
diet yang dianjurkan adalah sebesar 15%.

faal_metabolisme/ikun/2006 16
Protein
 Asam amino merupakan sumber utama untuk
glukosa melalui jalur glukoneogenesis, tetapi
gliserol dari trigliserida juga dapat digunakan.
 Glukoneogenesis dan glikogenolisis penting untuk
memback up sumber glukosa pada saat puasa.

faal_metabolisme/ikun/2006 17
Lipid/ Lemak
 Diabsorbsi terutama dalam bentuk asam lemak
dan gliserol.
 Asam lemak  bentuk utama lemak di dalam
darah.
 Asam lemak esensial yang harus disuplai dari
makanan ialah asam linoleat dan asam lenolenat.
 sebagai prekursor untyuk prostaglandin,
tromboksan, dan leukotrien.
 Zat ini dapat digunakan sebagai sumber energi
oleh jaringan dan mudah disimpan sebagai
trigliserida di jaringan adiposa.

faal_metabolisme/ikun/2006 18
Interconversion Pathways of Nutrients
Laju Metabolik Basal
(Basal Metabolic Rate/BMR)
Laju Metabolik Basal (Basal Metabolic Rate/BMR)
ialah energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi fisiologis normal pada saat istirahat.
BMR = kcal/ m2/jam (kilokalori energi yang digunakan
per meter persegi permukaan tubuh per jam)

faal_metabolisme/ikun/2006 20
BMR
Fungsi fisiologis normal tersebut meliputi:
1) lingkungan kimia internal tubuh, yaitu
gradient konsentrasi ion antara intrasel
dan ekstrasel
2) aktivitas elektrokimia sistem saraf
3) aktivitas elektromekanik sistem
sirkulasi
4) pengaturan suhu

faal_metabolisme/ikun/2006 21
Faktor-faktor yg mempengaruhi
BMR

 Makanan
Makanan kaya protein akan lebih
meningkatkan BMR daripada
makanan kaya lipid atau kaya
karbohidrat. Hal ini mungkin
terjadi karena deaminasi asam
amino terjadi relatif cepat.

faal_metabolisme/ikun/2006 22
Faktor-faktor yg mempengaruhi
BMR
 Status hormon tiroid
Hormon tiroid meningkatkan konsumsi
oksigen, sintesis protein, dan degradasi
yang merupakan aktivitas termogenesis.
Peningkatan BMR merupakan hal yang
klasik pada hipertiroid, dan menurun
pada penurunan kadar tiroid

faal_metabolisme/ikun/2006 23
Faktor-faktor yg mempengaruhi
BMR
 Aktivitas saraf simpatis.
Pemberian agonis simpatis  juga
meningkatkan BMR. Sistem saraf
simpatis secara langsung melalui
nervus vagus ke hati mengaktivasi
pembentukan glukosa dari glikogen.
Sehingga aktivitas saraf simpatis
meningkatkan BMR.

faal_metabolisme/ikun/2006 24
Faktor-faktor yg mempengaruhi
BMR
 Latihan
Latihan membutuhkan kalori ekstra dari
makanan. Jika sisa makanan lebih banyak
mengandung energi, maka berat badan
akan meningkat. Jika penggunaan energi
lebih banyak dari yg tersedia dlm
makanan, maka tubuh akan memakai
simpanan lemak yang ada dan mungkin
akan menurunkan berat badan.

faal_metabolisme/ikun/2006 25
Faktor-faktor yg mempengaruhi
BMR
 Umur & faktor lain
BMR seorang anak umumnya lebih tinggi
daripada orang dewasa, krn anak
memerlukan lebih banyak energi selama
masa pertumbuhan. Wanita hamil &
menyusui juga memiliki BMR yang lebih
tunggu.
Demam meningkatkan BMR. Orang yg
berotot memiliki BMR lebih tinggi
daripada orang yg gemuk

faal_metabolisme/ikun/2006 26
NUTRISI PASIEN KRITIS

 Tujuan pemberian dukungan nutrisi pada kondisi


sakit kritis dan sepsis adalah :
 
1. Meminimalkan imbang negatif kalori dan protein
dan kehilangan protein dengan cara menghindari
kondisi starvasi.
2. Mempertahankan fungsi jaringan, khususnya hati,
sistem imun, sistem otot, dan otot-otot pernafasan.
3. Memodifikasi perubahan-perubahan metabolik dan
fungsi metabolik dengan menggunakan substrat
khusus.
Tujuan dukungan nutrisi bagi pasien sakit kritis (The
American Society for Parenteral and Enteral Nutrition)
adalah :

 Menyediakan dukungan nutrisi yang konsisten


dengan kondisi medis pasien dan ketersediaan rute
pemberian nutrisi.
 Mencegah dan mengatasi defisiensi makronutrian
dan mikronutrien.
 Menyediakan dosis nutrien yang sesuai dengan
metabolisme yang telah ada.
 Menghindari komplikasi yang berhubungan
dengan teknik pemberian nutrisi.
 Meningkatkan outcome pasien; mengurangi
morbiditas, mortalitas dan waktu penyembuhan.
 Kebutuhan energi :
 
 Sekalipun kebutuhan energi sebesar 20-25
kcal/kgBB/hari direkomendasikan untuk
pasien-pasien sakit kritis, sejumlah data
menunjukkan bahwa pemberian kalori yang
lebih rendah (tidak melebihi 25
kcal/kgBB/hari) lebih aman untuk pasien-
pasien sakit kritis.
 Pada pasien anak yang sakit kritis, kebutuhan
kalorinya berubah seiring dengan kondisi
klinisnya. Disamping beratnya penyakit dan
derajat stress, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pengeluaran energi antara lain
menangis, pengambilan darah, terapi fisik, dan
pengisapan pipa endotrakeal. Kebutuhan energi
dapat dipenuhi melalui jalur enteral
(nasogastrik, atau nasojejunal atau melalui
gastrostomi atau jejunostomi) atau jalur
parenteral (vena perifer atau vena sentral).
 Kebutuhan protein pada pasien sakit kritis
dewasa kurang lebih 1,5 g/kgBB/hari.
Kebutuhan bisa meningkat sampai 2
g/kgBB/hari pada pasien trauma, luka bakar
berat dan cedera kepala. Pada pasien yang
menjalani CRRT (Continuous renal replacement
therapy), kebutuhan protein bahkan bisa
dinaikkan sampai 2,5 g/kgBB/hari. Jumlah
nitrogen yang hilang bervariasi sesuai dengan
kondisi klinis dan selaras denga jumlah energi
yang dikeluarkan berikut beratnya stress.
 Kebutuhan protein pada pasien PICU bervariasi
menurut usia dan kondisi klinis. Kebutuhan
protein/asam amino pada pemberian nutrisi
parenteral untuk bayi cukup bulan adalah 2,5-3
g/kgBB/hari. Pada anak-anak yang lebih tua,
kebutuhan asam aminonya 2-2,5 g/kgBB/hari, dan
pada pasien kritis remaja, kebutuhan proteinnya
adalah 1,5-2 g/kgBB/hari. Kebutuhan asam
amino/protein yang lebih tinggi dibutuhkan pada
pasien trauma dan pasien yang menjalani terapi
CRRT untuk menggantikan asam amino yang hilang
melalui filter hemodialisa
KEBUTUHAN LEMAK

 Sebanyak 20-50% dari total kalori dapat diberikan


dalam bentuk lemak. Pasien sakit kritis sering lebih
banyak menggunakan lemak sebagai sumber
energi daripada glukosa. Lemak juga menyediakan
asam lemak esensial yang dibutuhkan sel.
Trigliserida omega-6-polyunsaturated fatty acid
(PUFA) harus diberikan untuk mencegah defisiensi
asam lemak esensial (minimal 7% total kalori).
Trigliserida rantai panjang dan sedang dapat juga
dipakai sebagai sumber energi; rasio yang tepat
tergantung pada jenis produk dan rute pemberian.
 Pada nutrisi enteral, hindari kalori yang
berlebihan, makanan yang hanya tinggal
diserap (predigested food) dan overfeeding.
Selain itu berikan makanan yang mengandung
serat dan banyak vitamin.Tidak ada bukti yang
menyokong bahwa pemberian nutrisi enteral
hendaknya dimulai dari jumlah kecil, kecuali
pada pasien yang telah kelaparan dalam waktu
lama, karena risiko sindrom refeeding. Secara
umum, pemberian nutrisi enteral harus cukup
sejak awal.

Anda mungkin juga menyukai