Anda di halaman 1dari 18

Oleh : Ir.

Edi Haryanto, MP
Pendahuluan
 Sampah merupakan salah satu permasalahan perkotaan yang sampai
saat ini merupakan tantangan bagi pengelola kota
 Pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitas mengakibatkan
meningkatnya jumlah sampah disertai permasalahannya.
 Diprakirakan paling banyak hanya sekitar 60 % - 70 % yang dapat
terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) .
 Bagian sampah yang tidak terangkut tersebut ditangani oleh
masyarakat secara swadaya, atau tercecer dan secara sistematis
terbuang ke mana saja.
 Pengenalan teknologi yang relatif canggih, padat modal dan dikenal
sangat mampu memusnahkan sampah seperti Insinerator, sudah
waktunya dikaji khususnya bagi kota-kota yang sudah mampu.
 Teknologi Insineratorpun benar-benar yang mudah diadaptasi oleh
kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya, sehingga merupakan
pilihan yang ekonomis, fungsional, mudah pengoperasian dan perawatan,
ramah lingkungan dan memberikan dampak sosial yang positif
 Tidak semua teknologi Insinerator seperti tersebut di atas, bahkan
banyak yang berkecenderungan pada penekanan pemusnahan sampah
semata dengan mengabaikan aspek-aspek yang lainnya.
Permasalahan

 Sampah domestik : heterogen


Segala macam benda ada didalamnya, sisa makanan, sisa sayuran dan
buah-buahan, bekas pembungkus (kaleng, karton dan plastik), kayu,
logam, batu, gelas dan lain-lainnya
Sampah heterogen langsung incinerasi tanpa pemilahan sangatlah
berbahaya
Sampah basah, memerlukan energi yang sangat besar untuk
mngeringkannya sebelum dapat terbakar.
Material sampah yang berupa logam, batu, tanah dan gelas tidak dapat
terbakar, material ini hanya akan menggangu proses pembakaran dan
memboroskan energi.
 Sampah RS : heterogen
Meliputi kapas, masker, sarung tangan, spuntum, kasa bekas, spuit,
jaringan tubuh, rambut, ampul bekas, kateter, wadah specimen, sisa
campuran pemeriksaan, plester, sisa ramuan obat dan obat kadaluarsa
INFEKSIUS HARUS DIMUSNAHKAN
 Sampah Domestik
• Kegiatan rumah tangga, termasuk sampah dari asrama, rumah
sakit, hotel dan kantor,
• Kegiatan industri/pabrik,
• Kegiatan pertanian yang meliputi kegiatan perkebunan, kehutanan,
perikanan dan peternakan,
• Kegiatan perdagangan seperti sampah pasar dan toko,
• Kegiatan pembangunnan,
• Kegiatan jalan raya.

 Sampah Rumah Sakit


• ruang pemeriksaan, ruang bedah, laboratorium, unit perawatan, kamar
mayat, dan ruang obat atau apotik (infeksius)
• dapur, laundry, office dan teknik (non infeksius)
 Dioksin dan Furan
• sekelompok bahan kimia yang tidak berwarna dan tidak berbau
• molekulnya mengandung atom karbon, hidrogen, oksigen dan klor
• Dioksin terdiri dari 75 senyawaan kimia yang dibedakan oleh posisi dan
jumlah atom klornya, sedangkan furan terdiri dari 135 senyawaan
• waktu paro (waktu yang diperlukan sehingga jumlahnya tinggal
separonya) sekitar tiga tahun
• dioxin adalah suatu racun yang sangat kuat
• dioksin menunjukkan carcinogenic (penyebab cancer ), teratogenic
(penyebab kelahiran cacat) dan mutagenic (penyebab kerusakan genetic),
gangguan fungsi hati, jantung, paru, ginjal serta mengganggu fungsi
metabolisme dan menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh
• yang paling beracun ialah senyawa 2,3,7,8-Tetra-Chloro-Dibenzo-para-
Dioxin atau disingkat 2,3,7,8-TCDD yang menurut Badan Kesehatan
Dunia (WHO) mempunyai nilai tingkat bahaya racun (TEF/Toxic
Equivalency Factors) adalah 1 (satu) dan ini merupakan nilai yang paling
tinggi dibandingkan dengan Strychnine (racun tikus) hanya 1/2000 dan
Sianida (banyak digunakan untuk meracuni ikan) yang hanya 1/150.000.
• dioksin maupun furan terbentuk pada pembakaran sampah atau produk
samping pada pembuatan pestisida seperti Pentachlorophenol (PCP). Pada
proses pembakaran sampah, terutama jika sampah yang dibakar adalah
material organik yang kompleks (lignin, kayu, kertas, plastik, dll)
• Terbentuk pada suhu 400 – 600 oC, pembakaran tidak sempurna,
kekurangan oksigen dan pemanasan tidak merata
• suhu pembakarannya lebih besar dari 800oC (tidak perlu sampai 1500oC)
dioksin akan hancur terurai membentuk karbon dioksida/CO2 , air/H2O
dan asam klorida/HCl.

 Logam berat dan gas pembentuk hujan asam


• mercury (Hg), timbal (Pb), kadmium(Cd), arsen(As), cromium(Cr) sebagai
oksidanya
• Logam-logam berat tersebut pada proses incinerasi sangat mudah
menguap , merupakan racun yang sangat kuat menggangu sistem saraf,
panca indera, dan menurunkan kecerdasan, demikian pula pengaruh logam-
logam berat lain pada umumnya.
• gas pembentuk hujan asam yaitu oksida nitrogen (NOx) dan oksida sulfur
(SOx) : korosif, iritan, penyebab gangguan /kerusakan sistem pernafasan
Sumber Jenis Limbah Padat Komponen Katagori
Ruang Pemeriksaan Kapas, masker, sarung tangan, Medis Bahaya
kasa bekas, jarum suntik bekas

Ruang Bedah Jaringan tubuh, rambut, ampul Medis Bahaya


bekas, kateter, masker, sarung
tangan
Ruang Perawatan Masker, kapas, plastic, kasa Medis Bahaya
bekas, jarum suntik bekas, sisa
ampul, kateter
Laboratorium Wadah specimen, kapas, sisa Medis Bahaya
specimen, sisa campuran
specimen
Apotik Sisa ramuan obat, ampul bekas, Medis Bahaya
obat kadaluarsa
Ruang Mayat Masker, kapas, organ tubuh, Medis Bahaya
tulang, pengawet, jaringan
tubuh
Ruang Instalasi Gizi Sisa makanan : sayur, nasi, dan Non medis Tidak bahaya
bahan makanan
Kantor dan halaman Potongan rumput/tanaman, Non medis Tidak bahaya
kertas, plastic, kaca, logam,
kayu
Sumber : Haryanto (2008)
Berat Rata-Rata
No Jenis Sampah % Berat
; kg

1 Organik 133,44 70,83

2 Kertas 20,04 10,64

3 Kayu 13,68 7,26

4 Kaca 0,21 0,11

5 Logam 1,02 0,54

6 Karet 1,43 0,76

7 Plastik 18,58 9,86

Jumlah 188,40 100,00

Sumber : Haryanto (2007)


Kadar Air Sampah Perkotaan Rata-Rata

Hari ke Kadar Air; %


1 78,45
2 79,12
3 77,98
4 80,03
5 79,37
6 75,89
7 77.56
Rata-Rata 78,34

Sumber : Haryanto (2007)


Dasar Pemikiran

• Alat pembakaran sampah suhu tinggi


• Incinerator pada umumnya beroperasi pada suhu antara 400oC - 600oC
(suhu yang sangat ideal bagi pembentukan dioksin)
• biaya operasional yang besar
• incinerator akan cepat rusak dan berkarat karena suhu tinggi
• biaya perawatan dan investasi tinggi
• sumber pencemaran udara

MERUPAKAN SOLUSI TERAKHIR


DAN
RAMAH LINGKUNGAN
• Ruang bakar : adalah ruangan tempat terjadinya reaksi
oksidasi antara sumber karbon (bahan bakar) dengan oksigen
dari udara yang terbuat dari bata tahan api, yang akan
menghasilkan gas buang (emisi) dan abu,
• Katup udara : adalah alat untuk menyuntikkan udara tekan ke
dalam ruang bakar, yang biasanya dilengkapi dengan regulator
untuk mensetting besar kecilnya aliran udara yang dibutuhkan.
• Cerobong asap (chemney) : adalah alat yang berfungsi untuk
mengeluarkan gas buang (emisi) hasil pembakaran dan abu dari
ruang bakar, sehingga tidak terjadi tekanan balik.
• Unit pre-drying : merupakan unit yang berfungsi untuk mengurangi
kandungan air bahan bakar (pengering) terutama untuk bahan bakar
padat agar tidak mengganggu dalam proses pembakaran
• Scrubbing Water System : merupakan unit pendukung yang
dipasangkan pada cerobong asap, dimaksudkan untuk menangkap debu
dan gas-gas pencemar (pollutant) agar tidak terlepas ke atmosfir
Spesifikasi cara pemasukkan udara dan bahan bakar

Metode under feed : apabila bahan bakar dan udara di masukkan ke dalam
incinerator dari arah yang sama, di bawah tungku pembakaran.

Metode over feed : apabila bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam
incinerator dari arah atas bersama-sama.

Metode side feed : apabila bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam
incinerator dari arah samping (kiri – kanan) atau belakang secara bersama-
sama.

Metode cross feed : apabila bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam
incinerator dari arah yang berlawanan (satu dari atas dan lainnya dari bawah
atau satu dari kanan yang lain dari kiri).
Spesifikasi dasar umum Incinerator
Furnace/Primary chamber : adalah ruangan yang berfungsi sebagai
tempat pengeringan sampah basah dan sekaligus sebagai ruangan
pembakaran sempurna sampah kasar dan penghilang gas-gas dari sampah
yang dibakar.

Combustion/Secondary Chamber : adalah ruang antara furnace dan


stack (cerobong) yang bertujuan untuk mencampur gas-gas hasil
pembakaran sekaligus sebagai ruang pembakaran debu-debu yang
bertebaran dalam incinerator.

Chimney/Stack : adalah cerobong yang berfungsi sebagai media untuk


mengeluarkan gas-gas ke udara dan juga untuk memungkinkan
perpindahan udara atau stack draft dalam sistem incinerator.

Refractories : adalah bahan-bahan tahan api yang bertujuan untuk


melindungi primary chamber, secondary chamber dan chimney. Biasanya
menggunakan fire brick (batu bata tahan api) yang dilapis dengan plat
baja lembut.
Spesifikasi Detail Incinerator
Incinerator Capacity
Brand : INCA-1
Model : Static Incinerator
Capacity : 1 m3
Operational System : Batch
Grate : Fixed Grate
Feeding system : Manual
Fuel : Solar/IDO
Electrical Power : 0.95 KW/220-380 V/3 Phase/50 Hz
Fuel Tank Capacity : 250 liter
Painting : Heat resistance paint & enamel coating
Dimension : 1550 mm x 1750 mm x 2350 mm
Incinerator Main Body
Primary Chamber volume : 1,68 m3
Temperature : 400 0C – 600 0C
Secondary Chamber volume : 0,46 m3
Temperature : 800 0C – 1200 0C
Oil Combustion Burner : 5 – 10 kg/h
Re Combustion Burner : 1,9 – 4,5 kg/h
Air Excess Blower Capacity : 1,9 – 4,5 kg/h
Chimney Diameter : 300 mm
: dilengkapi Scrubbing Water System

Anda mungkin juga menyukai