Anda di halaman 1dari 43

DIURETIK

Olleh : Yithro Serang,M.Farm.,Apt


PENGERTIAN
• Diuretik adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk pada suatu kondisi, sifat atau penyebab
naiknya laju urinasi.

• Diuretik ialah obat yang dapat menambah


kecepatan pembentukan urin
Istilah diuresis mempunyai dua pengertian:
1. menunjukan adanya penambahan volume urin
yang diproduksi
2. menunjukan jumlah pengeluaran (kehilangan) zat-
zat terlarut dan air.

Fungsi utama diuretika adalah untuk memobilisasi


cairan edema, yang berarti mengubah keseimbangan
cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan
ekstrasel kembali menjadi normal.
Proses Pembentukan Urin
• Proses pembentukan urin terdiri atas 3 tahap, yaitu; Filtrasi,
Reabsorpsi dan Augmentasi.

• Urin dibentuk di nefron, yaitu dengan menyaring darah


dan kemudian mengambil kembali ke dalam darah bahan-
bahan yang bermanfaat.

• Dengan demikian akan tersisa bahan tak berguna, yang


nantinya akan keluar dari nefron dalam bentuk suatu
larutan yang disebut urin.
Filtrasi

1. Filtrasi adalah proses penyaringan darah yang


mengandung zat-zat sisa metabolisme yang dapat
menjadi racun bagi tubuh.
2. Filtrasi terjadi di glomerulus yang ada di badan
malpighi.
3. Hasil dari filtrasi di glomerulus, menuju kapsula
bowman dan dihasilkan urin primer.
4.  Urin primer terdiri dari: air, gula, asam amino,
garam/ion anorganik, urea
Reabsorpsi
o Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal
yang nantinya akan menghasilkan urin sekunder.
o Urin primer yang terkumpul di kapasula Bowman
masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal dan
terjadi reabsorpsi.
o Pada proses ini terjadi proses penyerapan kembali
zat-zat yang masih berguna bagi tubuh oleh dinding
tubulus, lalu masuk ke pembuluh darah yang
mengelilingi tubulus.
o Zat-zat yang diserap kembali oleh darah antara lain:
glukosa, asam amino, dan ion-ion anorganik (Na+,
Ka+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HPO43-, SO43-)
o Hasil dari reabsorpsi urin primer adalah urin
sekunder yang mengandung sisa limbah nitrogen
dan urea.
o Urin sekunder masuk ke lengkung henle. Pada tahap
ini terjadi osmosis air di lengkung henle desenden
sehingga volume urin sekunder berkurang dan
menjadi pekat. Ketika urin sekunder mencapai
lengkung henle asenden, garam Na+ dipompa keluar
dari tubulus, sehingga urin menjadi lebih pekat dan
volume urin tetap.
Augmentasi

1. Dari lengkung henle asenden, urin sekunder akan masuk ke


tubulus distal untuk masuk tahap augmentasi (pengumpulan
zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh).
2. Zat sisa yang dikeluarkan oleh pembuluh kapiler adalah ion
hidrogen (H+), ion kalium (K+), NH3 dan kreatinin. Pengeluaran
ion H+ ini membantu menjaga pH yang tetap dalam darah.
3. Selama melewati tubulus distal, urin banyak kehilangan air
sehingga konsentrasi urin makin pekat.
4. Selanjutnya urin memasuki pelvis renalis dan menuju ureter,
kemudian dialirkan ke vesica urinaria, untuk ditampung
sementara waktu. Pengeluaran urin diatur oelh otot-otot
sfingter. Kandung kemih hanya mampu menampung kurang
lebih 300 ml.
Diuretik dipakai untuk 2 tujuan utama:
(1) untuk menurunkan tekanan darah tinggi,

(2) untuk memperkecil edema (perifer dan


paru-paru) pada payah jantung
kongestif.
Diuretik
Obat yang dapat mempertinggi sekresi urin.
Secara umum obat dalam golongan ini bekerja
menghambat reabsorpsi elektrolit pada sistem
tubulus, dengan begitu osmolalitas lumen
dipertinggi, sehingga pengambilan cairan
ditekan. Obat yang termasuk golongan ini
umumnya dapat menurunkan tekanan darah.
lanjutan
• Diuretik menghasilkan peningkatan aliran urin
(diuresis) dengan menghambat reabsorpsi natrium dan
air dari tubulus ginjal.
• Kebanyakan reabsorpsi natrium dan air terjadi di
sepanjang segmen-segmen tubulus ginjal (proksimal,
ansa Henle (ansa desending dan ansa asending), dan
distal, Diuretik dapat mempengaruhi satu atau lebih
segmen tubulus ginjal.
• Diuretik memiliki efek antihipertensi dengan
meningkatkan pelepasan air dan garam
natrium.
• Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan
dan merendahkan tekanan darah.
• Jika garam natrium ditahan, air juga akan
tertahan dan tekanan darah akan meningkat
Kategori diuretik
Enam kategori diuretik yang efektif untuk
menghilangkan air dan natrium adalah
1) tiasid dan seperti - tiasid,
2) diuretik kuat,
3) hemat kalium,
4) anhidrase karbonik,
5) osmotik, dan
6) merkurial
Diuretik  tiazid
menghambat Setelah pemberian Tiazid merupakan
mekanisme

farmakokinetik

ES
reabsorbsi sodium oral, diuretik turunan dari
(Na+) dan tiazid mengalami senyawa
penurunan volume absorbsi di usus sulfonamid yang
plasma yang halus dengan menimbulkan
disebabkan refleks bioavailabilitas reaksi alergi
peningkatan yang bervariasi , berupa ruam kulit,
sekresi renin & berikatan dengan vaskulitis, nefritis
aldosteron protein plasma & interstitialis,
diekskresi melalui pankreatitis &
urine trombositopenia.

diuretik durasi (jam)


Bendroflumetiazid 6-12
Klorotiazid 6-12 Diuretik
Klortalidon 48-72 tiazid
HCT 6-12
Indapamid 1-2 15
Metolazon 12-24
Farmakokinetik
• Tiazid diabsorpsi dengan baik dalam traktus
gastrointestinal (GI). Hidroklorotiazid memiliki
kekuatan ikat protein yang lebih lemah dibandingkan
dengan furosemid.
• Waktu paruh tiazid lebih panjang daripada diuretik
loop (kuat). Untuk alasan ini tiazid harus diberikan
pada pagi hari untuk menghindari nokturia
(berkemih di malam hari).
Farmakodinamik
• Tiazid bekerja langsung pada arteriol,
menyebabkan vasodilatasi, sehingga dapat
menurunkan tekanan darah.
• Awal kerja dari hidrotiazid timbul dalam
waktu 2 jam, dan untuk furosemid dalam
1 jam. Konsentrasi puncak berbeda-beda.
Tiazid terbagi dalam tiga kelompok sesuai dengan
lama kerjanya :
• Tiazid kerja pendek memiliki lama kerja kurang dari 12
jam;
• Tiazid kerja menengah, lama kerjanya antara 12-24 jam,
• dan yang bekerja lama, memiliki lama kerja lebih dari 24
jam.

Furosemid adalah diuretik yang lebih paten daripada


tiazid,
bekerja dengan cepat, dan memiliki lama kerja yang lebih
pendek daripada tiazid kerja pendek, dan diekskresi lebih
cepat.
Efek samping dan Reaksi yang Merugikan

• Efek samping dan reaksi yang merugikan dari


tiazid mencakup ketidakseimbangan elektrolit
(hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia, dan
kehilangan bikarbonat), hiperglikemia (gula darah
meningkat), hiperurisemia (kadar asam urat serum
meningkat), dan hiperlipidemia (kadar lemak darah
meningkat).
• Efek samping lain mencakup pusing, sakit kepala,
mual, muntah, konstipasi, urtikaria, dan diskrasia
darah (jarang).
Kontraindikasi

• Tiazid menjadi kontraindikasi untuk dipakai pada


penderita gagal ginjal.

• Gejala-Gejala gangguan fungsi ginjal yang berat


meliputi oligouria (penurunan jumlah urin yang
sangat jelas), peningkatan nitrogen urea darah dan
peningkatan kreatinin darah.
Interaksi obat
• Dari berbagai interaksi obat, yang paling serius adalah
penggunaannya bersama digoksin.
• Tiazid dapat menyebabkan hipokalemia, yang menguatkan kerja
digoksin, dan bisa terjadi keracunan digitalis.
• Tanda-Tanda dan gejala-gejala dari keracunan digitalis (bradikardia,
mual, muntah, perubahan penglihatan) harus dilaporkan. Seringkali
diresepkan suplemen kalium dan kadar kalium harus dipantau.
• Tiazid juga menguatkan kerja litium, dan dapat terjadi keracunan
litium.
• Tiazid memperkuat kerja obat obat antihipertensi lainnya, yang
mungkin dipakai secara kombinasi dengan pengobatan hipertensi.
Diuretik Kuat
Farmakokinetik
• Diuretik cepat merupakan obat yang cepat diabsorpsi di saluran
pencernaan.
• Obat-Obat ini merupakan obat yang berikatan dengan protein
sangat tinggi dengan waktu paruh yang bervariasi dari 30
menit sampai 1,6 jam
Farmakodinamik
• Diuretik kuat memiliki efek salurelik yang besar (kehilangan
natrium) dan dapat menyebabkan diuresis cepat. Waktu awal
kerja dari diuretik terjadi setelah 30-60 menit. Awal kerja
bentuk furosomid intravena adalah 5 menit. Lama kerja lebih
pendek daripada tiazid.
Efek Samping dan Reaksi yang
Merugikan
• Efek samping yang paling sering dijumpai adalah
ketidakseimbangan elektrolit dan cairan, seperti hipokalsemia
dan hipokloremia. Hipotensi ortostatik dapat timbul.
Trombositopenia, gangguan kulit, dan tuli sementara jarang
terlihat.
Interaksi obat
• Interaksi obat yang paling utama adalah dengan
preparat digitalis, Jika klien memakai digoksin dengan
diuretik kuat, bisa terjadi keracunan digitalis, Klien ini
memerlukan kalium tambahan melalui makanan atau
obat.
• Hipokalemia memperkuat kerja digoksin dan
meningkatkan risiko keracunan digitalis.
Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan

• Efek samping utama dari obat-obat ini adalah


hiperkalemia. Hati-Hati dalam memberikan obat ini pada
klien yang fungsi ginjalnya buruk, karena 80-90% dari
kalium diekskresikan oleh ginjal.
• Urin harus sekurang-kurangnya 600 ml sehari.
• Klien tidak boleh memakai tambahan kalium jika
meminum obat diuretik hemat kalium kecuali jika kadar
kalium da­lam serum sangat rendah.
• Pemantauan kadar kalium serum sangat perlu. Gangguan
gastrointestinal dapat terjadi.
Diuretik Hemat Kalium
• Diuretik hemat kalium, lebih lemah dari tiazid dan diuretik kuat,
dipakai untuk diuretik ringan atau dengan kombinasi dengan
obat antihipertensi, Obat-obat ini bekerja pada tubulus distal
untuk meningkatkan ekskresi natrium dan air dan retensi
kalium.

• Obat ini mengganggu pompa natrium kalium yang dikontrol


oleh aldosteron hormon mineralokortikoid (natrium ditahan dan
kalium diekskresi),

Contoh: spironolakton
Penghambat Anhidrase Karbonik
• Penghambat anhidrase karbonik, asetazolamid,
diklorfenamid, otoksilamid, dan metazolamid
menghambat kerja enzim anhidrase karbonik yang
diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
asam-basa (keseimbangan ion hidrogen dan
bikarbonat).
• Penghambatan enzim ini menyebabkan peningkatan
pengeluaran natrium, kalium dan bikarbonat.
Diuretik Osmotik
• Diuretik osmotik meningkatkan osmolalitas (konsentrasi)
plasma dan cairan dalam tubulus ginjal. Natrium, kalium, dan
air diekskresikan.
• Golongan obat ini dipakai untuk mencegah penyakit ginjal,
untuk mengurangi TIK (mis. edema otak) dan untuk
menurunkan TIO (mis. glaukoma).
Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan
• MANITOL.
Efek samping dan reaksi yang merugikan
dari diuretik osmotik mencakup
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
edema paru karena perpindahan cairan
dengan cepat, mual, muntah, takikardia
karena kehilangan cairan dengan cepat,
dan asidosis.
ASETAZOLAMID.
• Penghambat anhidrase karbonik dapat
menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, asidosis metabolik, mual, muntah,
anoreksia, bingung, hipotensi ortostatik, dan
kristaluria. Anemia hemolitik dan batu ginjal
dapat juga timbul. Obat-Obat ini merupakan
kontraindikasi selama trimester pertama
kehamilan.
Proses Keperawatan: Diuretik
Pengkajian
• Periksa tanda-tanda vital dasar untuk menemukan hasil
abnormal dan bandingkan dengan hasil pemeriksaan
berikutnya.
• Periksa elektrolit serum Laporkan nilai abnormal seperti
penurunan kadar kalium.
• Periksa anggota gerak untuk menemukan "edema pitting"
Laporkan hasilnya. Diuretik akan diberikan untuk mengganti
cairan ditungkai.
• Periksa bunyi pernafasan untuk menemukan kelainan suara
yang disebabkan oleh pengumpulan cairan di paru-paru.
Laporkan hasilnya. Bila positif bisa menunjukkan adanya gagal
jantung kongestif.
Intervensi Keperawatan
• Pantau tanda-tanda vital, terutama tekanan darah dan denyut
jantung. Diuretik dapat menyebabkan penurunan tekanan
darah; jika volume cairan menurun banyak, denyut jantung
akan meningkat untuk mengkompensasi kehilangan cairan.
Laporkan adanya peningkatan denyut jantung dan periksa
adanya tanda-tanda dan gejala-gejala terjadinya renjatan.
• Pantau berat klien. Dengan pengeluaran cairan dan
pengurangan edema perifer karena diuresis, diharapkan terjadi
penurunan berat badan.
• Pantau haluaran urin. Diuretik meningkatkan haluaran urin.
Penurunan jumlah urin sewaktu klien sedang memakai diuretik
mungkin disebabkan oleh kurang minum atau adanya
insufisiensi ginjal, Asupan cairan harus diperhatikan. Laporkan
bila ada pengurangan jumlah urin.
• Pantau hasil hasil pemeriksaan laboratorium, terutama
elektrolit serum, gula, asam urat, dan BUN (blood
urea nitrogen).
• Periksa adanya tanda-tanda dan gejala-gejala
hipokalemia (kelemahan otot, denyut yang tidak
teratur, bingung, dan kadar kalium serum kurang dari
3,5 mEq/L). Kelainan elektro kardiografi terjadi baik
pada hipokalemi juga pada hiperkalemia.
PENYULUHAN KEPADA KLIEN
• Beritahukan klien untuk mempertahankan nutrisi yang baik
dan kurangi garam dan tingkatkan makanan yang kaya kalium
se-perti buah-buah segar atau kering (pisang, jeruk), sayur-
sayuran termasuk kentang, terutama dengan kulit-nya; kacang,
daging, dan ikan. Banyak diuretik yang tidak menghemat
kalium.
• Beritahukan pada klien untuk memantau denyut jantung jika
meminum diuretik dan digitalis seperti digoksin. Bradikardia
pengurangan denyut jantung) adalah tanda keracunan digitalis.
• Anjurkan klien diabetik yang memakai diuretik tiazid untuk
mengukur gula darahnya. Usahakan upaya klien memiliki
daftar hasil pemerikaan gula darahnya.
• Anjurkan klien untuk mengikuti peraturan pemakaian obat
dengan baik. Jika timbul masalah, anjurkan klien untuk
memberitahukan dokter.
• Nasihati klien untuk bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri
secara perlahan-lahan untuk mencegah efek hipotensi
ortostatik.
Evaluasi
• Evaluasi efektivitas diuretik dengan men-catat apakah edema
berkurang atau menghilang. Mengganti diuretik mungkin perlu
dilakukan apabila edema atau payah jantung kongestif timbul.

Anda mungkin juga menyukai