Anda di halaman 1dari 20

UPAYA DIPLOMASI KOREA SELATAN DALAM

MEMPERBAIKI HUBUNGAN EKONOMI KOREA


SELATAN DAN TIONGKOK PASCA KONFLIK
THAAD TAHUN 2016-2018
KELOMPOK 1:
Ayesiyyah Diva A. 2018230008
Indah Permata Sari 2018230039
Natalia Romauli T. 2018230051
Dini Fitria El Khair 2018230098
LATAR BELAKANG MASALAH
 Beberapa  tahun  belakangan, Korea Utara  semakin   agresif   dalam melakukan pembangunan serta melakukan uji coba 
nuklirnya  yang  menimbulkan  adanya kekhawatiran  bagi  Korea  Selatan sebagai  negara  yang  berbatasan dengan  Korea 
Utara. Untuk  melindungi keamanan  nasionalnya,  pada  tanggal  7  Juli 2016   Korea   Selatan   mengumumkan
kesepakatan dengan Amerika Serikat sebagai aliansinya untuk  menempatkan  sistem  anti rudal Terminal High  Altitude 
Area  Defense (THAAD) di Korea Selatan yang pembangunannya dilaksanakan pada  tahun 2017. Keputusan Korea Selatan
dapat merusak hubungan baik Korea Selatan dan Tiongkok yang sudah terjalin lebih dari 10 tahun. Ketidaksetujuan
Tiongkok terhadap program pemasangan THAAD di Korea Selatan, menghasilkan respon yang buruk terhadap
perekonomian Korea Selatan.

 Permasalahan THAAD ini mengakibatkan memburuknya hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Tiongkok yang
turut mempengaruhi hubungan ekonomi kedua negara. Tiongkok melakukan "pembalasan" dalam segi ekonomi dengan
mempertimbangkan keadaan dimana Tiongkok merupakan negara mitra ekonomi terbesar di Korea Selatan, sebagai negara
tujuan ekspor dan negara sumber impor terbesar pada tahun 2016.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Upaya Diplomasi yang Dilakukan Korea Selatan Untuk Memperbaiki


Hubungan Ekonomi Antara Korea Selatan-Tiongkok Pasca Konflik THAAD 2016-
2018?
TEORI LIBERALISME
INTERDEPENDENSI
 Liberalisme Interdependensi merupakan salah satu cabang dari teori liberalisme yang membahas bagaimana fenomena
interdependensi dapat mempengaruhi kebijakan negara (Jackson dan Sorensen 2009, 143). Liberalisme interdependensi
berasumsi bahwa negara-negara di dunia pada umumnya memiliki hubungan timbal balik satu sama lain (Jackson dan
Sorensen 2009, 147). Hubungan timbal balik atau interdependensi dapat dilihat ketika tindakan pemerintah atau rakyat di
suatu negara mempengaruhi negara lain yang menjadi mitra negara tersebut (Jackson dan Sorensen 2009, 147).

 Dalam kasus THAAD ini jika kedua negara tidak saling bertergantungan akan muncul dampak-dampak yang merugikan
bagi kedua negara. Karena merenganggnya hubungan diplomatik dengan Tiongkok, Korea Selatan tentu terkena dampak
yang cukup signifikan seperti; sektor perekonomian, sektor pariwisata, sektor media & hiburan, serta sektor bisnis.
Begitupun juga dengan Tiongkok, Korea Selatan merupakan salah satu mitra dagang terbesar di Tiongkok. Banyak
kegiatan ekspor yang dilakukan Tiongkok ke Korea Selatan. Selain itu, jika Tiongkok tidak berupaya memperbaiki
hubungannya dengan Korea Selatan, adanya THAAD ini justru malah semakin membahayakan Tiongkok. Oleh karena itu,
Tiongkok berusaha untuk menarik sedikit demi sedikit sanksi yang telah di berikan ke Korea Selatan. Dari penjelasan ini,
antara Tiongkok dengan Korea Selatan memang ada unsur saling bergantung satu sama lain (Interdependensi ).
KONSEP DIPLOMASI EKONOMI

 Sama seperti diplomasi pada umumnya,  Dalam kasus ini, proses diplomasi ekonomi
diplomasi ekonomi merupakan diperlukan sebagai upaya Korea Selatan
komponen dari kebijakan luar negeri – dalam memperbaiki hubungan ekonomi
yaitu aktivitas internasional suatu negara. dengan Tiongkok pasca permasalahan
Kebijakan luar negeri menentukan tujuan THAAD dikarenakan tiongkok membuat
dan sasaran dari diplomasi ekonomi yang kebijakan tidak resmi terhadap Korea
pada akhirnya harus kembali Selatan, yakni pelarangan terhadap bisnis
mencerminkan seluruh aktivitas, bentuk, dari Korea Selatan di negaranya. Alasan
tujuan, dan metode yang digunakan untuk utama Korea Selatan berupaya untuk
merealisasi kebijakan luar negeri memperbaiki hubungan ekonomi dengan
tersebut. Baranay menyatakan bahwa Tiongkok karena kedua belah pihak yang
diplomasi ekonomi merupakan faktor sepakat berdialog untuk menghilangkan
kunci utama perekonomian dalam upaya ketegangan di semenanjung Korea dan
mencapai tujuan-tujuan kebijakan luar pemerintah Tiongkok memberikan
negeri (Baranay, 2-3). dukungan dalam proses tersebut.
KONSEP KEBIJAKAN LUAR NEGERI

 Menurut K J Holsti, kebijakan luar negeri


adalah strategi atau rencana tindakan  Kepentingan ekonomi Korea Selatan
yang dibentuk oleh para pembuat terhadap Tiongkok mendorong Korea
keputusan suatu negara dalam Selatan untuk membentuk kebijakan luar
menghadapi negara lain atau unit politik negeri untuk memeperbaiki hubungan
internasional lainnya dan dikendalikan bilateral dengan Tiongkok. Selain itu,
untuk mencapai tujuan nasional yang dijelaskan bahwa diplomasi merupakan
dituangkan dalam terminologi instrumen dari kebijakan luar negeri
kepentingan nasional. Kebijakan luar sehingga dalam penelitian ini melihat
negeri dirancang untuk membantu diplomasi menjadi instrumen dari kebijakan
melindungi kepentingan nasional, luar negeri Korea Selatan dalam mencapai
keamanan nasional, tujuan ideologis, dan kepentingan ekonomi terhadap Tiongkok.
kemakmuran ekonomi suatu negara.
METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian
Dalam desain penulisan ini, penelusuran kepustakaan (literatur review) menggunakan informasi pendukung
jurnal-jurnal yang telah ada untuk menghindari duplikasi dan melanjutkan penelitian dengan sudut pandang atau kurun
waktu yang berbeda. Berikut jurnal-jurnal yang kelompok kami jadikan acuan:
1. Upaya Diplomasi Korea Selatan Memperbaiki Hubungan Ekonomi Dengan
Tiongkok Pasca Permasalahan Terminal High Altitude Area Defense
(THAAD).
2. Pengaruh Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Terhadap
Hubungan Dagang Korea Selatan-Tiongkok.
3. Analisis Penggunaan Three NOs oleh Korea Selatan untuk Mengatasi
Boikot di Cina Akibat Terminal High Altitude Area Defense (THAAD).
4. Analisis Sanksi Ekonomi China Terhadap Korea Selatan Terkait Program
Pengembangan Sistem THAAD (Terminal High Altitude Area Defense)
Tahun 2016-2017.
METODE
PENELITIAN
2. PENDEKATAN PENELITIAN

 Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian secar holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong,
2007). Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah
yang ada sekarang berdasarkan data-data.

 Pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai upaya diplomasi korea selatan
dalam memperbaiki hubungan ekonomi korea selatan dan tiongkok pasca konflik THAAD tahun 2016-
2018 secara mendalam dan komprehensif serta diharapkan dapat diungkapkan situasi dan
permasalahan yang dihadapi.
METODE PENELITIAN
3. Metode Penelitian
Studi kasus yang akan dibahas dalam penulisan ini, bagaimana upaya Diplomasi Korea Selatan dalam
memperbaiki hubungan ekonomi Korea Selatan dan Tiongkok pasca konflik THAAD tahun 2016-2018.
 
4 Sifat Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif. Creswell (2008) dalam Semiawan (2010:7)
mendefinisikan peneliatian kualitatif sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan
memahami suatu gejala sentral. Adapun jenis penelitian kualitatif yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data atau bukti,
menginterprestasikan dan kemudian menganalisanya. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan melalui studi
Pustaka dimana jenis penelitian ini langkah pertama yang penulis ambil adalah pemaparkan permasalahan yang
ada kemudian menganalisis bukti yang ada secara sistematis sesuai dengan kerangka pemikiran yang penulis
ambil.
METODE
PENELITIAN
5. Unit Analisis
Pada penelitian ini tingkat Analisa yang digunakan oleh penulis adalah Negara-Bangsa. Negara diartikan sebagai
integrasi kekuatan politik, organisasi kekuasaan alat dari yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan
manusia didalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan didalam masyarakat.

6. Batasan/Definisi Konsep
Diplomasi ekonomi bukanlah sebuah praktek diplomasi terpisah dari diplomasi umum. Diplomasi ekonomi memiliki
asumsi dan menjalankan strategi yang sama dengan praktek diplomasi pada umumnya. Namun, ada beberapa hal yang
membedakan diplomasi ekonomi dan menyebabkan diplomasi ekonomi terpisah menjadi kajian tersendiri. Salah satu karakter
utama dari diplomasi ekonomi adalah bahwa diplomasi ekonomi sangat sensitif dan reaktif terhadap perubahan dan
perkembangan pasar (Bayne & Woolcock 2007). Karenanya pada beberapa kasus, diplomasi ekonomi dapat gagal jika pasar
menawarkan alternatif lain yang lebih menarik (Odell 2000) atau dengan kata lain, praktek diplomasi ini adalah jenis
diplomasi yang berhadapan langsung dengan satu kekuatan lain yakni kekuatan pasar (market forces). Selain itu, hal yang
membedakan diplomasi ekonomi dari diplomasi lain adalah adanya peran yang cukup besar dari sektor privat
dalam proses negosiasi dan formulasi kebijakannya (Rashid 2005)
.
METODE PENELITIAN
7. Alasan Pemilihan Informan
Menurut Arikunto (2006), informan adalah orang yang memberikan informasi. Istilah ‘informan’ ini banyak digunakan
dalam penelitian kualitatif. Adapun sebagai informan/ responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah Menteri
Keuangan Korea selatan yaitu Kim Dong-yeon yang memang tetap sebagai informan karena beliau merupakan orang penting
di korea selatan dalam memperbaiki hubungan mereka dengan Tiongkok pasca THAAD dan perekonomian memang
merupakan bidang perkerjaan Kim Dong-yeon. Pemilihan ini juga ditentukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu
yang sudah dipertimbangkan demi mempermudah peneliti melakukan penelitian

8. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Studi Pustaka. Studi Pustaka adalah teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-
laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 13, p. 93). Teknik ini digunakan untuk memperoleh
dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
METODE
PENELITIAN
9. Teknik Analisis Data
Teknik Analisa Data yang dilakukan penulis menggunakan analisis data kualitatif dimana Teknik analisis data
yang digunakan dalam analisis kualitatif memiliki tiga tahap menurut Miles dan Huberman tahap itu melalui
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

• Reduksi Data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
• Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya
penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik,
jaringan dan bagan. Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel, grafik,
pictogram, dan sebagainya.
• Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil
analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
Hubungan Korea Selatan-Tiongkok
Korea Selatan dan Tiongkok telah menjalin hubungan politik, keamanan dan ekonomi terutama hubungan dagang yang
relatif baik, walaupun kedua belah pihak mepunyai sistem yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang cepat
memberi dampak terhadap perekonomian di Korea Selatan, hal tersebut menjadikan Tiongkok sebagai rekan ekonomi
terbesar bagi Korea Selatan, kedua negara menjadi saling terbuka dan membawa hubungan tersebut pada tahap yang
sangat baik dalam perekonomian. Namun, Korea Selatan memutuskan untuk membangun sistem pertahanan berbasis
misil balistik yaitu THAAD (Terminal High Altitude Area Defense). THAAD (Terminal High Altitude Area Defense)
merupakan sistem peluru kendali (rudal) anti balistik Angkatan Darat Amerika Serikat yang dirancang untuk mewaspadai
ancaman yang muncul akibat dari uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara.

Pemerintah Tiongkok memberikan respon keras dan menolak keputusan pemerintah Korea Selatan serta meminta agar
pemerintah Korea Selatan membatalkan rencana tersebut karena sistem tersebut mengancam keamanan nasional
Tiongkok. Respon keras pemerintah Tiongkok mulai tercermin sebagai kebijakan ekonomi yang dimulai dengan
menutup setidaknya 23 toko ritel Lotte di Tiongkok dengan alasan pihak Lotte melanggar standar keselamatan kebakaran
serta menghentikan konstruksi pada proyek besar Taman hiburan Lotte di Shenyang. Tindakan China menutup Lotte ritel
di Tiongkok disebabkan karena pihak Lotte Group memberikan lahannya untuk mengembangkan sistem THAAD di
Korea Selatan yang dapat mengancam kepentingan militer Tiongkok.
Alasan Korea Selatan Memperbaiki
Hubungan Ekonomi dengan Tiongkok

• Produk-produk Korea Selatan dikeluarkan dari rak-rak supermarket serta dilarang beredar di Tiongkok, dimana
dalam hal ini Tiongkok secara langsung memberikan pukulan hebat bagi perekonomian Korea Selatan karena
diketahui Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor terbesar Korea Selatan. Akibat dari penentangan tersebut,
volume ekspor dari Korea Selatan ke Tiongkok mengalami penurunan.

• Tiongkok Central Television (CCTV), yang merupakan sebuah saluran TV milik pemerintah Tiongkok, melaporkan
bahwa regulator penyiaran pemerintah telah melarang penayangan acara TV Korea Selatan dan ekspor budaya
populer lainnya secara efektif pada bulan September 2016. Bahkan Liputan terkait berita selebriti Korea dan review
film Korea Selatan juga telah menghilang dari TV dan Surat kabar Tiongkok.

• Beberapa acara di Tiongkok yang menampilkan boyband serta girlband dan beberapa acara televise Korea Selatan
telah dibatalkan, dan pembatalan tersebut menyebabkan kecemasan di Korea Selatan yang menyebabkan harga
saham beberapa perusahaan hiburan papan atas terbesar Korea Selatan terjatuh.
Upaya Normalisasi Hubungan Korea Selatan
dan Tiongkok Pasca Konflik THAAD Tahun
2016 - 2018

Upaya yang dilakukan oleh Korea selatan Untuk memperbaiki hubungan dengan Tiongkok, yaitu melakukan
beberapa upaya diplomasi ekonomi bilateral terhadap Tiongkok melalui metode komunikasi dan negosiasi. Adapun
negosiasi yang dilakukan oleh Korea Selatan dalam upaya memperbaiki hubungan ekonomi dengan Tiongkok adalah
sebagai berikut:

1. Tahap Pranegotiation
Pasca dilantiknya Moon Jae In sebagai presiden ke-12 Korea Selatan, Presiden Xi Jin Ping menyampaikan ucapan
selamat kepada Presiden Moon Jae In. Dalam percakapan telepon tersebut keduanya juga sepakat bahwa denuklirisasi
Semenanjung Korea merupakan tujuan bersama kedua negara. Presiden Moon Jae In menyatakan keprihatinannya dan
sangat menyadari kekhawatiran Tiongkok mengenai sistem THAAD. Presiden Moon Jae In juga menyerukan diadakannya
perundingan bilateral untuk menyatukan pemahaman terkait THAAD sehingga akan mencairkan hubungan kedua negara.
Pemerintah Korea Selatan berupaya untuk melakukan diplomasi bilateral terhadap Tiongkok untuk mengakhiri
permasalahan terkait dengan penempatan THAAD di Korea Selatan dan memperbaiki hubungan ekonomi kedua negara.
Upaya Normalisasi Hubungan Korea Selatan
dan Tiongkok Pasca Konflik THAAD Tahun
2016 - 2018
2. Tahap ‘Around-the-Table’ Negotiation
Korea Selatan mengirimmantan perdana menteri Lee Chan Hee ke Tiongkok pada 18-20 Mei 2017. Dalam pertemuan ini
pemerintah Tiongkok menyampaikan keberatannya dengan mengkritik pemerintahan presiden sebelumnya terkait
dengan keputusan pemasangan THAAD di Korea Selatan dan menuntut agar menghapuskan permasalahan bagi
terjalinnya hubungan bilateral kedua negara. Di satu sisi, Korea Selatan masih perlu untuk mempertahankan THAAD
mengingat berbagai ancaman yang ditimbulkan dari peluncuran rudal Korea Utara sangat menimbulkan kekhawatiran.
Di sisi lain, Korea Selatan harus memperbaiki hubungan bilateral dengan Tiongkok mengingat posisi Tiongkok cukup
penting dalam perekonomian Korea Selatan.

3.Tahap Diplomatic Momentum


Setelah beberapa kali pertemuan dan negosiasi dilakukan untuk meyakinkan pemerintah Tiongkok, dalam rapat
Pemeriksa Keuangan oleh Majelis Nasional pada 30 Oktober 2017 menjadi titik terang dari permasalahan ini. Menteri
Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung Wha menyatakan persetujuan terhadap poin Three No’s yang diinginkan
Tiongkok yaitu:
1) Tidak ada pemasangan THAAD tambahan;
2) Tidak berpartisipasi dalam jaringan pertahanan misil Amerika Serikat; dan
3) Tidak ada pembentukan aliansi militer trilateral dengan Amerika Serikat dan Jepang Pemerintah Korea
Selatan menyetujui tiga poin yang diinginkan oleh Tiongkok yang tertuang dalam kesepakatan Three No’s.
Upaya Normalisasi Hubungan Korea Selatan
dan Tiongkok Pasca Konflik THAAD Tahun
2016 - 2018

4. Tahap Packaging Agreement


Pada 31 Oktober 2017, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dan Kementerian Luar Negeri
Tiongkok mengeluarkan pernyataan resmi bahwa kedua negara telah setuju untuk melakukan normalisasi
hubungan untuk mengakhiri ketegangan yang terjadi di antara kedua negara. Keputusan Korea Selatan untuk
menyetujui permintaan Tiongkok yang tertuang dalam Three No’s menunjukan keseriusan Korea Selatan
untuk memperbaiki hubungan dengan Tiongkok. Kesepakatan Three No’s membuka jalan dari Tiongkok bagi
Korea Selatan untuk memperbaiki hubungan ekonomi di antara kedua negara. Tiongkok mendapatkan apa
yang diinginkannya yang tertuang dalam poin-poin Three No’s, sebaliknya Korea Selatan juga berhasil
melakukan normalisasi hubungan dan mempertahankan hubungannya dengan Tiongkok yang merupakan
mitra dagang terbesar Korea Selatan.
Upaya Normalisasi Hubungan Korea Selatan
dan Tiongkok Pasca Konflik THAAD Tahun
2016 - 2018
5.Tahap Following Up
Pasca terjadinya kesepakatan Three No’s di antara Korea Selatan dan Tiongkok, Presiden Moon Jae In
mengadakan pertemuan-pertemuan bersama dengan Presiden Xi Jin Ping untuk membahas lebih lanjut terkait dengan
normalisasi hubungan yang telah disepakati bersama,

• Pertemuan Presiden Moon Jae In dan Presiden Xi Jin Ping di Da Nang, Vietnam Pada tanggal 10-11 November 2017,
Presiden Moon Jae In dan Presiden Xi Jin Ping mengadakan pertemuan di sela-sela pertemuan Asia-Pacific Economic
Coorperation (APEC) 2017 di Da Nang, Vietnam.
• Pertemuan Presiden Moon Jae In dan Presiden Xi Jin Ping di Beijing, Tiongkok Pasca pertemuan antara Moon Jae In
dan Xi Jin Ping di sela-sela KTT APEC di Da Nang, Vietnam pada November 2017, Presiden Moon Jae In melakukan
kunjungan kenegaraan ke Tiongkok untuk menghadiri KTT pada 13-16 Desember 2017 atas undangan dari Presiden Xi
Jin Ping
KESIMPULAN

Adanya kepentingan ekonomi Korea Selatan terhadap Tiongkok menjadikan Korea Selatan berupaya untuk
memperbaiki Kembali hubungan ekonomi dengan Tiongkok. Pasca dilantiknya presiden Korea Selatan yang baru,
Presiden Moon Jae In, pemerintah Korea Selatan mulai melakukan upaya untuk memperbaiki hubungan ekonomi
dengan melakukan diplomasi melalui negosiasi terhadap Tiongkok. Proses negosiasi ini dilakukan dalam beberapa
tahapan, yakni tahap Pranegotiation, dalam tahap ini Presiden Moon Jae In menyerukan untuk diadakannya
perundingan bilateral untuk menyatukan pemahaman terkait THAAD melalui percakapan telepon seluler dengan
Presiden Xi Jin Ping. Tahap Around-the-Table’ Negotiation, dalam tahap ini Korea Selatan mengirimkan utusannya
untuk menghadiri berbagai pertemuan kenegaraan yang juga dihadiri Tiongkok dengan tujuan meyakinkan Tiongkok
bahwa pemasangan THAAD adalah untuk perlindungan diri dan mencari jalan keluar dari permasalahan yang terjadi
diantara kedua negara. Tahap Diplomatic Momentum, Korea Selatan pada 30 Oktober 2017 menyepakati poin Three
No’s yang diinginkan oleh Tiongkok. Tahap Packaging Agreement, pada 31 Oktober 2017 kedua negara sama-sama
mengeluarkan pernyataan resmi terkait dengan kesepakatan untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatic. Tahap
Following Up, dalam tahap ini kedua negara kembali melakukan kunjungan kenegaraan guna membahas berbagai
kerja sama yang sebelumnya tertunda serta Korea Selatan meminta agar Tiongkok membuka boikot terhadap
perekonomian Korea Selatan.
 
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai