NAMA KELOMPOK:
Penguasa Banten selanjutnya adalah Maulana Yusuf (1570-1580), putra Hasanuddin. Di bawah kekuasaannya
Kerajaan Banten pada tahun 1579 berhasil menaklukkan dan menguasai Kerajaan Pajajaran (Hindu). Maulana
Yusuf digantikan oleh Maulana Muhammad (1580-1596). Pada akhir kekuasaannya, Maulana Muhammad
menyerang Kesultanan Palembang. Dalam usaha menaklukkan Palembang, Maulana Muhammad tewas dan
selanjutnya putra mahkotanya yang bernama Pangeran Ratu naik takhta. Ia bergelar Sultan Abul Mufakhir
Mahmud Abdul Kadir.
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa putra Pangeran Ratu yang bernama Abdul Fattah
yang bergelar Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Sultan Ageng mengadakan pembangunan, seperti jalan,
pelabuhan, pasar, masjid yang pada dasarnya untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Banten. Namun sejak VOC turut campur tangan dalam pemerintahan Banten, kehidupan sosial
masyarakatnya mengalami kemerosotan.
Keadaan semakin memburuk ketika terjadi pertentangan antara Sultan Ageng dan Sultan Haji, putranya dari
selir. Pertentangan ini berawal ketika Sultan Ageng mengangkat Pangeran Purbaya (putra kedua) sebagai
putra mahkota. Pengangkatan ini membuat iri Sultan Haji. Berbeda dengan ayahnya, Sultan Haji memihak
VOC. Bahkan, dia meminta bantuan VOC untuk menyingkirkan Sultan Ageng dan Pangeran Purbaya.
Sebagai imbalannya, VOC meminta Sultan Haji untuk menandatangani perjanjian pada tahun 1682
Kehidupan Ekonomi Kerajaan
Banten
Banten di bawah pemerintahan sultan ageng tirtayasa dapat berkembang menjadi bandar perdagangan dan
pusat penyebaran agama islam. Adapun faktor-faktornya ialah:
a.) Letaknya strategis dalam lalu lintas perdagangan.
b.) Jatuhnya malaka ke tangan portugis, sehingga para pedagang islam tidak lagi singgah di malaka namun
langsung menuju banten, banten mempunyai bahan ekspor penting yakni lada.
Banten yang menjadi maju banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari arab, gujarat, persia, turki, cina dan
sebagainya. Di kota dagang banten segera terbentuk perkampungan-perkampungan menurut asal bangsa itu,
seperti orang-orang arab mendirikan kampung pakojan, orang cina mendirikan kampung pacinan, orang-orang
indonesia mendirikan kampung banda, kampung jawa dan sebagainya.
Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan
Banten
Sejak banten di-islamkan oleh fatahilah (faletehan) tahun 1527, kehidupan sosial masyarakat secara berangsur-
angsur mulai berlandaskan ajaran-ajaran islam. Kehidupan sosial masyarakat banten semasa sultan Ageng
Tirtayasa cukup baik, karena sultan memerhatikan kehidupan dan kesejahteran rakyatnya. Namun setelah
sultan Ageng Tirtayasa meninggal, dan adanya campur tangan belanda dalam berbagai kehidupan sosial
masyarakat berubah merosot tajam.
Masyarakat yang berada pada wilayah Kesultanan Banten terdiri dari beragam etnis yang ada di Nusantara,
antara lain: Sunda, Jawa, Melayu, Bugis, Makassar, dan Bali. Beragam suku tersebut memberi pengaruh
terhadap perkembangan budaya di Banten dengan tetap berdasarkan aturan agama Islam. Pengaruh budaya
Asia lain didapatkan dari migrasi penduduk Cina akibat perang Fujian tahun 1676, serta keberadaan pedagang
India dan Arab yang berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Peninggalan Kerajaan Banten
1. Keraton Surosowan
Keraton Surosowan adalah komplek tempat tinggal yang didirikan oleh Maulana Hasanudin, sultan
pertama Banten sekitar tahun 1522. Komplek ini nantinya menjadi pusat pemerintahan Banten sampai
dengan penghapusannya oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.
2. Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten adalah salah satu peninggalan utama dari Kerajaan Banten. Dibangun oleh
Maulana Hasanudin sekitar tahun 1556, masjid ini melengkapi komplek keraton Surosowan yang sudah
dibangun sebelumnya. Masjid ini memiliki Menara/pagoda yang kental dengan kultur Cina.
3. Benteng Speelwijk
Benteng Speelwijk adalah bentuk kekuasaan VOC atas Kerajaan Banten. Benteng ini didirikan pada
tahun 1682, tepat bersamaan dengan naiknya Sultan Abu Nasr Abdul Kahhar atau Sultan Haji. Sultan
Haji diketahui menggulingkan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa dengan bantuan VOC. Benteng ini
adalah sebagian kecil dari konsesi yang diberikan Banten kepada VOC.
(Sumber: StudioBelajar.com)
Om Shanti Shanti Shanti
Om