Anda di halaman 1dari 60

Struktur Baja

Batang Tarik (Tension Member)


Kelompok 3

Anggota Kelompok :

1. Putu Adi Purnamadi


(09/2015124055)
2. William Hongutomo
(11/2015124070)
3. A.A. Gede Rai Jambe
(13/2015124080)
4. Agus Wijaya Kusuma
(15/2015124095)
Batang Tarik (Tension Member)

01 02 03 04
Elemen Batang Kekuatan Tarik Luas Penampang Contoh Soal
Tarik Nominal Metode Netto Tentang Luas
LRFD Penampang Netto

08 07 06 05
Geser Blok Kelangsingan Contoh letak Luas Penampang
Batang Tarik batang tarik Netto Efektif
01
Elemen Batang
Tarik
Batang tarik banyak
dijumpai dalam banyak
struktur baja, seperti
struktur- struktur
jembatan, rangka atap,
menara transmisi, ikatan
angin, dan lain
sebagainya. Batang tarik
ini sangat efektif dalam
memikul beban.

Batang tarik adalah elemen


batang pada struktur yang
menerima gaya tarik aksial
murni. Gaya tarik tersebut
dikatakan sentris jika garis
gaya berimpit dengan garis
berat penampang. Batang tarik
ini umumnya terdapat pada
struktur rangka batang.
Jenis Bentuk Batang Tarik
02
Kekuatan Tarik
Nominal Metode LRFD
(SNI 03-1729-2002)
Menentukan Kekuatan Nominal Penampang Batang
Tarik
Kondisi leleh dari luas
penampang kotor/bruto

Kondisi fraktur/putus
dari luas penampang
efektif pada daerah
sambungan

Kondisi geser blok pada


sambungan
Komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor
Nu harus memenuhi

𝑁𝑢 ≤ ∅ 𝑁𝑛

Dimana,
Nn = kekuatan nominal penampang.
∅ = faktor tahanan/reduksi (SNI 03-1729-
2002, tabel 6.4-2, hal.18). (SNI 03-1729-
2002, fs.10.1)
1. Pada kondisi leleh dari luas penampang bruto.

Nn = Ag . fy

Dimana:
Ag = luas penampang bruto (mm2).
fy = tegangan leleh sesuai mutu baja (MPa). Pada
kondisi ini faktor tahanan adalah:
∅ = 0,90.
2. Pada kondisi fraktur/putus dari luas penampang
efektif/netto pada sambungan.
Nn = Ae . fu

Dimana, 
Ae = luas penampang efektif/netto (mm 2)
fu = tegangan putus sesuai mutu baja (Mpa). Pada
kondisi ini faktor tahanan adalah
∅ = 0,75.
03
Luas Penampang
Netto
SNI 03-1729-2002 fs.10.2.2.
menyebutkan dalam suatu potongan
jumlah luas lubang tidak boleh
melebihi 15% luas penampang utuh , Anet ≥ 85 % Ag
atau dengan kata lain luas
penampang netto
1. Ukuran lubang paku atau baut

Menurut SNI 03-1729-2002, fs.17.3.6 diameter nominal lobang (d) yang


sudah jadi harus 2 mm lebih besar dari diameter nominal baut (dn)
untuk suatu baut diameternya tidak melebihi 24 mm, dan maksimum 3
mm lebih besar untuk baut dengan diameter lebih besar, kecuali
untuk lubang pada pelat landas.
Specification for Structural Joints Using ASTM A325 or
A490 Bolts, Prepared by RCSC Committee, 2009
2. Lubang Sejajar dan Lobang Berselang-seling.
a) Lobang sejajar (gambar a), luas penampang netto (pot. a-a)

Anet = Ag – n . d . t

Dimana, 
n = jumlah loban
d = diameter lobang (mm)
Ag = luas penampang bruto = h . t
t = tebal pelat terkecil antara t1
dan t2
b) Lobang berselang-seling (gambar b)

Potongan a-b :
Anet = Ag – n . d . t

 Potongan a-c-b :
Anet = Ag – n . d . t

 Potongan a-c-d :
Anet = Ag – n . d . t

Dari ketiga peninjauan ini luas penampang netto diambil


yang terkecil, dan harus,

Anet ≥ 85 % Ag
3. Lobang Berselang-seling Pada Baja Siku

Jarak U2 = ga + gb - t
Potongan a-b :
Anet = Ag – n . d . t

 Potongana-c-b :
Anet = Ag – n . d . t

 Potongana-c-d :
Anet = Ag – n . d . t

Dari ketiga peninjauan ini luas penampang netto diambil


yang terkecil, dan harus,

Anet ≥ 85 % Ag
4. Lobang Berselang-seling Pada Profil Baja Kanal dan WF
a) Profil kanal C (gambar a)

U2 = ga + gb – t
Apabila tebal sayap t1 dan tebal badan t2 maka,
U2 = (ga + gb) – (1/2t1 +1/2t2)
b) Profil I (gambar b)

U2 = ga/2 + gb – t
Apabila tebal sayap t1 dan tebal badan t2 maka,
U2 = (ga /2+ gb) – (1/2t1 +1/2t2)
04
Contoh Soal
Tentang Luas
Penampang Netto
1.

Sambungan seperti gambar berikut


yaitu dua buah pelat tebal 4 mm
disambung dengan tiga buah pelat
dengan tebal 2 mm, diameter alat
penyambung dn = 12 mm, jumlah alat
penyambung 8 (delapan) buah.
Hitunglah luas penampang netto.
Tebal pelat terkecil, t = 2 + 2 + 2 = 6 mm.
Diameter lobang d = 12 mm + 2 mm =14 mm.
Penyelesaian
Potongan 1 – 2 - 3 :
Anet = h.t - 3.t.d
= 250.6 - 3.6.14
= 1500 – 252 = 1248 mm2
 

Potongan 1 – 4 - 2 -5-3:
Anet = h.t – 5.t.d
= 250.6 - 5.6.14
= 1500 - 420 + 75 + 75 + 75 + 75 = 1380 mm2
Penyelesaian
 

Potongan 1 – 4 - 5 - 3 :
Anet = h.t – 4.t.d
= 250.6 - 4.6.14
= 1500 - 336 + 75 + 75 = 1314 mm2

SNI 03-1729-2002 fs.10.2.2.:


Anet = 85% . Ag = 85% h.t
= 0,85 x 250 x 6
= 1275 mm2 --> Anet = 1248 mm2.
(Anet potongan 1-2-3 < Anet SNI jadi tidak memenuhi
syarat).
Solusi
a. Diameter paku dikecilkan.
b. Susunan paku pada satu potongan
vertikal dirobah dari 3 (tiga) buah
menjadi 2 (dua) buah
2.

Sambungan seperti gambar berikut


yaitu dari profil baja siku
150.100.10, diameter nominal alat
penyambung dn = 25 mm. Hitunglah
luas penampang netto.
Diameter lobang d = 25 + 3 mm = 28 mm (lihat SNI)
U1 = 60 mm
S = 75 mm
U2 = ga + gb – t = 55 + 60 – 10 = 105 mm.
Luas profil baja siku, Ag = 2420 mm2 (lihat tabel
profil).
Penyelesaian
Potongan a – b :
Anet = Ag – n.d.t
= 2420 – 2 . 28 . 10 = 1860 mm2

Potongan a – c – b:
Anet = 𝐴𝑔 − 𝑛.𝑑.𝑡
= 2420 − 3.28.10
= 2420 − 840 + 234,4 + 133,9 = 1948,3 mm2
Penyelesaian
 

Potongan a – c – d:
Anet = 𝐴𝑔 − 𝑛.𝑑.𝑡
= 2420 − 3.28.10
= 2420 − 840 + 234,4 + 133,9 = 1948,3 mm2

SNI 03-1729-2002 fs.10.2.2.:


Anet = 85% . Ag
= 0,85 x 2420
= 2057 mm2 --> Anet = 1860 cm2
(Anet potongan a-b < Anet SNI, jadi tidak memenuhi
syarat).
Solusi
a. Diameter paku dikecilkan.
b. Susunan paku pada sayap dirubah dari
2 (tiga) buah menjadi 1 (satu) buah saja
05
Luas Penampang
Netto Efektif
SNI 03-1729-2002 fs.10.2. menetapkan :

Ae = U . Anet

Dimana,
Ae= luas neto efektif.
U = koefisien reduksi.
Anet = luas neto penampang.
Koefisien reduksi U untuk hubungan yang menggunakan baut atau paku
keling diperoleh dari persamaan berikut

U = 1 – (x/L) ≤ 0,9

Dimana,
U = faktor reduksi.
X = eksentrisitas sambungan, jarak tegak lurus arah
gaya tarik, antara titik berat penampang komponen
yang disambung dengan bidang sambungan, mm.
L = panjang sambungan pada arah gaya
Bentuk-bentuk
eksentrisitas
sambungan
Contoh Soal
Penyelesaian
 

x=
= 24,80 mm
U = 1 – 24,80/100 = 0,75 < 0,90 (memenuhi)

Maka luas penampang netto efektif menjadi,


Ae = 0,75 Anet
06
Contoh Letak
Batang Tarik
07
Kelangsingan
Batang Tarik
Kelangsingan komponen struktur
tarik, λ = Lk/r, dibatasi sebesar 240
untuk batang tarik utama, dan 300
untuk batang tarik sekunder, dimana
Lk adalah panjang batang tarik, r
adalah jari-jari inertia, SNI fs.10.3.4.
(1).
08
Geser Blok
Suatu keruntuhan dimana mekanisme keruntuhannya merupakan kombinasi
geser dan tarik dan terjadi melewati lubang-lubang baut pada komponen struktur tarik
disebut keruntuhan geser blok
Keruntuhan geser blok adalah perjumlahan antara tarik leleh
(atau tarik fraktur) dengan geser fraktur (atau geser leleh),
dengan tahanan nominal ditentukan oleh salah satu
persamaan berikut

a) Geser leleh dengan tarik fraktur,


Bila fu.Ant ≥ 0,6.fu.Anv, maka Nn = 0,6 fy.Agv + fu.Ant

b) Geser fraktur dengan tarik leleh,


Bila fu.Ant < 0,6.fu.Anv, maka Nn = 0,6.fu.Anv+fy.Agt
Dimana,
Agv = luas kotor/bruto akibat geser.
Anv = luas netto akibat geser.
Agt = luas kotor/bruto akibat tarik.
Ant = luas netto akibat tarik.
Fy = tegangan leleh (sesuai mutu baja).
Fu = tegangan fraktur/putus (sesuai mutu baja).
Contoh Soal
Data-data
Mutu baja BJ-34, fy=210 Mpa, fu = 340 Mpa.
Baut ½“, dn = 12,7 mm, lubang d = 12,7 mm
+2 mm = 14,7 mm
x = e = 16,9 mm, luas profil bruto Ag =
6,91 cm2 = 691 mm2, ix = iy = r = 1,82 cm.

Diminta
Lakukan evaluasi
terhadap sambungan
tersebut dengan metode
LRFD
Penyelesaian

Metode LRFD

Faktor tahanan komponen struktur yang memikul gaya


tarik aksial (tabel 6.4.2 SNI 03-1729-2002),
• terhadap kuat tarik leleh Ø = 0,90
• terhadap kuat tarik fraktur Ø = 0,75
Penyelesaian

1) Kekuatan tarik nominal terfaktor (Nu).


Kekuatan tarik nominal terfaktor dihitung sebagai berikut

a) Kondisi leleh,
Nu ≤ Ø Nn = Ø.Ag.fy = 0,90.(691 mm2).(210 Mpa) = 130599 N
= 130,6 kN.
b) Kondisi fraktur/putus terletak pada sambungan.
Luas penampang netto (potongan melalui satu lobang paku),
Anet = (691 mm2) – (14,7 mm).(6 mm) = 602,8 mm2
Penyelesaian

Luas penampang netto efektif,


U = 1–(x/L) ≤ 0,9
= 1–(16,9/100) = 0,831<0,9
Maka,
Ae = U.Anet = 0,831.(602,8 mm2) = 500,93mm2.
Ø Nn = Ø .Ae.fu = 0,75.(500,93 mm2).(340 Mpa) = 126737 N
= 127,7 kN.
Penyelesaian

c) Kondisi geser blok.


Luas,
Agt = (6 mm).(30 mm) = 180 mm2
Agv = (6mm).(130mm) = 780 mm2
Ant = (180mm2)–½.(14,7mm).(6mm) = 135,9 mm2
Anv = (780 mm2) – 2½.(14,7 mm).(6 mm) = 559,5 mm2
fu.Ant = (340 Mpa).(135,9 mm2) = 58701 N = 5,8 ton.
0,6 fu.Anv = 0,6.(340Mpa).(559,5mm2)=114138N = 11,4ton.
fu.Ant < 0,6 fu.Anv
Penyelesaian
Maka kekuatan tarik nominal,
Nn = 0,6.fu.Anv+fy.Agt = 114138 + (210Mpa).(180mm2) = 151938N.

Kekuatan tarik nominal terfaktor,


Ø Nn = 0,75.(151938 N) = 113953,5 N = 114 kN.

Yang menentukan adalah yang terkecil dari ketiga kondisi


tersebut, yaitu
Nu ≤ Ø Nn = 114 kN atau Nu ≤ Ø Nn =11,4 ton
Penyelesaian
2) Kelangsingan.
Kelangsingan batang tarik dihitung sebagai berikut

λ = Lk/r = 250/1,82 = 137 < 240 (memenuhi)

3) Luas penampang netto minimum.


Luas penampang minimum (SNI03-1729-2002fs.10.2.2.),
Anet > 85%.Ag = 0,85.(691 mm2) = 587,35 mm2 < 602,8 mm2
(memenuhi)
Luas penampang netto yang terjadi masih diatas syarat luas penampang
minimum
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai