Anda di halaman 1dari 25

Analisis

Manajemen
Strategi pada PT.
Astra International
Tbk. Tahun 2020
01
Profil Perusahaan
Cita-cita yang dimiliki perusahaan
adalah sejahtera bersama bangsa.
Sedangkan untuk filosofinya adalah
PT. Astra International Tbk. adalah Catur Dharma :
Perusahaan yang bergerak di berbagai
bidang, yakni perdagangan, industri, a) Menjadi milik yang
pertambangan, pengangkutan, pertanian,
bermanfaat bagi bangsa dan
pembangunan (konstruksi dan real
estat), dan jasa (aktivitas profesional;
negara
ilmiah dan teknis; jasa informasi dan b) Memberikan pelayanan
komunikasi). Perusahaan ini berdiri pada terbaik kepada pelanggan
20 Februari 1957. Saham perseroan ini c) Menghargai individu dan
telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia membina kerja sama
sejak tanggal 4 April 1990 dengan kode d) Senantiasa berusaha
perdagangan ASII. Jumlah tenaga kerja
mencapai yang terbaik.
perseroan, anak perusahaan, ventura,
bersama dan entitas asosiasi pada tahun
2020 sebanyak 187.365 orang.
02 Formulasi
Strategi
Visi dan Misi

Visi :
1. Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia
Pasifik dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dan struktur
keuangan yang solid.
2. Menjadi perusahaan yang intelligent dan agile yang berfokus pada
karyawan, pelanggan dan masyarakat.

Misi :
Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada
para pemangku kepentingan.
Audit eksternal perusahaan
Identifikasi faktor audit
eksternal
Auditor eksternal adalah laporan  Peluang
tahunan yang diajukan oleh manajemen 1. Selalu berinovasi dalam menciptakan produk
perseroan sebagai pertanggungjawaban dan jasa
pengurusan perseroan kepada RUPS 2. Peluang untuk kembali masuk ke bisnis
tahunan mencakup laporan keuangan yang perbankan di tengah transformasi kearah bank
telah di audit oleh Kantor Akuntan Publik digital.
(KAP).  Ancaman
Selain auditor eksternal, Astra juga 1. Persaingan usaha
menggunakan jasa professional lain yaitu 2. Risiko pasar
jasa penilai, aktuaris dan lembaga 3. Risiko keuangan
pemeringkat. Jumlah pembayaran 4. Risiko siber
keseluruhan untuk jasa institusi-institusi 5. Pengaruh Kebijakan pemerintah
tersebut termasuk auditor eksternal tahun 6. Pertumbuhan ekonomi Indonesia memburuk
2020 adalah sekitar Rp 45 miliar.
Audit internal perusahaan Identifikasi faktor audit
Grup Internal Audit (GIA) merupakan internal
bagian dari struktur pengendalian internal
Perseroan yang berperan sebagai mitra  Kekuatan
utama bagi manajemen dengan 1. Sumber daya manusia (SDM)
menerapkan manajemen risiko proaktif, 2. Jaringan penjualan dan layanan yang luas
melindungi dan menciptakan nilai bisnis 3. Menjaga keseimbangan antara aspek
bagi Grup Astra melalui kegiatan asurans ekonomi dengan aspek social dan
dan konsultansi yang independen serta lingkungan
objektif. GIA membantu para pemangku 4. Penerapan teknologi
kepentingan dengan memberikan jasa 5. Mengusung berbagai merek produk
asurans dan konsultasi yang mengacu 6. Sistem manajemen
kepada standar Institute of Internal auditors  Kelemahan
(IIA). 1. Pelemahan ekonomi nasional
2. Kinerja Grup Astra mengalami penurunan
3. Penjualan dan pendapatan menurun
- Tujuan Jangka Panjang

PT. Astra International Tbk mempunyai tujuan jangka


panjang yang ditargetkan akan dicapai pada tahun 2030
dengan tema “Kebangaan Bangsa”, untuk menjadi salah
satu perusahaan yang membanggakan bagi Indonesia di
mata dunia dalam semua aktivitasnya.
Menciptakan strategi
alternatif
PT. Astra International Tbk menggunakan
strategi diversifikasi sebagai strategi alternative
Perseroan. Astra International memanfaatkan
berbagai peluang bisnis untuk meningkatkan
investasi dan semakin memperluas diversifikasi
usaha yang sinergis. Dengan lini usaha pada 7
lini bisnis yaitu otomotif, jasa keuangan, alat
berat; pertambangan; konstruksi dan energy,
agribisnis, infrastruktur dan logistic, teknologi
informasi, dan property, yang dikelola secara
professional oleh lebih dari 187 ribu karyawan
pada 238 anak perusahaan, perusahaan
asosiasi dan entitas asosiasi.
Memilih dan menganalisis strategi
Hasil evaluasi strategi Astra International yaitu integrasi ke depan
dan integrasi ke belakang.
Dengan melakukan 2 tahap perumusan strategi maka Astra
International menghasilkan strategi yang sesuai dengan salah satu visi
perusahaan yaitu menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan
terbaik di Asia Pasifik dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dan
struktur keuangan yang solid.
Sesuai dengan pernyataan tersebut maka integrasi ke depan yaitu
dengan memperbesar pangsa pasar dan integrasi ke belakang yaitu
dengan menguasai sebagian saham milik supplier, sehingga perusahaan
mendapatkan prioritas pasokan dengan harga yang bagus.
Matriks SWOT
  Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Sumber daya manusia (SDM) 1. Pelemahan ekonomi nasional
2. Jaringan penjualan dan layanan yang luas 2. Kinerja Grup Astra mengalami
3. Menjaga keseimbangan antara aspek penurunan
ekonomi dengan aspek social dan 3. Penjualan dan pendapatan menurun  
lingkungan
4. Penerapan teknologi
5. Mengusung berbagai merek produk
6. Sistem manajemen berkembang  

Peluang (O) Strategi SO  Strategi WO


1. Berinovasi dalam menciptakan produk 1. Memaksimalkan inovasi teknologi dalam 1. Menambah promosi di berbagai media,
dan jasa berbagai produk (S4, O1)  baik secara online maupun offline (W1,
2. Peluang untuk kembali masuk ke bisnis O1)
perbankan ditengah transformasi ke arah
bank digital  
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT
1. Persaingan usaha 1. Merekrut karyawan yang berkompeten 1. Mengurangi pengeluaran perusahaan
2. Risiko pasar dalam hal pemasaran (S2, T2) yang tidak terlalu penting (W1, W3, T3)
3. Risiko keuangan 2. Memaksimalkan inovasi produk yang 2. Memaksimalkan investasi agar
4. Risiko siber kompetitif untuk menanggulangi competitor pendapatan perusahaan membaik (W2,
5. Pengaruh kebijakan pemerintah (S5, T1) T6) 
6. Pertumbuhan ekonomi Indonesia  
memburuk

 
03
Implementasi
04 Evaluasi
Untuk melakukan evaluasi, ada beberapa tahapan, yaitu mengkaji ulang landasan strategi, mengukur kinerja perusahaan, dan
mengambil tindakan korektif.
1. Mengkaji ulang landasan strategi
Dalam melakukan pengawasan terhadap implementasi strategi perusahaan, Dewan Komisaris bekerja sama dengan
Direksi. Dewan Komisaris memiliki komite-komite dalam membantu melakukan pengawasan, yaitu komite audit, komite
nominasi dan remunerasi, dan komite eksekutif.
Faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja dari perusahaan Astra ini adalah adanya Covid-19 yang sehingga
pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu diterapkannya PSBB. Atau pembatasan mobilitas manusia untuk menahan laju
penyebaran Covid-19. Karena adanya pembatasan mobilitas dan banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan, sehingga
membuat permintaan barang menjadi menurun.
Faktor internal yang mempengaruhi kinerja dari perusahaan Astra ini adalah sumber daya manusia (SDM). Karena
sebagian karyawan harus bekerja dari rumah atau secara online. Dan dalam aspek keuangan, perusahaan berfokus pada menjaga
posisi keuangan.
Di masa pandemi ini prioritas Grup Astra yaitu pada keselamatan dan kesehatan karyawan, serta Grup menerapkan
serangkaian protokal kesehatan dan mematuhi kebijakan pemerintah.
Hasil dari strategi Triple-P Roadmap membuat Astra International memiliki tujuh lini bisnis dengan 238 perusahaan dan
memiliki lebih dari 187.000 karyawan di akhir tahun 2020.
Pada tahun 2020 merupakan ujian yang berat karena adanya pandemi covid-19 membuat keseluruhan kinerja pada Grup
Astra ini mengalami penurunan karena ketidakpastian iklim bisnis serta pelemahan ekonomi dunia.
Lanjutan…

Laba bersih Grup Astra pada tahun 2020, termasuk laba dari transaksi penjualan Bank Permata,
mencapai Rp 16,2 triliun lebih rendah 26% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 21,7
triliun. Namun, jika tanpa memperhitungkan hasil dari transaksi penjualan Bank Permata, maka perolehan laba
bersihnya menurun 53% menjadi Rp 10,3 triliun.
Meski banyak terjadi penurunan, Dewan Komisaris menilai bahwa Direksi mampu bertindak dengan
cepat dalam menghadapi tantangan yang terjadi di tahun 2020 ini, baik dilihat dari sisi bisnis maupun dalam
hal menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan. Selain itu, Direksi juga mampu menjaga arus kas dan
menahan pengeluaran yang tergolong tidak esensial, sehingga mampu menjaga kinerja keuangan Grup.
Sehingga dengan memperhatikan dan mengevaluasi faktor internal dan eksternal, hal ini
mengindikasikan strategi yang diterapkan Direksi pada tahun 2020 adalah tepat untuk menghadapi tantangan
pada tahun 2020 dan cukup baik dalam menjaga kinerja keuangan perusahaan di tengah melemahnya ekonomi
global.
2. Mengukur kinerja keuangan menggunakan Balanced Scorecard
a. Perspektif Keuangan

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa kinerja perusahaan pada tahun 2020 mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2019. Meskipun mengalami penurunan, tetapi kinerja perusahaan Astra pada tahun 2020 masih dapat
dikatakan cukup baik.
b. Perspektif pelanggan, yaitu kepuasan pelanggan.
Setiap keluhan dari pelanggan akan diselesaikan sesuai dengan Service Level Agreement paling cepat dalam satu
hari dan selambat-lambatnya satu minggu setelah keluhan pelanggan diterima. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
mempunyai kinerja yang baik dalam melayani pelanggan.
Lanjutan…

c. Perspektif bisnis internal, dalam hal ini ditunjukkan dengan adanya inovasi. Pada tahun 2020, jumlah
proyek inovasi yang berhasil diimplementasikan oleh Grup Astra meningkat 33% dari tahun sebelumnya.
Hal ini menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yaitu kepuasan dari karyawan. Ada berbagai fasilitas yang
diberikan oleh Perusahaan Astra kepada karyawannya, yaitu :
- Pelatihan dan pengembangan kompetensi karyawan,
- Memberi wadah kepada karyawan yang memiliki inovasi-inovasi baru,
- Tersedia program keterikatan karyawan dengan mengoptimalkan EVP,
- Menyediakan dana pensiun,
- Menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung kepada karyawannya agar nyaman untuk bekerja.
Sehingga hal tersebut dapat memberi kepuasan kepada karyawan dengan sangat baik.
3. Melakukan Tindakan Korektif
Berikut tindakan korektif yang dilakukan oleh Astra International dalam upaya untuk mengevaluasi
strategi produknya, yaitu :
a. Mengurangi belanja modal dan mengelola modal kerja
Pada awal tahun 2020, Perusahaan Astra menyatakan alokasi anggaran belanja modal pada tahun
tersebut akan mencapai sekitar Rp 20 triliun - Rp 21 triliun secara konsolidasi. Namun, dikarenakan
adanya pandemi, perusahaan menutuskan untuk menurunkan alokasi belanja modal. Astra International
mengurangi belanja modal dan mengelola modal kerja dikarenakan hal ini untuk mengurangi risiko
operasional dan keuangan di tengah melemahnya perekonomian akibat dari pandemi Covid-19.
b. Evaluasi lini bisnis yang mengalami peningkatan dan penurunan
Penurunan kinerja Astra International terutama disebabkan pelemahan bisnis otomotif, alat berat dan
pertambangan, serta jasa keuangan. Penurunan juga terjadi pada bisnis infrastruktur dan logistik dan
bisnis teknologi informasi. Selain mengalami penurunan hampir di semua lini bisnis, Astra International
juga mencatat peningkatan di beberapa lini bisnis lainnya, yaitu agribisnis dan properti.
Secara total pendapatan bersih Astra International tercatat menurun 26% menjadi Rp 175 triliun
dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 237 triliun. Sedangkan untuk nilai aset bersih per
saham Astra International mengalami peningkatan menjadi Rp 3.845,- di tahun 2020 dibandingkan tahun
sebelumnya hanya Rp 3.652,-.
Lanjutan…

c. Penjualan Saham Bank Permata


Pada bulan Mei, Grup menyelesaikan transaksi penjualan 44,56% saham yang
dimiliki di Bank Permata dengan nilai transaksi bersih sebesar Rp16,8 triliun. Penjualan
dari saham Bank Permata mendapatkan laba bersih sebesar Rp 5,8 triliun. Sehingga
dengan adanya penjualan saham Bank Permata ini membuat laba bersih Perusahaan Astra
International bertambah.
Rencana-rencana yang akan dilakukan oleh PT. Astra di masa mendatang untuk
mengembangkan bisnisnya dan agar mampu bersaing adalah sebagai berikut :
a. Grup Astra berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk yang bervariasi dan
menarik bagi konsumen, termasuk produk-produk hybrid dan listrik dalam rangka
mendukung program elektrifikasi Pemerintah.
b. Mendorong kreativitas dan inovasi untuk bertransformasi dalam rangka mencapai
Goal 2030, yaitu Astra kebanggaan bangsa.
c. Melanjutkan strategi transformasi digital untuk mengoptimalkan kemampuan dalam
seluruh aspek bisnis model yang dijalankan.
05

Studi Kasus
Studi kasus pada PT. Astra International Tbk
PT Astra International menyampaikan bahwa kinerja penjualan grup otomotif yang terdiri Toyota,
Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, dan Peugeot, sepanjang tahun 2020 mencapai 270.076 unit. Angka ini turun
49,6 persen dibanding pencapaian tahun sebelumnya sebesar 536.402 unit. Pangsa pasar grup Astra juga
mengalami penurunan, dari 52 persen pada 2019 menjadi 51 persen di tahun 2020

Sumber : Tempo. Co
Solusi kasus
 Berdasarkan kasus tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2020 selama pandemic kinerja penjualan pada
perusahaan PT Astra Internasional mengalami penurunan pada beberapa produk otomotifnya diantaranya
produk yang mengalami penurunan adalah pada produk Toyota, Daihatsu, LCGC dan produk isuzu.
Namun disisi lain adapula beberapa produk yang tetap mengalami kenaikan diantaranya yaitu pada
produk ud truck, dan astra peugot. Tetapi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dari keseluruhan
penjualan produk otomotif yang terjual, pada tahun 2020 rata rata penjualan keseluruhan produk otomotif
mengalami penurunan hingga 49,6%, hal ini dapat menjadi satu masalah yang berdampak pada
perkembangan perusahaan itu sendiri.
 Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat berbagai usaha yang dapat dilakukan agar penjualan dapat
meningkat selama pandemic. Beberapa usaha yang dapat dilakukan antara lain yaitu meningkatkan
kemampuan digital yang telah dimiliki agar dapat menjangkau pelanggan secara offline dan online
dengan merancang aplikasi teknologi ke dalam ekosistem bisnis , mengadakan peluncuran model-model
produk baru yang selaras dengan perkembangan industri di tahun-tahun mendatang untuk menarik minat
konsumen, dan berfokus pada beberapa strategi yaitu, , efisiensi struktur biaya produksi, percepatan
digitalisasi yang menunjang kelancaran proses bisnis dan inovasi layanan untuk meraih kepuasan
pelanggan sekaligus mendorong operational excellence melalui perbaikan berkelanjutan dan struktur
biaya dalam rantai nilai yang kuat.
Lanjutan…

 Untuk beberapa produk yang tetap mengalami peningkatan selama pandemi perlu
dilakukan beberapa hal pula agar peningkatan penjualan dapat bertahan dengan nilai
positif. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain yaitu dengan cara menyediakan
kendaraan komersial serta layanan dengan standar terbaik yang menjamin kelancaran
operasional bisnis pelanggan, melakukan pengembangan platform digital untuk
mendukung kelancaran proses bisnis secara menyeluruh, yang mendukung
pertumbuhan profitabilitas ke depan dan mengutamakan optimalisasi kualitas
standard pelayanan dan operasional jaringan yang telah dimiliki, diiringi strategi
peluncuran produk baru dengan penawaran harga yang kompetitif,akselerasi proses
digitalisasi dan pengelolaan operasional dan layanan yang unggul untuk pencapaian
kinerja penjualan yang optimal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai