Anda di halaman 1dari 33

TEMUAN AUDIT

1. Sifat Temuan Audit

2. Ciri-ciri temuan Audit yang baik

3. Pendekatan untuk Mengontruksi Temuan

4. Menambah Logis

5. Signifikansi Temuan Audit

6. Elemen-elemen Temuan Audit

OUTLINE 7. Pencatatan dan Pelaporan Temuan Audit

8. Pencatatan Temuan Audit

9. Keahlian Komunikasi

10. Penelahaan Pengawasan

11. Tindak Lanjut

12. Kecukupan Tindakan Perbaikan

13. Kasus
DEFINISI TEMUAN
AUDIT
Temuan Audit Adalah suatu bentuk penyimpangan
dari norma/kriterua yang daoat diterima.

Temuan Audit dapat dikembangkan berdasarkan


pada perbandingan kondisi (fakta sebenarnya)
dengan kriteria (praktik yg diharapkan).

Perbedaan dari kondisi dan kriteria tersebut


diuangkap dan dicari tahu penyebabnya
SIFAT TEMUAN AUDIT

Temuan Audit memiliki berbagai macam dan ukuran, misalnya :


1. Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan. (contoh : pengiriman yang
dilakukan tetapi tidak ditagih)
2. Tindakan-tindakan yang dilarang. (contoh :seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari perlengkapan
perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri)
3. Tindakan-tindakan tercela. (contoh : membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang telah diganti
dengan tariff yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan)
4. Sistem yang tidak memuaskan.(contoh : diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk klaim asuransi
yang belum diterima padahal kalim tersebut bervariasi dalam jumlah dan signifikansinya)
5. Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.
STANDAR

Auditor Internal harus mengidentifikasi informasi


dengan kriteria sebagai berikut :

a. Cukup (sufficient)

b. Andal (reliable)

c. Relevan (relevance)

d. Berguna (usefulness)

untuk mencapai tujuan penugasan


TEMUAN AUDIT YANG DAPAT DILAPORKAN

Temuan yang dilaporkan harus :


1. Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen
2. Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini serta dengan bukti yang memadai,
kompeten dan relevan
3. Secara objektif dibuat tanya bias / prasangka
4. Relevan dengan masalah-masalah yang ada
5. Cukup meyakinkan untuk memaksa untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang
mengandung kelemahan
CIRI-CIRI TEMUAN AUDIT

Tiga ciri Temuan Audit dikatakan baik


1. Didukung bukti yang memadai
2. Penting (material)
3. Mengandung unsur temuan (kondisi, kriteria, dan sebab akibat).
PENDEKATAN UNTUK MENGONSTRUKSI TEMUAN

Auditor internal harus realistis dan adil dalam membuat pertimbangan dan kesimpulan dari
hasil pemeriksaan. Dalam membuat laporan audit, auditor internal harus mempertimbangkan
faktor-faktor berikut :
1. Meninjau keputusan manajemen, yang bisa jadi tidak adil dan realistis.
2. Bertanggung jawab untuk memberikan bukti.
3. Tertarik pada perbaikan kinerja, namun tidak mutlak.
4. Melakukan tinjauan pada temuan-temuan audit.
MENAMBAH LOGIS

Dalam setiap aspek usaha, konsep menambah nilai (adding value) memiliki makna baru dan
lebih jelas. Definisi terbaru mengenai audit internal secara khusus menyebutkan penambahan
nilai. Fungsi-fungsi yang dianggap tidak menambah nilai berisiko untuk dirampingkan, atau
bahkan dihilangkan.
Salah satu cara auditor internal menambah nilai adalah dengan meyakinkan bahwa temuan
dan rekomendasi yang mereka berikan jelas berdampak positif bagi organisasi. Auditor
internal tidak hanya harus yakin bahwa pekerjaan mereka memberikan kontribusi yang
berarti bagi tujuan dan kesuksesan organisasi, mereka juga harus yakin bahwa kontribusi
tersebut dipahami dan dinilai oleh yang lain.
MENAMBAH LOGIS

Temuan audit yang wajar dapat menghasilkan perbaikan dalam jumlah dolar atau rupiah
yang besar, atau meningkatkan jasa, atau memperbaiki struktur dan proses organisasi.
Auditor internal akan meningkatkan citra mereka sebagai penambah nilai, bukan sebagai
pemakan sumber daya. Di sepanjang tahapan temuan-temuan audit, penting bagi auditor
internal untuk tetap fokus menyediakan aktivitas-aktivitas dan jasa-jasa bernilai tinggi.
SIGNIFIKANSI TEMUAN AUDIT

• Tingkat signifikansi temuan audit ada 3, yaitu:


1) Temuan temuan tidak signifikan(Insignificant findings)
 Kesalahan klerikal yang dialami semua organisasi yang tidak memerlukan
tindakan formal
2) Temuan-temuan kecil(Minor findings)
 Kesalah kesalahan kecil yang perlu dilaporkan karena bukan semata mata
kesalahan manusiawi yang bersifat acak
3) Temuan-temuan besar(Major finding)
 Temuan yang akan menghalangi tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit
dalam organisasi.
ELEMEN ELEMEN TEMUAN AUDIT

• Temuan yang dikembangkan memenuhi semua standar audit


dapat diterima, maka temua akan menjadi logis, wajar dan
meyakinkan.
• Temuan audit harus mencakup elemen-elemen tertentu
• Setiap temuan yang mencakup elemen-elemen tertentu, baik
eksplisit maupun implisit, akan menjadi argumen kuat untuk
melakukan perbaikan
ELEMEN ELEMEN
TEMUAN AUDIT

• Elemen-elemen temuan
adalah:
1. Kriteria
2. Kondisi
3. Penyebab
4. Dampak
5. Kesimpulan
6. Rekomendasi
ELEMEN ELEMEN TEMUAN AUDIT

• Elemen-elemen temuan adalah:


1. Kriteria
2. Kondisi
3. Penyebab
4. Dampak
5. Kesimpulan
6. Rekomendasi
ELEMEN ELEMEN TEMUAN AUDIT

Kriteria
Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen penting dalam
konsep kriteria:
Tujuan dan sasaran, dapat mencakup standar-standar operasi yang mencerminkan apa yang
diinginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi yang diaudit
Kualitas pencapaian
ELEMEN ELEMEN TEMUAN AUDIT

Kondisi
 Mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulkan melalui observasi, pengajuan pertanyaan, analisis, verifikasi,
dan investigasi yang dilakukan auditor internal.

Penyebab
 Mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada, mengapa sasaran tercapai, dan mengapa tujuan tidak
terpenuhi.
 Setiap temuan dapat ditelusuri penyimpangannya dari apa yang diharapkan

Dampak
 Dalam konteks keekonomian dan efisiensi, dampak diukur dalam dollar atau rupiah
 Dalam konteks efektivitas, dampak merupakan ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil akhir yang
diinginkan atau diwajibkan.
ELEMEN ELEMEN TEMUAN AUDIT

Kesimpulan
Tidak hanya ditunjang oleh fakta fakta, namun harus berbentuk pertimbangan professional, bukan
berisi rincian yang tidak perlu.
Pembuatan kesimpalan oleh auditor internal jelas memungkinkan dapat memberikan kontribusi
kepada organisasi

Rekomendasi
Penggambaran tindakan yang dapat dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-
kondisi yang salah dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem control
Rekomendasi harus bersifat spesifik dan positif
PENCATATAN DAN PELAPORAN TEMUAN AUDIT

Tidak setiap kelemahan yang ditemukan auditor internal harus dilaporkan. Beberapa kelemahan bersifat kecil
dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah:

1. Cukup signifikan agar dapat dilaporkan ke manajemen.


2. Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten, dan relevan.
3. Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka.
4. Relevan dengan masalah-masalah yang ada.
5. Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang
mengandung kelemahan.

Pengujiannya adalah untuk memproyeksikan bagaimana kelemahan-kelemahan tersebut akan diperhatikan oleh
orang yang memiliki sifat wajar dan berhahti-hati pada kondisi-kondisi yang serupa.
LAPORAN PENCATATAN AKTIVITAS TEMUAN AUDIT INTERNAL
MEMILIKI TUJUAN DAN RUANG UNTUK:
Mengidentifikasi Organisasi yang bertanggung jawab.
Memberi nomer identifikasi untuk temuan tertentu dan rujukan untuk kertas kerja pendukung.
Memberi pertanyaan singkat mengenai kondisi.
Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi.
Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan.
Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan tersebut.
Menunjukkan penyebab mengapa penyimpangan terjadi.
Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan.
Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial,dari kondisi tersebut.
Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan atau yang diambil.
Mencatat pembahsan dengan karyawan klien dan mencatat tanggapan tanggapan.
CONTOH
PENCATATAN TEMUAN AUDIT

Laporan Pencatatan Temuan Audit (RAF) memberikan acuan untuk pembahasan, karena
mencakup kebanyakan informasi yang dibutuhkan dalam satu lembar untuk menjelaskan
masalah. Laporan tersebut juga berfungsi sebagai pedoman untuk mengingatkan auditor
semua yang diperlukan untuk memperoleh informasi untuk temuan yang dibuat secara
mendalam. RAF juga harus diselesaikan di lapangan sehingga setiap elemen yang hilang atau
tidak lengkap bisa diperbaiki tanpa membutuhkan kunjungan ulang ke tempat yang di audit.
PENCATATAN TEMUAN AUDIT

Para pendukung laporan abstraksi menyebutkan bahwa pembuatan laporan akan memberikan banyak
manfaat :

 Manajer senior bisa diberikan sarana pembelajaran yang cepat terhadap masalah saat ini dan tindakan
yang diambil atau diperlukan untuk memecahkan permasalahan.

 Manajer lapangan tetap menerima informasi mengenai masalah masalah yang kemungkinan
mempengaruhi mereka

 Laporan abstraksi dianalisis secara periodik untuk menemukan trennya

 Kehati hatian dalam menyiapkan abstraksi memeudahkan penyiapan laporan audit final

 Membantu menjaga program jaminan mutu yang dirancang untuk meningkatkan audit internal
KEAHLIAN
KOMUNIKASI

Laporan ringkas sekali pun, seperti yang tampak


pada RAF harus ditulis dengan baik, dan masalah-
masalah harus didefinisikan dengan jelas
mnenggunakan istilah-istilah yang singkat, padat,
dan tepat. Jika dimungkinkan, bahasa RAF harus
diekspresikan dalam nada yang positif, dan istilah-
istilah yang mendorong reaksi emosional atau
defensif harus dihindari. Tentu saja, sikap yang sama
juga harus ditampilkan dalam komunikasi verbal
sehari-hari dsan presentasi interim hasil-hasil audit.
PENELAAHAN
PENGAWASAN

Supervisi audit tetap merupakan kontrol kunci atas


pengembangan profesional temuan-temuan audit.
Setiap temuan yang dapat dilaporkan harus
melewati penelaahan pengawasan yang ketat, baik
secara manual maupun elektronik, dan penelaahan
tersebut harus dibuktikan dengan tanda tangan
penyelia atau indikasi persetujuan elektronik.
MELAPORKAN TEMUAN AUDIT

Format pelaporan ini menekankan pada kelemahan-kelemahan. Pelaporan ini menawarkan manfaat
dari pelaporan segera setelah pekerjaan lapangan diselesaikan, tetapi apa yang diperoleh dari pelaporan
yang cepat bisa jadi sia-sia bila hubungan auditor-klien tidak menguntungkan. Auditor bisa berada
pada posisi memberikan kritik atau celaan, bukan sebagai pengamat objektif yang memerhatikan sisi
baik maupun sisi buruk. Dampak yang tidak menguntungkan ini dapat diseimbangkan oleh
keseluruhan tanggapan yang objektif pada ringkasan eksekutif. Hal tersebut juga dapat dinetralkan
dengan pembahasan interim mengenai RAF dengan klien.
TINDAK LANJUT

Belum ada kesepakatan mengenai tanggung jawab auditor sehubungan dengan tindak lanjut. Beberapa
penulis dan praktisi berpendapat bahwa auditor internal mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dan
terserah pada manajemen untuk mengambil tindakan perbaikan, menentukan kecukupannya, dan
mengawasi efektivitasnya. Namun, pandangan ini tidak konsisten dengan deskripsi yang lebih luas
mengenai tanggung jawab audit internal sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan Standar. Audit
internal merupakan aktivitas pemberian keyakinan yang independen, objektif dan aktivitas konsultasi
yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi
KECUKUPAN TINDAKAN PERBAIKAN

Temuan-temuan audit dan tindakan yang diperlukan untuk mengimplementasikannya memiliki banyak variasi
bentuk dan ukuran sehingga tidak ada aturan kaku bagi kelayakan tindakan perbaikan yang bisa diterapkan di
segala situasi. Secara umum, tindakan perbaikan seharusnya:

1. Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan

2. Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari kelemahan yang ada

3. Berkelanjtan efektivitasnya

4. Diawasi untuk mencegah terulang lagi


KEWENANGAN DAN STATUS AUDIT

Tanggung jawab tidak bisa dilakukan tanpa kewenangan. Tanggung jawab audit untuk menilai kecukupan dan
efektifitas tindakan perbaikan tidak akan ada artinya apabila auditor tidak diberi kewenangan untuk melakukan hal
tersebut. Kewenangan ini harus disebutkan jelas dalam akta audit internal. Semua manajer operasi harus
menyadari bahwa tindakan perbaikan harus nyata dan efektif. Auditor akan selalu memiliki wewenang untuk
menelaah tindakan dan jika tidak sepenuhnya memperbaiki keadaan maka akan dilaporkan. Temuan yang tidak
signifikan seharusnya tidak dilaporkan secara formal, sepanjang temuan tersebut telah diperbaiki dengan layak.
KASUS-LATAR BELAKANG

Guna menyusun laporan atas temuan audit, auditor internal PT. XYZ mengumpulkan sejumlah data
berikut selama field work pada fungsi
Piutang, khususnya yang berkenaan dengan meningkatnya jumlah Beban Piutang Tidak Tertagih:
PT. XYZ pada tahun 2021 perusahaan mengalami kerugian atas tidak tertagihnya piutang kredit, hal
ini tercatat dalam laporan keuangannya dimana ada peningkatan piutang tak tertagih yang signifikan
sebesar Rp. 850.000.000,- pada tahun audit. Bagian Akuntansi juga mencatat bahwa piutang yang
tidak tertagih meningkat sampai 7% pada tahun berialan.
Auditor internal menemukan bahwa bagian penjualan mengabaikan pedoman kredit pada saat
melakukan transaksi dengan Pelanggan. Menurut manager kredit yang baru, kebijakan pemberian
kredit tidak perlu ketat sebab akan menghambat kinerja penjualan. Selain itu, Sejak dilakukannya
pengurangan jumlah staf di bagian kredit, tagihan-tagihan yang baru hanya direview secara selintas
(tidak rinci).
KASUS-LATAR BELAKANG
Perusahaan melakukan perbaikan pada prosedur dan kriteria kredit untuk mengurangi/menekan jumlah putang tak
tertagih yang dihapus-bukukan. Namun tidak berpengaruh pada peningkatan komisi beberapa petugas bagian penjualan,
padahal sumber tagihan yang dihapusbukukan berasal dari petugas-petugas yang dimaksud.
Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off) selalu disiapkan tetapi hanya
didistribusikan kepada Bagian Akuntansi saja. Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang
baru.
Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar ( penelusuran mengenai track record dan
kemampuan bayar calon pelanggan) ditiadakan. Menurut prosedur penjualan kredit harus dilakukan review yang
mendalam atas kredit yang diberikan maupun tambahan kredit kepada pelanggan, untuk order penjualan kredit dengan
nilai besar harus melalui persetujuan manajer kredit.
Saat ini, Bagian kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk melakukan review atas
referensi kredit untuk semua tagihan yang ada. Catatan mengenai pembayaran pada period berjalan direview sebelum
memberikan tambahan kredit kepada pelanggan dengan status open-account (masih memiliki utang kepada perusahaan
atas transaksi sebelumnya).
REKOMENDASI TEMUAN AUDIT
Kondisi
1. Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih ( write-off) selalu disiapkan tetapi hanya
didistribusikan kepada Bagian Akuntansi saja.
2. Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang baru.
3. Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan pemberian kredit tidak perlu ketat sebab akan menghambat
kinerja penjualan.
Kriteria
1. Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya besar harus memperoleh persetujuan kredit dari Manajer
Kredit.
2. Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk melakukan review atas referensi kredit untuk semua tagihan yang
ada.
3. Catatan mengenai pembayaran pada period berjalan direview sebelum memberikan tambahan kredit kepada pelanggan
dengan status open-account (pelanggan ybs masih memiliki utang kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya).
REKOMENDASI TEMUAN AUDIT
Sebab
1. Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman kredit pada saat melakukan transaksi
dengan Pelanggan.
2. Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat penelusuran mengenai track record dan
kemampuan bayar calon pelanggan) dihentika /ditiadakan.
3. Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit, tagihan-tagihan yang baru hanya direview secara
selintas(tidak rinci).
Akibat
1. Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat sampai 7% pada tahun berjalan.
2. Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp 850.000.000,- selama tahun fiskal yang diaudit.
3. Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria untuk mengurangi/ menekan jumlah putang tak tertagih yang
dihapus-bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa petugas Bag. Penjualan justru meningkat, padahal
sumber tagihan yang dihapusbukukan berasal dari petugas-petugas yang dimaksud.
REKOMENDASI TEMUAN AUDIT
Rekomendasi
1. Tingkatkan supervisi terhadap proses transaksi untuk mendorong dipatuhinya kebijakan dan
prosedur penjualan kredit.
2. Sejalan dengan kebijakan pengurangan jumlah staf pegawai di Bag. Kredit, Manajemen
sebaiknya memberikan tangungjawab tambahan kepada Staf di Bag. Kredit untuk melakukan
analisis umur piutang/kredit setiap pelanggan/debitur dengan status open-account. Hal ini
bermaksud sebagai Pengendalian Pengganti dari mekanisme review atas catatan pembayaran
debitur/pelanggan pada periode berjalan.

Anda mungkin juga menyukai