Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Narkoba
Pengertian
Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif. Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat
alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran,
halusinasi, serta daya rangsang.
Sedangkan Psikotropika adalah suatu zat atau obat alamiah maupun sintetis yang
bukan narkotika dan memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif yang terjadi
pada susunan saraf pusat sehingga dapat menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental maupun perilaku.
JENIS JENIS NARKOBA
1. Kokain
Kokain atau coke termasuk dalam jenis narkoba yang sangat adiktif dan bisa memengaruhi sistem saraf pusat.
Obat yang terbuat dari ekstrak daun tanaman koka ini berbentuk bubuk atau kristal putih halus dan bisa digunakan
dengan cara disuntik, dihisap, atau dihirup. Walaupun bisa dimanfaatkan dalam beberapa prosedur medis, kokain bisa
disalahgunakan untuk tujuan rekreasional dapat memicu otak melepaskan dopamin dan menciptakan rasa gembira untuk
sesaat.
Hal ini tentunya dapat meningkatkan risiko terjadinya beberapa masalah kesehatan, seperti: Depresi atau
kecemasan, Aritmia, Denyut jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh meningkat, Kerusakan usus, Kehilangan nafsu
makan dan kekurangan gizi,Kehilangan penciuman (anosmia), terutama bila penggunaan kokain melalui hidung,HIV
dan hepatitis C
2. Ganja
Ganja mengacu pada daun, bunga, batang, dan biji dari tanaman Cannabis sativa yang dikeringkan. Jenis narkoba
yang terkenal dengan sebutan “cimeng” ini biasanya digunakan dengan cara dihisap seperti rokok, dimasukkan ke
makanan, atau diseduh sebagai teh.
Ganja mengandung bahan kimia psikoaktif yang bekerja pada otak dan menyebabkan perubahan pada sensasi tubuh,
perasaan, gerakan, pemikiran, dan ingatan. Perubahan ini membuat penggunanya merasa senang sesaat dan sensasinya
sering disebut dengan “high”. Bahan psikoaktif ini juga bisa membuat efek ketagihan dan berbahaya bagi kesehatan
secara keseluruhan karena dapat menimbulkan: Gangguan kognitif (daya berpikir), Gangguan pernapasan, Peningkatan
Ekstasi adalah obat sintesis turunan obat amfetamin yang dikenal karena efek halusinasi dan stimulannya
(membuat bersemangat). Jenis narkoba ini berisiko tinggi disalahgunakan dan bisa menyebabkan ketergantungan.
Ekstasi diketahui dapat meningkatkan suasana hati, energi, nafsu makan, dan gairah seksual.Selain itu, ekstasi juga bisa
menyebabkan:
Otot menegang
Mual
Penglihatan kabur
1. Dehidrasi
Dampak penggunaan narkoba pada tubuh manusia dapat ketidakseimbangan elektrolit. Akibatnya, tubuh akan
kekurangan cairan. Jika, efek ini terus terjadi maka tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi, perilaku lebih
agresif dan rasa sesak pada bagian dada.
2. Halusinasi
Dampak penggunaan narkoba pada tubuh manusia terutama yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti
ganja. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa terus mengakibatkan dampak buruk seperti gangguan mental,
depresi, serta kecemasan secara terus-menerus.
3. Hilang kesadaran
Pemakai yang menggunakan obat-obatan dalam dosis berlebih, efeknya membuat tubuh terlalu rileks sehingga
kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai tidur terus menerus dan tidak bangun sebagai dampak
penggunaan narkoba pada tubuh manusia
4. Penyakit Kardiovaskuler
Stimulan, seperti kokain dan metamfetamin, dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Penggunaan jangka
panjang obat ini dapat menyebabkan penyakit arteri koroner, aritmia, dan serangan jantung. Hal ini juga berarti
dampak penggunaan narkoba pada tubuh manusia.
5. Masalah Pernapasan
Obat-obatan yang dihisap atau dihirup orang dapat merusak sistem pernapasan dan menyebabkan infeksi dan
penyakit pernapasan kronis. Seseorang mungkin berhenti bernapas sepenuhnya jika mereka mengonsumsi opioid
dalam dosis besar atau meminumnya bersama obat lain, seperti alat bantu tidur atau alkohol.
6. Kerusakan Ginjal
Beberapa obat dapat menyebabkan kerusakan atau kegagalan ginjal, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dari dehidrasi, peningkatan suhu tubuh yang berbahaya, dan kerusakan otot. Obat-obatan yang dapat menyebabkan
kerusakan ginjal sebagai dampak penggunaan narkoba pada tubuh manusia yaitu heroin, Inhalansia, MDMA,
Steroid (obat peningkat penampilan dan kinerja), Cannabinoid sintetis.
7. Efek Pada Otak
Meskipun penggunaan narkoba awal mungkin bersifat sukarela, obat-obatan telah terbukti mengubah kimia otak,
yang mengganggu kemampuan individu untuk membuat keputusan dan dapat menyebabkan keinginan, pencarian,
dan penggunaan yang kompulsif. Ini kemudian menjadi ketergantungan zat. Semua penggunaan obat – nikotin,
kokain, mariyuana, dan lainnya – mempengaruhi sirkuit “hadiah” otak, yang merupakan bagian dari sistem limbik.
Narkoba membajak sistem "hadiah" ini, menyebabkan dopamin dalam jumlah yang luar biasa besar membanjiri
sistem.
8. Kematian
Pemakaian sabu-sabu , opium dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat
menimbulkan kematian.
Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu sepertikepribadian, kecemasan, dan depresi serta
kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab
remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang
rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko
lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.
Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut
ini,
1. Preventif (Pencegahan)
Preventif dilakukan untuk membentuk masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba.
Pencegahan adalah lebih baik daripada pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan
dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang kompeten
baik di sekolah dan masyarakat, pengajian oleh para ulama, pengawasan tempat - tempat hiburan malam oleh pihak
keamanan, pengawasan distribusi obat-obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk
mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan narkoba.
2. Kuratif (Pengobatan)
Kuratif bertujuan untuk penyembuhan para korban, baik secara medis maupun dengan media lain. Seperti tempat-
tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba, yaitu Pusat Rehabilitasi Narkoba.
3. Rehabilitatif (Rehabilitasi)
Rehabilitatif dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali “ketagihan” narkoba.
Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar dapat kembali
kemasyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
4. Represif (Penindakan)
Represif artinya menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum, yang dilakukan oleh
para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau masyarakat mengetahui harus
segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak boleh ada main hakim sendiri.
Terimakasih