Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN KEGAWADARURATAN DAN

MANAJEMEN DISASTER
Kelompok 1

DESI ESAUL
ELISABET TEDDI
IRMAWATI
DORTEA
CICI
WIHELMINA GEOVANI
DORCI ERNI
Soal
Liptar adalah sebuah desa yang dihuni oleh 250 KK, terletak di suatu lembah di lereng gunung.
Gunung tersebut mengalami penggundulan hutan yang dilakukan oleh penduduk dalam sepuluh
tahun terakhir saat desa mereka terisolasi dari kota terdekat Ambila selama terjadinya konflik
etnis. Penduduk desa dari etnis Manzi yang beragama Hindu, sementara 80.000 penduduk kota
Ambila sebagian besar dari etnis Sambala yang beragama Islam. Konflik etnis muncul setelah
adanya perselisihan mengenai tanah padang rumput di dekat desa. Penduduk desa menganggap
tanah tersebut milik mereka dan telah memblokade akses peternak kota atas padang rumput
tersebut, berakibat terisolasinya sebagian desa dari kota.
Pada hari Rabu tanggal 19 Nopember, terjadi hujan lebat di seluruh area yang mengakibatkan
tanah longsor dan banjir bandang di desa tersebut. Beberapa rumah tersapu banjir; banyak orang
menjadi korban – hilang tersapu banjir, meninggal, cedera, atau kehilangan rumah mereka. Di luar
itu, sebagian besar ternak desa hilang.
Pemerintah Kabupaten Ambila membentuk Badan Eksekutif untuk Konsultasi dan Tanggap
Darurat (Emergency Responding Consultative and Executive Body – ERCEB), dengan
mengikutsertakan beberapa anggota dari etnis Manzi yang tinggal di kota untuk melakukan
asesmen, estimasi, dan memberikan bantuan pada korban. Palang merah berperan aktif dalam
ERCEB. Palang merah cabang kabupaten mengundang staf-staf dinas kesehatan dalam
pembentukan Tim Medis sebagai komponen dalam ERCEB. Tim Medis tersebut terdiri dari 2
dokter, 7 perawat, dan 20 relawan palang merah.
 
Tim Medis tiba di desa pukul 12:00, setengah jam setelah tibanya beberapa anggota ERCEB
yang telah memulai negosiasi dengan pemimpin desa di pura desa yang untungnya masih utuh.
 
3 orang meninggal
1 (no. 1 )kasus dengan nadi lemah, akan tetapi tanpa adanya respirasi (apnoea)
2 (no 14, 19)korban terluka berat, tak sadar, dengan napas dan nadi yang patologis dan dilatasi
bilateral pada pupil mata.
3 korban hilang
3 korban dengan cedera kepala dan leher – 1 paraplegia, 2 tetraplegia and 1 hemiplegia
1 (no 9) trauma abdomen – 1 ( no 7) dengan luka pelvis, flank dan epigatrium ; satu kasus
dengan usus keluar dari rongga abdomen.
1 (no 16) kasus dengan banyak perdarahan pada kaki kanan, lengan atas kiri, dan paha kiri
5 korban luka ringan dengan luka superfisial dan laserasi kulit
Ancaman

O Desa Liptar terletak di lereng gunung akan


terjadi longsor lagi
O Desa Liptar terletak di kaki gunung yang
mengalami penggundulan hutan dalam 10
tahun terakhir
O Pemblokadean akses peternak kota atas
padang rumput yang berakibat terisolasimya
sebagian daerah desa dari kota
Kerentanan
O Beberapa rumah tersapu banjir, banyak orang
kehilangan tempat tinggal
O Hilangnya mata pencaharian warga desa
Liptar, karena ternak yang hilang tersapu
banjir
O Banyak korban meninggal, cedera dan hilang
Kapasitas
O Pemerintah membentuk Badan Eksekutif Kosultasi Tanggap Darurat/ Emergency Responding
Consultative and Executive Body/ERCEB)
O Menghubungi instansi yang terkait dengan penanganan korban bencana untuk memberikan bantuan
tambahan personil kesehatan maupun sarana dan prasarana kesehatan menuju wilayah korban bencana
yang lainnya
O Instansi – instansi pendukung seperti TNI,POLRI,dan lain-lain membantu evakuasi korban dan
membuat tempat pengungsian bagi korban
O Menentukan komunikasi yang efektif
O Menentukan jalur evakuasi
O Menentukan titik kumpul evakuasi
O Tim medis sebagai komponen ERCEB menuju wilayah Liptar
O Tiba di TKP tim medis melaksanakan triage setelah itu membagi tugas untuk memberikan tindakan
keperawatan dan medis kepada korban bencana banjir bandang dan tanah longsor
O Tim kesling membantu penyediaan sanitasi bagi para korban.
O Ketua tim di setiap tempat pengungsian selalu berkomunikasi untuk mengetahui perkembangan di
setiap wilayah
O Selalu memonitor/ mengawasi tingkat kenyamanan dan keamanan serta kebutuhan yang di perlukan
korban pengungsian
O Memfasilitasi bantuan personil kesehatan dan bantuan logistik / pakaian dari luar wilayah
1. Setelah TIM ERCEB tiba di tempat kejadian
(TKP) langsung melakukan kajian cepat
2. TIM ERCEB terdiri dari tim triage, tim medis,
tim kesehatan lingkungan, tim collecting
poin,tim evakuasi
3. Tim Triage melakukan pemilihan korban
berdasarkan Rapid Health Assesment titik
evakuasi untuk korban hitam, merah, kuning
dan hijau
4. Melakukan kajian respon medik selama 3 hari
5. Melakukan kajian respon public health, dan
menyediakan tempat bagi para pengungsi.
Hitam 5 3 korban meninggal
2 korban luka berat, tak sadar, nafas dan nadi
patologis, dilatasi bilateral pada pupil

Merah 4 1 kasus nadi lemah, tanpa respirasi


3 korban cedera kepala dan leher, paraplegia,
tetraplegia, hemiplegia
 
Kuning 4 1 korban trauma abdomen
1 korban dengan luka pelvis, flank dan
epigastrium
1 korban dengan usus keluar dari rongga
abdomen
1 kasus dengan banyak perdarahan pada kaki
kanan, lengan atas kiri dan paha kiri

Hijau 5 5 korban luka ringan dengan lukasuperfisial


dan laserasi kulit
 
3 korban hilang
 
Tindakan yang dilakukan pada kasus nadi lemah, tanpa
respirasi:

1. Lakukan 3A ( Aman Diri, Lingkungan, Pasien)


2. Cek kesadaran dengan teknik AVPU ( Alert, Verbal,
Pain dan Un Respon )
3. Lakukan penilaian Primary Survey (ABCDE)
a. Cek pernafasan dan nadi karotis
b. Ada nadi tidak ada nafas
c. Lakukan rescue breathing 10- 12 kali/ menit selama
2 menit
d. Setelah 2 menit cek nadi, cek pernafasan dengan
look listen feel

Apabila pasien sudah ada respon, berikan recovery


position, dan lakukan rujukan ke RS

Anda mungkin juga menyukai