Anda di halaman 1dari 17

Densitas Padatan

• Untuk bahan partikel (seperti kacang-kacangan, biji-bijian,


dan tepung), susu, kopi dan pati, yang menarik adalah
densitas partikel individu (satuan, tunggal) dan densitas
bulk (ruah, kamba, tumpukan) dari bahan yang
memperhitungkan volume celah antara satuan individu
• Densitas padatan atau partikel akan mengacu densitas
satuan individu
• Satuan ini mungkin tidak mengandung pori-pori internal.
• Densitas padatan dinyatakan sebagai massa partikel
dibagi dengan volume partikel dan akan diperhitungkan
adanya pori-pori
1
• Kebanyakan buah dan sayuran
mengandung air 75 – 95%, sehingga
beberapa densitasnya seharusnya tidak
jauh dari nilai densitas air 1000 kg m-3

• Teorinya, apabila komposisi pangan


diketahuai, densitas ρf dapat diestimasi

1
ρf =
m1/ρ1+ m2/ρ2 + m3/ρ3 + ……. + mn/ρn
21
• Dimana ρf adalah densitas pangan,
m1 hingga mn adalah fraksi massa konsituen 1 hingga n, dan ρ1 hingga ρn adalah
densitas konsituen 1 hingga n (n adalah jumlah konstituen)

• Contoh, untuk apel mengandung air 84,4%, gula 14,55%, lemak 0,6% dan
protein 0,2% (densitas adalah dalam kg m-3), ρ air = 1000, ρ gula =1590, ρ lemak
=925, ρ protein =1400 kg/m3
hasil ρ apel = 1064 kg m-3

1
  1064kg / m 3
(0,844 / 1000)  (0,1455 / 1590)  (0,006 / 925)  (0,002 / 1400)

3
• Tetapi, nampak ada keganjilan disini, karena apel biasanya
mengapung pada air.
• Mohsenin (1970) menyatakan angka 846 kg m-3 pada 29oC
• Sehingga, ada jumlah udara terperangkap dalam pori-pori yang
harus diperhitungkan.
• Udara ini akan hilang ketika blanching

4
• Apabila fraksi densitas dan volume diketahui, densitas dapat
dievaluasi dari

ρf = V1ρ1 + V2ρ2 + V3 ρ3 + ….+ Vn ρn

Dimana V1 hingga Vn adalah fraksi volume konstituen 1 hingga n


dan
ρ1 hingga ρn adalah densitas konstituen 1 hingga n

5
• Densitas buah-buahan dan sayuran beku adalah lebih
rendah daripada segarnya
• Densitas padatan dapat ditentukan dengan prinsip flotasi,
menggunakan cairan yang diketahui densitasnya.
• Densitas padatan berguna pada proses pemisahan/separasi
dan transportasi pneumatic dan hydraulic powder dan
partikel

6
Bulk Density
• Ketika pencampuran, pemindahan, penyimpanan dan pengemasan
bahan partikel seperti tepung, adalah penting untuk mengetahui sifat
bahan meruah (bulk)
• Ketika padatan dituangkan kedalam wadah, volume total terambil
akan mengandung bagian proporsi udara
• Porositas (ε) bahan terwadahi adalah fraksi volume total yang diisi
oleh udara

7
8
porositas (ε) = Volume udara
Volume total

• Porositas akan dipengaruhi oleh geometri, ukuran,


dan sifat permukaan bahan
• Ketika wadah diketuk-ketuk, volume total dan juga
porositas akan menurun, hingga akhirnya sistem
mencapai volume kesetimbangan
• Densitas bahan bulk pada kondisi ini umumnya
disebut bulk density

9
• Bulk density bahan selanjutnya akan tergantung
sejumlah faktor, meliputi densitas padatan, geometri,
ukuran dan sifat permukaan dan serta metoda
pengukurannya.

• Biasanya bulk density ditentukan dengan


menempatkan jumlah powder diketahui beratnya (20
g atau 50 g kedalam silinder pengukur, diketuk-ketuk
silinder dan ditentukan volume bulk

10
Massa
Bulk density =
Volume bulk

• Tabel 2.6 memperlihatkan rerata nilai bulk density


untuk bahan pangan dalam bentuk powder

11
12
• Tabel 2.7 memperlihatkan beberapa nilai bulk density
untuk buah dan sayuran

13
• Tabel 2.8 mencakup densitas padatan, bulk density dan
kadar air untuk serealia terpilih.
• Nilai kisaran menggambarkan varietas berbeda yang
diukur

14
Hubungan antara porositas, bulk density dan densitas
padatan
Hubungannya diberikan dengan

volume udara
porositas ε =
volume sampel bulk

Volume sampel bulk – volume padatan sebenarnya


=
Volume sampel bulk

15
Volume padatan
=1–
Volume bulk

m = V. ρ  V = m/ρ

Massa padatan dan massa bulk adalah setara, sehingga

bulk density
porositas = 1 –
densitas padatan

16
ρb
= 1–
ρs

ρs – ρ b
=
ρs

• Porositas dapat dinyatakan sebagai fraksi atau persentase.


• Persamaan ini dapat dipakai untuk padatan atau tanpa pori-
pori internal

17

Anda mungkin juga menyukai