Bappenas Riset 5 Sept 2018
Bappenas Riset 5 Sept 2018
1
PENDAHULUAN
DELAPAN MISI PERWUJUDAN VISI PEMBANGUNAN NASIONAL dalam RPJPN 2005 -
2025
1 2 3 4
Mewujudkan masyarakat Me Mewujudkan bangsa Mewujudkan masyarakat Mewujudkan Indonesia
berakhlak mulia, bermoral, yang berdaya-saing demokratis berlandaskan aman dan bersatu
beretika, berbudaya, dan hukum
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila
5 6 7 8
Mewujudkan pemerataan Mewujudkan Indonesia Mewujudkan Indonesia Mewujudkan Indonesian
pembangunan dan asri dan lestari menjadi negara kepulauan berperan penting dalam
berkeadlian yang mandiri, maju, kuat, pergaulan dunia
dan berbasikan International
kepentingan Nasional
2
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025
Mewujudkan masyarakat
Memantapkan pembangunan Indonesiayan mandiri, maju, adil,
Memantapkan penataan secara menyeluruh di berbagai
Menata kembali dan kembali Indonesia di segala dan makmur melalui percepatan
membangun Indonesia di bidang dengan menekankan pembangunan di berbagai
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing
segala bidang yang upaya peningkatan kualitas bidang dengan menekankan
ditujukan untuk kompetitif perekonomian terbangunnya struktur
SDM termasuk berlandaskan keunggulan
menciptakan Indonesia pengmbangan kemampuan perekonomian yang kokoh
yang aman dan damai, sumber daya alam dan berlandaskan keunggulan
ilmu dan teknologi serta sumber daya manusia
yang adil dan demokratis penguatan daya saing kompetititf di berbagai wilayah
dan yang tingkat berkualitas serta yang didukung oleh SDM
perekonomian kemampuan IPTEK yang
kesejahteraan rakyatnya berkualitas dan berdaya saing
meningkat terus meningkat
3
VISI INDONESIA 2045
Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga
(2036 – 2045) Dalam periode 2016 – 2045, ekonomi
(2016 -2024) (2025 – 2035)
MODERNISASI EKONOMI Indonesia tumbuh rata-rata 5,7%/tahun.
PENGUATAN STRUKTUR PERCEPATAN PERTUMBUHAN BERBASIS KUALITAS DAN
EKONOMI BERBASIS INOVASI BERKELANJUTAN Indonesia menjadi negara pendapatan
• Modernisasi ekonomi tinggi (keluar dari middle income trap)
• Percepatan investasi dan
• Proses perubahan struktur
pertumbuhan industri
dengan mengedepankan tahun 2036 dan menjadi negara dengan
ekonomi ke arah yang lebih kualitas dan pertumbuhan
manufaktur dengan ekspor berkelanjutan. PDB terbesar ke-7 tahun 2045.
produktif. bernilai tambah tinggi. • Proses rebalancing ekonomi
Pilar Pembangunan
5
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (TPB/SGDs)
TUJUAN 14
14.2 Mengelola dan melindungi ekosistem laut dan pesisir secara berkelanjutan
14.4 Mengatur pemanenan dan menghentikan penangkapan ikan yang berlebih, penangkap ikan ilegal dan praktek
penangkapan ikan yang merusak
Melarang bentuk-bentuk subsidi perikanan tertentu yang berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas dan penangkapan ikan
14.6
ilegal, yang tidak dilaporkan dan tidak diatur
a. Meningkatkan manfaat ekonomi bagi negara berkembang kepulauan kecil dan negara kurang berkembang dari pemanfaatan berkelanjutan
14.7 sumber daya laut
b. Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar
c. Menerapkan hukum internasional yang tercermin dalam the United Nations Convention on the Law of the Sea, yang menyediakan kerangka
hukum untuk pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan lautan dan sumber dayanya
6
CAPAIAN PEMBANGUNAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Indonesia menduduki peringkat 36 pada World • Infrastruktur Iptek masih belum memadai.
Economic Forum 2017-2018 – Global Competitiveness • Masih belum optimalnya sarana prasarana riset yang
1
Index meningkat dari sebelumnya yang menduduki telah yang sudah ada/dibangun
peringkat 38 (2013-2014) • Kapasitas dan jumlah SDM peneliti/perekayasa masih
perlu ditingkatkan
Jumlah pengajuan aplikasi paten Indonesia pada tahun • Kelembagaan dan jaringan Iptek dinilai belum
2016 mencapai 3.674, meningkat hampir dua kali lipat memadai
2
dari tahun sebelumnya dan 440 berhasil mendapatkan • Belum memadainya anggaran litbang, terutama dari
paten. swasta/industri
• Pengelolaan sumber-sumber inovasi masih belum
optimal.
Meningkatnya jumlah fungsional peneliti, dari 9,156 orang
3 • Proporsi kontribusi Iptek terhadap pertumbuhan
(2014) menjadi 10.099 orang (2017) serta sitasi publikasi
ekonomi masih rendah dibandingkan faktor produksi
ilmiah dari 6.400 pada tahun 2014 menjadi 18.683 pada
lainnya (modal finasial dan modal manusia).
tahun 2017 (Scimago Journal & Country Rank, 2017)
7
Sinergi Pemerintah, Industri dan Dunia Usaha, serta Perguruan Tinggi
dan Lembaga Iptek dalam Mewujudkan Ekosistem Inovasi
RUU SISNAS IPTEK harus dimaknai dalam konteks ikhtiar memajukan bangsa yang tercermin pada
penguasaan Iptek untuk memacu pembangunan ekonomi berbasis inovasi, sehingga mampu
melahirkan bangsa yang unggul, mandiri, dan berdaya saing.
Untuk itu:
1. Penciptaan inovasi harus mendapat porsi utama dalam batang tubuh RUU SISNAS IPTEK;
2. RUU SISNAS IPTEK harus dapat mendorong pendanaan Iptek dan inovasi yang bersumber dari
Non-APBN.
RUU SISNAS IPTEK harus menciptakan ekosistem yang kondusif bagi terbentuknya Sistem Inovasi
yang melibatkan Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Lembaga Iptek, Industri dan Dunia Usaha
serta Masyarakat, yang terdiri dari tujuh (7) komponen inovasi
Yaitu:
5. Infrastruktur inovasi
1. Kebijakan yang holistik
6. Sinergi dan kolaborasi
2. Pendorong inovasi
7. Evaluasi dan pengembangan yang berkelanjutan.
3. Pengembangan prioritas unggulan
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber : Paparan Men PPN, dalam seminar Pembangunan Iptek
9
TERIMA KASIH
Email: kelautan@support.bappenas.go.id
Telp/Fax: 021-3107960
10