Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN PERENCANAAN RISET BIDANG KEMARITIMAN DAN SUMBER

DAYA ALAM KAITANNYA DENGAN RUU SISTEM NASIONAL PENELITIAN,


PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN

Direktorat Kelautan dan Perikanan

Jakarta, 5 September 2018

1
PENDAHULUAN
DELAPAN MISI PERWUJUDAN VISI PEMBANGUNAN NASIONAL dalam RPJPN 2005 -
2025

1 2 3 4
Mewujudkan masyarakat Me Mewujudkan bangsa Mewujudkan masyarakat Mewujudkan Indonesia
berakhlak mulia, bermoral, yang berdaya-saing demokratis berlandaskan aman dan bersatu
beretika, berbudaya, dan hukum
beradab berdasarkan
falsafah Pancasila

5 6 7 8
Mewujudkan pemerataan Mewujudkan Indonesia Mewujudkan Indonesia Mewujudkan Indonesian
pembangunan dan asri dan lestari menjadi negara kepulauan berperan penting dalam
berkeadlian yang mandiri, maju, kuat, pergaulan dunia
dan berbasikan International
kepentingan Nasional

2
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025

Visi Pembangunan 2005-2025


INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

Mewujudkan masyarakat
Memantapkan pembangunan Indonesiayan mandiri, maju, adil,
Memantapkan penataan secara menyeluruh di berbagai
Menata kembali dan kembali Indonesia di segala dan makmur melalui percepatan
membangun Indonesia di bidang dengan menekankan pembangunan di berbagai
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing
segala bidang yang upaya peningkatan kualitas bidang dengan menekankan
ditujukan untuk kompetitif perekonomian terbangunnya struktur
SDM termasuk berlandaskan keunggulan
menciptakan Indonesia pengmbangan kemampuan perekonomian yang kokoh
yang aman dan damai, sumber daya alam dan berlandaskan keunggulan
ilmu dan teknologi serta sumber daya manusia
yang adil dan demokratis penguatan daya saing kompetititf di berbagai wilayah
dan yang tingkat berkualitas serta yang didukung oleh SDM
perekonomian kemampuan IPTEK yang
kesejahteraan rakyatnya berkualitas dan berdaya saing
meningkat terus meningkat

RPJM 1 RPJM 2 RPJM 3 RPJM 4


(2005-2009) (2010-2014) (2015-2019) (2020-2025)

3
VISI INDONESIA 2045
Tahap Pertama Tahap Kedua Tahap Ketiga
(2036 – 2045) Dalam periode 2016 – 2045, ekonomi
(2016 -2024) (2025 – 2035)
MODERNISASI EKONOMI Indonesia tumbuh rata-rata 5,7%/tahun.
PENGUATAN STRUKTUR PERCEPATAN PERTUMBUHAN BERBASIS KUALITAS DAN
EKONOMI BERBASIS INOVASI BERKELANJUTAN Indonesia menjadi negara pendapatan
• Modernisasi ekonomi tinggi (keluar dari middle income trap)
• Percepatan investasi dan
• Proses perubahan struktur
pertumbuhan industri
dengan mengedepankan tahun 2036 dan menjadi negara dengan
ekonomi ke arah yang lebih kualitas dan pertumbuhan
manufaktur dengan ekspor berkelanjutan. PDB terbesar ke-7 tahun 2045.
produktif. bernilai tambah tinggi. • Proses rebalancing ekonomi

Pilar Pembangunan

Pembangunan Manusia dan Pembangunan Ekonomi yang Pemantapan Ketahanan Nasional


Pemerataan Pembangunan
Penguasaan IPTEK Berkelanjutan dan Tata Kelola Kepemerintahan
• Percepatan Taraf Pendidikan Rakyat • Peningkatan Investasi dan Daya • Percepatan Pengentasan • Demokrasi Substantif
Indonesia secara Merata Saing Ekonomi Kemiskinan • Reformasi Kelembagaan dan
• Peningkatan Peran Kebudayaan • Percepatan Industri dan Pariwisata • Pemerataan Kesempatan Usaha dan Birokrasi
dalam Pembangunan • Pembangunan Ekonomi Maritim Pendapatan • Penguatan Sistem Hukum Nasional
• Peningkatan Sumbangan Ilmu • Pemantapan Ketahanan Pangan dan • Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Antikorupsi
Pengetahuan dan Teknologi dalam Peningkatan Kesejahteraan Petani • Pembangunan Infrastruktur yang • Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Pembangunan • Peningkatan Ketahanan Energi dan Merata dan Terintegrasi • Penguatan Pertahanan dan
• Peningkatan Derajat Kesehatan dan Air Keamanan
Kualitas Hidup Rakyat • Komitmen terhadap Lingkungan
• Reformasi Ketenagakerjaan Hidup

Sumber : Bappenas, Visi Indonesia 2045


4
VISI INDONESIA 2045
INDONESIA MENUJU POROS MARITIM DUNIA
Indonesia menuju poros maritim dunia dengan membangun ekonomi maritim yang pesat, kekuatan maritim
yang kokoh, dan peradaban maritim yang kuat. Sumbangan ekonomi maritim terhadap PDB meningkat dari
6,4% tahun 2015 menjadi 12,5% tahun 2045.

Meningkatkan peranan ekonomi maritim menjadi sekitar 12,5


Ekonomi persen PDB pada Tahun 2045 dengan fokus pada: 2045
• Pembangunan konektivitas laut yang efisien dan efektif
Maritim • Industrialisasi perikanan berkelanjutan dan berdaya saing 2030 12,5%
• Pariwisata bahari yang inklusif dari PDB
9,0%
2015 dari PDB
Menciptakan kualitas sumber daya manusia maritim 6,4% dari
Peradaban yang unggul, inovasi teknologi kemaritiman, dan budaya
Maritim maritim yang kuat sebagai basis peradaban bahari PDB

Kekuatan Mewujudkan kemampuan pertahanan keamanan maritim


yang kuat dan handal menghadapi tantangan regional
Maritim dan global.

5
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (TPB/SGDs)
TUJUAN 14

14.1 Mengurangi semua jenis pencemaran laut

14.2 Mengelola dan melindungi ekosistem laut dan pesisir secara berkelanjutan

14.3 Meminimalisasi dan mengatasi dampak pengasaman laut

14.4 Mengatur pemanenan dan menghentikan penangkapan ikan yang berlebih, penangkap ikan ilegal dan praktek
penangkapan ikan yang merusak

14.5 Melestarikan setidaknya 10 persen dari wilayah pesisir dan laut

Melarang bentuk-bentuk subsidi perikanan tertentu yang berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas dan penangkapan ikan
14.6
ilegal, yang tidak dilaporkan dan tidak diatur

a. Meningkatkan manfaat ekonomi bagi negara berkembang kepulauan kecil dan negara kurang berkembang dari pemanfaatan berkelanjutan
14.7 sumber daya laut
b. Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar
c. Menerapkan hukum internasional yang tercermin dalam the United Nations Convention on the Law of the Sea, yang menyediakan kerangka
hukum untuk pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan lautan dan sumber dayanya

6
CAPAIAN PEMBANGUNAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

KONDISI SAAT INI TANTANGAN KE DEPAN

Indonesia menduduki peringkat 36 pada World • Infrastruktur Iptek masih belum memadai.
Economic Forum 2017-2018 – Global Competitiveness • Masih belum optimalnya sarana prasarana riset yang
1
Index meningkat dari sebelumnya yang menduduki telah yang sudah ada/dibangun
peringkat 38 (2013-2014) • Kapasitas dan jumlah SDM peneliti/perekayasa masih
perlu ditingkatkan
Jumlah pengajuan aplikasi paten Indonesia pada tahun • Kelembagaan dan jaringan Iptek dinilai belum
2016 mencapai 3.674, meningkat hampir dua kali lipat memadai
2
dari tahun sebelumnya dan 440 berhasil mendapatkan • Belum memadainya anggaran litbang, terutama dari
paten. swasta/industri
• Pengelolaan sumber-sumber inovasi masih belum
optimal.
Meningkatnya jumlah fungsional peneliti, dari 9,156 orang
3 • Proporsi kontribusi Iptek terhadap pertumbuhan
(2014) menjadi 10.099 orang (2017) serta sitasi publikasi
ekonomi masih rendah dibandingkan faktor produksi
ilmiah dari 6.400 pada tahun 2014 menjadi 18.683 pada
lainnya (modal finasial dan modal manusia).
tahun 2017 (Scimago Journal & Country Rank, 2017)

7
Sinergi Pemerintah, Industri dan Dunia Usaha, serta Perguruan Tinggi
dan Lembaga Iptek dalam Mewujudkan Ekosistem Inovasi

Peran Perwujudan Peran


Pemerintah Regulator 1. Peraturan perundangan dan insentif
2. Program unggulan atau prioritas bidang inovasi
Fasilitator 1. Dukungan pendanaan dan insentif fiskal
2. Fasilitasi proses perolehan HKI, standar, sertifikasi

Penghasil Inovasi melalui lembaga litbang


Pengguna 1. Pemerintah (K/L/D/BUMN) sebagai wahana uji standar
dan sertifikasi prototipe hasil litbang dan inovasi;
2. Dukungan pemanfaatan hasil inovasi di internal
Pemerintah

Peran Perwujudan Peran Peran Perwujudan Peran


Perguruan Tinggi Penghasil 1. Melakukan litbang dan inovasi Industri dan Pendorong 1. Inisiatif litbang dan inovasi secara mandiri
dan Inovasi 2. Menyelenggarakan pengembangan kapasitas Dunia Usaha 2. Menyampaikan kebutuhan Iptek inovasi
Lembaga Iptek SDM Iptek produk agar lebih kompetitif
3. Mobilisasi SDM ahli dalam penguasaan dan
manajemen Iptek dan Inovasi Pengguna 1. Industri sebagai wahana uji standar dan
4. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya Iptek Hasil Inovasi sertifikasi prototipe hasil litbang dan inovasi
untuk litbang dan inovasi 2. Scaling up prototipe menjadi produksi
massal
3. Pemanfaatan hasil litbang dan inovasi dalam
Pengguna Optimalisasi pemanfaatan hasil litbang dan inovasi negeri
Hasil Inovasi untuk keperluan akademik dan penelitian
selanjutnya

Sumber : Paparan Men PPN, dalam seminar Pembangunan Iptek


8
RUU Sistem Nasional IPTEK (SISNAS IPTEK)

RUU SISNAS IPTEK harus dimaknai dalam konteks ikhtiar memajukan bangsa yang tercermin pada
penguasaan Iptek untuk memacu pembangunan ekonomi berbasis inovasi, sehingga mampu
melahirkan bangsa yang unggul, mandiri, dan berdaya saing.

Untuk itu:
1. Penciptaan inovasi harus mendapat porsi utama dalam batang tubuh RUU SISNAS IPTEK;
2. RUU SISNAS IPTEK harus dapat mendorong pendanaan Iptek dan inovasi yang bersumber dari
Non-APBN.

RUU SISNAS IPTEK harus menciptakan ekosistem yang kondusif bagi terbentuknya Sistem Inovasi
yang melibatkan Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Lembaga Iptek, Industri dan Dunia Usaha
serta Masyarakat, yang terdiri dari tujuh (7) komponen inovasi
Yaitu:
5. Infrastruktur inovasi
1. Kebijakan yang holistik
6. Sinergi dan kolaborasi
2. Pendorong inovasi
7. Evaluasi dan pengembangan yang berkelanjutan.
3. Pengembangan prioritas unggulan
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber : Paparan Men PPN, dalam seminar Pembangunan Iptek
9
TERIMA KASIH
Email: kelautan@support.bappenas.go.id
Telp/Fax: 021-3107960

10

Anda mungkin juga menyukai