Keperawatan
Yuyun Christyanni
Poltekkes Palangka Raya
2021
Pengertian Proses Keperawatan
• Suatu metoda pemberian asuhan
keperawatan yang sistematis dan rasional
(Kozier, 1991).
• Metoda pemberian asuhan keperawatan
yang terorganisir dan sistematis, berfokus
pada respon yang unik dari individu
terhadap masalah kesehatan yang actual
dan potensial (Rosalinda,1986).
• Suatu aktifitas yang dinamika dan
berkelanjutan yang meliputi interaksi
perawat klien dan proses pemecahan
masalah (Schultz dan Videbeck).
• Secara umum dapat dikatakan bahwa
proses keperawatan adalah metode
pengorganisasian yang sistematis, dalam
melakuan asuhan keperawatan pada
individu, kelompok dan masyarakat yang
berfokus pada identifikasi dan pemecahan
masalah dari respon pasien terhadap
penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004).
Karakteristik Proses Keperawatan
• Tujuan proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu
tahapan dalam meningatkan kualitas asuhan keperawatan.
• Sistematik menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk mencapai
suatu tujuan-meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan menghindari
masalah yang bertentangan dengan tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan.
• Dinamik proses keperawatan ditujukan dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan klien yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Proses
keperawatan ditujukan pada suatu perubahan respon klien yang diidentifikasi
melalui hubungan antara perawat dan klien.
• Interaktif dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat,
klien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
• Fleksibel : dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun dan
bisa digunakan secara berurutan.
• Teoritis setiap langah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada suatu
ilmu yang luas, khususnya ilmu dan model keperawatan yang berlandaskan pada
filosofi keperawatan dan ditekankan pada aspek : humanisti, holistik dan care.
Lanjutan karakteristik..
• Selain pendapat tersebut, Kozier menyebutkan bahwa proses keperawatan
mempunyai sembilan karakteristik antara lain:
Merupakan sistem yang terbuka dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan yang
unik dari klien, keluarga, kelompok dan komunitas.
Bersifat siklik dan dinamis, karena semua tahap-tahap saling berhubungan dan
berkesinambungan.
Berpusat pada klien, merupakan pendekatan individual dan spesifik untuk
memenuhi kebutuhan klien.
Bersifat interpersonal dan kolaborasi.
Menggunakan perencanaan.
Mempunyai tujuan.
Memperbolehkan adanya kreativitas antara perawat dengan klien dalam
memikirkan jalan keluar menyelesaikan masalah keperawatan.
Menekankan pada umpan balik, dengan melakukan pengkajian ulang dari
masalah atau merevisi rencana keperawatan.
Dapat diterapkan secara luas. Proses keperawatan menggunakan kerangka kerja
untuk semua jenis pelayanan kesehatan, klien dan kelompok.
Sejarah Perkembangan
Proses Keperawatan
• Di Indonesia proses
keperawatan mulai dikenal di
Indonesia sekitar tahun 1980-an
dalam Katalog Pendidikan Diploma
III Keperawatan yang dikeluarkan
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Republik
Indonesia pada tahun 1984
• Diluar negeri proses
keperawatan diperkenalkan pada
tahun 1955 oleh Lidya Hall, dan
sejak tahun tersebut para pakar
keperawatan mendiskripsikan
proses keperawatan secara
bervariasi.
Lanjutan sejarah…
• Pada awal perkembangannya, proses keperawatan mempunyai tiga
tahap, kemudian empat tahap dan pada saat ini proses keperawatan
mempunyai lima tahap.
• Proses lima tahap pertama diperkenalkan pada tahun 1967 oleh
Western Interstate Commision of Higher Education (WICHE) yang
meliputi: persepsi, komunikasi, interpretasi, intervensi, dan evaluasi.
• Pada tahun yang sama para staf pengajar, Yura.H dan Walsh di
Catholic University of American mangusulkan metode empat tahap,
meliputi: pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi (Craven &
Hirnle, 2000).
• Pada tahun 1973, American Nurse’s Association (ANA) menerbitkan
standars of Nursing Practice dan juga National Council of State Boards
of Nursing ( 1982 ) yang terdiri dari lima tahap, meliputi: pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi
(Kozier et al., 1995).
Lanjutan sejarah…
• Misal: Perawat berusaha mengajak klien berkomunikasi, tetapi klien selalu diam dan
tidak menjawab pertanyaan perawat. Selama sehari klien tidak mau makan makanan
yang diberikan”, jika keadaan klien tersebut ditulis oleh perawat bahwa klien depresi
berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku klien dan bukan data yang
aktual. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan kondisi klien.
Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
Lanjutan karakteristik data..
c. Relevan
• Pencatatan data yang
komprehensif biasanya
menyebabkan banyak sekali
data yang harus dikumpulkan,
sehingga menyita waktu dalam
mengidentifikasi. Kondisi seperti
ini bisa diantisipasi dengan
membuat data komprehensif
tapi singkat dan jelas. Dengan
mencatat data yang relevan
sesuai dengan masalah klien,
yang merupakan data fokus
terhadap masalah klien dan
sesuai dengan situasi khusus.
Lanjutan tahap pengkajian..
• Sumber Data
a. Sumber data primer
• Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat
dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai
masalah kesehatan klien.
b. Sumber data sekunder
• Orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang
tua, suami atau istri, anak, teman klien, jika klien
mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi
atau kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau
anak-anak, atau klien dalam kondisi tidak sadar.
Lanjutan sumber data..
c. Sumber data lainnya
1. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat
digunakan sebagai sumber informasi yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan.
2. Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat
penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal yang
difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana tindakan medis.
3. Konsultasi Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis,
khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan
tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa.
4. Hasil pemeriksaan diagnostic Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik,
dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah
kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan membantu mengevaluasi
keberhasilan dari tindakan keperawatan.
5. Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat
harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya. Hal ini
untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah diberikan.
6. Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat
membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Memperoleh literatur sangat
membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat.
Lanjutan tahap pengkajian..
Problem (masalah)
• Problem adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan
keperawatan dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau
penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak
terjadi. Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan
penyebab terjadinya problem (masalah). Sign/symptom (tanda/
gejala), adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai
akibat adanya masalah.
Lanjutan Tipe Diagnosa
• Dalam perumusannya sebuah diagnosa keperawatan dapat menggunakan
3 komponen atau 2 komponen yang sangat tergantung kepada tipe dari
diagnosa keperawatan itu sendiri. Secara singkat rumusan diagnosa
keperawatan dapat disajikan dalam rumus sebagai berikut:
Dalam penulisan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan terdapat beberapa
petunjuk, antara lain:
• Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan,
• Merupakan hasil akhir yang ingin dicapai.
• Mencakup kriteria hasil yang merupakan dasar untuk melakukan evaluasi.
• Berpusat pada klien.
• Terlihat/ dapat diamati.
• Dapat diukur.
• Adanya batasan waktu.
• Realistik.
Menyusun Intervensi Keperawatan
Strategi intervensi keperawatan berhubungan dengan diagnosa
keperawatan spesifik yang ditetapkan perawat untuk mencapai
tujuan perawatan klien dan kriteria hasil. Intervensi
keperawatan yang spesifik harus berfokus dalam mengeliminasi
atau menurunkan etiologi (penyebab) dari diagnosa
keperawatan, dan sesuai dengan pernyataan tujuan serta
kriteria hasil.
Lanjutan intervensi..
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi
keperawatan adalah:
1. Mengidentifikasi alternatif tindakan.
2. Menetapkan dan menguasai teknik serta prosedur keperawatan
yang akan dilakukan.
3. Melibatkan klien dan keluarganya.
4. Melibatkan anggota tim kesehatan lainnya.
5. Mengetahui latar belakang budaya dan agama klien.
6. Mempertimbangkan lingkungan, sumber, dan fasilitas yang tersedia.
7. Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku. Harus
dapat menjamin rasa aman klien.
8. Mengarah pada tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai.
9. Bersifat realistik dan rasional.
10. Rencana tindakan disusun secara berurutan sesuai prioritas.
Lanjutan Intervensi..
Dalam teknik penulisan rencana intervensi keperawatan, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:
• Kalimat yang ditulis harus berupa kalimat instruksi, berfungsi
untuk menjelaskan tindakan yang akan dilakukan. Instruksi dibuat
secara ringkas, tegas, tepat dan kalimat mudah dimengerti.
• Dapat dijadikan alat komunikasi antar anggota keperawatan/ tim
kesehatan lain untuk kesinambungan asuhan keperawatan yang
akdiberikan kepada klien.
• Memuat informasi yang selalu baru.
• Didokumentasikan pada tempat/ kolom yang ditentukan sebagai
pertanggung-jawaban dan pertanggunggugatan perawat terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
Note!
• Dalam pelaksanaan rencana keperawatan perawat memakai
format yang didalamnya terdapat beberapa kolom. Kolom-
kolom tersebut terdiri dari kolom diagnosa keperawatan,
kolom tujuan dan kriteria hasil, dan kolom rencana intervensi
keperawatan beserta rasionalnya.
Pertimbangan
• Individualitas klien
• Melibatkan klien dalam intervensi
• Pencegahan komplikasi
• Mempertahanan kondisi tubuh sebagai upaya peningkatan kesehatan
• Rasa aman bagi klien
• Penampilan perawat yang bijaksana
Langkah Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan
1. Tinjau ulang data dan
pembaruan data
2. Revisi rencana keperawatan
sebagai respon terhadap
perubahan respon klien
terhadap masalah kesehatan
3. Menentukan kebutuhan dan
bantuan keperawatan klien
4. Implementasi tindakan
5. Mempelajari respon klien
6. Komunikasi.
Dasar Strategi Tindakan Keperawatan
Tahap Pelaksanaan :
9. Keselamatan klien
10. Keamanan dan kenyamanan klien
11. Pencegahan komplikasi.
Tahap Implementasi
• Implementasi
keperawatan adalah
serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien
dari masalah status
kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang
lebih baik yang
menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan.
Lanjutan Implementasi Keperawatan