Anda di halaman 1dari 20

HUMAN PAPILOMA VIRUS

&
VAKSIN HPV
Human Papiloma Virus

• HPV adalah virus DNA sirkuler dengan untaian


ganda yang tidak berselubungkan virion →
anggota famili Papoviridae, genus
papillomavirus

• HPV adalah virus yang sangat umum


menjangkiti pria dan wanita.

• Salah satu Infeksi sering terjadi adalah setelah


berhubungan seksual.
Jenis Human Papiloma Virus

Jenis virus HPV berdasarkan potensi onkogeniknya yaitu


Low Risk/ Risiko Rendah : HPV-6,11,42,43,44
Intermediate Risk/ Risiko Sedang : HPV-33,35,39,52,58
High Risk/ Risiko Tinggi : HPV-16,18,31,45

Namun ada 2 type penyebab Carsinoma :

HPV 16 Cell Ca Squamous

HPV 18 Adenocarcinoma Cervix


Patofisiology Carsinoma HPV

Pada proses karsinogenesis, asam nukleat virus dapat bersatu ke dalam gen dan
DNA manusia sehingga menyebabkan mutasi sel HPV memproduksi

 Protein E6 pada HPV tipe 18


 Protein E7 pada HPV tipe 16

Masing-masing mensupresi gen P53 dan gen Rb yang merupakan gen


penghambat perkembangan tumor.
Faktor Risiko

Aktivitas seksual yang dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan kanker
serviks meliputi :
1. Mempunyai multipel partner seksual atau berhubungan seks dengan partner yang
2. Mempunyai multipel partner seks.
3. Sejarah mempunyai penyakit sexually transmitted disease (STD)
4. Hubungan seksual pertama pada usia muda (sebelum usia 18)
5. Pasien atau seksual partner mempunyai penyakit kondiloma genitalia (kutil).
6. Tidak menggunakan kondom pada hubungan seksual dengan partner baru
7. Pasangan yang lalu dari partner seks menderita kanker serviks.
8. Sexual partner menderita kanker penis.
INFEKSI HPV

• Kutil kelamin (genital warts)


Kondiloma akuminta

• Kutil anus

• Kutil di kulit dan mulut

• Squamose sel Carsinoma

• Ca Serviks
Screening/Deteksi HPV

Deteksi HPV

Pemeriksaan pap smear dapat mendiagnosis Infeksi


HPV secara umum, tidak dapat mendiagnosis infeksi
HPV risiko tinggi.

Diagnosis infeksi HPV risiko tinggi dapat diketahui dengan :


• pemeriksaan hybrid capture (HC )
HPV DNA
• polymerase chain reaction (PCR).
Pencegahan
• Melakukan hubungan seks yang aman. Salah satunya adalah dengan tidak
berganti-ganti pasangan atau dengan menggunakan alat kontrasepsi
kondom
• Vaksinasi HPV → pencegahan primer kanker serviks uterus (vaksinasi
profilaksis HPV 16,18).
Kontraindikasi :
Vaksinasi pada ibu hamil tidak dianjurkan, sebaiknya vaksinasi diberikan
setelah persalinan. Sedangkan pada ibu menyusui boleh di vaksinasi.
• Pemeriksaan IVA atau Pap smear→ pencegahan sekunder.
• Pencegahan TERBAIK → melakukan vaksinasi dan pap smear untuk
menjangkau infeksi HPV risiko tinggi lainnya), karena jangkauan perlindungan
vaksinasi tidak mencapai 100% (sekitar 80 hingga 95 persen ).
Vaksin HPV

Vaksin HPV sebagai vaksin kanker serviks


adalah vaksin kedua di dunia yang dapat mencegah
terjadinya Kanker.
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)

Tujuan vaksinasi

Mencegah infeksi HPV 16, 18 (karsinogen kanker serviks)


Vaksinasi tidak bertujuan untuk terapi.
( Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker
terbanyak berdasar data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan
insidens sebesar 12,7% )

Vaksin
Vaksin dibuat dengan teknologi rekombinan, vaksin berisi VLP (virus
like protein) yang merupakan hasil cloning dari L1 (viral capsid gene)
yang mempunyai sifat imunogenik kuat
Vaksin HPV
Teknologi untuk memproduksi vaksin HPV adalah rekombinan DNA.3,4

1. Viral Like Particles Vaccines (VLP).


Vaksin dibentuk dengan protein virus, L1, yang bertanggungjawab dalam membentuk
kapsid virus. Protein tersebut memiliki fungsi untuk membentuk dirinya sendiri menjadi
partikel yang menyerupai virus. Partikel tersebut tidak mengandung DNA virus sehingga
tidak bersifat infeksius dan dapat menghilangkan risiko seseorang terkena infeksi dari
vaksin itu sendiri.

2. Recombinant Fusion Proteins and Peptides.


Merupakan gabungan ekspresi antigen dengan peptida sintetik yang dapat
berrespons terhadap epitop imunogenik protein virus. Vaksin ini diharapkan dapat
memberikan efek terapeutik terhadap subyek yang sudah terinfeksi.

3. Live Recombinant Vectors.


Vaksin berasal dari virus hidup yang direkombinan dengan virus vaccinia untuk
mengekspresikan gen HPV tipe 16 dan 18.
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)

Indikasi

Saat ini, pemberian vaksin HPV di Indonesia disarankan pada remaja perempuan
mulai dari usia 9 tahun ke atas (sumber lain menyarankan usia >12 thn )
sedangkan di luar negeri vaksinasi HPV juga disarankan untuk remaja laki-laki.

Cara pemberian

Vaksin diberikan secara suntikan intramuscular


( M. deltoid yaitu otot bahu yang terbesar)
Pedoman Vaksinasi HPV (Dimodifikasi dari Pedoman
Vaksinasi HPV yang Disusun HOGI)

Jenis vaksin

Bivalen (16, 18) / Cervarix


Quadrivalen (16, 18, 6, 11) / Gardasil
HPV 16 dan HPV 18 merupakan HPV risiko tinggi (karsinogen)
HPV 6 dan 11 merupakan HPV risiko rendah (non-
karsinogen).

Lama proteksi
 vaksin bivalen 53 bulan ( 4,5 tahun )

 vaksin quadrivalen berkisar 36 bulan ( 3 tahun )


A. VAKSIN GARDASIL (Quadrivalen )
 Kelebihan :
 Digunakan untuk mencegah kanker dan pra kanker serviks, vulva, vagina dan anus.
Selain mencegah infeksi yang disebabkan HPV-16 dan HPV-18, vaksin ini juga
menangkal infeksi HPV-6 dan HPV-11 sebagai penyebab kutil kelamin.
 Untuk laki-laki, penggunaan vaksin ini dapat dilakukan pada usia 9-26 tahun.

B. CERVARIX ( Bivalen )
Kelebihan :
 Digunakan untuk mencegah kanker serviks dan pra kanker. Vaksin jenis ini akan
mencegah infeksi HPV-16 dan HPV-18 yang umum menyebabkan kanker.
 Untuk laki-laki, penggunaan vaksin ini dapat dilakukan pada usia 9-26 tahun.
DOSIS PEMBERIAN VAKSIN

Pemberian vaksin HPV saat anak-anak /remaja yaitu :


• usia 9 - 14 tahun pemberian vaksin hanya membutuhkan 2 dosis
• usia 15 tahun keatas , pemberian vaksin membutuhkan 3 dosis.

Berdasarkan penelitian, pemberian vaksin HPV : 2 dosis pada usia 9 - 14 tahun terbukti 
membentuk kadar antibodi yang tidak lebih rendah dibandingkan dengan pemberian 3 dosis
pada usia > 15 tahun (CDC)
JADWAL PEMBERIAN VAKSIN

1. Jadwal Pemberian Vaksin 2 dosis adalah :


 Jarak antara vaksin pertama dan kedua adalah 6 – 12 bulan

2. Jadwal pemberian vaksin 3 dosis adalah :


 Jarak antara vaksinasi pertama dan kedua adalah 1-2 bulan.
Sementara untuk vaksinasi ketiga adalah 6 bulan dari suntikan
vaksinasi 1.

Catatan:
Apabila ada jadwal pemberian vaksin yang terlewat karena sakit
atau hal lain maka pemberian vaksin tidak harus diulang dari
awal, cukup dengan melengkapi dosis yang tertinggal tersebut.
JADWAL PEMBERIAN VAKSIN
VAKSIN HPV PADA SEKSUAL AKTIF

Apabila vaksinasi HPV diberikan kepada seseorang yang sudah aktif secara seksual,
disarankan untuk melakukan penapisan / pemeriksaan HPV DNA terlebih dahulu
untuk mengetahui status infeksi HPV.

 Apabila seseorang sudah terinfeksi virus HPV, maka pemberian vaksin kanker serviks dinilai
kurang efektif.

 Sebaliknya, seseorang yang sudah melakukan hubungan seksual dalam kurun waktu lama
namun masih HPV negatif, dapat melindungi dirinya dengan vaksin kanker serviks.

 World Health Organisation (WHO) menyarankan agar wanita di bawah usia 55 tahun dapat
melakukan prosedur vaksin HPV. Setelah itu, pemeriksaan pap smear tetap dilakukan

Anda mungkin juga menyukai