Anda di halaman 1dari 17

Keracunan

Paracetamol
1.VIRA HASTY A (10117160)
2. WAHYU SETYANINGSIH (10117161)
3. WENNI ARINA DEWI (10117162)
4. WIDYA TRINANDA P (10117163)
5. WIDYAWANTI (10117164)
6. WIKA APRILIANTI D U (10117165)
7. WINA ELIKA (10117166)
8. WIRDATUS SOLIHAH (10117168)
9. YAHYA BAIHAQI (10117168)
10. YOVANCHA RIZKY N (10117170)
Paracetamol adalah salah satu obat yang masuk ke dalam
golongan analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun
demam). Obat ini dipakai untuk meredakan rasa sakit ringan
hingga menengah, serta menurunkan demam. Untuk orang
dewasa, dianjurkan untuk mengonsumsi paracetamol 1-2 tablet
sebanyak 500 miligram hingga 1 gram tiap 4-6 jam sekali dalam
24 jam. Paracetamol mengurangi rasa sakit dengan cara
menurunkan produksi zat dalam tubuh yang disebut
prostaglandin. Prostaglandin adalah unsur yang dilepaskan tubuh
sebagai reaksi terhadap kerusakan jaringan atau infeksi, yang
memicu terjadinya peradangan, demam, dan rasa nyeri.
Paracetamol menghalangi produksi prostaglandin, sehingga rasa
sakit dan demam berkurang.
Mekanisme kerja parasetamol
Mekanisme kerja parasetamol menghambat produksi prostaglandin
(senyawa penyebab inflamasi). Telah dibuktikan bahwa parasetamol mampu
mengurangi bentuk teroksidasi enzim siklooksigenase (COX), dengan
cara menghambat suatu enzim yang namanya COX-3 (siklooksigenase) yang
ada di otak. Berbeda denganobat-obat analgesik yang lain seperti aspirin,
ibuprofen, metampiron atau golongan NSAID mereka menghambat COX-1
dan COX-2 yang ada di sistem syaraf perifer (tepi).
Penghambatan tersebut untuk membentuk senyawa penyebab
inflamasi. Paracetamol juga bekerja pada pusat pengaturan suhu pada
otak. Tetapi mekanisme secara spesifik belum diketahui. Ternyata di
dalam tubuh efek analgetik dari parasetamol diperantarai oleh aktivitas
tak langsung reseptor canabinoid CB1. Didalam otak dan sumsum
tulang belakang, parasetamol mengalami reaksi deasetilasidengan asam
arachidonat membentuk Narachidonoylfenolamin, komponen yang
dikenal sebagai zat endogenous cababinoid.
Mekanisme kerja lain parasetamol ialah bahwa parasetamol
menghambat enzim siklooksigenase seperti halnya aspirin mengurangi
produksi prostaglandin, yang berperan dalam proses nyeri dan demam
sehingga meningkatkan ambang nyeri, namun hal tersebut terjadi pada
kondisi inflamasi, dimana terdapat konsentrasiperoksida yang tinggi.
Pada kondisi ini oksidasi parasetamol juga tinggi, sehingga
menghambat aksi anti inflamasi. Hal ini menyebabkan parasetamol
tidak memiliki khasiat langsung pada tempat inflamasi, namun malah
bekerja di sistem syaraf pusat untuk menurunkan temperatur tubuh,
dimana kondisinya tidak oksidatif.
Parasetamol boleh dikonsumsi tidak lebih dari 5 hari untuk
anak-anak, dan 10 hari untuk dewasa dengan dosis seperti
dibawah ini:

umur Dosis Parasetamol

3 bulan – 1 tahun 60 – 120 mg

1 – 5 tahun 120 – 250 mg

6 – 12 tahun 250 – 500 mg

Dewasa 500 mg – 1 g

   
Parasetamol yang diberikan secara oral diserap secara cepat dan
mencapai kadar serum puncak dalam waktu 30 – 120 menit. Adanya
makanan dalam lambung akan sedikit memperlambat penyerapan
sediaan parasetamol lepas lambat. Parasetamol terdistribusi dengan
cepat pada hampir seluruh jaringan tubuh. Lebih kurang 25%
parasetamol dalam darah terikat pada protein plasma. Waktu paruh
parasetamol adalah antara 1,25 – 3 jam. Penderita kerusakan hati dan
konsumsi parasetamol dengan dosis toksik dapat memperpanjang
waktu paruh zat ini. Parasetamol diekskresikan melalui urine sebagai
metabolitnya, yaitu asetaminofen glukoronid, asetaminofen sulfat,
merkaptat dan bentuk yang tidak berubah.
Banyak kesalahan dalam mengkonsumsi obat ini, karena obat
digunakan secara terus menerus untuk menghilangkan gejala rasa
sakit yang timbul. Misalnya seorang yang sering merasakan sakit
kepala, untuk mengatasi sakit kepalanya selalu minum
parasetamol. Bila gejala yang dirasakan tidak hilang setelah efek
obat habis, yang bersangkutan seharusnya segera konsultasi ke
dokter untuk dicari penyebab penyakitnya sehingga dapat diobati
penyebabnya dengan benar. Karena parasetamol merupakan obat
bebas yang digunakan secara luas oleh masyarakat, maka
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penggunaan yang dapat
menyebabkan keracunan parasetamol cukup besar, sehingga
dirasa perlu untuk memberikan informasi mengenai cara untuk
mengatasi keracunan parasetamol sebagai edukasi untuk
mencegah terjadinya keracunan obat tersebut.
Gejala keracunan parasetamol
Saat mengalami overdosis parasetamol, Anda akan mengalami berbagai
gejala seperti:
• Hilang nafsu makan
• Mual
• Muntah
• Merasa tidak enak badan
• Sakit perut terutama di sisi kanan atas
Sebagian besar kasus overdosis parasetamol dapat ditangani. Biasanya,
jika Anda mengalami gejala overdosis maka Anda perlu dirawat di
rumah sakit. Untuk mengecek kadar parasetamol di dalam tubuh dokter
akan melakukan tes darah. Tes darah lainnya juga akan dilakukan untuk
memeriksa hati.
Penyebab overdosis parasetamol
Pada anak-anak
Anak-anak mengalami overdosis parasetamol karena terlalu banyak
mengonsumsinya sekaligus dalam satu waktu. Selain itu, hal ini juga
bisa disebabkan saat anak mengonsumsi lebih dari satu produk obat
yang mengandung parasetamol. Faktor lainnya yang juga sangat umum
terjadi ialah salah menakar parasetamol.
Biasanya, parasetamol cair diberikan sepaket dengan sendok takar
untuk menghindari salah dosis. Namun, banyak orangtua yang tidak
mempergunakan sendok takar bawaan dan lebih memilih menggunakan
sendok yang tersedia di rumah.
Akibatnya, dosis yang diberikan bisa terlalu banyak. Terkadang,
karena rasa dan warnanya seperti sirup, anak juga meminumnya tanpa
sepengetahuan orangtua. Sehingga, risiko overdosis pun tidak dapat
terelakkan.
Pada orang dewasa
Pada orang dewasa, kelebihan parasetamol diakibatkan oleh:
Mengonsumsi dosis berikutnya terlalu cepat tanpa memberikan jeda
yang cukup.Mengonsumsi beberapa obat yang mengandung
parasetamol pada saat yang bersamaan.
Mengonsumsi parasetamol dengan dosis yang terlalu tinggi.
Terkadang, mungkin tidak sadar minum obat yang ternyata ada
kandungan paracetamol di dalamnya, sehingga overdosis mungkin
terjadi. Misalnya, saat batuk atau pilek, Anda minum obat yang
mungkin ada kandungan paracetamol di dalamnya, lalu Anda juga
minum obat sakit kepala yang juga memiliki kandungan zat yang sama.
Nah, jika Anda mengonsumsi keduanya di hari yang sama dan tanpa
sadar melebihi batas maksimal harian, maka Anda bisa terkena gejala
overdosis.  Oleh karena itu, jangan sembarangan mengonsumsi obat
pasaran jika Anda sedang dalam masa pengobatan untuk penyakit
lainnya.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama
saat menemukan korban yang dicurigai keracunan parasetamol adalah
sebagai berikut:
• Rangsang muntah (tindakan ini hanya efektif bila parasetamol baru ditelan
atau peristiwa tersebut terjadi kurang dari 1 jam sebelum diketahui)
• Berikan arang aktif dengan dosis 100 gram dalam 200 ml air untuk orang
dewasa dan larutan 1 g/kg bb untuk anak-anak.
Bila kadar serum parasetamol di atas garis toksik (lihat nomogram) maka
N-asetilsistein dapat mulai diberikan dengan loading dose 140mg/kg BB
secara oral, lalu dosis berikutnya 40 mg/kg BB diberikan setiap 4 jam.
Larutkan asetilsistein ke dalam air, jus atau larutan soda. Bila terjadi muntah
spontan, maka pemberian asetilsistein dapat dilakukan melalui sonde
lambung (nasogastric tube) atau berikan metoklopramid pada pasien untuk
mengatasi kondisi muntah tersebut. Terapi asetilsistein paling efektif bila
diberikan dalam waktu 8-10 jam pasca penelanan parasetamol. N-asetilsistein
harus diberikan secara hati-hati dengan memperhatikan kontraindikasi dan
riwayat alergi pada korban, terutama riwayat asthma bronkiale.
Bila terjadi muntah spontan, maka pemberian asetilsistein
dapat dilakukan melalui sonde lambung (nasogastric tube) atau
berikan metoklopramid pada pasien untuk mengatasi kondisi
muntah tersebut. Terapi asetilsistein paling efektif bila
diberikan dalam waktu 8-10 jam pasca penelanan parasetamol.
N-asetilsistein harus diberikan secara hati-hati dengan
memperhatikan kontraindikasi dan riwayat alergi pada korban,
terutama riwayat asthma bronkiale.
ANTIDOTUM KHAS PADA KERACUNAN PARACETAMOL
Mekanisme Keracunan Parasetamol dalam jumlah 10-15g (20-30
tablet) dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati danginjal.
Kerusakan fungsi hati juga bisa terjadi pada peminum alkohol kronik
yang mengkonsumsi parasetamol dengan dosis 2g/hari atau bahkan
kurang dari itu. Keracunan parasetamol disebabkan karena
akumulasi dari metabolitnya yaitu N-acetyl-p-benzoquinoneimine
(NAPQI), yang dapat terjadi karena overdosis, pada
pasien malnutrisi, atau pada peminum alkohol kronik. N-asetilsistein
merupakan antidotum terpilih untuk keracunan parasetamol. N-
asetilsistein bekerja mensubstitusi glutation, meningkatkan
sintesis glutation dan meningkatkan konjugasi sulfat pada
parasetamol. Methionin p.o, juga bisa digunakan sebagai antidotum
yang efektif,tetapi absorbsi lebih lambat dibandingkan dengan N-
asetilsistein. Terapi asetilsistein paling efektif bila diberikan dalam
waktu 8-10 jam pasca penelanan parasetamol.
Efek overdosis parasetamol pada tubuh
Menurut 
Badan Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA),
mengonsumsi terlalu banyak parasetamol dapat merusak hati
(liver). Dalam kasus yang parah, overdosis parasetamol dapat
menyebabkan gagal hati hingga kematian. Selain itu, Anda juga
lebih berisiko mengalami kerusakan hati saat sudah memiliki
penyakit liver, minum alkohol berlebih, dan sedang
mengonsumsi warfarin atau obat pengencer darah.
Dosis harian maksimum yang disarankan FDA yakni sekitar
4.000 mg per hari untuk orang dewasa. Namun, McNeil
Consumer Healthcare, perusahaan pembuat parasetamol jenis
Tylenol merekomendasikan 3.000 mg saja sebagai batas
maksimal harian dan hal ini disetujui oleh sebagian besar dokter.
Parasetamol aman jika digunakan sesuai petunjuk.
Namun, karena bahan yang satu ini menjadi bahan umum
dalam banyak obat, Anda berisiko mengonsumsinya terlalu
banyak tanpa menyadarinya.
Untuk itu, pastikan untuk selalu membaca label obat
sebelum meminumnya, jika Anda menemukan kandungan
bahan ini di beberapa obat berbeda yang Anda konsumsi di
hari ini maka berhenti mengonsumsinya. Konsultasikan
pada dokter jika berbagai obat yang Anda miliki semuanya
mengandung parasetamol.
• Keracunan parasetamol perlu ditatalaksana secara serius dan
tepat meskipun korban tidak menampakkan gejala keracunan.
Dengan tatalaksana yang tepat kerusakan akibat keracunan
yang mungkin timbul dapat diminimalisir, bahkan sebelum
gejala keracunan tersebut terdeteksi. Apabila dicurigai telah
terjadi keracunan parasetamol, segera hubungi Sentra
Informasi Keracunan atau dokter setempat untuk mendapatkan
informasi dan petunjuk seputar penanganan keracunan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai