Anda di halaman 1dari 17

UNDANG-UNDANG

DASAR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
Kelompok 1
1. ALFIANA NOVA ELIZA (2148401001)

2. CHANIA ALFADILA (2148401003)

3. DINDA AMELIA CAHYANI (2148401005)

4. JESIKA APRIYANI (2148401007)

5. SITI FATIMAH AZZAHRA (2148401009)


DEWAN PERWAKILAN
DAERAH
DPD merupakan representasi atau mewakili suara dari
daerah menjadi penyeimbang dalam memperkuat
sistem parlemen di Indonesia. DPD menjadi forum
mediasi aspirasi masyarakat dan daerah beserta
kepentingan lainnya. Dilihat dari ketatanegaraan,
DPD hadir untuk memperkuat sistem parlemen dalam
proses legislasi
Dari 34 provinsi di Indonesia terdapat perbedaan sumber daya alam dan sumber daya manusia,
dan sumber dana yang cukup signifikan bagi terselenggaranya otonomi daerah yang relatif
sama. Dalam kondisi demikan, setiap anggota DPD harus mampu mengalirkan aspirasi,
merepresentasikan atau mewakili kepentingan masing-masing provinsi.

DPD juga menjalankan fungsi integrasi bangsa dengan mencoba dan meningkatkan derajat
kebersatuan dari Keragaman yang ada di nusantara ini. Persoalan-persoalan lokal yang relevan
dengan wilayah tugas DPD disinkronisasikan dengan persoalan nasional. Dengan keberadaan
anggota DPD di parlemen pusat maka masyarakat daerah merasa diperhatikan dan melalui para
wakilnya di DPD membahasnya sebagai agenda nasional berbasis kepentingan daerah.
Hakikat keberadaan DPD disebutkan dalam Pasal 22C Undang-undang Dasar 1945.
Pasal 22 C
(1). Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap propinsi melalui pemilihan
umum. (2). Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap propinsi jumlahnya sama dan
jumlah sekuruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Peran DPD juga terkait dengan Pemerintah Daerah, yakni Pasal 18 ayat (1) Perubahan
Ketiga Undang-undang Dasar 1945, bahwa: "Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota
memiliki pemerintah daerah.“
PEMILIHAN UMUM

APA ITU PEMILU?


-Pemilihan umum merupakan salah satu instrumen kelembagaan
 penting di dalam negara demokrasi.

Demokrasi itu di tandai dengan 3 syarat yaitu:


1]adanya komprtisi di dalam memperebutkan
 dan mempertahan kan kekuasaan,
2]adanya partisipasi masyarakat
3]adanya jaminan hak-hak sipil dan politik
•                                   Beberapa Hal tentang pemilu
 
 -Pemilu merupakan instrumen pelaksaan kedaulatan rakyat dalam negara
demokrasi
-pemilu sebagai penyakuran atas hak asasi manusia.
 -pemilu merupakan legalitas dan legitimasi politik dalam demokrasi
moderen.
-Peserta pemilu dapat secara kelembagaan [parpol] atau secara
perorangan
Secara sederhana tujuan dari pemilu adalah penyaluran kedaulatan rakyat.tujuan dari pada
penyelenggaraan pemilihan umum menurut jimmly asshididiqie dapat di rumuskan dalam empat bagian:

-untuk memungkinkan terjadinya pemilihan kepemimpinan pemerintahan secara tertib dan damai.
-Untuk memungkinkan terjadinya pergantian pejabat yang akan mewakili kepentingan rakyat
-untuk melaksanakan perinsip kedaulatan rakyat.
-untuk melaksanakan prinsip hak-hak asasi
warga negara
            PEMILU DAN JAMINAN HAK-HAK DASAR WARGA NEGARA 

Pasal 27 ayat[1] .pasal 28D ayat[3] UUD 1945


•  kedudukannya
         Segala warga negara bersamaan                        di   dalam
    hukum dan pemerintahan dan
wajib menjujung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Pasal 28 UUD 1945


Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tertulis dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
pak
Pasal 28 ayat[3] UUD 1945
Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,berkumpul,dan mengeluarkan pendapat.
Dalam UUD dasar 1945 Bab VIII Hal keuangan ,antara lain disebutkan bahwa anggaran
pendapatan dan belanja negara ditetapkan setiap tahun dengan undang undang dan ketentuan
mengenai pajak dan pungutan lain yang berisfat memaksa untuk keperluan negara serta macam
dan harga mata uang ditetapkan dengan undang undang.Hal hal lain mengenai keuangan
negara sesuai dengan amanat pasal 23 C diatur dengan undang undang
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2003
TENTANG
KEUANGAN NEGARA
● Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab VIII Hal Keuangan, antara lain disebutkan bahwa anggaran
pendapatan dan belanja negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang, dan ketentuan
mengenai pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara serta macam dan
harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang. Hal-hal lain mengenai keuangan negara sesuai
dengan amanat Pasal 23C diatur dengan undang-undang.
● Dalam Undang-undang ini diatur tentang : pengertian dan ruang lingkup keuangan negara, asas-asas
umum pengelolaan keuangan negara, kedudukan Presiden sebagai pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan negara, pendelegasian kekuasaan Presiden kepada Menteri Keuangan dan
Menteri/Pimpinan Lembaga, susunan APBN dan APBD, ketentuan mengenai penyusunan dan
penetapan APBN dan APBD, pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan bank
sentral, pemerintah daerah dan pemerintah/lembaga asing, pengaturan hubungan keuangan antara
pemerintah dengan perusahaan negara, perusahaan daerah dan perusahaan swasta, dan badan
pengelola dana masyarakat, serta penetapan bentuk dan batas waktu penyampaian laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD.
Bidang pengelolaan Keuangan Negara yang demikian luas dapat dikelompokkan dalam sub bidang pengelolaan fiskal,
sub bidang pengelolaan moneter, dan sub bidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan

Asas-asas Umum Pengelolaan Keuangan Negara


Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance  dalam penyelenggaraan negara,  pengelolaan
keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan
aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar. Sesuai dengan amanat Pasal 23C
Undang-Undang Dasar 1945, Undang-undang tentang Keuangan Negara perlu menjabarkan aturan pokok
yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar tersebut ke dalam asas-asas umum yang meliputi baik
asas-asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan keuangan negara, seperti asas tahunan, asas
universalitas, asas kesatuan, dan asas spesialitas maupun asas-asas baru sebagai pencerminan best
practices (penerapan kaidah-kaidah yang baik) dalam pengelolaan keuangan negara, antara lain :
akuntabilitas berorientasi pada hasil;
profesionalitas;
proporsionalitas;
 keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara;
pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.
Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Negara
Pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi obyek, subyek, proses, dan
tujuan. Dari sisi obyek yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan
kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dari sisi subyek yang
dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh obyek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki negara,
dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang
ada kaitannya dengan keuangan negara. Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban. Dari sisi tujuan, Keuangan Negara
meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau
penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (disingkat BPK RI, dulu disingkat BEPEKA) adalah lembaga negara dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
Visi dan misi BPK
VISI :

Menjadi pendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara melalui pemeriksaan yang berkualitas dan
bermanfaat.

MISI :
Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara bebas dan mandiri; danMelaksanakan tata kelola organisasi yang
berintegritas, independen, dan profesional.Tujuan Strategis Badan Pemeriksa KeuanganUntuk mewujudkan tercapainya visi dan misi,
maka BPK memiliki dua buah tujuan strategis, yaitu meningkatkan pemeriksaan yang berkualitas dan memaksimalkan manfaat hasil
pemeriksaan dalam rangka mendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara.Nilai Dasar Badan Pemeriksa
KeuanganDalam pelaksanaan wewenang, tugas dan tanggung jawab, setiap kegiatan yang dilakukan oleh BPK berlandaskan kepada
nilai-nilai sebagai berikut

NILAI DASAR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Integritas: Kami membangun nilai integritas bersikap jujur,objektif,tegas dalam penerapan prinsip

Independensi: Kami menjunjung tinggi independensi baik secara kelembagaan,organisasi, maupun individu

Profesionalisme: Kami membangun nilai profesionalisme dengan menerapkan prinsip kehati hatian,ketelitian,dan kecermatan
KEKUASAAN KEHAKIMAN

Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menenggakan hukum dan
keadilan berdasarkan pancasila dan UUD NRI 1945,demi terselenggaranya negara hukum republik indonesia kekuasaan kehakiman
menurut UUD 1945 merupakan kekuasaan yang merdeka yang dilakukan oleh sebuah mahkamah agung dan badan peradilan yang
berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum,lingkungan peradilan agama,lingkungan peradilan militer,lingkungan
peradilan tata usaha negara dan oleh sebuah mahkamah konstitusi,untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan.
Asas penyelenggaraan kekuasaan kehakiman
 Peradilan dilakukan ‘’demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha esa’’
 Peradilan negara menerapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila
 Semua peradilan diseluruh wilayah negara RI adalah peradilan negara yang diatur dengan UUD
 Peradilan dilakukan dengan sederhana,cepat dan biaya ringan
 Hakim dan hakim konstitusi wajib menjaga kemandirian peradilan
 Asas praduga tidak bersalah
 Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa,mengadili,dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum
tidak ada atau kurang jelas
Pelaku kekuasaan kehakiman
 Mahkamah agung
 Mahkamah konstitusi
 Peradilan Militer
 Peradilan tata usaha negara
 Peradilan umum
 Peradilan agama
A. KESIMPULAN
1. Keterbatasan wewenang Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dalam Pasal 22D UUD NRI
Tahun 1945 disebabkan oleh tarik-menarik kepentingan antara kelompok yang setuju
pembantukan DPD dengan kelompok yang tidak setuju pembentukan DPD

2.KESIMPULAN BPK
badan Pemeriksaan Keuangan negaralembaga tinggi negara dalam systemketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang
memeriksa pengelolaan dantaggungjawab keuangan negara

3.Kesimpulan pemilihan umum.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemilih Golput yang telah terdaftar
dalam DPT terbagi kedalam dua kelompok, pertama, Pemilih Golput yang
memang tidak hadir secara fisik ke TPS untuk memilih pada hari pemungutan
suara kedua, Pemilih yang Form-C6 (Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara)-
nya dikembalikan ke KPU Kota Bukittinggi karena tidak ditemukannya alamatnya
oleh Petugas KPPS.
SARAN
Dari penulisan makalah ini ,penulis menyarankan agar ,sebagai makhluk yang
diciptakan paling
sempurna dibanding makhluk lai ,sudah semestinya manusia bisa memimpin
peradaban dibumi
ini dengan bijak,adil,dan bermanfaat untuk seluruh makhluk hidup.Karna
manusia diciiptakan Oleh Allah dengan tujuan yang sangat mulia

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai