Anda di halaman 1dari 65

AIRWAY - BREATHING

MANAGEMENT
AIRWAY ANATOMY
Upper airway structures include the:
● Mouth
● Nose
● Pharynx (throat)
- Oropharynx
- Nasopharynx
- Laryngopharynx
● Larynx (voice box)
Vocal cords
The lower airway structures include the:
● Trachea (windpipe)
● Bronchi (airways)
● Bronchioles
● Terminal bronchioles
● Alveoli
PHARYNX (THROAT) hard palate

external nares internal nares


nasal cavity
● connects nasal cavity
with larynx (± 5 inch)
Soft
palate
● extends from the base
of the skull to 6th cervical uvula
vertebrae
pharynx
● serves both the
respiratory and digestive
systems

● three regions according epiglottis


to location: glottis
- nasopharynx
- oropharynx
- laryngopharynx
(hypopharynx). trachea
LARYNX (VOICE BOX)
Epiglottis
Hyoid bone
Thyrohyoid membrane
Corniculate cartilage
Thyroid cartilage
(Adam’s apple)

Arytenoid cartilage
Crycothyroid ligament
Cricoid cartilage
Cricotracheal ligament
Thyroid gland
Parathyroid gland

Tracheal cartilage
BRONCHIALE TREE

The trachea and


bronchi have
supporting cartilage to
keep
airways open

Bronchiole walls
contain
more smooth muscle,
a feature used in airflow
regulation
BOYLE’S LAW
relationship between pressure and volume

volume pressure volume pressure

pressure

volume
volume pressure
INSPIRATION

muscle contraction
EXPIRATION

Muscle relaxation
PASIEN KRITIS
Penyebab Kematian Sel
1. Hipoksia
2. Trauma
3. Infeksi
4. Reaksi imunologis
5. Gangguan genetika
6. Gangguan nutrisi
Otak
tidak dapat O2 mati
Jantung

“3 – 8” menit
Keterlambatan BHD

Keterlambatan Kemungkinan
BHD berhasil

1 menit 98 dari 100


3 menit 50 dari 100
10 menit 1 dari 100
Indikasi BHD Tujuan BHD

• Mencegah berhentinya
sirkulasi atau berhentinya
pernafasan
• Memberikan bantuan
Henti Napas eksternal terhadap sirkulasi
dan ventilasi pada pasien
Henti Jantung yang mengalami henti
jantung atau henti nafas
melalui resusitasi jantung
paru (RJP).
SEBAB-SEBAB HENTI NAFAS

1. Sumbatan Jalan Nafas


Sebab2 sumbatan jalan nafas adalah :
• Darah
• Muntahan
• Benda asing
• Trauma langsung pada wajah atau tenggorokan
• Spasme larings, bronkus
• Radang
• Depresi susunan syaraf pusat oleh karena trauma kepala,
tumor, gangguan metabolik dan obat-obatan misalnya
narkotika
SEBAB-SEBAB HENTI NAFAS

2. Gangguan atau penyakit paru


Kelainan patologis paru yang berat akan memperburuk
oksigenasi dan ventilasi, yaitu :
• Infeksi
• Aspirasi
• Asthma bronkhiale
• Edema paru
• Kontusio paru
• Pneumothoraks, hematothoraks
SEBAB-SEBAB HENTI NAFAS

3. Gangguan neuromuskular
Otot2 pernafasan utama adalah diafragma dan otot2 interkostal.
Otot2 interkostal dapat lumpuh bila terjadi kerusakan pada
vertebra servikalis. Misalnya pada :
• Myasthenia gravis
• Sindrom Guillain-Barre
• Multipel sklerosis
• Poliomyelitis
• Kyphoscoliosis
• Distrofi muskuler
• Penyakit motor neuron
Airway Management

Masalah pada airway  Obstruksi …!

 Total
– Akut
– Perlahan

 Parsial / sebagian
Obstruksi Total
 Penderita sadar
Tangan penderita memegang leher,
mulut terbuka seperti orang
berteriak tetapi tidak keluar suara

 Penderita tidak sadar


Pemeriksaan cepat tidak ada proses ventilasi, ada
tahanan saat ditiup / dipompa
 Prosedur CPR
Abdominal Thrust/ Heimlich Manouvre
Heimlich Maneuver
Abdominal Thrust Chest Thrust

Chest Thrust Back Blow


Obstruksi Parsial

Sumbatan jalan nafas parsial ditandai dengan adanya


bunyi nafas abnormal :
 Snoring  lidah
 Gurgling cairan / darah
 Crowing/stridor  oedem
• Lidah : snoring
 manual airway, pasang OPA/NPA
• Cairan/darah : gurgling
 suction
• Odema : crowing/stridor
 definitive airway
Snoring  Angkat lidah
Jalan nafas manual :

Head Till - Chin Lift


Jaw thrust
Triple airway maneuver
(head tilt, jaw thrust, and open mouth)
JALAN NAFAS SEMENTARA
Oro Pharyngeal Airway Naso Pharyngeal Airway

Complications : Untuk sumbatan


Gag Refleks  Complete airway
obstruction
pangkal lidah
 kontra indikasi..!  Laringospasme
 Vomiting
Pengukuran dan Pemasangan Oropharyngeal Airway
OPA
Pengukuran dan Pemasangan Nasopharyngeal Airway

Digunakan pada pasien yang


bernapas spontan, dan memiliki
rangsangan batuk/muntah (gag
reflex), OPA sulit
NPA

Komplikasi :
• Nasal mucosa injury
• Laryngospasm
Gurgling  Suction
Penghisapan (Suction)
 Alat : Soft tip & Rigid tip
 Cara
 Daya hisap –> 80 s/d – 120 mmHg
 Lama : 10-15 detik ( dewasa)
5 detik (anak)
3 detik (bayi)
 Hati-hati pada fraktur basis cranii

 Log Roll + Finger Sweap


Definitive Airway

Indikasi Airway Defitinif :


 Ketidakmampuan mempertahankan airway dengan cara lain
 Adanya resiko aspirasi  darah / muntah
 Ancaman segera / potensial sumbatan airway  Cedera
inhalasi, fraktur maksilofasial, hematoma retrofaringeal (ada
suara crowing)
 Cedera kepala yang memerlukan bantuan napas (GCS < 8)
 Apnea
 Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi dengan BVM
Definitive Airway

 Endotracheal Airway (Intubation)


- Naso Tracheal Airway
- Oro Tracheal Airway
 Cricothyroidotomy
- Needle Cricothyroidotomie
- Surgical Cricothyroidotomie
Intubasi Endotrakea
Henti jantung,
Indikasi Patensi airway tdk bisa dipertahankan,
Ventilasi non invasif tdk adekuat

Kontra TIDAK ADA


indikasi Kecuali penolakan

Menjaga patensi & keamanan jalan napas


Kegunaan Membantu pemberian Fi O2 tinggi
Jalur memasukkan obat resusitasi

Trauma
Komplikasi Intubasi esofagus
Intubasi endotrakea
Refleks vagal
Naso Tracheal Intubation / Blind Intubation :

 Sambil mendengar pernafasan


 Dorong saat inspirasi
 Bila suara hilang  masuk Oesofagus

 Hati-hati bila fraktur basis kranii

Dengarkan nafas
Oro Tracheal Intubation

Ventilasi dan
oksigenisasi harus
diberikan sebelum
memasukan
laringoskop dan ETT,
Hyperventilasi… Sellick Maneuver
Needle Cricothyroidotomy
Bila Intubasi tdk bisa dilakukan
Kartilago Tiroid
(Mis. Fr Maksilofasial berat)

Jet Insuflation / Jet Ventilation


(30 – 45 Menit)

Membrana Krikotiroidea
Menggunakan IV Cathether
Kartilago krikoid paling besar No. 14
Jet Insuflation
Alternatif Airway :
Laryngeal Mask Airway & Combitube
Combitube
(double lumen / obturator oeshofageal)
LMA
Breathing Management

Pernafasan dikatakan baik apabila :


 Tidak sesak
 Tidak Hipoksia
 Frekwensi Pernafasan Normal
- Dewasa : 12 – 20 kali/menit (20)
- Anak-anak : 15 – 30 kali/menit (30)
- Bayi baru lahir : 30 – 50 kali/menit (40)
RAPID ASSESMENT

Look, Listen and Feel

a. Inspeksi  Simetris, Rate, Ritme, Bentuk Pernapasan


b. Auskultasi  Vesikuler, Ronchi ?
c. Perkusi  Sonor , Hipersonor ?
d. Palpasi
Pengelolaan Breathing
1. Penderita Masih Bernafas / Spontan

Nasal Canule Rebreathing Mask Non Rebreating Mask


Face mask
Konsentrasi O2 menurut cara pemberian :
– Udara bebas : 21%
– Kanul hidung dengan O2 1-3 LPM : 21% - 32%
– Kanul hidung dengan O2 4-6 LPM : 33% - 44%
– Face mask (rebreathing, 6 - 10 LPM) : 35% - 60%
– Non-rebreathing mask (10 - 15 LPM) : 60% - 95%
DEVICE FLOW RATE DELIVERY O2
Nasal canula 1 L/min 21% - 24%
2 L/min 25% - 28%
3 L/min 29% - 32%
4 L/min 33% - 36%
5 L/min 37% - 40%
6 L/min 41% - 44%

Simple oxygen face mask 6-10 L/min 35% - 60%


Face mask w/ O2 reservoir 6 L/min 60%
(nonrebreathing mask) 7 L/min 70%
8 L/min 80%
9 L/min 90%
10-15 L/min 95% - 100%

Ventury mask 4-8 L/min 24% - 35%


10-12 L/min 40% - 50%
Pemantauan Suplementasi
Oksigen
Pulse oximetry Interpretation Intervention
reading
95% - 100% Desired range O2 4 l/min – nasal canule

90% - <95% Mild-moderate hypoxia Face mask

Moderate-severe
85% - <90% hypoxia Face mask w/ O2 reservoir
 assisted ventilation
Severe to life-
<85% threatening hypoxia
Assisted ventilation
Alat Suplementasi Oksigen (dasar)

ACLS
2. Penderita Dg Nafas Tidak Adekuat & Henti Nafas
 Pemberian Pernafasan Bantuan ( Rescue Breaths )
 Pernafasan Buatan :

mouth to mouth mouth to mask bagging


Ventilasi dengan ETT

Tidak perlu sinkronisasi


dengan kompresi

ventilasi diberikan hanya


sampai dada terangkat,
selama 1 menit

8 – 10 bpm saat RJP

10 – 12 bpm, tanpa henti jantung


VENTILASI MEKANIK
• Tidak mengatasi penyebab  hanya support untuk ventilasi dan
oksigenisasi yang adekuat
• Komplikasi tinggi  mempercepat pasien keluar dari mesin
napas  weaning sejak awal
MODE VENTILATOR MEKANIK
1. CMV (controlled mandatory ventilation)
2. Assist/Control Mode
3. SIMV (Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation)

Tambahan:
• PEEP (Positive End Expiratory Pressure)
• Pressure/Volume Support
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai