PARAMETER FARMAKOKINETIK
2
● Klirens adalah volume darah yg bersih dari senyawa obat per
satuan waktu (vol/waktu).
3
● Secara umum eliminasi obat terjadi pada ginjal dan hati yang
sering dikenal dengan istilah klirens total yang merupakan
jumlah dari klirens ginjal (renalis) dan hati (hepatik).
● Klirens =
4
Contoh
Klirens obat 25 ml/menit pada
pasien dengan Volume Darah 15
liter.
5
VOLUME
DISTRIBUSI
6
• Pendekatan sederhana tentang pemahaman volume
distribusi dapat dijelaskan setelah obat dengan dosis
tertentu diberikan secara intravena. Obat akan
didistribusikan oleh sirkulasi darah ke dalam organ-
organ tubuh
• Setelah distribusi sempurna (kesetimbangan atau
equilibrium dicapai), maka jumlah obat (A) di dalam
tubuh berhubungan dengan konsentrasi obat di dalam
plasma (C).
A = V.C
V = A/C
7
Berdasarkan persamaan, maka mudah dipahami bahwa volume
distribusi:
• merupakan perbandingan antara jumlah obat di dalam tubuh dengan konsentrasi di dalam
plasma atau darah.
• merupakan volume plasma atau darah yang dibutuhkan untuk memberi gambaran distribusi
obat di dalam tubuh setelah
kesetimbangan dicapai.
• merupakan indikator besarnya distribusi obat ke dalam cairan tubuh dan jaringan serta
gambaran/indikasi obat di dalam tubuh.
• jarang berhubungan dengan ukuran tubuh
• berhubungan dengan ikatan protein
• Obat yang bersifat polar cenderung memiliki volume distribusi yang kecil. Sebaliknya, obat
yang bersifat nonpolar cenderung mempunyai volume distribusi yang besar.
• Semakin besar volume distribusi obat, semakin sedikit jumlah obat yang berada di dalam
plasma.
8
×WAKTU PARUH
DALAM PLASMA
9
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
setengah dari obat dibuang dari tubuh. Faktor yang
mempengaruhi waktu paruh adalah absorpsi, metabolism
dan ekskresi
10
×KETERSEDIAAN
HAYATI
11
Ketersediaan hayati atau bioavailabilitas adalah fraksi obat yang
diberikan yang sampai ke sirkulasi sistemik dalam bentuk kimia
aslinya. Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas yaitu first-pass
metabolisme hepar (metabolisme lintas pertama hepar), solubilitas
obat, ketidakstabilan kimiawi dan formulasi obat. Bioavailabilitas suatu
obat mempengaruhi daya terapeutik, aktivitas klinik, dan aktivitas
toksik obat.
12
IKATAN PROTEIN
13
IKATAN PROTEIN
15
Ikatan obat protein tinggi menyebabkan
obat terpusat berada di sirkulasi, sehingga
volume distribusi rendah.
V = VB + Vt
Volume distribusi dipengaruhi oleh
perubahan fraksi obat terikat dengan V = volume distribusi total
protein plasma. Kenaikan fraksi obat tak VB = volume darah
terikat (bebas)yang akan mengakibatkan VT = Volume jaringan
kenaikan volume distribusi Fb = fraksi obat bebas dalam jaringan
16
Steady State Concentration
17
• Steady state (SS) atau kondisi tunak adalah suatu keadaan yang mana tidak
terjadi perubahan jumlah atau konsentrasi obat di dalam tubuh dengan
bertambahnya waktu. Bila kecepatan masuknya (input rate) obat ke dalam
tubuh adalah konstan (order nol) sedangkan kecepatan eliminasi (output rate)
adalah eksponensial, maka obat akan terakumulasi sampai kondisi tunak
dicapai.
• Tingkat konsentrasi obat meningkat dari konsentrasi nol dan secara bertahap
menjadi konstan ketika mencapai steady-state level atau kadar plateau atau
konsentrasi tunak.
Konsentrasi tunak
suatu keadaan dimana laju obat memasuki tubuh (infusi) = laju obat
meninggalkan tubuh.
18
Laju infusi kadar tunak , waktu
untuk mencapai keadaan tunak tetap
sama
19
CONTOH
Seorang pasien yang sebelumnya belum menggunakan obat. Lalu diberikan infus IV 100
mg/kg. Kadar plasma mula-mula akan rendah dan kecepatan infus akan lebih besar
daripada kecepatan eliminasi. Kadar plasma akan meningkat relatif cepat yang membuat
konsentrasi meningkat diikuti kecepatan eliminasi juga meningkat.
20
Berdasarkan gambar diatas,
dilakukan pemberian obat sebanyak
8 kali dan pada
pengulangan/pemberian obat ke-4
telah mencapai keadaan tunak.
Konsentrasi pada pemberian 0-3
belum mencapai keadaan tunak.
21
KONSTANTA
LAJU ELIMINASI
22
Konstanta kecepatan eliminasi merupakan salah satu
parameter metabolisme dan eliminasi obat.
Konstanta kecepatan eliminasi ditentukan dengan
mengaplikasikan konsep persamaan orde reaksi pertama
dimana tubuh dianggap mengikuti model satu
kompartemen terbuka.
Kecepatan eliminasi obat berbanding lurus dengan jumlah
obat di dalam
23
• Setelah kesetimbangan dicapai, kecepatan eliminasi adalah sebagai berikut:
dt /dA = k.A
k = A dA/ dt
A = Jumlah obat di dalam tubuh.
Konstanta kecepatan eliminasi merupakan slope dari persamaan linier
tersebut dan dapat dibaca dari grafik.
Konstanta kecepatan eliminasi merupakan fraksi obat yang dieliminasi dari
dalam tubuh setiap unit waktu.
Contoh: Suatu obat mempunyai nilai k sebesar 0,3 jam-1 . Nilai ini bermakna
bahwa 30 persen dari jumlah obat yang berada di dalam tubuh dieliminasi
setiap jam. Satuan k untuk reaksi order pertama adalah waktu-1 .
Bila k diketahui, maka jumlah obat yang tinggal di dalam tubuh untuk waktu
tertentu setelah diberikan secara intravena (iv) dapat diketahui.
24
THANK YOU !