Anda di halaman 1dari 20

Obesitas Pada

Anak
G1A117014
MELANIA KUSUMAWARDANI
Pendahuluan

Prevalensi di dunia

Prevalensi di Indonesia
Dampak obesitas pada anak

a. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler


b. Diabetes Mellitus tipe-2
c. Obstruktive sleep apnea
d. Gangguan ortopedik
e. Pseudotumor serebri
Etiologi obesitas pada anak
• Aktifitas fisik yang rendah
• Kebiasaan makan makanan yang tinggi kalori dan rendah nutrien
• Faktor genetik (parental fatness)
• Konsumsi obat
Patofisiologi Obesitas
• Obesitas terjadi bila asupan energi lebih besar dari pengeluaran energi. Asupan energi berlebih akan disimpan
di jaringan lemak.
• Obesitas dapat terjadi karena hipertrofi sel lemak dan atau hiperplasia sel lemak. Penambahan dan pembesaran
sel lemak paling cepat pada masa tahun pertama kehidupan dan mencapai puncaknya pada masa meningkat
dewasa. Setelah masa dewasa, tidak akan terjadi hiperplasia sel lemak, tetapi hanya terjadi hipertrofi sel lemak.
Obesitas yang terjadi pada masa anak-anak selain terjadi hipertrofi sel lemak juga terjadi hiperplasia sel lemak.
• Set point berat badan yang didukung oleh mekanisme fisiologis berpusat di sekitar sistem penginderaan dalam
jaringan adiposa yang mencerminkan cadangan lemak dan reseptor, atau adipostat yang ada di pusat
hipotalamus. Ketika simpanan lemak berkurang, sinyal adipostat rendah, dan hipotalamus merespon dengan
merangsang rasa lapar dan penurunan pengeluaran energi untuk menghemat energi. Sebaliknya, ketika
penyimpanan lemak berlimpah, sinyal meningkat, dan hipotalamus merespon dengan menurunkan rasa lapar
dan meningkatkan pengeluaran energi.
Diagnosis
• Anamnesis terkait obesitas untuk mencari tanda atau gejala yang dapat membantu
menentukan apakah seorang anak mengalami atau berisiko obesitas
• Pemeriksaan fisis dan evaluasi antropometris
• Pemeriksaan penunjang yang meliputi analisis diit, pemeriksaan laboratorium, pencitraan,
ekokardiografi, dan respirometri atas indikasi
• Penilaian komorbiditas
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana
• Tujuan tatalaksana obesitas pada anak harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan
anak, penurunan berat badan mencapai 20% di atas berat badan ideal, serta pola makan
dan aktivitas fisik yang sehat dapat diterapkan jangka panjang untuk mempertahankan
berat badan tetapi tidak menghambat pertumbuhan dan perkembangan.
1. Pola makan yang benar
2. Pola aktivitas fisik yang benar
3. Modivikasi gaya hidup dan perilaku
4. Farmakoterapi
1. Pola makan yang benar
Pemberian diet seimbang sesuai dengan requirement daily allowances (RDA)
dengan metode food rules :
- Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan cemilan 2x/hari yang
terjadwal (cemilan diutamakan dalam bentuk buah), diberikan air putih di
antara jadwal makan utama dan cemilan, serta lama makan 30 menit/kali
- Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk mengonsumsi
makanan tertentu dan jumlah makanan ditentukan oleh anak
- Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan kebutuhan
kalori yang diperoleh dari hasil perkalian anatara kebutuhan kalori
berdasarkan RDA menurut height age dengan berat badan ideal menurut
tinggi badan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan kalori dengan metode
food rules :
- Kalori yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan normal. Penggunaan
kalori berkisar 200 – 500 kalori/hari dengan target penurunan BB 0,5
kg/minggu.
- Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50 – 60%, lemak 30%, dan
protein 15 – 20%
- Diet tinggi serat untuk membantu pengaturan BB melalui jalur intrinsik,
hormonal, dan colonic.
2. Pola aktivitas fisik yang benar
- Melakukan latihan dan meningkatkaan aktivitas harian karena aktivitas fisik
berpengaruh terhadap penggunaan energi. Peningkatan aktivitas fisik pada
anak yang gemuk dapat menurunkan nafsu mkan dan mingkatkan laju
metabolisme
Latihan fisik yang dianjurkan pada anak berbeda di beberapa negara.
- Pedoman Health Canada menganjurkan untuk meningkatkan Latihan fisik
minimal 30 menit dengan 10 menit Latihan fisik bugar dan menurunkan
aktivitas fisik kurang gerak dengan dikurangi sebanyak 15 menit sampai
mencapai akumulasi Latihan fisik aktif dan aktivitas fisik kurang gerak
selama 90 menit setiap hari.
• Center for Disesase Control and Prevention America menganjurkan anak harus melakukan
latihan fisik setiap hari selama 60 menit atau lebih, yang terdiri dari aktivitas aerobik,
penguatan otot, dan penguatan tulang.
3. Modivikasi gaya hidup dan perilaku
- Pengawasan terhadap berat badan, masukan makanan, dan aktivitas fisik, serta mencatat
perkembangannya.
- Kontrol terhadap rangsangan/stimulus
- Mengubah perilaku makan
- Penghargaan dengan cara orangtua dianjurkan untuk memberi dorongan , pujian terhadap
keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya.
4. Farmakoterapi
a. Penekan nafsu makan (sibutramine)
b. Penghambat absorpsi zat-zat gizi (orisilat)
c. Rekombinan leptin (metoformin)  untuk obesitas karena defisiensi
leptin bawaan serta untuk mengatasi komorbiditas
REFERENSI
• Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2014. Diagnosis, Tata Laksana dan
Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja. Diakses melalui
http://idai.or.id/wp-content/uploads/2015/05/buku-obes-0215.pdf

• Kemenkes RI (2018). Bahaya Obesitas Pada Anak. Diakses melalui


http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-saja-b
ahaya-obesitas-pada-anak

• Public Health England (2020). Childhood obesity: applying All Our Health.
Diakses melalui
https://www.gov.uk/government/publications/childhood-obesity-applying
-all-our-health/childhood-obesity-applying-all-our-health#further-readi
ng-resources-and-good-practice
Terimakasih……
Semoga bermanfaat ^-^

Anda mungkin juga menyukai