KASUS
Oleh :
Annisa Jihan Sabila
(30101607604)
Pembimbing :
dr. Atik Masdarinah, Sp. THT-KL
Nama : Tn. S
Usia : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
No RM : 0162xxxx
Alamat : Manyaran, Semarang
Tanggal Periksa : 29 Desember 2021
Main Complain
Pasien datang ke poliklinik THT-KL RST Bhakti Wira Tamtama pada 29 Desember 2021
dengan keluhan suara yang menghilang sejak 10 hari yang lalu dan terus menerus.
Pasien merasakan seperti adanya dahak di tenggorokannya. Keluhan nyeri, nyeri saat
menelan, demam disangkal. Pasien mengatakan sebelumnya batuk pilek. Pasien juga
mengatakan meraskan sesak hilang timbul dan tersedak saat makan atau minum.
Riwayat HT (+) terkontrol, riwayat DM (-), perokok aktif (-), riwayat asam lambung (+).
Sebelumnya pasien tidak dapat mengeluarkan suara, namun keluhan ini sudah diobati
dan lebih membaik saat ini. Pasien pernah mengalami kecelakaan 1 tahun yang lalu
dan membuat tangan kirinya bergetar.
History Of Illness
History of previous Family’s history of Socio-economic
Illness disease history
Riwayat sakit serupa (-) Riwayat penyakit serupa (-) BPJS non PBI
Riwayat DM (-)
• Temperature : 36 C
NUTRITIONAL STATUS
• Weight : 70 kg
• Height : 167 cm
KU : baik
Kesadaran : Compos mentis
KEPALA – LEHER
- Kepala : mesocephal
- Wajah : simetris
- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
- Leher : pembesaran KGB (-), massa (-), nyeri tekan (-)
EKSTREMITAS
- Ekstremitas atas : tremor (-/+), rigid (-/+)
- Ekstremitas bawah : tremor (-/-)
PF TELINGA LUAR
Bagian Auricula AD AS
AD AS
Bentuk Normal
Massa -
Tanda inflamasi -
Deformitas -
RHINOSKOPI ANTERIOR
Cavum Nasi Dextra Sinistra
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Mukosa
Livide (-) Livide (-)
Septum Deviasi (-)
Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
Konka nasi media
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Hipertrofi (-) Hipertrofi (-)
Massa - -
Benda asing - -
Perdarahan - -
PF SINUS PARANASAL
Ukuran T1 T1
Motorik Motorik
Gerakan : N/tremor, rigiditas (+) Gerakan : N/N
Kekuatan : 5/5 Kekuatan : 5/5
Trofi : eutrofi/eutrofi Trofi : eutrofi/eutrofi
Sensorik
WEARABLE DEVICES IN 2016 Klonus : (-)/(-)
Tidak dilakukan pemeriksaan Sensorik
Refleks Fisiologis Tidak dilakukan pemeriksaan
Normorefleks/Normorefleks Refleks Fisiologis
Refleks patologis (-)/(-) Normorefleks/Normorefleks
Refleks patologis (-)/(+)
LARINGOSCOPY
HASIL
- Tampak plica vocalis sebelah kiri
tidak bergetar saat pasien berbicara
- Aritenoid sebelah kiri tampak lemah
menutupi plica vocalis kiri
- Tidak tampak massa/nodul pada
plica vocalis kanan-kiri
KESIMPULAN
Parese plica vocalis kiri et causa curiga
kardiomegali (akibat Hipertensi)
CT SCAN
● Tampak lesi hipodens pada stratum
semiovale kanan, corona radiata. Kanan dan
nucleus caudatus kiri
● Diferensiasi substansia alba dan substansia
grisea tampak normal
● Sulkus kortikalis dan fissure sylvii tampak
normal
● Ventrikel lateral kanan-kiri, III dan IV tampak
normal
● Cisterna perimesencephalic tampak normal
● Tak tampak midline shifting
● Pons dan cerebellum baik
KESAN
● Infark pada sentrum semiovale kanan
corona radiata kanan dan nucleus caudatus
kiri
● Tak tampak tanda-tanda peningkatan
tekanan intrakranial
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
LEMAK DARAH
FUNGSI GINJAL
GLUKOSA DARAH
DIAGNOSIS
Disfonia et causa paresis plica vocalis (SNH)
Parkinson disease
TATALAKSANA
MEDIKAMENTOSA NON MEDIKAMENTOSA
5 januari 2022
S : pasien mengatakan keluhan belum berkurang
O : TD 114/74mmHg, Suhu 360C, nadi 98x/menit, RR 20x/menit, SpO2 : 97%,
A : paresis plica vocalis, stroke infark, HT, Parkinson disease
P : terapi lanjut
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI
LARING
FUNGSI LARING
Perubahan
Benda asing yang
tekanan udara
masuk ke trakea
dalam traktus
dapat dibatukkan Dengan mengatur
reake-bronkial
ke luar, secret besar kecilnya
dapat
yang berasal dari rima glotis
mempengaruhi
paru dapa
sirkulasi darah
dikeluarkan
tubuh
Mengekspresikan Membantu proses
Fonasi
emosi menelan
Gerakan laring
Membuat suara
dari bawah ke
dan menentukan
Berteriak, atas, menutup
tinggi rendahnya
mengeluh, aditus laringis,
nada yang diatur
menangis, dll mendorong bolus
oleh ketegangan
makanan turun ke
plika vovalis
hipofaring
Posisi plica vocalis dalam kondisi bernapas
Posisi plica vocalis dalam keadaan fonasi (kiri) dan berbisik
(kanan)
DISFONIA
Merupakan istilah umum untuk setiap
gangguan suara yang disebabkan
kelainan pada organ-organ fonasi,
terutama laring, baik bersifat organic
maupun fungsional.
Dapat berupa
• Suara parau : suara terdengar kasar (roughness) dengan nada lebih
rendah dari biasanya
• Suara lemah (hipofonia)
• Hilang suara (afonia)
• Suara tegang dan susah keluar (spastik)
• Suara terdiri dari beberapa nada (diplofonia)
• Nyeri saat bersuara (odinofonia)
• Ketidakmampuuan mencapai nada atau intensitas tertentu
ETIOLOGI
Radang/inflamasi
Gangguan
getaran
Tumor (neoplasma)
MENURUT AWITANNYA
- Kongenital
- Akuisita
ETIOLOGI PARESIS PLICA VOCALIS
Kongenital Hidrosefalus, malformasi Arnold-Chiari, fistula trakeoesofagus, ring
vaskular, anomali vaskularisasi lainnya, sindrom dismorfik (Mobius,
Goldenhaar), sindrom yang melibatkan disfungsi batang otak, dan
kelainan neuromuskular seperti Charcot-Marie-Toth
Infeksius Virus herpes simpleks, virus Epstein-Barr, varisela zoster,
cytomegalovirus, HIV, dan bahkan virus West Nile, bakteri sifilis dan
penyakit Lyme
Keganasan Tumor atau massa yang menghambat pergerakan plika vokalis, atau
metastasis ke nervus vagus atau nervus laringeus rekurens
Biasanya metastasis keganasan berasal dari karsinoma tiroid, paru-
paru, esofagus, dan mediastinum
Trauma Paska intubasi atau trauma penetrative leher
Iatrogenik Operasi tiroidektomi, operasi tulang belakang, atau endartektomi
karotis, penyuntikan toksin botolinum
Penyakit neurologis MG. charcot marie tooth, sklerosis multiple, atrofi spinoserebelar
sistemik
Penyakit reumatologi Sarkoidosis, rematik, dan skleroderma
sistemik
FAKTOR RISIKO
● Intubasi trakea, pada usia yang lebih tua (> 50
tahun), DM, hipertensi
● Operasi yang berhubungan dengan diseksi
daerah kepala leher, terutama operasi tiroid
● Riwayat infeksi saluran napas atas (virus atau
bakteri)
● Adanya riwayat keganasan, terutama yang
terletak pada kepala, leher, dan mediastinum
● Ukuran nervus laryngeal rekuren yang tipis (<1,5
mm)
MANIFESTASI KLINIS
• Penutupan inadekuat atau insufisiensi glottis yang menyebabkan disfonia atau fatigue vocal karena
hiperfungsi sebagai mekanisme kompensasi (pola penegangan otot abnormal atau kompensatorik
yang terjadi akibat kelainan suara organic, dan dapat berakibat pada hilangnya stamina vocal)
• Perubahan suara, suara menjadi serak
• Aspirasi makanan
• Pasien mengeluhkan lebih berusaha untuk berbicara atau bernyanyi dibandingkan sebelumnya
• Sulit berbicara jelas jarak jauh atau di luar ruangan atau kesulitan mengubah tinggi rendahnya nada
suara
• Pada kasus autoimun atau reumatologi sisteik, gejala yang muncul tidak hanya terbatas pada traktus
respiratori atas. Sering juga ditemukan keterlibatan sistem saraf lain (paralisis n. facialis, keterlibatan
n. opticus. n. vagus, auditori, hipoglosus, trigeminus, aksesorius spinal dan troklear lebih jarang
terlibat
DIAGNOSIS
LARINGOSKOPI/VIDEOSTROBOSKOPI
Dapat ditemukan melengkungnya plica vocalis (pada pasien < 50 tahun), penurunan abduksi atau
adduksi, kemiringan aksial dari laring, mismatch ketinggian vertical, phase lag, dan amplitude serta
frekuensi mukosa yang asimetris. Temuan spesifik pada paresis plika vokalis unilateral :
- Pelebaran ventrikel laringeus. Hasil pasif dari atrofi spinal cord.
- Deviasi medial dan penebalan plika ariepiglotika
- Dilatasi sinus piriformis
adanya lesi yang jeas seperti granuloma, ulkus, edema reinke lokalisata atau unilateral “podule”, nodul
vocal, leukoplakia akibat trauma dapat menandakan adanya paresis. Penyakit seperti SGB dan MG
memiliki pola parsis yang fluktuatif. Pada atritis reumatik atau trauma intubasi sebelumnya, trauma
atau peradangan yang terjadi dapat menyebabkan keterbatasan gerakan plika vokalis akibat Batasan
gerakan sendi dan bukan Batasan saraf.
ELEKTROMIOGRAFI LARING (LEMG)
Merupakan gold standart pemeriksaan paresis.
LEMG biasanya dilakukan oleh spesialis saraf
yang tersertifikasi elektrodiagnostik, dan dapat
menemukan adanya potensi fibrilasi, gelombang-
gelombang tajam yang positif, potensi aksi motor
polifasik, dan pola interferensi neuropatik, baik
pada kasus paresis maupun paralisis.
DIAGNOSIS
BANDING
KONGENITAL AKUISITA
Patologi sistem saraf pusat (malformasi Chiari, Iatrogenik (ligasi duktus arteriosus yang paten,
perdarahan intraventrikular, dll) operasi servikal atau kardiotoraks, kelahiran
yang traumatik)
Sindrom miastenik kongenital Dislokasi aritenoid
Diwariskan dalam keluarga Stenosis glotis posterior
Infeksius
Penyakit jantung kongenital dengan
kardiomegali
TATALAKSANA
Tatalaksana bergantung pada etiologi yang mendasarinya
- Radang pada kasus autoimun : diberikan kortikosteroid oral
- Keganasan : reseksi massa
- Pada paresis plica vocalis bilateral : trakeostomi,
artenoidektomi (memperluas inlet glottis), kordotomi
(memperluas jalan napas pada tingkat glottis dengan eksisi
jaringan), laterofiksasi plika vokalis dan atau kartilago
arytenoid (dengan kombinasi endoskopi dan eksternal),
reinervasi (anastomosis nervus laringeus rekurens,
transplantasi pedikulus nervus-otot yang aktif ke m.
abductor), lateral pacing dan stimulasi elektrik fungsional,
toksin botulinum (mencegah ach dari akson terminal dan
mencegah paralisis flaksid), terapi gen, terapi sel punca
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
1. Paresi plika vokalis yang ringan biasanya tidak menyebabkan
komplikasi lain selain suara yang serak atau hilang seiring
berjalannya hari.
2. Paresis plika vokalis yang berat dapat berujung pada obstruksi
jalan napas, aspirasi yang berujung pada pneumonia aspirasi,
hingga kematian
3. Prognosis dengan LEMG dan awitan waktu merupakan predictor
yang signifikan untuk uaran klinia pasien dengan paresis plika
vokalis.
4. Prognosis secara spesifik bergantung pada penyakit yang
mendasarinya, dan diagnosis yang cepat serta tatalaksana yang
adekuat hampir selalu dapat mengembalikan fungsi plika vokalis
seperti sediakala
Thankyou!